Anda di halaman 1dari 26

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan resiko
perilaku kekerasan. Terjadinya resiko perilaku kekerasan dimulai dari gangguan konsep
diri : harga diri rendah yang dapat menyebabkan klien mengalami resiko perilaku
kekerasan, serta dapat menimbulkan risiko mencederai diri sendiri dan orang lain serta
lingkungan. Disamping itu melihat banyaknya pasien yang mengalami resiko perilaku
kekerasan di ruang Rsi Bisma RSJ Provinsi Bali. Atas dasar tersebut, maka kami
menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan resiko perilaku
kekerasan dapat tertolong dalam hal mampu mengenal resiko perilaku kekerasan dan
dapat mengontrol resiko perilaku kekerasan sehingga mampu kembali ke realitas.
Dimana tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang belum mampu
mengenal dan mengontrol dirinya dari resiko perilaku kekerasan sehingga pada saat TAK
klien dapat menjelaskan perilaku kekerasannya, baik penyebabnya, tanda tanda,
jenisnya, akibat, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi
resiko perilaku kekerasan serta mampu mendemonstrasikan cara mengontrol resiko
perilaku kekerasan dengan cara fisik (tarik nafas dalam, memukul bantal atau kasur),
verbal (mengungkapkan perasaan kesal pada orang lain tanpa menyakiti), spiritual (doa,
meditasi sesuai agama).
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Provinsi Bali khususnya Ruang
Rsi Bisma sebagian besar pasien menderita resiko perilaku kekerasan. Oleh karena itu,
perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang resiko perilaku kekerasan.

B. Terapi Aktivitas Kelompok


1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan.
Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

1
2. Tujuan Dan Fungsi Kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain
serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladapif. Kekuatan kelompok adalah
pada kontribusi dari setiap anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagai pengalaman dan saling membantu satu
sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
3. Komponen Kelompok
a. Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan
keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjadi
stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam
kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu
oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara bersama.
b. Besar Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang
anggotanya 5-12 orang. Jumlah kelompok kecil menurut Stuart (2001) adalah 7-10
orang, menurut Lancaster adalah 10-12 orang, sedangkan menurut Rawlins adalah
5-10 orang.
Jika anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat
kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat dan pengalamannya. Jika terlalu
kecil, maka tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi.
c. Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang
rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi. Biasanya dimulai dari
pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja dan terakhir berupa terminasi.
Banyaknya sesi tergantung pada tujuan kelompok dapat satu kali atau dua kali per
minggu atau direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
4. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan

2
satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat pula berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok.
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang
pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada
setiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan respons klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktivitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan: baca
artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara tv (ini merupakan stimulus yang
disediakan); stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses
persepsi klien yang maladaptive atau destruktif, misalnya kemarahan, kebencian,
putus hubungan, pandangan negative pada orang lain dan resiko perilaku
kekerasan.
c. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensoris
Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensoris klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa
ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya
klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi secara verbal akan terstimulasi
emosi dan perasaannya, serta menampilkan respon. Aktivitas yang digunakan
sebagai stimulus adalah : music, seni, menyanyi, menari.
d. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada disekililing klien atau orang yang dekat dengan klien, dan
lingkungan yang pernah ada hubungannya dengan klien. Demikian pula dengan
orientasi waktu saat ini, waktu lalu, dan rencana ke depan.

3
TAK STIMULASI PERSEPSI : RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan


1. Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa di lakukan klien
2) Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan
3) Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan
2. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan resiko perilaku
kekerasan.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
3. Masalah Keperawatan
Klien yang mengikuti TAK adalah klien dengan gangguan resiko perilaku kekerasan.
4. Kriteria Evaluasi
Evaluasi proses dilakukan oleh observer terhadap jalannya acara dan kesesuaian
dengan tujuan yang diharapkan
Evaluasi Hasil ditentukan berdasarkan kriteria:
a. Respon fisik dan verbal yang ditunjukkan oleh klien yang menjadi peserta TAK
b. Penilaian ulang respon klien akan penilaian diri dua jam setelah kegiatan oleh
observer dan fasilitator.
5. Pengorganisasi TAK
a. Terapis
1) Leader : Ni Putu Rara Ayu Mahayani
2) Co leader : Ni Kadek Marina Oktarini
3) Observer : Komang Ayu Fitri Wulandari
4) Fasilitator 1 : Komang Ayu Fitri Wulandari

