id
Disusun oleh :
HELMI FEHRAGUCCI
M0307012
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Telah Mengesahkan Skripsi Mahasiawa:
Helmi Fehragucci NIM M0307012, dengan judul Pengaruh Penambahan
Plasticizer dan Kitosan Terhadap Karakter Edible Film Ca-Alginat.
Disahkan oleh:
Ketua Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul PENGARUH
PENAMBAHAN PLASTICIZER DAN KITOSAN TERHADAP KARAKTER
EDIBLE FILM Ca-ALGINAT adalah benar-benar hasil penelitian sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga belum pernah ditulis atau
dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Helmi Fehragucci, 2012. PENGARUH PENAMBAHAN PLASTICIZER DAN
KITOSAN TERHADAP KARAKTER EDIBLE FILM Ca-ALGINAT. Skripsi
Jurusan Kimia. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret.
Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan edible film Ca-alginat
dengan penambahan beberapa plasticizer dan aditif kitosan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan beberapa jenis plasticizer
berbeda dan penambahan zat aditif kitosan terhadap edible film Ca-alginat.
Pembuatan edible film Ca-alginat dilakukan dengan mengunakan metode casting.
Edible film Ca-alginat dibuat dengan cara mencampurkan Na-alginat dan CaCl2
dengan plasticizer (gliserol, PVA, dan PEG) dan divariasikan konsentrasinya 3%,
6%, 9%, 12%, dan 15% (b/b) hingga diperoleh larutan alginat. Larutan alginat
yang diperoleh dicampurkan larutan kitosan dengan variasi konsentrasi 96 : 4, 94 :
6, 92 : 8, 90 : 10, dan 88 : 12 (b/b). Casting plate dimasukan ke dalam oven pada
suhu 60 oC selama 24 jam hingga kering. selanjutnya dilakukan uji sifat fisik
dan mekaniknya meliputi kuat tarik, persen perpanjangan, dan permeabilitas uap
air. Karakterisasi edible film Ca-alginat menggunakan FT-IR.
Hasil penelitian menunjukan semakin besar konsentrasi plasticizer, nilai
kuat tarik yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan nilai persen perpanjangan dan
permeabilitas uap air semakin besar. Kuat tarik terbesar edible film Ca-alginat
dengan plasticizer PEG diperoleh 30,1887 Mpa. Persen perpanjangan terbesar
edible film Ca-alginat dengan plasticizer PEG diperoleh 3,15%. Permeabilitas uap
air terkecil edible film Ca-alginat dengan plasticizer PEG diperoleh 6,5860 x 10-5
g mm/m2 hari atm. Semakin besar konsentrasi kitosan, nilai kuat tarik yang
dihasilkan semakin besar sedangkan nilai persen perpanjangan dan permeabilitas
uap air semakin kecil. Kuat tarik terbesar edible film Ca-alginat dengan plasticizer
PEG diperoleh 17,6887 Mpa. Persen perpanjangan terbesar edible film Ca-alginat
dengan plasticizer PEG diperoleh 3,15%. Permeabilitas uap air terkecil edible
film Ca-alginat dengan plasticizer PEG diperoleh 4,6470 x 10-5 g mm/m2 hari atm.
Hasil karakterisasi FT-IR menunjukan tidak terbentuknya senyawa baru hasil
pencampuran antara alginat dan kitosan. Hal tersebut ditunjukan oleh spektrum
FT-IR yang tidak mengalami perubahan bilangan gelombang yang berarti.
Dengan demikian, edible film Ca-alginat yang dihasilkan merupakan proses
blending secara fisika.
Kata kunci : Edible Film, Ca-Alginat, Kitosan, Plasticizer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Helmi Fehragucci, 2012. INFLUENCE THE ADDITION OF PLASTICIZER
AND CHITOSAN ON CHARACTER OF Ca-ALGINATE EDIBLE FILM.
Departement of Chemistry Thesis. The Faculty of MIPA. Sebelas Maret
University.
A study of plasticizer and chitosan effect toward physical character of Ca-
Alginate edible film has been done. The aim of the study was to investigate the
additional of various plasticizer and aditive chitosan toward Ca-Alginate edible
film. Ca-Alginate edible film forming was done by casting method. Ca-Alginat
edible film was casted by mixing Na-Alginat and CaCl2 with plasticizer (glycerol,
PVA, PEG) with concentration of 3%, 6%, 9%, 12%, 15% (w/w). Alginate
solution obtained with a solution of chitosan with concentration 96 : 4, 94 : 6,
92 : 8, 90 : 10, 88 : 12 (w/w). Casted film was dryed with oven at 60 oC 24
hours. Physical and mechanical properties test were done for tensile strength,
elongation to break, and water vapour permeability. Analysis functional group of
Ca-Alginate edible film was done with FT-IR.
The result of study showed that higher concentration of plasticizer reduce
with tensile strength of Ca-Alginat edible film but increase elongation to break
and water vapour permeability. The highest tensile strength of Ca-Alginat edible
film with PEG plasticizer was 30,1887 Mpa. The higest elongation to break of
with PEG plasticizer was 3,15%. The lowest water vapour permeability of Ca-
Alginat edible film with PEG plasticizer was 6,5860 x 10-5 g mm/m2 day atm.
Higher concentration of chitosan, increase tensile strength of Ca-Alginat edible
film but reduce elongation to break and water vapour permeability. The highest
tensile strength of Ca-Alginat edible film with PEG plasticizer was 17,6887 Mpa.
The highest elongation to break of Ca-Alginat edible film was 3,15%. The lowest
water vapour permeability of Ca-Alginat edible film with PEG plasticizer was
4,6470 x 10-5 g mm/m2 day atm. Characterization of FT-IR showed that no
significant change of wave number. It proved that Ca-Alginate edible film is made
true physical blending.
Key word : Edible Film, Ca-Alginate, Chitosan, Plasticizer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTO
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
(Al-Baqarah Ayat 153)
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedangkan kamu tidak mengetahui
(Al-Baqarah Ayat 216)
Bersyukurlah dengan apa yang ada, bersabarlah dengan apa yang tiada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
(Litya Anzelma dan Violita Sabilla) yang tiada henti mendoakan ku,
sayangnya kepada ku
Lila Prasetyawati yang tiada hentinya mendoakan ku, memberikan kasih sayang,
dan memotivasi ku
Dimas T.W yang telah membantu saat pertama kali aku jauh dari keluargaku
yang sebesar-besarnya jika ada sikap atau ucapan ku yang salah. Sukses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
nikmat, karunia, dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul PENGARUH PENAMBAHAN PLASTICIZER
DAN KITOSAN TERHADAP KARAKTER EDIBLE FILM Ca-ALGINAT
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Sains dari
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sebelas Maret. Sholawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada
Rosulullah SAW sebagai pembimbing seluruh umat manusia.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari banyak pihak,
karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ari Hardono Ramelan. M.sc(Hons), Ph.D. selaku Dekan
Fakultas MIPA UNS
2. Bapak Dr.Eddy Heraldy, M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia Fakultas MIPA
UNS
3. Bapak Dr. rer.nat. Atmanto Heru Wibowo, M.Si selaku Pembimbing I
4. Bapak Candra Purnawan, M.Sc selaku Pembimbing II
5. Bapak Pranoto, M.Sc selaku Pembimbing Akademik
6. Ibu Dr.Sayekti Wahyuningsih, M.Si selaku Pembimbing Akademik
7. Bapak / Ibu dosen dan seluruh staf Jurusan Kimia FMIPA UNS yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
8. Mas Anang, Mba Nanik laboran Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS
dan seluruh staf laboran di Sub Laboratorium Kimia FMIPA UNS.
