Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

BAB II
DASAR TEORI

A. Beton

Beton adalah campuran dari semen, pasir, kerikil/split dengan

perbandingan tertentu yang bisa diaduk dan dicampur dengan air, kemudian

dimasukan kedalam suatu cetakan, kemudian campuran tersebut akan

mengikat, mengering, dan mengeras dengan baik setelah beberapa lama.

Beton bertulang adalah campuran dari semen, pasir, kerikil/split dengan

perbandingan tertentu yang bisa diaduk dan dicampur dengan air, kemudian

dimasukan kedalam suatu cetakan dan didalamnya diberi tulangan-tulangan

berupa besi atau baja, kemudian campuran itu akan mengikat, mengering, dan

mengeras dengan baik setelah beberapa lama (Sumarno, 2013). Konstruksi

beton bertulang merupakan komponen dalam bangunan yang tidak dapat

dipisahkan dengan komponen lainnya karena merupakan salah satu subsistem

dalam bangunan. Sebelum pelaksanaan pembangunan gedung diperlukan

penggambaran konstruksi beton. Penggambaran harus sesuai dengan

perencanaan, sehingga dalam pelaksanaan tidak akan mengakibatkan kefatalan

atau kegagalan dalam konstruksi.

1. Kolom Beton

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang

memikul beban dari balok. Kolom tidak selalu harus berarah vertikal.

Meskipun suatu elemen struktur bisa berarah miring, asalkan bisa

JURUSAN TEKNIK SIPIL 8


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

memenuhi definisi kolom yaitu beban aksial hanya diberikan pada

diujung-ujungnya dan tidak ada beban transversal. Kolom merupakan

suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu

bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis

yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan

dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur

bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal

dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi

lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke

pondasi. Pada prinsipnya kolom menerima gaya aksial, lateral dan momen.

Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang

memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama

untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup

(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom

berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban

sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban

yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom di

distribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya

merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 9


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

2. Balok Beton

Balok adalah suatu batang yang dikenai gaya-gaya atau pasangan

gaya-gaya serta momen yang terletak pada suatu bidang yang mempunyai

sumbu longitudinal. Fungsi balok adalah menahan gaya-gaya yang

berkerja pada daerah tersebut seperti gaya geser dan momen. Dan juga

fungsi dalam mengikat antar kolom dan plat dalam struktur bangunan,

balok biasanya dicor monolit dengan plat. Pada prinsipnya balok

menerima distribusi beban dari struktur di atasnya seperti dinding dan

beban pada plat.

Balok tulangan rangkap ialah balok beton yang diberi tulangan pada

penampang beton daerah tarik dan daerah tekan. Dengan dipasangnya

tulangan pada daerah tarik dan tekan, maka balok lebih kuat dalam hal

menerima beban yang berupa momen lentur.

Pada praktik di lapangan, (hampir) semua balok selalu dipasang

tulangan rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak

ada (jarang sekali dijumpai). Meskipun penampang beton pada balok dapat

dihitung dengan tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan

longitudinal saja), tetapi pada kenyatannya selalu ditambahkan tulangan

tekan minimal 2 batang, dan dipasang pada bagian sudut penampang balok

beton yang menahan tekan.

Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan

balok dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat

kedudukan begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat

JURUSAN TEKNIK SIPIL 10


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

dengan kawat lunak yang disebut binddraad), serta sebagai tulangan

pembentuk balok agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan beton.

3. Plat Beton

Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton

bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja

tegak lurus pada apabila struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini

relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar

bidangnya. Pelat beton ini sangat kaku dan arahnya horisontal, sehingga

pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur

pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran

balok portal.

Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik

sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan

maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya

diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban

hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada

kasus balok).

Secara garis besar,sistem pelat lantai dapat dibagi menjadi dua, yaitu

pelat lantai satu arah dan pelat lantai dua arah. Jika angka perbandingan

dari pelat bentang yang panjang dan bentang yang pendek pada pelat beton

bertulang lebih dari dua, maka hampir semua beban mati dan beban hidup

yang bekerja pada lantai dipikul oleh balok di arah pendek, dan hanya

sebagian kecil akan menyalur secara langsung ke balok di arah panjang

JURUSAN TEKNIK SIPIL 11


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

sehingga timbul istilah one way slab (pelat satu arah). Pelat dua arah

adalah pelat beton bertulang yang mempunyai angka perbandingan antara

bentang yang panjang dengan bentang yang pendek kurang dari 2. Beban

mati dan hidup yang bekerja pada pelat lantai dipikul dalam kedua arah

oleh oleh empat balok pendukung sekeliling panel,dengan demikian panel

menjadi suatu pelat dua arah (twoway slab).