4
5) Fasilitator 2 : Putu Trisna Mahayanti
6) Fasilitator 3 : I Wayan Dika Cahyadi
b. Uraian Tugas Pelaksana
1) Leader
Tugas:
a) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
c) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d) Memimpin diskusi kelompok.
2) Co. Leader
Tugas:
a) Membuka acara.
b) Mendampingi Leader.
c) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
d) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
e) Menutup kegiatan
3) Fasilitator
Tugas:
a) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.
4) Observer
Tugas:
a) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
b) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
c) Membuat hasil Observasi.
c. Nama Klien yang Ikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
d. Waktu dan Tempat
Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
1. Hari, Tanggal : Senin, 20 November 2017
2. Waktu : 10.00 WITA
3. Orientasi : 5 menit
4. Kerja : 30 menit
5. Terminasi : 5 menit
6. Tempat: Ruang Rsi Bisma RSJ Provinsi Bali
e. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

5
f. Alat
1. Papan tulis atau flipchart atau whiteboard
2. Kapur dan buku catatan
3. Kasur atau bantal atau gendang
4. Bola
5. Musik
6. Jadwal kegiatan klien
7. Lembar observasi
g. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

Pengaturan tempat

Keterangan:
1. Leader :

6
2. Co Leader :

3. Peserta :

4. Fasilitator:

5. Observer :

h. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan resiko perilaku
kekerasan.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik.
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis.
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu,
mengenal resiko perilaku kekerasan.
2) Terapis menjelaskan aturan main :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
b) Lama kegiatan 40 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu,
mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda tanda, akibat, jenis,
dan cara mengontrol serta mengungkapkan kemarahan.
b. Terapis meminta klien menceritakan penyebab, akibat, tanda tanda, jenis
dan cara mengontrol saat terjadi perilaku kekerasan. Mulai dari klien yang

7
sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
Hasilnya ditulis di karton.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan penyebab, akibat, tanda tanda, jenis dan cara mengontrol saat
terjadi prilaku kekerasan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan penyebab, akibat, tanda tanda,
jenis dan cara mengontrol jika terjadi perilaku kekerasan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol perilaku
kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
i. Proses TAK
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
Selamat siang Bapak, pada pagi hari ini kami mahasiswa dari STIKes
Wira Medika akan mengadakan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok),
seperti yang sudah pernah Bapak lakukan sebelumnya dengan perawat
lain, dimana hari ini kita akan melakukan TAK mengenal resiko
perilaku kekerasan Stimulasi Persepsi: Resiko Perilaku Kekerasan,
sesi 1 yaitu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang bapak
alami. Sebelum memulai TAK mari kita melakukan relaksasi terlebih
dahulu agar kita semua bisa melakukan TAK dengan nyaman. Mari
kita gunakan relaksasi di tahap awal yaitu dengan mengepalkan
tangan dengan arah jempol kedalam sambil menarik nafas panjang,
kita mulai ya bapak.
Perkenalkan nama dan tugas terapis
Bagaimana apa semua sudah merasa nyaman? Kalau sudah, ijinkan
kami memperkenalkan diri, saya Marina sebagai co leader yang akan
membuka dan menutup jalannya TAK hari ini, kemudian ada Rara
sebagai Leader yang akan memimpin jalannya TAK, ada Wulan, Nana,
dan Dika sebagai Fasilitator yang akan memotivasi bapak sekalian
dan terakhir ada Wulan yang akan mengobservasi TAK hari ini.