9. mama, papa, adik-adiku tercinta yang telah memberikan doa, dukngan, dan
perhatiannya kepada penulis
10. Lila Prasetyawati, yang telah memberikan semangat, doa, dukungan dan
perhatiannya
11. Semua teman-teman Kimia FMIPA UNS angkatan 2007 yang telah
membantu penulis dalam segala hal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12. Semua teman-teman kos Al-Fistha 1, serta semua pihak yang telah
membantu sampai dengan skripsi ini selesai.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakannya. Namun demikian, penulis berharap semoga
karya kecil ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Semoga Allah SWT
membalas jerih payah dan pengorbanan yang telah diberikan dengan balasan yang
lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK............................................................................ iv
HALAMAN ABSTRACT.......................................................................... v
HALAMAN MOTO.................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................... 3
1. Identifikasi Masalah .............................................................. 3
2. Batasan Masalah .................................................................... 5
3. Rumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 7
1. Edible film.............................................................................. 7
a. Definisi Edible Film dan Fungsi ...................................... 7
b. Bahan Baku Edible Film .................................................. 8
1) Hidrokoloid .............. .................................................. 8
2) Lipid ......................... .................................................. 9
commit to user
3) Komposit .................. .................................................. 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Alginat ................................................................................... 9
a. Struktur Alginat.............. .... ............................................. 10
b. Sifat Alginat................... .................................................. 10
c. Kegunaan Alginat .......... .................................................. 10
3. Zat Pemlastis (Plasticizer)..................................................... 11
a. Gliserol........................... .... ............................................. 11
b. Polyetylen Glycol (PEG) 13
c. Polyvinil Alcohol (PVA) 14
4. Kitosan................................................................................... 15
5. Metode Casting...................................................................... 19
B. Kerangka Pemikiran .................................................................. 19
C. Hipotesis .................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 24
A. Metode Penelitian...................................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 24
C. Alat dan Bahan .......................................................................... 24
1. Alat ........................................................................................ 24
2. Bahan ..................................................................................... 25
D. Prosedur Penelitian.................................................................... 25
1. Pembuatan Larutan Alginat ................................................... 25
2. Pembuatan Larutan Kitosan................................................... 25
3. Pembuatan Edible Film Ca-Alginat dengan Variasi
Konsentrasi Plasticizer ..................................................................................... 25
4. Pembuatan Edible Film Ca-Alginat dengan Variasi
Konsentrasi Kitosan. . 26
5. Karakterisasi Edible Film 26
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 26
F. Teknik Analisa Data 27
1. Analisis FT-IR..................................................................... 27
2. Kuat Tarik (Tensile Strength), Persen Perpanjangan
commit to user
(Elongation to break) 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi penggunaan edible film dan coating berdasarkan
jenisnya .................................................................................... 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur alginat...................................................................... 10
Gambar 2. Gliserolisis lemak................................................................... 12
Gambar 3. Struktur PEG ................................................................................... 13
Gambar 4. Struktur PVA ................................................................................ 14
Gambar 5. Struktur kitin dan kitosan...................................................... 16
Gambar 6. Struktur Na-alginat................................................................ 20
Gambar 7. Pembentukan gel Ca-alginat................................................. 20
Gambar 8. Model egg box pembentukan Ca-alginat........................... 21
Gambar 9. Reaksi antara Ca-alginat dengan plasticizer.......................... 22
Gambar 10. Edible film dari berbagai macam plasticizer yang berbeda... 29
Gambar 11. Tensile strength edible film alginat-kitosan dengan
variasi konsentrasi plasticizer................................................. 31
Gambar 12. Elongation to break edible film alginat-kitosan dengan
variasi konsentrasi plasticizer................................................. 32
Gambar 13. Water vapour permeability edible film alginat-kitosan dengan
variasi konsentrasi platicizer............................................... 33
Gambar 14 Tensile strength edible film alginat-kitosan dengan
variasi konsentrasi kitosan.................................................... 34
Gambar 15. Elongation to break edible film alginat-kitosan dengan
variasi konsentrasi kitosan.................................................... 35
Gambar 16. Water vapour permeability edible film alginat-kitosan
dengan variasi konsentrasi kitosan........................................ 36
Gambar 17. Spektrum FT-IR Na-alginat dan alginat-kitosan plasticizer
berbeda................................................................................. 37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Bagan Prosedur Kerja Pembuatan Edible Film
Alginat-Kitosan dan Alginat non-Kitosan........................... 46
1. Pembuatan Larutan Kitosan 46
2. Pembuatan Larutan Alginat dengan Penambahan
Plasticizer 46
3. Pencampuran larutan alginat variasi konsentrasi
plasticizer (3 %, 6 %, 9 %, 12 %, 15 %) pada
konsentrasi kitosan tetap 96:4 (b/b)... 47
4. Pencampuran larutan alginat dengan variasi konsentrasi
kitosan 94:6, 92:8, 90:10, 88:12 (b/b) pada konsentrasi
plasticizer tetap (15%) 47
5. Pembuatan Edible film alginat non-kitosan
(sebagai pembanding) 48
b. PVA 60
c. PEG 61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
secara umum meningkatkan permeabilitas film terhadap gas, uap air, dan zatzat
terlarut, juga dapat menurunkan daya kohesi film, meningkatkan daya rentang,
menghaluskan film dan mempertipis hasil film yang terbentuk (Caner et al., 1998).
Plasticizer yang umum digunakan dalam pembuatan edible film adalah polietilen
glikol (PEG), polivinil alkohol (PVA), dan gliserol.
Kitosan merupakan produk hasil turunan kitin dengan rumus N-asetil-D
Glukosamin yang merupakan polimer kationik dengan 2000-3000 monomer, dan
bersifat tidak toksik (Suptijah et al., 1992). Kitosan memiliki sifat yang mudah
mengalami degradasi secara biologis, tidak beracun, merupakan kation kuat,
flokulan, koagulan yang baik dan mudah membentuk membran atau film. Edible
film kitosan memiliki sifat yang kuat, elastis, fleksibel, dan sulit untuk dirobek
(Butler et al., 1996). Alasan penambahan kitosan pada komposisi edible film
anrata lain; kitosan mempunyai sifat-sifat mekanik yang baik, tidak beracun,
biodegradable, relatif bersifat hidrofobik. Dengan demkian penambahan kitosan
dapat menutupi kekurangan yang terdapat pada edible film dari kelompok
hidrokoloid seperti alginat yang umumnya bersifat hidrofilik (Bangyekan et al.,
2006)
Berdasarkan uraian di atas, perlu adanya penelitian untuk mengetahui
pengaruh jenis dan konsentrasi plasticizer dan penambahan kitosan terhadap
karakteristik fisik dan mekanik edible film alginat.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Alginat dalam alga coklat umumnya bersenyawa dengan garam natrium,
kalium, kalsium, dan magnesium.
b. Zat pemlastis (plasticizer) yang biasanya digunakan dalam pembuatan edible
film antara lain; asam laurat, asam oktanoat, asam laktat, trietilen glikol (TEG),
polietilen glikol (PEG), polivinil alkohol (PVA), gliserol, dan sorbitol.