Secara umum pekerjaan pelat lantai pada proyek konstruksi saat ini

menggunakan dua sistem tulangan, yaitu sistem tulangan dua lapis dan

sistem tulangan kromo. Kebanyakan sistem tulangan yang dipilih adalah

sistem tulangan dua lapis karena pelaksanaan pekerjaannya relatif lebih

mudah dan hemat waktu. Namun, sistem tulangan ini membutuhkan

kuantitas tulangan yang lebih dibandingkan dengan sistem tulangan

kromo. Untuk itu diperlukan suatu analisis yang cermat untuk menetapkan

sistem tulangan mana yang efektif untuk dilaksanakan. Permasalahan yang

ingin diketahui adalah berapa besar biaya dan waktu pekerjaan pembesian

yang dibutuhkan kedua sistem tulangan tersebut serta bagaimana optimasi

dari kedua sistem tulangan tersebut

4. Tangga Beton

Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat

sebuah bangunan, dan dapt dibuat dari kayu, pasangan batu, baaja, beton

bertulang dan lain-lain (Teknik Sipil Indonesia, 2011).

JURUSAN TEKNIK SIPIL 12


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

Konstruksi tangga beton itu sendiri masih sering digunakan untuk

bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti

peruntukan kantor, hotel, rumah tinggal, pertokoaan dan lain-lain.

Tangga dengan konstruksi beton mengekspose papan anak tangga

hanya dari satu sisi saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya

secara estetika lebih indah, baik dibungkus semua atau hanya bagian atas

(bagian pijakan/steps) saja.

Adapun ukuran penampang tulangan/pembesian pada umumnya yang

digunakan pada konstruksi tangga beton bertulang adalah:

a. Untuk plat tangga

Tulangan utama / pokok : 8, 10, 12, D12

Tulangan pembagi : 8, 10

b. Untuk balok tangga

Tulangan utama / pokok : D13, D16, D19

Tulangan pembagi : 8, 10

c. Untuk anak tangga

Tulangan utama / pokok : 10, 12, D12

Tulangan pembagi : 8, 10

B. From Work/Bekisting

Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak

beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga

bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa

memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 13


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

Persyaratan umum dalam mendesain suatu struktur, baik struktur

permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan

yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu

tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.

2. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami

perubahan bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat

struktur sia-sia.

3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah

tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.

Ada 3 tujuan penting yang harus diperhatikan dalam membangun dan

merancang bekisting, yaitu:

a. Kualitas: Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan

(stiffness) dan keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi dan

penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai toleransi yang

diinginkan.

b. Keselamatan: Bekisting harus di dirikan dengan kekuatan yang cukup

dan faktor keamanan yang memadai sehingga sanggup

menahan/menyangga seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami

keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton.

c. Ekonomis: Bekisting harus di buat secara efisien, meminimalisasi

waktu dan biaya dalam proses pelaksanaan dan skedul demi

keuntungan kontraktor dan owner (pemilik).

JURUSAN TEKNIK SIPIL 14


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

Selain itu, perencanaan dan desain bekisting harus memenuhi aspek

bisnis dan teknologi sehingga pertimbangan pertimbangan di bawah

ini setidaknya harus terpenuhi:

1. Ekonomis,

2. Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar, dan

3. Tidak bocor

Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan

stabilitas di atas maka seperti pada desian struktur umumnya,

peranan ilmu statika dalam perencanaan bekisting sangatlah

penting.

C. Pembesian / Tulangan

Baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang berpenampang berupa

lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton dimaksudkan untuk

meningkatkan kekuatan beton dan menghindari patah getas pada beton. Dalam

struktur beton bertulang, baja tulangan merupakan unsur utama yang menahan

kekuatan tarik yang terjadi akibat beban yang bekerja. Hal in dikarenakan sifat

beton lemah terhadap gaya tarik sehingga dipergunakan tulangan baja untuk

menahan gaya tarik tersebut. Selain hal tersebut tulangan baja juga dipakai

untuk menahan gaya geser, tulangan yang dipakai untuk menahan gaya geser

tersebut biasanya disebut begel atau sengkang.