8
Menanyakan nama dan panggilan semua klien dan menggunakan papan
nama
Nah, sekarang giliran bapak sekalian yang memperkenalkan diri,
sebutkan Nama, Alamat dan Hobi bapak mulai dari bapak yang ada
dikanan saya, saya persilahkan. Baik setelah semua peserta
memperkenalkan diri sekarang bapak silahkan tulis nama, alamat dan
hobinya dipapan nama yang akan kami bagikan, kemudian pakai. Jika
semua sudah memakai papan nama kita akan memulai sesi 1:
mengidentifikasi perilaku kekerasan, untuk itu kesempatan bicara saya
serahkan kepada Leader untuk memimpin TAK hari ini
b. Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan klien hari ini.
Baik bapak, bagaimana perasaanya hari ini ?.
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu,
mengidentifikasi perilaku kekerasan.
Bapak, hari ini kita akan mengadakan TAK Stimulasi persepsi:
Resiko Perilaku Kekerasan, yang bertujuan untuk dapat mengetahui
penyebab, akibat, jenis, tanda tanda dan cara mengontrol serta cara
mengungkapkan kemarahan.
Terapis menjelaskan aturan main:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
Lama kegiatan 40 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Sebelum mulai kegiatan, saya akan menjelaskan aturan mainnya
yaitu :
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
ijin kepada terapis.
2. Lama kegiatan 40 menit.
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
2. Kerja :
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan mengidentifikasi
perilaku kekerasan yang dialami masing-masing peserta (penyebab, akibat,
jenis, tanda tanda, cara mengontrol).
Bapak, hari ini bapak mendapat kesempatan untuk menjelaskan kepada
kami dan teman-teman sekalian mengenai apa yang bapak rasakan apabila
timbul perasaan marah atau kesal? dan bagaimana perasaan bapak saat
hal tersebut terjadi ?.

9
b. Terapis meminta klien menceritakan jenis perilaku kekerasan, akibat
perilaku kekerasan, tanda tanda perilaku kekerasan. Mulai dari klien yang
mendapat bola saat permainan bola berhenti.
Kita disini, akan menggunakan musik untuk membuat TAK menjadi
lebih menarik dan juga menggunakan bola yang akan berpindah dari satu
peserta ke peserta lain dan bola harus dihentikan saat musik berhenti,
kemudian peserta yang memegang bola lah yang akan mulai bercerita
begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran bercerita.
Kita mulai.
(Musik dihidupkan dan bola mulai berpindah tangan)
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
Bagus, kita beri tepuk tangan pada bapak karna sudah menceritakan
bagaimana perasaan saat bapak merasa marah atau kesal dengan baik..
3. Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah TAK
Bapak, bagaimana perasaan setelah kita melakukan TAK tadi ?.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
Mari kita tepuk tangan sekali lagi, karena kelompok hari ini sudah
melakukan TAK dengan baik
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan penyebab, akibat, tanda tanda,
jenis dan cara mengontrol jika terjadi resiko perilaku kekerasan.
Baik bapak, apakah sudah mengerti mengenai TAK hari ini ?
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol resiko
perilaku kekerasan.
Bapak ibu, kita sudah melakukan TAK Sesi 1 tadi yaitu mengenal
resiko perilaku kekerasan, untuk itu kita akan melakukan TAK sekali
lagi yaitu TAK sesi 2 mengenai cara mengontrol resiko perilaku
kekerasan dengan cara latihan fisi, verbal dan spiritual.
Menyepakati waktu dan tempat.
Nanti kita melakukan TAK disini pada hari Senin tanggal 20
November 2017 jam 10.00 wita

B. Sesi 2 : Mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan Dengan Latihan Fisik


1. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengenal jenis resiko perilaku kekerasan yang dialami.

10
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
resiko perilaku kekerasan.
2) Klien dapat memahami cara mengontrol resiko perilaku kekerasan.
3) Klien dapat memperagakan cara mengontrol resiko perilaku kekerasan.
2. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi ; resiko
perilaku kekerasan.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
3. Masalah Keperawatan
Klien yang mengikuti TAK adalah klien dengan gangguan perubahan persepsi :
resiko perilaku kekerasan.
4. Kriteria Evaluasi
Evaluasi proses dilakukan oleh observer terhadap jalannya acara dan kesesuaian
dengan tujuan yang diharapkan
Evaluasi Hasil ditentukan berdasarkan kriteria :
a. Respon fisik dan verbal yang ditunjukkan oleh klien yang menjadi peserta TAK
b. Penilaian ulang respon klien akan penilaian diri dua jam setelah kegiatan oleh
observer dan fasilitator.
5. Pengorganisasi TAK
a. Terapis
1) Leader : Komang Ayu Fitri Wulandari
2) Co leader : Ni Putu Rara Ayu Mahayani
3) Observer : Ni Kadek Marina Oktarini
4) Fasilitator 1 : Ni Kadek Marina Oktarini
5) Fasilitator 2 : Putu Trisna Mahayanti
6) Fasilitator 3 : I Wayan Dika Cahyadi
b. Uraian Tugas Pelaksana
1) Leader
Tugas:
a) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
c) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d) Memimpin diskusi kelompok.
2) Co. Leader
11
Tugas:
a) Membuka acara.
b) Mendampingi Leader.
c) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
d) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
e) Menutup kegiatan
3) Fasilitator
Tugas:
a) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.
4) Observer
Tugas:
a) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
b) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
c) Membuat hasil Observasi.
c. Nama Klien yang Ikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
d. Waktu dan Tempat
Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
1. Hari, Tanggal : Senin, 20 November 2017
2. Waktu : 10.00 WITA
3. Orientasi : 5 menit
4. Kerja : 30 menit
5. Terminasi : 5 menit
6. Tempat: Ruang Rsi Bisma RSJ Provinsi Bali
e. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
f. Alat
1. Papan tulis atau flipchart atau whiteboard
2. Kapur dan buku catatan
3. Kasur atau bantal atau gendang
4. Bola
5. Musik
6. Jadwal kegiatan klien
7. Lembar observasi