Penambahan plasticizer yang terlalu tinggi menyebabkan menurunnya sifat-
sifat fungsional edible film, antara lain resistensi terhadap uap air dan sifat
mekanika serta meningkatnya commit to film
kelarutan user (Glicksman, 1984).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Batasan Masalah
a. Bahan utama yang digunakan adalah alginat dalam bentuk Na-alginat.
b. Plasticizer yang digunakan adalah gliserol, PVA dan PEG. Variasi konsentrasi
plasticizer yang digunakan adalah 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15% (b/b).
c. Kitosan yang digunakan memiliki derajat deasetilasi (DD) > 70%. Konsentrasi
kitosan yang digunakan adalah 1 % (b/v).
d. Pembuatan edible film dilakukan dengan metode casting.
e. Suhu yang digunakan dalam pembuatan larutan alginat menggunakan suhu
kamar.
f. Analisa sifat fisik dan mekanik edible film meliputi: ketebalan film, warna film,
kuat tarik (tensile strength), persen perpanjangan (elongation to break),
permeabilitas uap air (water vapour permeability). Analisa gugus fungsinya
menggunakan FT-IR (infra red).
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh penambahan plasticizer terhadap sifat fisik dan mekanik
edible film yang dihasilkan ?
b. Bagaimana pengaruh penambahan kitosan terhadap sifat fisik dan mekanik
edible film yang dihasilkan ?
C. Tujuan Penelitian
Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
a. Mengetahui perbedaan sifat fisik mekanik edible film dengan penambahan
plasticizer yang berbeda.
b. Mengetahui perbedaan sifat fisik dan mekanik edible film dengan penambahan
kitosan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini manfaat yang diharapkan adalah :
a. Mengurangi pencemaran lingkungan dengan menyediakan alternatif kemasan
ramah lingkungan yang bersifat biodegradable.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa alginat yang berasal dari
alga coklat, dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan baku pembuatan
edible film yang digunakan sebagai pengemas biodegdarable.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Edible film
a. Definisi Edible Film dan Fungsi
Edible packaging pada bahan pangan pada dasarnya dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu : edible film, edible coating, dan enkapsulasi. Hal yang membedakan
edible coating dengan edible film adalah cara pengaplikasiannya. Edible coating
langsung dibentuk pada produk, sedangkan pada edible film pembentukannya
tidak secara langsung pada produk yang akan dilapisi/dikemas. Enkapsulasi
adalah edible packaging yang berfungsi sebagai pembawa zat flavor dengan
bentuk serbuk (Christsania, 2008). Edible film didefinisikan sebagai lapis tipis
yang terbuat dari bahan-bahan yang layak dimakan, yang dapat diaplikasikan
sebagai pelapis pelindung makanan ataupun diletakkan diatas atau diantara
komponen-komponen bahan pangan (Krochta et al., 1994).
Fungsi dari edible film adalah sebagai penghambat perpindahan uap air,
penghambat pertukaran gas, mencegah kehilangan aroma, dan perpindahan lemak,
meningkatkan karakteristik fisik, dan sebagai pembawa zat aditif. Edible film
yang terbuat dari lipida ataupun campuran yang terbuat dari lipida dan protein
atau polisakarida, pada umumya baik digunakan sebagai penghambat perpindahan
uap air dibandingkn dengan edible film yang terbuat dari protein dan polisakarida.
Hal ini dikarenakan lipida lebih bersifat hidrofobik (Hui, 2006).
Jumlah karbondioksida dan oksigen yang kontak dengan produk
merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan untuk mempertahankan
kwalitas produk, dan berakibat pula terhadap umur simpan produk. Film yang
terbuat dari protein dan polisakarida pada umumnya sangat baik sebagai
penghambat perpindahan gas, sehingga efektif untuk mencegah oksidasi lemak
(Hui, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Hidrokoloid
Hidrokoloid yang digunakan dalam pembuatan edible film adalah protein
atau karbohidrat. Film yang dibentuk dari karbohidrat dapat berupa pati, gum
tumbuh-tumbuhan (sebagai contoh alginat, pektin, gum arab, dan gum karaya),
dan pati yang dimodifikasi secara kimia. Pembentukan film berbahan dasar protein
antara lain dapat menggunakan gelatin, kasein, protein kedelai, whey protein,
gluten gandum, dan protein jagung. Film yang terbuat dari hidrokoloid sangat
baik sebagai penghambat perpindahan oksigen, karbondioksida, dan lemak, serta
memiliki karakteristik mekanik yang sangat baik. Dengan demikian, dapat
digunakan untuk memperbaiki struktur film agar tidak mudah hancur (Krochta et
al., 1994).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Lipid
Film yang berasal dari lipida sering digunakan seagai penghambat uap air,
atau bahan pelapis untuk meningkatkan kilap pada produk-produk kembang gula.
Karakteristik film yang dibentuk oleh lemak tergantung dari berat molekul fase
hidrofilik dan fase hidrofobik, rantai cabang, dan polaritas. Lipida yang sering
digunkan sebagai edible film antara lain lilin (wax) seperti parafin dan carnauba,
kemudian asam lemak, monogliserida, dan resin (Hui, 2006). Jenis lilin yang
masih digunakan hingga sekarang yaitu carnauba. Alasan mengapa lipida
ditambahkan dalam edible film adalah untuk memberi sifat hidrofobik (Krochta et
al., 1994).
3) Komposit
Komposit film terdiri dari komponen lipida dan hidrokoloid. Aplikasi dari
komposit film adalah dimana satu lapisan merupakan hidrokoloid dan satu lapisan
lain merupakan lipida. Komposit dapat juga gabungan lipida dan hidrokoloid
dalam satu kesatuan film. Gabungan dari hidrokoloid dan lemak digunakan
dengan mengambil keuntungan dari komponen lipida dan hidrokoloid. Lipida
dapat meningkatkan ketahanan terhadap penguapan air dan hidrokoloid dapat
memberikan daya tahan. Film gabungan antara lipida dan hidrokoloid ini dapat
digunakan untuk melapisi buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah diolah
minimal (Krochta et al., 1994).
2. Alginat
Alginat adalah polisakarida alam yang umumnya terdapat pada dinding sel
dari semua spesies alga coklat (phaeophyceae). Asam alginat ditemukan,
diekstraksi pertama kali dan dipatenkan oleh seorang ahli kimia dari Inggris
Stanford tahun 1880 dengan mengekstraksi Laminaria stenophylla (Wandrey,
2004).
Asam alginat dalam alga coklat umumnya terdapat sebagai garam-garam
kalsium, kalium, magnesium dan natrium. Tahap pertama pembuatan alginat
adalah mengubah kalsium dan magnesium alginat yang tidak larut menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
natrium alginat yang larut dalam air dengan pertukaran ion di bawah kondisi
alkali (Wandrey, 2004).
a. Struktur Alginat
Alginat merupakan kopolimer linier yang terdiri atas -D- manuronat dan
-L- guluronat yang dihubungkan dengan ikatan (1-4) membentuk homopolimer
yang disebut dengan M atau G dan heteropolimer disebut dengan M-G. Rantai
alginat yang hanya mengandung residu asam guluronat disebut blok G dan rantai
alginat yang mengandung asam manuronat serta asam guluronat disebut blok G-M
(Inukai and masakatsu, 1999). Rantai yang terdiri atas 3 segmen polimer yang
berbeda terlihat pada Gambar 1 berikut ini :
H
O H O H H
H O - O-
OH H
OHO H
O HO
H H
H O HO O O
G OH G O
H
MH HO O
O H H M
H OH O-
O H H
O
OH H
H H O-
O
b. Sifat Alginat
Kelarutan alginat dan kemampuannya mengikat air, bergantung pada
jumlah ion karboksilat, berat molekul dan pH larutan. Kemampuan mengikat air
akan meningkat jika jumlah ion karboksilat semakin banyak dan jumlah residu
kalsium alginat kurang dari 500, sedangkan pada pH di bawah 3 akan terjadi
pengendapan (McHugh, 2003). Alginat memiliki sifat-sifat utama :
1. Kemampuan untuk larut dalam air serta meningkatkan viskositas larutan
2. Kemampuan untuk membentuk gel
3. Kemampuan membentuk film (natrium atau kalsium alginat) dan serat
(kalsium alginat) (Wandrey, 2004).
c. Kegunaan Alginat
Alginat dapat digunakan dalam berbagai bidang antara lain industri
commit to user
makanan, tekstil, farmasi, dan kosmetik. Akan tetapi alginat paling banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
digunakan dalam bidang tekstil (50%) dan makanan (30%) (McCormick, 2001).
