Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN

TENTANG KEBERSIHAN PERORANGAN DENGAN PERILAKU


HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
(Studi pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak)

Manuscript

Oleh :
LISFATUR ROHMAH
G2A008073

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN TENTANG
KEBERSIHAN PERORANGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS)

Lisfatur Rohmah 1 Ns.Pawestri, S.Kep, M.Kes 2 Ratih Sariwardhani,S.Si, M.Kes 3

Abstrak

Latar belakang : Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di MI Matholiul Ulum II


Menco Wedung Demak terhadap siswa kelas V yang berjumlah 46 anak tentang
kebersihan perorangan yang meliputi faktor kebersihan rambut, kebersihan kuku,
kebersihan gigi dan kebersihan kulit di dapatkan hasil bahwa sebanyak 27 (58,70%) anak
kurang memperhatikan kebersihan individunya, banyak ditemui anak dengan kuku tangan
kotor, jarang atau tidak rutin menggosok gigi dan rambut yang tidak tertata rapi dan kotor
hal ini mengindikasikan bahwa terdapat permasalah tentang pengetahuan kebersihan
perorangan yang berakibat pada rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan
siswa MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak.
Tujuan penelitian : Tujuan penelitian adalah mengetahuai hubungan karakteristik dan
pengetahuan tentang kebersihan perorangan dengan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Metode penelitian : Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa MI Matholiul
Ulum II Menco Wedung Demak kelas 4, 5 dan 6 sebanyak 232 anak. Teknik sampling
yang digunakan adalah proportional simple random sampling dengan jumlah 70 siswa.
Hasil penelitian : Responden memiliki rata-rata umur 10 tahun 11 bulan dengan umur
termuda 9 tahun dan umur tertua adalah 12 tahun, jenis kelamin sebagian besar laki-laki
yaitu sebanyak 46 anak (65,7%), pengetahuan sebagian besar cukup yaitu sebanyak 35
anak (50,0%), PHBS sebagian besar cukup yaitu sebanyak 42 anak (60,0%). hasil uji
statistik didapatkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan PHBS anak di MI
Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak dengan nilai p = 0,019.Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan PHBS anak di MI Matholiul Ulum
II Menco Wedung Demak dengan nilai p = 0,270. Terdapat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan PHBS anak di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak
p = 0,001
Kesimpulan : terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan PHBS dengan nilai
p = 0,019. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan PHBS dengan
nilai p = 0,011. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan PHBS
dengan nilai p = 0,001.
Saran : Pihak sekolah sebaiknya selalu melakukan promosi kesehatan terhadap anak atau
membuat program rutin kepada siswanya tentang praktik dan penyuluhan perilaku hidup
bersih dan sehat.
Kata Kunci : Karakteristik, Pengetahuan, Perilaku hidup bersih dan sehat

Abstract
Background: Introduction study result carried out at MI Matholiul Ulum II Menco
Wedung Demak to student of class V about 46 children concerning personal hygiene
include hair, fingernail, tooth and skin cleanliness factors obtained result that about 27

1
(58,70%) student was less pay attention to their personal hygiene. On MI Matholiul Ulum
II Menco Wedung Demak much found student with dirty fingernail, infrequently to brush
their tooth and hair that wasnt orderly and dirty, this case indicated that include problem
concerning personal hygiene knowledge that influence to less of both clean and healthy
life behavior on student of MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak.
Research Objective: To found both characteristic and knowledge correlation about
personal hygiene with both clean and healthy life behavior (PHBS).
Research Method: Research type was descriptive correlation by cross sectional approach.
Population within this research was all of MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak
students of class 4,5 and 6 about 232 students. Sampling technique used was proportional
simple random sampling by 70 students. Independent variable within this research was
sex, age and knowledge about personal hygiene, whereas dependent variable within this
research was both clean and healthy behavior (PHBS) on MI Matholiul Ulum II Menco
Wedung Demak students. Statistical test used was Rank Spearman for numeric data and
Chi Square for categorical data.
Research result: respondent have average age about 10 years old and the youngest was 9
years old, the oldest was 12 years old, sex of male partly about 46 students (65,5%),
knowledge partly enough was about 35 students (50,0%), PHBS majority enough about
42 students (60,0%) statistical test result obtained there was significant correlation
between age and children PHBS in MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak with
value p= 0,019. There was no significant correlation between sex and children PHBS in
MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak with value of p= 0,270. There was
significant correlation between knowledge and children PHBS in MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak with value of p = 0,001.
Conclusion: There was significant correlation between age and PHBS knowledge, there
wasnt significant relationship between sex and children PHBS in MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak.
Advice : The school should always conduct health promotion of the child or make a
regular program to students about the practice and extension behavior and healthy.
Keywords: Characteristic, Knowledge, Clean and healthy behavior