Berdasarkan bentuk, baja tulangan dibedakan atas baja tulangan polos dan

baja tulangan ulir. Baja tulangan ulir digunakan untuk memperoleh perletakan

JURUSAN TEKNIK SIPIL 15


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

pada beton dan lebih baik dibandingkan baja tulangan polos dengan luas

tulangan yang sama.

D. Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek konstruksi adalah usaha yang sistematis untuk

menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang

sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis

kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar,

kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya

digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

Dengan demikian diperlukan berbagai cara untuk mengendalikan suatu

proyek agar dapat lebih efisien dalam pengelolaan proyek. Adapun cara cara

yang dapat dilakukan dalam mengendalikan biaya, mutu, dan waktu dalam

suatu proyek yaitu :

1. Memaksimalkan kemampuan dari setiap personil proyek.

2. Memaksimalkan Penggunaan software seperti Microsoft Project, Auto Cad,

Microsoft exel dan lain-lain.

3. Pemilihan peralatan yang tepat, baik dari segi jumlah dan jenis peralatan

yang akan digunakan

4. Memilih pekerja yang memiliki keterampilan yang baik dan harus sesuai

dengan jumlah pekerja yang dibutuhkan.

5. Selalu melakukan rapat internal yang membahas kemajuan pekerjaan

(progress), kendala-kendala, dan custumer complain.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 16


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

a. Pengendalian Waktu, Biaya dan Kualitas

Manajemen Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang hanya

suatu kali terjadi dan berjangka pendek yang bermanfaat dalam proses

mengolah sumber daya proyek. Dalam mencapai sasaran proyek

konstruksi terdapat tiga faktor yang membuat suatu proyek dapat berjalan

yang merupakan parameter penting bagi penyelenggaraan proyek dan

sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan tersebut itu

bersifat tarik menarik, yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Biaya

Anggaran

Jadwal Mutu

Waktu Kinerja

Gambar 1. Pengendalian waktu, biaya, dan kualitas

Adapun langkah pertama dalam membuat strategi pembangunan adalah

menentukan jadwal pelaksanaan. Tanpa jadwal pelaksanaan, manajemen

proyek tidak bisa me-monitoring jalannya proyek. Dengan jadwal

pelaksanaan, manajemen dapat menemukan potensi - potensi masalah yang

JURUSAN TEKNIK SIPIL 17


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

akan dihadapi, dan segera mencari solusi untuk mengatasinya. Jadwal

pelaksanaan dibuat dengan memperhatikan beberapa faktor, yaitu:

1) Kapasitas pekerjaan

2) Tingkat kesulitan dari pembangunan

3) Tingkat kesulitan dalam memperoleh material sesuai dengan spesifikasi.

4) Kondisi lokasi proyek

5) Alur suplai material

6) Peralatan pendukung bangunan

7) Tenaga kerja pembangunan

8) Biaya dan waktu pembangunan

9) Aliran dana pembangunan

10) Kualitas pembangunan

Output yang diperoleh dari jadwal pelaksanaan adalah jalur kritis

pelaksanaan atau Critical Path Method (CPM), bobot pekerjaan dan kurva S,

yang dijelaskan sebagai berikut:

a) Jalur kritis / Critical Path Method (CPM)

Jalur kritis/CPM merupakan kontrol dari jadwal pelaksanaan, dengan

menggunakan CPM pengendalian terhadap waktu, biaya, dan kapasitas

pekerjaan dapat lebih efisien dan efektif. Ketiga elemen tersebut tidak

dapat dipisahkan karena saling berpengaruh terhadap jalannya proyek.

Untuk mengatasi ketimpangan jalannya suatu proyek diperlukan suatu

analisis terhadap proyek tersebut untuk mendapatkan solusi pemecahan

masalah yang terjadi.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 18


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

b) Perencanaan Site / Tata Letak Site

Perencanaan site merupakan salah satu bagian dalam membuat jadwal

pelaksanaan pekerjaan. Perencanaan site membutuhkan analisis tersendiri

terhadap lokasi pekerjaan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah:

(1) Tingkat kesulitan dalam pencapaian lokasi proyek.