Dalam industri tekstil, alginat digunakan sebagai pengental untuk pasta yang
mengandung zat warna. Bahan pengental lain seperti pati sering juga digunakan,
akan tetapi bereaksi dengan bahan aktif dari pewarna, sehingga warna yang
dihasilkan lebih cerah dan kadang-kadang limbahnya sulit untuk dicuci. Alginat
tidak bereaksi dengan zat warna dan dengan mudah dicuci dari tekstil, sehingga
alginat merupakan pengental yang terbaik untuk zat warna (McHugh, 2003).
Dalam bidang makanan, sifat kekentalan alginat dapat digunakan dalam
pembuatan saus ataupun sirup, dan sebagai penstabil dalam pembuatan es krim
(McHugh, 2003). Membran Ca-alginat dapat digunakan sebagai pembungkus
untuk mengawetkan ikan, buah, daging dan makanan lain, dimana dapat juga
digunakan sebagai pembungkus alternatif karena dapat dimakan, dan mudah
terurai oleh mikroorganisme sehingga bersifat ramah lingkungan (McCormick,
2001).
Dalam bidang farmasi, alginat dapat digunakan sebagai pembalut luka.
Alginat dapat menyembuhkan luka karena dapat mengabsorbsi cairan dari luka,
dimana kalsium dalam serat diganti menjadi natrium dalam cairan tubuh sehingga
menjadi natrium alginat yang larut (McHugh, 2003).
lemak hewani dan minyak nabati sebagai ester gliserin dari asam palmitat dan
oleat (Austin, 1985). Gliserol adalah senyawa yang netral, dengan rasa manis
tidak berwarna, berupa cairan kental dengan titik lebur 20 C dan memiliki titik
didih yang tinggi yaitu 290 C gliserol dapat larut sempurna dalam air dan
alkohol, tetapi tidak dalam minyak. Sebaliknya banyak zat dapat lebih mudah
larut dalam gliserol dibanding dalam air maupun alkohol. Oleh karena itu gliserol
merupakan pelarut yang baik (Anonymous, 2006). Senyawa ini bermanfaat
sebagai anti beku (anti freeze) dan juga merupakan senyawa yang higroskopis,
sehingga banyak digunakan untuk mencegah kekeringan pada tembakau,
pembuatan parfum, tinta, kosmetik, makanan dan minuman lainnya (Austin,
1985).
Gliserol banyak dihasilkan dari industri di Sumatera Utara, merupakan
bahan baku yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk yang
bernilai ekonomis tinggi. Gliserol dapat diperoleh dari pemecahan ester asam
lemak dari minyak dan lemak industri oleokimia (Bhat, 1990).
Gliserol dapat digunakan untuk gliserolisis lemak atau metil ester untuk
membentuk gliserolat monogliserida, digliserida dan trigliserida. Gliserol
mengandung tiga gugus hidroksi yang terdiri dari dua gugus alkohol primer dan
satu gugus alkohol skunder. Atom karbon yang terdapat dalam gliserol dapat
ditunjukkan sebagai atom karbon , dan (Bhat, 1990).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
struktur tiga dimensi dari silika akan terbentuk didalam komposit apabila
kandungan silika lebih dari 30 % wt di dalam PVA (Suzuki et al., 1999).
4. Kitosan
Kitosan adalah polisakarida alami hasil dari proses deasetilasi
(penghilangan gugus-COCH3) kitin. Kitin merupakan penyusun utama
eksoskeleton dari hewan air golongan crustacea seperti kepiting dan udang. Kitin
tersusun dari unit-unit N-asetil-D-glukosamin (2-acetamido-2-deoxy-
Dglucopyranose) yang dihubungkan secara linier melalui ikatan -(1 4). Kitin
berwarna putih, keras, tidak elastis, merupakan polisakarida yang mengandung
banyak nitrogen, sumber polusi utama di daerah pantai (Goosen, 1997).
Proses deasetilasi (penghilangan gugus asetil) kitin menjadi kitosan dapat
dilakukan secara kimiawi maupun enzimatis. Secara kimiawi, deasetilasi kitin
dilakukan dengan penambahan NaOH (Kolodziesjska et al., 2000; Chang et al.,
1997), sedangkan secara enzimatis digunakan enzim kitin deasetilase (CDA)
(Hekmat et al., 2003). Proses deasetilasi secara termokimiawi, yang saat ini secara
komersial banyak dilakukan tidak menguntungkan dalam banyak hal karena tidak
ramah lingkungan, dimana prosesnya tidak mudah dikendalikan, dan kitosan yang
dihasilkan memiliki berat molekul dan derajat deasetilasi yang tidak seragam
(Chang et al., 1997; Tsigos et al., 2000). Proses deasetilasi menggunakan
kombinasi perlakuan secara kimiawi dan enzimatis seperti yang telah dilaporkan
oleh Emmawati (2004) dan Rochima (2005) merupakan alternatif proses yang
lebih baik. Deasetilasi kitin akan menghilangkan gugus asetil dan menyisakan
gugus amino yang bermuatan positif, sehingga kitosan bersifat polikationik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai bahan dasar pengemas berupa film. Sifat dan mutu kitosan dapat dilihat
pada Tabel 2.
Sifat Nilai
Ukuran partikel Serpihan sampai serbuk
Kadar air (% berat kering) 10.0
Kadar abu (% berat kering) 2.0
Warna larutan Jernih
Derajat deasetilasi (%) 70
Viskositas (cps)
Rendah < 200
Medium 200 799
Tinggi 800 2000
Ekstra tinggi > 2000
Film dengan bahan kitosan mempunyai sifat yang kuat, elastis, fleksibel,
dan sulit untuk dirobek. Kebanyakan dari sifat mekanik film sebanding dengan
polimer komersial (Butler et al., 1996).
Alasan dalam membuat film dengan bahan dasar kitosan :
1. Kitosan merupakan turunan kitin, polisakarida paling banyak di bumi setelah
selulosa
2. Kitosan dapat membentuk film dan membran dengan baik
3. Sifat kationik selama pembentukan film merupakan interaksi elektrostatik
dengan anionik.
Film dari kitosan mempunyai nilai permeabilitas air yang cukup dan bisa
digunakan untuk meningkatkan umur simpan produk segar, dan sebagai cadangan
makanan dengan nilai aktivitas air yang lebih tinggi (Kittur et al., 1998). Butler et
al. (1996) mengamati bahwa kitosan film merupakan penghalang yang baik
terhadap oksigen tetapi penghalang yang kurang terhadap uap air.