12
g. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

Pengaturan tempat

Keterangan:
1. Leader :

2. Co Leader :

3. Peserta :

13
4. Fasilitator:

5. Observer :

h. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
1) Salam terapeutik.
a. Salam dari terapis kepada klien.
b. Klien menggunakan papan nama.
2) Evaluasi/ validasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
b. Terapis menanyakan pengalaman resiko perilaku kekerasan yang terjadi
: isi, waktu, situasi dan perasaan.
3) Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu,
latihan satu cara mengontrol resiko perilaku kekerasan.
b. Terapis menjelaskan aturan main :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami resiko perilaku kekerasan dan bagaimana hasilnya. Ulangi
sampai semua klien mendapat giliran.
b. Beri pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi resiko perilaku kekerasan dengan
teknik relaksasi nafas dalam, mengontrol saat merasa marah/kesal dengan
latihan fisik memukul bantal/kasur saat resiko perilaku kekerasan muncul.
d. Terapis memperagakan cara teknik relaksasi nafas dalam dan latihan fisik
memukul bantal/kasur.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara teknik relaksasi
nafas dalam dan latihan fisik memukul bantal/kasur dimulai dari klien
14
disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua peserta
mendapat giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan cara teknik relaksasi nafas dalam dan
latihan fisik memukul bantal/kasur.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika resiko perilaku kekerasan muncul.
2) Memasukkan kegiatan cara cara teknik relaksasi nafas dalam dan
latihan fisik memukul bantal/kasur dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang akan
datang, yaitu cara mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan
melakukan kegiatan.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
i. Proses TAK
1) Orientasi
a. Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien dan mengingatkan kontrak yang telah
mengikuti sesi 1.
Selamat sore bapak ibu, bagaimana masih ingat dengan kami?,
sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan melakukan TAK
sesi 2 mengenai cara mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan
cara cara teknik relaksasi nafas dalam dan latihan fisik memukul
bantal/kasur resiko perilaku kekerasan.
Terapis memperkenalkan diri
Hari ini, petugas untuk TAK sesi 2 masih sama dari yang kemarin,
saya akan memperkenalkan kembali, saya Rara sebagai co leader yang
akan membuka dan menutup jalannya TAK hari ini, kemudian ada
Wulan sebagai Leader yang akan memimpin jalannya TAK, ada
Marina, Trisna dan Dika sebagai Fasilitator yang akan memotivasi
bapak sekalian dan terakhir ada Marina yang akan mengobservasi
TAK hari ini.
Klien dan terapis pakai papan nama.