(2) Kontur pada lokasi dan sekeliling proyek

(3) Tingkat kesulitan dalam mensuplai material ke lokasi proyek

(4) Keadaan sekeliling lokasi proyek dilihat dari faktor social, ekonomi,

budaya

(5) Keamanan lokasi proyek

(6) Kenyamanan warga di sekitar lokasi selama berlangsungnya kegiatan

pelaksanaan proyek.

Dalam perencanaan site akan diperoleh :

(1) Positioning direksi keet.

(2) Positioning gudang material tertutup dan terbuka

(3) Positioning pos jaga

(4) Positioning los pekerja

(5) Sirkulasi pengiriman barang ke lokasi proyek

(6) Sirkulasi material di lokasi proyek

Sirkulasi suplai material ke lokasi proyek dan sirkulasi material di

lokasi proyek harus dirancang sedemikian rupa sehingga alur produksi

JURUSAN TEKNIK SIPIL 19


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

menjadi efesien dan efektif, serta tidak mengganggu sirkulasi lingkungan

umum di sekitar proyek.

Produksi yang efisien dan efektif dipengaruhi pula oleh tenaga kerja

yang produktif, pengiriman material yang tepat waktu dan memenuhi

spesifikasi, serta peralatan yang mendukung pekerjaan. Tujuan dari

produksi yang efisien akan menghasilkan hasil yang maksimal, dan untuk

mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu metoda pelaksanaan yang tepat.

c) Adiminstrasi Proyek

Manajemen yang baik tidak akan berjalan tanpa dukungan dari system

administrasi proyek yang baik. Lingkup administrasi proyek dapat dibagi

atas dua yaitu:

(1) Administrasi teknis

(2) Administrasi umum

Administrasi teknis meliputi pelaporan pelaksanaan pekerjaan, terdiri atas:

(1) Laporan harian pelaksanaan

(2) Laporan bulanan pelaksanaan

(3) Progress pekerjaan

(4) Dokumentasi pekerjaan

(5) Pendataan material dan alat yang digunakan

Administrasi umum meliputi:

(1) Proses penagihan berdasarkan informasi dari administrasi teknis.

(2) Penanganan masalah social dengan lingkungan di sekitar proyek.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 20


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

(3) Hubungan dengan kelembagaan dan institusi yang berkaitan dengan

proyek

(4) Pengendalian SDM proyek

b. Pengendalian Material

Setiap pengiriman material ke lokasi proyek harus mendapat

persetujuan dan pemeriksaan dari konsultan pengawas. Pengiriman

material dengan menggunakan alat transportasi horizontal harus

memperhitungkan kekuatan jalan di lokasi proyek dan harus dilaporkan

kedatangan alat transportasi tersebut kepada pihak keamanan proyek untuk

mendapatkan izin memasuki lokasi proyek.

Pengiriman material ke lokasi harus mengikuti tata tertib proyek yang

dikeluarkan bersama Konsultan Pengawas dan Pemilik Proyek seperti:

1) Waktu pengiriman material ke lokasi proyek.

2) Kapasitas alat transportasi yang diizinkan

3) Kelayakan alat transportasi

4) Laporan kedatangan material kepada pihak keamanan proyek

Penempatan material harus disesuaikan, dimana material alam

ditempatkan pada gudang terbuka yang dibuat sedemikian rupa sehingga

tidak bercampur dengan tanah/lumpur/sampah, sedangkan material yang

tidak bisa terkena cuaca secara langsung ditempatkan di gudang tertutup.

Penempatan material harus mengikuti perencanaan site yang telah

ditentukan untuk menjamin terjadinya produksi yang efisien and efektif.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 21


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

c. Pengendalian Peralatan

Pelaksanaan proyek memelukan banyak peralatan sehingga diperlukan

suatu pengendalian sehingga penggunaan peralatan menjadi efisien.