Kitosan sebagai polimer film dari karbohidrat lainnya, memiliki sifat
selektif permeabel terhadap gas-gas (CO2 dan O2), tetapi kurang mampu
menghambat perpindahan air. Secara umum, pelapis yang tersusun dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
polisakarida dan turunannya hanya sedikit menahan penguapan air, tetapi selektif
untuk mengontrol difusi dari berbagai gas (Kittur et al., 1998).
Kemampuan dari kitosan film dibatasi oleh permeabilitas kelembaban
yang relatif tinggi. Salah satu kegunaannya yaitu sebagai pengemas roti, dimana
difusi kelembaban yang melalui kemasan dapat digunakan dalam
menyeimbangkan kelembaban kulitnya yang rendah (Caner et al., 1998).
5. Metode Casting
Metode casting merupakan salah satu metode yang sering digunakan
untuk membuat film. Pada metode ini protein atau polisakarida didispersikan pada
campuran air dan plasticizer, yang sekaligus dilakukan prses pengadukan. Setelah
pengadukan dan pengaturan pH, lalu sesegera mungkin campuran tadi dipanaskan
dalam beberapa waktu dan dituangkan pada casting plate. Setelah dituangkan
selanjutnya dibiarkan mengering dengan sendirinya pada kondisi lingkungan dan
waktu tertentu. Film yang telah mengering kemudian dilepaskan dari cetakan
(casting plate) yang selanjutnya dilakukan pengujian terhadap karakteristik yang
dihasilkan. (Hui, 2006).
B. Kerangka Pemikiran
Alginat merupakan kelompok hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai
komponen pembuatan edible film. Alginat dapat digunakan sebagai bahan edible
film karena mempunyai komponen polimer yang berupa polisakarida
(karbohidrat) yang mana bersifat termoplastik, sehingga berpotensi untuk
dibentuk atau dicetak sebagai film kemasan. Alginat umumnya bersenyawa
dengan garam natrium, kalsium, kalium, dan magnesium (Ali 2001; Higuera et al.
2002; Mc Hugh 1987). Alginat yang bersenyawa dengan garam natrium (Na-
alginat) bersifat larut dalam air. Struktur dari Na-alginat disajikan pada Gambar 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H
O H O H H
H ONa ONa
OH H
OHO H
O HO
H H
H O HO O O
G M
G OH O
H
MH HO O
O H H
H OH ONa
O H H
O
OH H
H H ONa
O
Alginat dapat membentuk gel dengan adanya ion logam divalen atau
trivalen lainnya, atau dapat juga terbentuk tanpa adanya ion-ion tersebut pada pH
lebih kecil dari 3 (McHugh, 1987). Ion logam divalen Ca2+ yang berasal dari
senyawa CaCl2 umumnya digunakan dalam pembuatan edible film Na-alginat.
Pertukaran ion Na+ dengan ion Ca2+ membentuk Ca-alginat. Ca-alginat yang
diperoleh ini berbentuk gel yang tidak larut dalam air. Pembentukan gel Ca-
alginat disajikan pada Gambar 7.
O H O H
H O- O- H
OH H
OHO H
O HO
H H
H O HO O O
OH H H
O HO O
O H H
H OH O-
O H H
O
OH H
H H O-
O
Ca2+
H
O H O H
H O- O- H
OH H
OHO H
O HO
H H
H O HO O O
OH H H
O HO O
O H H
H OH O-
O H H
O
OH H
H H O-
O
commit to user
Gambar 7. Pembentukan gel Ca-alginat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
air, dan zat terlarut disamping itu meningkatkan elastisitas film. Plasticizer dapat
merubah sifat fisik mekanik film dengan cara mengurangi kohesi dan ketahanan
mekanika rantai polimer (Lieberman and Gilbert, 1973). Plasticizer menyebabkan
berkurangnya ikatan hidrogen intermolekuler dan intramolekuler dan gaya tarik
intermolekul rantai polimer yang berdekatan, sehingga melemahkan kekuatan
polimer. Plasticizer yang digunakan adalah gliserol, Polyetylen Glycol (PEG) dan,
Polyvinyl Alcohol (PVA). Reaksi yang terjadi antara Ca-alginat dengan plasticizer
disajikan pada Gambar 9.
H
O H O - H H
H O- O
OH H
OHO H
O HO
H H
H O HO O O
OH H H
O HO O
O H H
OH O-
H
O H H O
OH
OH H
H H O- H2 H
O HO C C CH2 OH
2
Ca H
H O - H H
O
O OHO H
H O- H HO
OH
O HO O O
H H H H
H O HO O
H H
OH O O-
H
O O
H H OH
O
OH H
H H -
O
O
C. Hipotesis
1. Penambahan Plasticizer mempengaruhi sifat fisik dan mekanik edible film Ca-
alginat yang dihasilkan. Semakin besar konsentrasi plasticizer maka nilai kuat
tarik yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan nilai persen perpanjangan dan
pemeabilitas uap air yang dihasilkan semakin besar.
2. Penambahan kitosan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik edible film Ca-
alginat yang dihasilkan. Semakin besar konsentrasi kitosan maka nilai persen
perpanjangan dan permeabilitas uap air yang dihasilkan semakin kecil
sedangkan nilai kuat tarik yang dihasilkan semakin besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
i) Magnetik stirrer
j) Alat-alat gelas
k) Pengaduk
l) Statif
m) Klem
n) Termometer
2. Bahan
a) Na-Alginat teknis (Bratachem)
b) Kitosan cangkang udang (LIPI)
c) Gliserol teknis (Bratachem)
d) PEG p.a (Merck)
e) PVA p.a (Merck)
f) CaCl2 teknis (CV Agung Jaya)
g) CH3COOH p.a (Merck)
h) Akuades
D. Prusedur Penelitian
1. Pembuatan Larutan Alginat
Sebanyak 3 gram Na-alginat, 0,144 gram CaCl2 dan plasticizer (Gliserol,
PEG, PVA) masing-masing sebanyak 3%: 6%; 9%, 12%, dan 15% (b/b)
dicampurkan ke dalam gelas becker 250 ml, selanjutnya dilarutkan dengan 100 ml
akuades. Larutan diaduk hingga homogen mengunakan sitrrer.
2. Pembuatan Larutan Kitosan
Sebanyak 1 gram kitosan dimasukan ke dalam gelas becker 150 ml,
selanjutnya dilarutkan dengan 100 ml CH3COOH 1% (v/v). Larutan diaduk
hingga homogen mengunakan stirrer dan dilakulan pemanasan pada suhu 60 oC.
3. Pembuatan Edible Film Ca-Alginat dengan Variasi Konsentrasi
Plasticizer
Larutan alginat dengan variasi konsentrasi plasticizer 3%: 6%; 9%, 12%,
commit
dan 15% (b/b) dan larutan kitosan to user
perbandingan 96 : 4 (b/b) dicampurkan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalam gelas beker 250 ml. Campuran larutan tersebut diaduk hingga homogen
menggunakan stirrer pada suhu kamar. Larutan yang telah homogen dituangkan di
atas plat kaca ukuran 21,5 cm x 16 cm. Sebagai pembanding dibuat edible film
Ca-alginat non-kitosan pada konsentrasi plasticizer 15% (b/b). Edible film Ca-
alginat dikeringkan di dalam oven pada suhu 60 oC selama 24 jam. Setelah
kering, edible film kemudian dilepaskan dari plat kaca.