15
Baik, mari kita menggunakan papan nama terlebih dahulu sebelum
memulai TAK hari ininah karena semua sudah menggunakan papan
nama maka kesempatan berbicara saya serahkan kepada leader untuk
memimpin jalannya TAK hari ini.
b. Evaluasi/Validasi
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
Bagaimana perasaan bapak hari ini ?.
Terapis menanyakan pengalaman resiko perilaku kekerasan yang
terjadi: isi, waktu, situasi dan perasaan.
g. Apakah bapak masih ingat mengenai TAK kemarin mengenai cara
mengenal resiko perilaku kekerasan? kalau begitu, mari kita lanjutkan
dengan TAK sesi 2 mengenai cara mengontrol resiko perilaku kekerasan
dengan cara teknik relaksasi nafas dalam dan latihan fisik memukul
bantal/kasur
c. Kontrak
h. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu mengontrol
resiko perilaku kekerasan dengan cara cara teknik relaksasi nafas dalam
dan latihan fisik memukul bantal/kasur.
1. resiko perilaku kekerasan.
Nah, TAK hari ini bertujuan untuk mengontrol resiko perilaku
kekerasan dengan cara teknik relaksasi nafas dalam dan latihan fisik
memukul bantal/kasur.
2. Terapis menjelaskan aturan main :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Untuk aturan main sama seperti kemarin, yaitu :
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
2. Lama kegiatan 45 menit.
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
2) Kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami resiko perilaku kekerasan dan bagaimana hasilnya.
Baik sebelum itu, coba bapak ceritakan apa yang bapak lakukan saat
mengalami resiko perilaku kekerasan?, dan bagaimana cara
mengatasinya? Mulai dari bapak yang ada dikanan saya .
b. Ajarkan cara teknik relaksasi nafas dalam dan latihan fisik memukul
bantal/kasur.

16
Caranya, jika bapak merasa marah/kesal bapak bisa menaruh tangan
kanan di dada dan tangan kiri bapak di perut. Lalu bapak bisa tarik nafas
dalam dari hidung dan keluarkan dari mulut. Setelah itu jika bapak
merasa kesal/marah bapak bisa memukul bantal/kasur untuk meluapkan
rasa marah/kesal yang bapak yang bapak rasakan.
c. Terapis meminta klien mendemonstrasikan cara teknik relaksasi nafas
dalam dan latihan fisik memukul bantal/kasur pada resiko perilaku
kekerasan. Mulai dari klien yang mendapat bola saat permainan bola
berhenti.
Baik, tadi saya sudah ajarkan mengenai cara teknik relaksasi nafas
dalam dan latihan fisik memukul bantal/kasur resiko perilaku kekerasan.
Sekarang saya persilahkan bapak yang mendemonstrasikan bagaimana
cara teknik relaksasi nafas dalam dan latihan fisik memukul bantal/kasur
resiko perilaku kekerasan mulai dari bapak yang mendapat bola.
(music dihidupkan dan bola dijalankan)
d. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
Bagus, kita beri tepuk tangan pada bapak karna sudah
mendemonstrasikan cara teknik relaksasi nafas dalam dan latihan fisik
memukul bantal/kasur resiko perilaku kekerasannya dengan baik..
3) Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah TAK
Bapak, bagaimana perasaannya setelah kita melakukan TAK tadi?.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
Mari kita tepuk tangan sekali lagi, karena kelompok hari ini sudah
melakukan TAK dengan baik

b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika resiko perilaku kekerasan muncul
Bapak ibu, tadi sudah diajarkan mengenai cara teknik relaksasi nafas
dalam dan latihan fisik memukul bantal/kasur resiko perilaku
kekerasan, jadi jika mengalami resiko perilaku kekerasan lagi bisa
menerapkan cara teknik relaksasi nafas dalam dan latihan fisik
memukul bantal/kasur yang sudah di demonstrasikan tadi.
Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
Karena bapak ibu sudah tahu mengenai cara teknik relaksasi nafas
dalam dan latihan fisik memukul bantal/kasur resiko perilaku

17
kekerasan, jadi bisa memasukkan cara tersebut kedalam jadwal
harian.
C. Sesi 3 : Mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan Dengan Latihan Verbal
1. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengenal jenis resiko perilaku kekerasan yang dialami.
b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
resiko perilaku kekerasan.
2. Klien dapat memahami cara mengontrol resiko perilaku kekerasan.
3. Klien dapat memperagakan cara mengontrol resiko perilaku kekerasan.
2. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi ; resiko
perilaku kekerasan.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
3. Masalah Keperawatan
Klien yang mengikuti TAK adalah klien dengan gangguan perubahan persepsi :
resiko perilaku kekerasan.