Jadwal peralatan disusun berdasarkan jadwal pelaksanaan yang telah

ditetapkan, pealatan yang akan digunakan disiapkan 12 hari sebelum

pekerjaan tersebut dilaksanakan. Peralatan dibagi menjadi tiga bagian

yaitu :

1) Alat pokok/utama

2) Alat ukur

3) Alat bantu

d. Tahapan Pelaksanaan Suatu Proyek

Selain dari persoalan pengendalian proyek, hal yang perlu

diperhatikan adalah pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung

mencakup suatu bidang pekerjaan yang kompleks. Banyak tahapan -

tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi

gedung. Tahapan - tahapan ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya

dalam menciptakan suatu bangunan gedung yang aman secara efektif dan

efisien. Tahapan - tahapan tersebut antara lain:

1) Pekerjaan persiapan

a) Pembersihan tempat pekerjaan

Tempat yang akan dibangun harus dibersihkan dari segala rintangan

dan siap untuk pelaksanaan pekerjaan. Pemborong harus terlebih

dahulu memeriksa kondisi awal pekerjaan dan diharuskan membuat

JURUSAN TEKNIK SIPIL 22


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

foto nol. Jika tidak sesuai dengan gambar kontrak, maka pemborong

harus melapor kepada Pemberi Tugas secara tertulis paling lambat

sepuluh hari setelah pemberian Surat Perintah Kerja (SPK).

b) Pengukuran, penentuan peil

Penentuan peil harus sesuai dengan lokasi dan gambar kerja.

c) Pembuatan pagar sementara

Karena pekerjaan pembangunan akan berjalan selama kurang lebih

delapan bulan, maka pemborong diwajibkan membangun pagar

sementara dari bahan seng gelombang dengan rangka kayu yang

kokoh.

d) Pembuatan direksi keet dan gudang bahan

Lokasi pembuatan direksi keet dan gudang bahan harus mendapat

persetujuan direksi

2) Pekerjaan gedung utama (Main Building)

a) Penggalian tanah pondasi

Tanah tempat akan didirikannya bangunan harus dibersihkan dulu

dengan cara menggali sampai seluruh kotoran yang ada di lokasi

tesebut bersih dan tanah galiannya harus disingkirkan ke tempat

yang tidak dibangun.

Penggalian tanah harus sesuai dengan gambar kontrak yang

mencapai tanah keras. Jika penggalian tanah sudah selesai maka

harus diperiksa dan disetujui dahulu oleh Direksi.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 23


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

Sisa-sisa galian/penggusuran tanah dari tempat yang tinggi harus

dibuang/diangkat ke tempat - tempat yang rendah sesuai gambar atau

menurut petunjuk Direksi.

b) Pekerjaan pondasi

Pekerjaan pondasi dilakukan berdasarkan jenis pondasi yang tertera

pada gambar dan spesifikasi yang disyaratkan. Baik pondasi tiang

pancang, bor pile, sumuran, ataupun pondasi poer.

c) Pekerjaan beton

Pekerjaan beton terdiri dari pembesian, pemasangan bekisting dan

pengecoran beton itu sendiri dengan mutu beton yang disyaratkan

dalam spesifikasi.

d) Pekerjaan jaringan utilitas

Pekerjaan-pekerjaan yang masuk meliputi penyediaan semua bahan

yang diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan jaringan instalasi

listrik, air bersih, air kotor dan lainlain terutama bahan-bahan yang

harus ditanam menembus balok/pelat yang penempatannya tidak

mempengaruhi kekuatan konstruksi.

e. Syarat-Syarat Pelaksanaan Suatu Proyek

1) Semua bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum

dipasang terlebih dahulu contoh contohnya diserahkan kepada direksi

pengawas untuk mendapat persetujuan.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 24


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN ZEST HOTEL HARBOUR BAY, BATAM

2) Apabila dianggap perlu direksi pengawas dapat meminta untuk

mengadakan uji laboratorium yang dilakukan terhadap contoh contoh

bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan.

3) Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan di atas, tetapi

diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dalam bagian ini harus

kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh direksi.

4) Seluruh rangka ruang menumpu pada kolom kolom beton melalui ball

joint khusus yang diangkut ke bagian atas dari kolom sesuai dengan

gambar.

5) Ukuran dari unitunit yang dipasang sesuai dengan yang disebutkan

dalam gambar.

6) Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenagatenaga yang terampil/ahli

dengan hasil yang baik dan sempurna.

JURUSAN TEKNIK SIPIL 25


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Anda mungkin juga menyukai