4. Pembuatan Edible Film Ca-Alginat dengan Variasi Konsentrasi Kitosan
Larutan alginat dengan konsentrasi plasticizer 15% (b/b) dan larutan
kitosan perbandingan 94:6, 92:8, 90:10, dan 88:12 (b/b) dicampurkan di dalam
gelas beker 250 ml. Campuran larutan tersebut diaduk hingga homogen dengan
menggunakan stirer pada suhu kamar. Larutan yang telah homogen selanjutnya
dituangkan di atas plat kaca ukuran 21,5 cm x 16 cm. Edible film Ca-alginat
dikeringkan di dalam oven pada suhu 60 oC selama 24 jam. Setelah kering,
edible film kemudian dilepaskan dari plat kaca.
5. Karakterisasi Edible Film
Edible film Ca-alginat yang sudah lepas dari plat kaca kemudian dilakukan
analisa uji sifat fisik dan mekanik sesuai standar ASTM, yang meliputi Tensile
Strength, Elongation to break, dan Water Vapour Permeability. Analisa vibrasi
gugus fungsi edible film Ca-alginat dilakukan menggunakan FT-IR.
permeabilitas uap air (water vapour permeability) diperoleh nilai b (slope) yang
selanjutnya dapat dihitung menggunakan persamaan yang telah ditetapkan. Data
yang diperoleh dari Spektrum FT-IR adalah bilangan gelombang (cm-1). Bilangan
gelombang yang diperoleh tersebut dapat mengetahui perubahan atau pergeseran
vibrasi gugus fungsi dalam senyawa Na-Alginat dan campuran alginat-kitosan.
3. Kualitas suatu material akan semakin baik jika dapat menahan migrasi gas dan
uap air. Permeabilitas uap air (water vapour permability) merupakan uji yang
dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu material dalam menahan migasi
uap air. Permeabilitas uap air dapat ditentukan dengan persamaan :
WVP = (slope x tebal) / (A x P).
Dimana;
Slope = b, dari regresi linear
Tebal = tebal bahan (mm)
A = (1/4) x x D2 (m2)
P = atm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Edible Film Alginat-Kitosan dan Edible Film Alginat non Kitosan.
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Na-alginat yang
berbentuk serbuk. Penambahan CaCl2 dimaksudkan agar terjadi pertukaran ion
Na+ dengan ion Ca2+ sehingga akan terbentuk Ca-alginat. Ca-alginat yang
diperoleh ini akan berbentuk gel. Pembentukan gel tersebut terjadi karena adanya
ion logam divalent atau trivalent lainnya, atau dapat juga terbentuk tanpa adanya
ion-ion tersebut pada pH lebih kecil dari 3 (Chaplin, 2005). Kenampakan fisik
edible film alginat-kitosan dan edible film alginat non-kitosan disajikan pada
Gambar 10.
(a) (b)
(c) (d)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(e) (f)
Gambar 10. (a) Edible film alginat non-kitosan plasticizer gliserol, (b) Edible film
alginat-kitosan plasticizer gliserol, (c) Edible film alginat non-
kitosan plasticizer PVA, (d) Edible film alginat-kitosan plasticizer
PVA, (e) Edible film alginat non-kitosan plasticizer PEG, dan (f)
Edible film alginat-kitosan plasticizer PEG.
Dilihat dari sifat fisiknya, edible film dengan plasticizer PEG lebih bersifat
kaku dan keras dibandingkan edible film dengan plasticizer PVA dan gliserol
yang lunak dan tidak kaku. Kenampakan fisik edible film dengan plasticizer
gliserol dan PVA akan mempunyai permukaan lebih halus dibandingkan edible
film dengan plasticizer PEG yang lebih kasar. Penambahan zat aditif berupa
kitosan menyebabkan kenampakan fisik edible film alginat non-kitosan lebih
halus dibandingkan dengan kenampakan fisik edible film alginat-kitosan yang
lebih kasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
30 30,1887
Tensile Strength (Mpa)
25
20,1258
20
19,4397
15 14,1509
10 9,0409
5 7,6134
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi Plasticizer (b/b)
Gambar 11. Tensile strength edible film alginat-kitosan dengan variasi konsentrasi
plasticizer
3,5
3,15
Elongation to Break (%)
3 3
2,88
2,5
1,5
1,1
1
0,79
0,5 0,63
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi Plasticizer (b/b)
intramolekuler rantai polimer yang berdekatan akan semakin lemah, film semakin
fleksibel sehingga nilai persen perpanjangan akan meningkat (Kester and
Fennema, 1989).
Uji permeabilitas uap air ini sesuai dengan standar ASTM E-96. Hasil uji
permeabilitas uap air (WVP) edible film alginat-kitosan dengan variasi konsentrasi
plasticizer dapat dilihat pada Gambar 13.
2,5000E-04
2,2764E-04
WVP (g mm/m2 hari atm)
2,1024E-04
2,0000E-04
1,5000E-04
1,2187E-04
1,0000E-04
7,9800E-05
6,9020E-05
5,0000E-05 6,5860E-05
0,0000E+00
0 3 6 9 12 15 18
Konsentrasi Plasticizer (b/b)
Gambar 13. Water vapour permeability edible film alginat-kitosan dengan variasi
konsentrasi plasticizer
20
18 17,6887
Tensile Strength (Mpa)
16
14 14,1509
12 11,1492
10 10,6434
9,0409
8
7,6134
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi Kitosan (b/b)
Gambar 14. Tensile strength edible film alginat-kitosan dengan variasi konsentrasi
kitosan
kuat tarik (tensile strength) pada masing-masing plasticizer gliserol, PVA, dan
PEG secara berturut-turut adalah 7,6134 10,6434 Mpa, 9,0409 11,1492 Mpa,
dan 14,1509 17,6887 Mpa. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya
konsentrasi kitosan yang ditambahkan, maka kepaduan gaya antara matriks
polimer yang terdapat didalam edible film alginat-kitosan semakin kuat, sehingga
akan menaikan nilai kuat tarik (tensile strength).
Uji persen perpanjangan (elongation to break) ini sesuai dengan standar
ASTM D-638. Hasil uji persen perpanjangan edible film alginat-kitosan dengan
variasi konsentrasi kitosan dapat dilihat pada Gambar 15.
3,5
3,15
3 3
Elongation to Break (%)
2,88
2,5
2,2
2 2,05
1,73
1,5
0,5
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi Kitosan (b/b)
2,5000E-04
WVP (g mm/m2 hari atm)
2,2764E-04
2,0000E-04 2,1024E-04
1,5000E-04
1,2187E-04
1,0000E-04
5,4730E-05
5,0000E-05 5,0220E-05
4,6470E-05
0,0000E+00
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi Kitosan (b/b)
Gambar 16. Water vapour permeability edible film alginat-kitosan dengan variasi
konsentrasi kitosan
Semakin besar hidrofobisitas film, maka nilai permeabilitas uap air akan semakin
kecil. Semakin kecil migrasi uap air yang terjadi pada produk yang dikemas oleh
edible film, maka semakin bagus sifat edible film dalam menjaga umur simpan
produk yang dikemasnya. Siswanti (2008) menyebutkan, akibat dari
meningkatnya konsentrasi bahan penyusun edible film menyebabkan gaya antara
matriks polimer semakin padu, sehingga struktur film akan menjadi lebih kuat.
Struktur jaingan film yang kuat dan kokoh mengakibatkan meningkatnya kekuatan
film dalam menahan migrasi uap air.