Pendahuluan

Visi pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat yag dituangkan


dalam rencana pembangunan kesehatan adalah mencapai kondisi yang
sehat dan merata pada setiap lapisan masyarakat haruslah tercipta kondisi
yang saling mendukung antara masyarakat dan pemerintah. Sejalan dengan
tujuan pembangunan kesehatan tersebut telah mencanangkan Gerakan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan dengan kegiatan operasional antara
lain dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Sembiring,
2009).

2
Pengertian PHBS menurut Departemen Kesehatan RI adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran
yang menjadikan seseorang atau keluarga yang dapat menolong diri sendiri
dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya. Kementerian Kesehatan RI mencanangkan kebijakan baru
paradigma sehat yang merupakan cara pandang pembangunan kesehatan
bersifat holistik, proaktif, dan antisipatif. Perhatian paradigma sehat
terfokus pada upaya promosi dan pencegahan yang memprioritaskan
dukungan dan alokasi sumber daya pada berbagai upaya menjaga
penduduk sehat agar tetap sehat. Kebijakan tersebut berorientasi pada
peningkatan pemeliharaan dan perlindungan penduduk agar tetap sehat dan
tidak semata-mata memerhatikan warga yang sakit (Kodim, 2011).

Indikator PHBS di tatanan institusi pendidikan menurut Suparyanto (2010)


meliputi : 1) kebersihan perorangan : badan dan pakaian bebas dari
kotoran, tidak ada kotoran hitam disekitar kuku dan kuku tersebut pendek,
2) penggunaan air bersih : air bersih untuk diminum (sudah dimasak) dan
cuci tagan untuk siswa dan guru, 3) Penggunaan jamban : jamban dalam
keadaan bersih dan tidak berbau, 4) bak penampungan air bebas dari jentik
nyamuk, kebersihan seluruh ruangan baik ruang belajar, kantor, gudang,
dll, 5) kegiatan kader UKS, 6) gaya hidup bebas rokok, dan 7) menjadi
anggota pelayanan jaminan kesehatan.

Marheni (2010) menyatakan bahwa sasaran PHBS di tatanan institusi


pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi pendidikan dan
terbagi dalam :1) Sasaran primer adalah sasaran utama dalam institusi
pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau siswa dan guru yang
bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang
bermasalah), 2) Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat

3
mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah
misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua siswa, kader kesehatan sekolah,
tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan 3) Sasaran tersier adalah sasaran yang
diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau
mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah,
camat, kepala Puskesmas, dinas pendidikan, guru, tokoh masyarakat dan
orang tua siswa.

Menurut Dzulfikar (2011) bahwa penyakit yang lazim menyerang anak


sekolah diharapkan semua yang terlibat dalam program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dapat mengenal dan mendeteksi dini penyakit, melakukan
pertolongan pertama, merujuk ke rumah sakit, serta upaya pencegahan
penyebaran penyakit di lingkungan sekolah antara lain adalah diare, Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Demam Berdarah (DB), demam tifoid,
tuberkulosis dan hepatitis A. Untuk mengatasi masalah tersebut Depkes RI
(2006) membuat suatu program promosi kesehatan dan telah ditetapkan
sebagai salah satu program unggulan. Depkes RI (2006) mengemukakan
bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk peningkatan kesadaran dan
kepedulian masyarakat untuk hidup sehat, dan pengembangan kemitraan
dan pemberdayaan masyarakat dan untuk itu diperlukan peningkatan upaya
promosi kesehatan. Upaya promosi kesehatan diharapkan dapat
mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang menjadi pilar
pembangunan kesehata (Depkes RI, 2006).