4. Kriteria Evaluasi
Evaluasi proses dilakukan oleh observer terhadap jalannya acara dan kesesuaian
dengan tujuan yang diharapkan
Evaluasi Hasil ditentukan berdasarkan kriteria :
a. Respon fisik dan verbal yang ditunjukkan oleh klien yang menjadi peserta TAK
b. Penilaian ulang respon klien akan penilaian diri dua jam setelah kegiatan oleh
observer dan fasilitator.
5. Pengorganisasi TAK
a. Terapis
1) Leader : Ni Kadek Marina Oktarini
2) Co leader : Putu Trisna Mahayanti
3) Observer : I Wayan Dika Cahyadi

18
4) Fasilitator 1 : Ni Putu Rara Ayu Mahayani
5) Fasilitator 2 : Komang Ayu Fitri Wulandari
6) Fasilitator 3 : I Wayan Dika Cahyadi
b. Uraian Tugas Pelaksana
1. Leader
Tugas:
a) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
c) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d) Memimpin diskusi kelompok.
2. Co. Leader
Tugas:
a) Membuka acara.
b) Mendampingi Leader.
c) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
d) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
e) Menutup kegiatan
3. Fasilitator
Tugas:
a) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.
4. Observer
Tugas:
a) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
b) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
c) Membuat hasil Observasi.
5. Nama Klien yang Ikut
a)
b)
c)
d)
e)
f)
6. Waktu dan Tempat
Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Senin, 20 November 2017
Waktu : 10.00 WITA
Orientasi : 5 menit
Kerja : 30 menit
Terminasi : 5 menit
Tempat: Ruang Rsi Bisma RSJ Provinsi Bali
7. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan.
Ruangan nyaman dan tenang.
8. Alat

19
a) Papan tulis atau flipchart atau whiteboard
b) Kapur dan buku catatan
c) Kasur atau bantal atau gendang
d) Bola
e) Musik
f) Jadwal kegiatan klien
g) Lembar observasi
9. Metode
a) Dinamika kelompok
b) Diskusi dan Tanya jawab
c) Bermain peran atau stimulasi
Pengaturan tempat

Keterangan:
6. Leader :

7. Co Leader :

8. Peserta :

9. Fasilitator:

20
10. Observer :

10. Langkah Kegiatan


a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik.
a. Salam dari terapis kepada klien.
b. Klien menggunakan papan nama.
2) Evaluasi/ validasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
b. Terapis menanyakan pengalaman resiko perilaku kekerasan yang terjadi
: isi, waktu, situasi dan perasaan.
3) Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu,
latihan satu cara mengontrol resiko perilaku kekerasan.
b. Terapis menjelaskan aturan main :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap Kerja
1) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami resiko perilaku kekerasan dan bagaimana hasilnya. Ulangi
sampai semua klien mendapat giliran.
2) Beri pujian setiap klien selesai bercerita.
3) Terapis menjelaskan cara mengatasi resiko perilaku kekerasan dengan
klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa.
Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa
kemarahan.

21
4) Terapis memperagakan cara klien untuk dapat mengungkapkan
keinginan dan permintaan tanpa memaksa. Klien dapat mengungkapkan
penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.
5) Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara klien dapat
mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa. Klien dapat
mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan dimulai
dari klien disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai
semua peserta mendapat giliran.
d. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan cara klien dapat mengungkapkan
keinginan dan permintaan tanpa memaksa. Klien dapat mengungkapkan
penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah TAK.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak Lanjut
a) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika resiko perilaku kekerasan muncul.
b) Memasukkan kegiatan cara klien dapat mengungkapkan keinginan
dan permintaan tanpa memaksa. Klien dapat mengungkapkan
penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan dalam jadwal
kegiatan harian klien.
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang akan
datang, yaitu cara mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan
melakukan kegiatan.
b) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

11. Proses TAK


a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien dan mengingatkan kontrak yang telah
mengikuti sesi 1.
Selamat sore bapak ibu, bagaimana masih ingat dengan kami?,
sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan melakukan TAK
sesi 3 mengenai cara mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan
cara bapak dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa

22
memaksa. bapak dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati
tanpa kemarahan..
Terapis memperkenalkan diri
Hari ini, petugas untuk TAK sesi 3 masih sama dari yang kemarin,
saya akan memperkenalkan kembali, saya Trisna sebagai co leader
yang akan membuka dan menutup jalannya TAK hari ini, kemudian
ada Marina sebagai Leader yang akan memimpin jalannya TAK, ada
Dika, Rara dan Wulan sebagai Fasilitator yang akan memotivasi
bapak sekalian dan terakhir ada Dika yang akan mengobservasi TAK
hari ini.
Klien dan terapis pakai papan nama.
Baik, mari kita menggunakan papan nama terlebih dahulu sebelum
memulai TAK hari ininah karena semua sudah menggunakan papan
nama maka kesempatan berbicara saya serahkan kepada leader untuk
memimpin jalannya TAK hari ini.
2) Evaluasi/Validasi
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
Bagaimana perasaan bapak hari ini ?.
Terapis menanyakan pengalaman resiko perilaku kekerasan yang
terjadi: isi, waktu, situasi dan perasaan.
Apakah bapak masih ingat mengenai TAK kemarin mengenai cara
mengenal resiko perilaku kekerasan? kalau begitu, mari kita lanjutkan
dengan TAK sesi 3 mengenai cara mengontrol resiko perilaku
kekerasan dengan cara bapak dapat mengungkapkan keinginan dan
permintaan tanpa memaksa. bapak dapat mengungkapkan penolakan
dan rasa sakit hati tanpa kemarahan
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu
mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan cara mengungkapkan
keinginan dan permintaan tanpa memaksa. Dapat mengungkapkan
penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.
Nah, TAK hari ini bertujuan untuk mengontrol resiko perilaku
kekerasan dengan cara mengungkapkan keinginan dan permintaan
tanpa memaksa. bapak dapat mengungkapkan penolakan dan rasa
sakit hati tanpa kemarahan.
b) Terapis menjelaskan aturan main :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
23
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Untuk aturan main sama seperti kemarin, yaitu :
4. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
5. Lama kegiatan 45 menit.
6. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
b. Kerja
1) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami resiko perilaku kekerasan dan bagaimana hasilnya.
Baik sebelum itu, coba bapak ceritakan apa yang bapak lakukan
saat mengalami resiko perilaku kekerasan?, dan bagaimana cara
mengatasinya? Mulai dari bapak yang ada dikanan saya .
2) Ajarkan cara mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa
memaksa. Mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa
kemarahan.
Caranya, jika bapak ingin meminta sesuatau bapak bisa
mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa, bapak
dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa
kemarahan.
3) Terapis meminta klien mendemonstrasikan cara mengungkapkan
keinginan dan permintaan tanpa memaksa. Mengungkapkan penolakan
dan rasa sakit hati tanpa kemarahan pada resiko perilaku kekerasan.
Mulai dari klien yang mendapat bola saat permainan bola berhenti.
Baik, tadi saya sudah ajarkan mengenai cara mengungkapkan
keinginan dan permintaan tanpa memaksa, bapak dapat
mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan resiko
perilaku kekerasan. Sekarang saya persilahkan bapak yang
mendemonstrasikan bagaimana cara mengungkapkan keinginan dan
permintaan tanpa memaksa, bapak dapat mengungkapkan penolakan
dan rasa sakit hati tanpa kemarahan resiko perilaku kekerasan mulai
dari bapak yang mendapat bola.
(music dihidupkan dan bola dijalankan)
4) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
Bagus, kita beri tepuk tangan pada bapak karna sudah
mendemonstrasikan cara mengungkapkan keinginan dan permintaan
tanpa memaksa, bapak dapat mengungkapkan penolakan dan rasa

24
sakit hati tanpa kemarahan resiko perilaku kekerasannya dengan
baik..
c. Terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah TAK
Bapak, bagaimana perasaannya setelah kita melakukan TAK tadi?.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
Mari kita tepuk tangan sekali lagi, karena kelompok hari ini sudah
melakukan TAK dengan baik
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika resiko perilaku kekerasan muncul
Bapak ibu, tadi sudah diajarkan mengenai cara mengungkapkan
keinginan dan permintaan tanpa memaksa, bapak dapat
mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan resiko
perilaku kekerasan, jadi jika mengalami resiko perilaku kekerasan lagi
bisa menerapkan cara mengungkapkan keinginan dan permintaan
tanpa memaksa, dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati
tanpa kemarahan yang sudah di demonstrasikan tadi.
Memasukkan kegiatan mengungkapkan keinginan dan permintaan
tanpa memaksa, dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati
tanpa kemarahan dalam jadwal kegiatan harian klien.
Karena bapak ibu sudah tahu mengenai cara mengungkapkan
keinginan dan permintaan tanpa memaksa, bapak dapat
mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan resiko
perilaku kekerasan, jadi bisa memasukkan cara tersebut kedalam
jadwal harian.

25
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti M, Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Keliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran : EGC.

26

Anda mungkin juga menyukai