D. Karakterisasi FT-IR
Analisis menggunakan FT-IR (spektroskopi infra-red) berfungsi untuk
mengetahui perubahan atau pergeseran vibrasi gugus fungsi dalam suatu senyawa
yang diidentifikasi. Analisis FT-IR dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk
mengatahui perubahan gugus-gugus fungsi serta adanya ikatan-ikatan pada Na-
alginat dan campuran alginat-kitosan. Analisis data ini dengan cara
membandingkan serapan IR pada Na-alginat dan campuran alginat-kitosan
sehingga diperoleh serapan khusus keduanya.
b
c
d
Gambar 17. (a) Spektrum FT-IR Na-Alginat, (b) Spektrum FT-IR Alginat-Kitosan
Plasticizer Gliserol, (c) Spektrum
commit to userFT-IR Alginat-Kitosan Plasticizer
PVA, (d) Spektrum FT-IR Alginat-Kitosan Plasticizer PEG.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penambahan plasticizer gliserol, PVA, dan PEG dapat mempengaruhi sifat
fisik mekanik edible film Ca-alginat yang dihasilkan. Semakin besar
konsentrasi plasticizer, maka nilai kuat tarik yang dihasilkan semakin kecil,
sedangkan nilai persen perpanjangan dan permeabilitas uap air yang dihasilkan
semakin besar.
2. Penambahan kitosan dapat mempengaruhi sifat fisik dan mekanik edible film
Ca-alginat yang dihasilkan. Semakin besar konsentrasi kitosan, maka nilai kuat
tarik yang dihasilkan semakin besar sedangkan nilai persen perpanjangan dan
permeabilitas uap air semakin kecil.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat dilakukan unuk peningkatan hasil penelitian
ini, antara lain :
1. Perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap metode pembuatan edible film agar
film yang terbentuk ketebalannya lebih merata.
2. Perlu adanya penambahan zat aditif lain yang dapat menurunkan nilai
permeabilitas uap air edible film Ca-alginat agar meningkatkan umur simpan
produk yang dikemas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Testing and Materials (ASTM).1995. Standard test method
for water vapor transmission of materials: E96-95. In ASTM. Annual Book
of American Standard Testing Methods, Vol 8.01, Philadelphia, PA.
American Society for Testing and Materials (ASTM).1998. Standard test method
for tensile properties of plastics: D638-97. In ASTM. Annual Book of
American Standard Testing Methods, Vol 8.05, Philadelphia, PA.
Austin. 1985. Cherciles Chemical Process Industries, Mc- Graw. Hill Book Co
Tokyo.
Barus, S. P. 2002. Karakteristik Film Pati Biji Nangka (Artocarpus integra Meur)
dengan Penambahan CMC. Skripsi. Biologi. Univ. Atma Jaya. Yogyakarta.
Bhat, S. G. 1990. Oleic Acid A Value Added. Product From Palm Oil. The
Conferse Chemistry Technology PORIM. Kuala Lumpur.
Butler, B. L., Vergano, P. J., Testin, R. F., Bunn, J. M. and Wiles, J. L. 1996.
Mechanical and Barrier Properties of Edible Chitosan Films as affected by
Composition and Storage. J. Food Sci, Vol. 61 No. 5, 953-955.
Caner, C., Vergano, P. J. and Wiles, J. L. 1998. Chitosan film mechanical and
permeation properties as affected by acid, plasticizers, and storage. Journal
of Food Science, Vol. 63, 10491052.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Chang, K. L. B., Tsai, G., Lee, J., Fu, W. 1997. Heterogenous N-deacetylation of
chitin in alkaline solution. Carb Res, Vol. 303: 327-332.
El Ghaouth, A., Ponnampalam, R., Castaigne, F., Arul, J. 1992. Chitosan coating
to extend the storage life tomatoes. Hort Science. 27: 1016-1018.
Gennadios, A. 2002. Protein Based Films and Coating. CRC Press, Florida.
Glicksman, 1984. Food Hydrocolloids. Vol III, 1983, Boca Rotan, F1 : CRC Press.
Gontard, N., Guilbert, S., Cuq, J. L.1994. Water and Glyserol as plasticizer Affect
Mechanical and Water Barrier Properties at an Edible Wheat Gluten Film. J.
Food Science. 58 (1): 206-211.
Jia, Y. T., Gong, J., Gu, X. H., Kim, H. Y., Dong, J., Shen, X. Y. 2007.
Fabrication and characterization of poly (vinyl alcohol)/chitosan blend
nanowbers produced by electrospinning method. Journal of Carbohydrate
Polymer, 67, 403-409.
Kester, J. J. and Fennema, O. 1986. Edible Film and Coatings: AView. Food
Technology, 40 (12): 47-59.
Kester. J. J. and Fennema, O. 1989 b. An edible film of lipids and cellulose ethers
performance in a model frozenfood system. J. food Scl., 54 (6) : 1390-1392-
1406.
Knorr, D. 1984. Dye Binding Properties of Chitin and Chitosan. J. food Sci. New
York.
Knorr, D. 1982. Functional properties of chitin and chitosan. J. Food Sci. 8: 593.
Koswara, S., Purwiyatno, H. dan Eko, H. P. 2002. Edible film. J Tekno Pangan
dan Agroindustri. Volume 1 (12): 183-196
Krochta, J. M. 1992. Control of mass transfer in food with edible coatings and
film. In : Singh,R.P. and M.A.Wirakartakusumah (Eds) : Advances in Food
Engineering. CRC Press : Boca Raton, F.L. pp. 517-538.
Lap. Protan. 1987. Cational Polymer for Recovering Valuable by Product from
Processing Waste Burggess. USA.
Li, G., Zhang, Y., Wu, Y. C., Zhang, L. D. 1998. J. Phys., Condens. Matter 15.
Muzarelli, R. A. A., Farsi, R., Filippini, O., Giovanetti, E., Biagini, G., Varaldo,
P. E. 1990. Antimicrobial properties of N-Carboxybutyl chitosan.
Antimicrobial Agents Chemonth, 34: 2019-2023.
Rodrigeus. 2006. Starch and Its Derivates, volume II. John wiley and son's Inc,
new york.
Rodrigues, M., Oses, J., Ziani, K. and Mate, J. I. 2006. Combined effect of
plasticizer and surfactants on the physical properties of starch based edible
films. Food Research International. 39:840-846. doi: 10.1016/j. foodres.
2006. 04. 002.
Suptijah, P., Salamah, E., Sumaryanto, H., Purwaningsih, S., Santosa, J. 1992.
Pengaruh berbagai metode isolasi kitin dari kulit udang terhadap kadar dan
mutunya. Bogor : Laporan penelitian Faperikan. IPB.