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku sehat (health behaviour) dapat


sebagai atribut-atribut personal seperti kepercayaan-kepercayaan, harapan-
harapan, motif-motif, nilai-nilai, persepsi dan unsur-unsur kognitif lainnya,

4
sebagai karakteristik individu meliputi unsur-unsur dan keadaan afeksi dan
emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni tindakan-tindakan
dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankan,
memelihara dan untuk meningkatkan kesehatan. Green (dalam
Notoatmodjo, 2003) menjelaskan secara umum bahwa kualitas hidup
dipengaruhi oleh kesehatan, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh
perilaku dan gaya hidup serta lingkungan. Perilaku dan gaya hidup
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposing factors, reinforcing factors
dan enabling factors. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan,
pendidikan, sikap, nilai, keyakinan, kepercayaan, sarana prasarana dan
fasilitas kesehatan, dan para petugas kesehatan.

METODOLOGI
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study)
untuk menggambarkan hubungan antara variabel bebas yakni karakteristik
dan pengetahuan tentang kebersihan perorangan dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) siswa MI Matholiul Ulum Menco Wedung
Demak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan belah lintang (cross sectional) ialah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat (Notoatmodjo, 2005).
Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak kelas 4, 5 dan 6 sebanyak 232 anak. Sugiyono
(2007) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah proportional simple random sampling sebanyak 70
siswa. Penelitian ini telah dilaksanakan di MI Matholiul Ulum II Menco

5
Wedung Demak pada bulan Juli 2012. Data dianalisis secara univariat dan
bivariat dengan korelasi Chi Square.

HASIL
Responden memiliki rata-rata umur 10 tahun 11 bulan dengan umur
termuda 9 tahun dan umur tertua adalah 12 tahun. Jenis kelamin responden
sebagian besar laki-laki sebanyak 46 anak (65,7%). Pengetahuan
responden sebagian besar cukup yaitu sebanyak 35 anak (50,0%). PHBS
responden sebagian besar cukup yaitu sebanyak 42 anak (60,0%).
Terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan PHBS anak di MI
Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak dengan nilai p = 0,019. Tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan PHBS anak
di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak dengan nilai p = 0,270.

1. Analisis Univariat
a. Umur Anak
Umur responden berkisar 9 tahun sampai dengan 12 tahun dengan
rata-rata 10,1 tahun, umur termuda 9 tahun, umur tertua 12 tahun dan
simpangan baku 0,843 tahun. Responden siswa kelas IV sebanyak 21
siswa, kelas V sebanyak 28 siswa, dan kelas VI sebanyak 21. Kelompok
umur ini masuk dalam kategori kelompok umur anak.

6
b. Jenis Kelamin
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi berdasarkkan Jenis Kelamin Anak di MI
Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak Tahun 2012.

Variabel Frekuensi Persentase


Jenis Laki-laki 46 65,7
Kelamin Perempuan 24 34,3
Jumlah 70 100

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar anak


di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak memiliki jenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 46 anak (65,7%).

c. Pengetahuan
Skor pengetahuan dari hasil penelitian yang diperoleh yaitu nilai
minimal 21 untuk nilai maksimal 37, nilai rata-rata 31,30 dan nilai
simpangan baku sebesar 4,195.
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Anak di MI Matholiul
Ulum II Menco Wedung Demak Tahun 2012.

Variabel Frekuensi Persentase


Pengetahuan Baik 23 32,9
Cukup 32 45,7
Kurang 15 21,4
Jumlah 70 100

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar anak


di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak memiliki pengetahuan
cukup yaitu sebanyak 32 anak (45,7%) dan 21,4% merupakan
pengetahuan kurang.

7
d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Skor PHBS dari hasil penelitian yang diperoleh yaitu nilai
minimal 11 untuk nilai maksimal 25, nilai rata-rata 18,26 dan nilai
simpangan baku sebesar 3,763.
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi PHBS Anak di MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak Tahun 2012.

Variabel Frekuensi Persentase


PHBS Kurang baik 37 52,9
Baik 33 47,1
Jumlah 70 100

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar anak


di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak memiliki PHBS kurang
baik yaitu sebanyak 37 anak (52,9%).

2. Analisis Bivariat
1. Hubungan Umur dengan PHBS Anak di MI Matholiul Ulum II Menco
Wedung Demak Tahun 2012.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai korelasi sebesar 0,280
dengan p value sebesar 0,019, hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yang bermakna antara umur dengan PHBS anak di MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak. Nilai korelasi sebesar 0,280 menunjukkan
hubungan yang positif dan lemah (Dahlan, 2011). Hal tersebut berarti
semakin tinggi umur anak maka semakin baik PHBSnya. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram scatter di bawah ini :

8
r = 0,280 p value = 0,019
Gambar 4.1 Diagram Tebar Hubungan Umur dengan PHBS Anak di MI
Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak Tahun 2012.

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan PHBS Anak di MI Matholiul Ulum II


Menco Wedung Demak Tahun 2012.
Tabel 1.4 Hubungan Jenis Kelamin dengan PHBS Anak di MI Matholiul
Ulum II Menco Wedung Demak Tahun 2012

PHBS
Jenis p
Kuran % Baik % Total % X2
kelamin value
B g
Laki-laki 27 58,7 19 41,3 46 100 1,216 0,270

Perempuan 10 41,7 14 58,3 24 100

Jumlah 37 52,9 33 47,1 70 100

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat diketahui bahwa hasil continuity


correction uji nilai x sebesar 1,216 dengan nilai didapatkan nilai p
continuity correction = 0,270 (< 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
PHBS anak di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak.

9
3. Hubungan Pengetahuan denga PHBS Anak di MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak Tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai korelasi sebesar 0,376


dengan p value sebesar 0,001, hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dengan PHBS anak di MI Matholiul
Ulum II Menco Wedung Demak. Nilai korelasi sebesar 0,376
menunjukkan hubungan yang positif dan lemah (Dahlan, 2011). Hal
tersebut berarti semakin baik pengetahuan anak maka semakin baik pula
PHBSnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram scatter di bawah ini
:

Gambar 4.3 Diagram Tebar Hubungan Pengetahuan dengan PHBS


Anak di MI Matholiul Ulumr =II 0,376
Mencop =Wedung
0,001 Demak
Tahun 2012.

10
B. Pembahasan
1. Umur
Umur responden penelitian berkisar 9 tahun sampai dengan 12 tahun
dengan rata-rata 10 tahun, umur termuda 9 tahun, umur tertua 12 tahun.
Berdasarkan kelompok umur ini maka responden peneltiian masuk dalam
kategori kelompok umur anak. Kelompok umur anak-anak masih memiliki
tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap orang tua. Usia anak sekolah
biasanya belum memiliki kesadaran yang tinggi tentang perilaku kebersihan
diri sehingga orang tua perlu memberikan perhatian yang besar kepada anak.

2. Jenis kelamin
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar anak di MI
Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak memiliki jenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 46 anak (65,7%). Anak dengan jenis kelamin laki-laki
biasanya lebih cepat dapat berfikir dan memutuskan permasalahan namun
lemah dalam hal kedisiplinan dan ketelatenan, termasuk dalam hal perilaku
PHBS yang seharusnya diterapkan terhadap dirinya sendiri. Anak laki-laki
biasanya malas untuk memperhatikan PHBS dan biasanya lebih memilih
untuk berperilaku yang simpel dan mudah saja.

3. Pengetahuan
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar anak di MI
Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak memiliki pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 45,7. Siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang PHBS dapat
dikarenakan kurang adanya pendidikan kesehatan di sekolah tentang PHBS.
Praktik PHBS yang dilakukan oleh anak selama ini lebih didapatkan dari
informasi dan perintah dari orang tua yang tidak dapat memberikan
penjelasan tentang PHBS secara utuh dan mendalam. Orang tua hanya
memberikan pengertian tentang beberapa hal yang harus dilakukan oleh anak

11
berkaitan dengan PHBS berdasarkan pengalaman yang dilaluinya. Mayoritas
anak yang menjawab pertanyaan salah yaitu : mandi 2 kali sehari(45,7%),
menjaga kebersihan lingkungan(34,3%), berhati-hati untuk menghindari jatuh
yang dapat menimbulkan kerusakan gigi(50,0%), gerakan menyikat
gigi(38,6%), dan periksa gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan
sekali(48,6%).
4. PHBS
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar anak di MI
Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak memiliki PHBS kurang baik yaitu
sebanyak 52,9%. PHBS yang kurang baik ini menandakan bahwa siswa tidak
melakukan kebersihan diri secara utuh dan banyak hal yang tidak mendapat
perhatian tentang perilaku PHBS.
Berdasarkan hasil jawaban pada perilaku PHBS diketahui bahwa
perilaku yang terendah atau yang tidak pernah dilakukan oleh siswa adalah
tentang siswa menggosok gigi sebelum tidur yaitu sebanyak 31,4% siswa
yang menyatakan tidak pernah. Kebiasaan menggosok gigi biasanya hanya
dilakukan oleh siswa pada pagi hari saja, sementara perilaku menggosok gigi
pada malam hari sebelum tidur jarang bahkan tidak pernah dilakukan oleh
siswa. Padahal diketahui menggosok gigi pada malam hari sangat penting
karena sebelum tidur hendaknya gigi sudah bersih dari berbagai sisa makanan
yang akan menjadikan kerusakan pada gigi.
5. Hubungan Umur dengan PHBS Anak di MI Matholiul Ulum II Menco
Wedung Demak Tahun 2012.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa hasil uji korelasi
rank spearman didapatkan nilai korelasi sebesar 0,280 dengan nilai p = 0,019
(< 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara umur dengan PHBS anak di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung
Demak.

12
6. Hubungan Jenis Kelamin dengan PHBS Anak di MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak Tahun 2012.
Berdasarkan hasil penelitian hasil uji continuity correction nilai x
sebesar 1,216 dengan nilai didapatkan nilai p continuity correction = 0,270
(< 0,05).didapatkan nilai p = 0,270 (< 0,05). Hal tersebut menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
PHBS anak di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak. Anak dengan
jenis kelamin perempuan memiliki kecenderungan PHBS lebih baik daripada
anak laki-laki.
Hubungan signikansi antara jenis kelamin dan PHBS
mengindikasikan bahwa ada kecenderungan anak di MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak dengan jenis kelamin perempuan memiliki perilaku
hidup bersih dan sehat yang lebih baik daripada anak laki-laki yakni sebesar
58,3% anak perempuan PHBSnya kategori baik dan PHBS anak laki-laki
yang PHBSnya baik yaitu sebesar 41,3%.
7. Hubungan Pengetahuan dengan PHBS Anak di MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak Tahun 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji korelasi rank spearman
didapatkan nilai korelasi sebesar 0,376 dengan nilai p = 0,001 (< 0,05). Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan PHBS anak di MI Matholiul Ulum II Menco Wedung
Demak.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan masalah dapat di tarik beberapa
kesimpulan bahwa responden memiliki rata-rata umur 10 tahun 11 bulan
dengan umur termuda 9 tahun dan umur tertua adalah 12 tahun, jenis kelamin
sebagian besar laki-laki yaitu sebanyak 46 anak (65,7%), pengetahuan
responden sebagian besar cukup yaitu sebanyak 35 anak (50,0%), PHBS
responden sebagian besar cukup yaitu sebanyak 42 anak (60,0%). Terdapat

13
hubungan yang bermakna antara umur dan pengetahuan dengan PHBS anak di
MI Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak. Tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan PHBS anak di MI Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak.
Pihak sekolah sebaiknya selalu melakukan promosi kesehatan terhadap anak
atau membuat program rutin kepada siswanya tentang praktik dan penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat sehingga anak-anak memiliki perilaku
kesehatan yang baik yang ikut menentukan status kesehatannya sebagai modal
untuk menuntut ilmu di sekolah.

1
Lisfatur Rohmah : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes
Universitas Muhammadiyah Semarang.
2
Ns.Pawestri, S.Kep, M.Kes : Dosen Fakultas Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
3
Ratih Sariwardhani, S.Si, M.Kes : Dosen Fakultas Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

KEPUSTAKAAN
Departemen Kesehatan RI. (2006). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Rumah Tangga. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Dzulfikar (2011). Tatalaksana Penyakit yang Sering dijumpai pada Anak


Sekolah. http:www//penyakitanaksekolah. Diakses tanggal 24 Desember
2011.

Kodim Nasrin, (2011). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat. Jurnal
Medika Edisi No 03 Vol XXXVI.

Marheni Zeiny. (2010). PHBS. http:www//zeninyphbs. Diakses tanggal 24


Nopember 2011.

14
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prisip Dasar.
Jakarta : Rineka Cipta

. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian


ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suparyanto. (2010). Konsep PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat). Materi
kuliah.

15
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Manuscript dengan judul

Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Tentang Kebersihan Perorangan


Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
(Studi pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Matholiul Ulum II
Menco Wedung Demak)

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan

Semarang, September 2012

Pembimbing I

Ns.Pawestri, S.Kep, M.Kes.

Pembimbing II

Ratih Sari wardani, S.Si, M.Kes

16

Anda mungkin juga menyukai