Suzuki, M., Yoshida, T., Koyama, T., Kobayashi, S., Kimura, M., Hanabusa, K.,
Shirai, H. 1999. Ionic conduction in partially phosphorylated poly(vinyl
alcohol) as polymer electrolytes. Journal of Polymer, 41, 4531-4536.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 1
Bagan Prosedur Kerja Pembuatan Edible Film Alginat-Kitosan
Kitosan dan Alginat
non-Kitosan
1. Pembuatan larutan kitosan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 2
Perhitungan Massa Plasticizer (Gliserol, PVA, dan PEG)
1. X / (X+3) x 100% = 3% X = 0,09278 gram
2. X / (X+6) x 100% = 6% X = 0,19149 gram
3. X / (X+9) x 100% = 9% X = 0,29670 gram
4. X / (X+12) x 100% = 12% X = 0,40900 gram
5. X / (X+15) x 100% = 15% X = 0,52940 gram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 3
Proses Pembuatan Edible Film Alginat-Kitosan
1. Proses pembuatan larutan alginat, larutan kitosan dan pencampuran
keduanya
``
2. Edible film alginat-kitosan setelah dicetak pada plat kaca dan setelah
dimasukan ke dalam oven
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 4
Karakterisasi Edible Film
1. Kuat tarik (Tensile Strength)
Dilaksanakan di Laboratorium Material dan Bahan Teknik Jurusan Teknik
Mesin FT UGM. Uji ini sesuai dengan ASTM D-638. Instrumen yang
dgunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut ;
Dimana hasil yang diperoleh dari instrument ini adalah gaya dengan
satuan newton. Kemudian gaya dengan satuan newton tersebut dikonversi
ke dalam satuan Kg. Persamaan yang digunakan dalam menghitung kuat
tarik (tensile strength) ini adalah :
= F / (T x L). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dimana;
= Kekuatan tarik bahan (Mpa)
F = Gaya maksimum (Newton)
T = Tebal bahan (mm)
L = Panjang model (mm)
A. Hasil uji kuat tarik (tensile strength) edible film Ca-alginat dengan
variasi konsentrasi plasticizer pada konsentrasi kitosan tetap, sebagai
berikut ;
a. Gliserol
1) Gliserol 3%
3,2 N / (0,05 mm x 3,18 mm) = 20,1258 MPa
2) Gliserol 6 %
4,5 N / (0,075 mm x 3,18 mm) = 18,8680 MPa
3) Gliserol 9%
4,4 N / (0,08 mm x 3,18 mm) = 17,2956 MPa
4) Gliserol 12%
2,3 N / (0,07 mm x 3,18 mm) = 10,3324 MPa
5) Gliserol 15%
2,3 N / (0,095 mm x 3,18 mm) = 7,6134 MPa
b. PVA
1) PVA 3%
3,4 N / (0,055 mm x 3,18 mm) = 19,4397 MPa
2) PVA 6%
4,5 N / (0,08 mm x 3,18 mm) = 17,6887 MPa
3) PVA 9%
4,4 N / (0,09 mm x 3,18 mm) = 15,3789 MPa
4) PVA 12%
3,0 N / (0,07 mm x 3,18 mm) = 13,4771 MPa
5) PVA 15%
2,3 N / (0,08 mm x 3,18 mm) = 9,0409 Mpa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. PEG
1) PEG 3%
4,8 N / (0,05 mm x 3,18 mm) = 30,1887 MPa
2) PEG 6%
4,4 N / (0,06 mm x 3,18 mm) = 23,0608 MPa
3) PEG 9%
4,9 N / (0,08 mm x 3,18 mm) = 19,2610 MPa
4) PEG 12%
3,9 N / (0,085 mm x 3,18 mm) = 14,4284 MPa
5) PEG 15%
2,7 N / (0,06 mm x 3,18 mm) = 14,1509 MPa
B. Hasil uji kuat tarik (tensile strength) edible film Ca-alginat dengan
variasi konsentrasi kitosan pada konsentrasi plasticizer tetap, sebagai
berikut ;
a. Gliserol
1) Alginat : Kitosan = 96 : 4 (w/w)
2,3 N / (0,095 mm x 3,18 mm) = 7,6134 MPa
2) Alginat : Kitosan = 94 : 6 (w/w)
2,3 N / (0,09 mm x 3,18 mm) = 8,0363 MPa
3) Alginat : Kitosan = 92 : 8 (w/w)
2,5 N / (0,9 mm x 3,18 mm) = 8,7352 MPa
4) Alginat : Kitosan = 90 : 10 (w/w)
2,4 N / (0,08 mm x 3,18 mm) = 9,4340 MPa
5) Alginat : Kitosan = 88 : 12 (w/w)
4,4 N / (0,13 mm x 3,18 mm) = 10,6434 MPa
b. PVA
1) Alginat : Kitosan = 96 : 4 (w/w)
2,3 N / (0,08 mm x 3,18 mm) = 9,0409 MPa
2) Alginat : Kitosan = 94 : 6 (w/w)
commit
3,0 N / (0,10 mm x 3,18 mm)to user
= 9,4340 MPa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Gliserol
1) Gliserol 3%
{(6,39 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 0,63%
2) Gliserol 6%
{(6,41 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 0,95%
3) Gliserol 9%
{(6,44 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 1,42%
4) Gliserol 12%
{(6,47 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 1,89%
5) Gliserol 15%
{(6,53 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 2.88%
b. PVA
1) PVA 3%
{(6,40 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 0,79%
2) PVA 6%
{(6,43 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 1,26%
3) PVA 9%
{(6,46 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 1,73%
4) PVA 12%
{(6,49 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 2,20%
5) PVA 15%
{(6,54 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 3,00%
c. PEG
1) PEG 3%
{(6,42 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 1,10%
2) PEG 6%
{(6,45 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 1,57%
3) PEG 9%
{(6,48 cm 6,35 cm) / 6,35 cm} x 100% = 2,05%
4) PEG 12% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dimana;
Slope = b, dari regresi linear
Tebal = tebal bahan (mm)
A = (1/4) x x D2 (m2)
P = atm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Gliserol
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke-
0 1 2 3 4
3% 101.192 101.793 101.783 101.661 101.559
6% 101.816 102.705 102.757 102.898 102.839
9% 101.864 102.494 102.475 102.63 102.538
12% 101.425 102.128 102.132 102.296 102.226
15% 102.372 103.212 103.226 103.395 103.312
1) Gliserol 3%
(0,0602 gram x 0,09 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 6,9020 x 10-5
2) Gliserol 6%
(0,2239 gram x 0,05 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 1,4261 x 10-4
3) Gliserol 9%
(0,2086 gram x 0,06 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 1,5944 x 10-4
4) Gliserol 12%
(0,1770 gram x 0,09 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 2,0293 x 10-4
5) Gliserol 15%
(0,2063 gram x 0,08 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 2,1024 x 10-4
b. PVA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) PVA 3%
(0,0696 gram x 0,09 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 7,9800 x 10-5
2) PVA 6%
(0,1484 gram x 0,08 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 1,5124 x 10-4
3) PVA 9%
(0,2275 gram x 0,07 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 2,0287 x 10-4
4) PVA 12%
(0,1975 gram x 0,09 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 2,2643 x 10-4
5) PVA 15%
(0,1787 gram x 0,10 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 2,2764 x 10-4
c. PEG
1) PEG 3%
(0,0517 gram x 0,10 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 6,5860 x 10-5
2) PEG 6%
(0,1098 gram x 0,05 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 6,9940 x 10-5
3) PEG 9%
(0,0814 gram x 0,08 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 8,2300 x 10-5
4) PEG 12%
(0,0985 gram x 0,07 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 8,7834 x 10-5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) PEG 15%
(0,1063 gram x 0,09 mm) / (78,5 m2 x 1 atm) = 1,2187 x 10-4
Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4
96 : 4 102.372 103.212 103.226 103.395 103.312
94 : 6 99.5 99.374 99.685 99.702 99.674
92 : 8 100.665 100.852 100.869 100.928 100.863
90 : 10 108.705 108.906 108.914 108.97 108.903
88 : 12 100.978 101.141 101.17 101.213 101.161
b. PVA
Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4
96 : 4 100.756 101.458 101.484 101.639 101.559
94 : 6 100.166 100.061 100.384 100.409 100.379
92 : 8 101.408 101.254 101.564 101.582 101.553
90 : 10 98.451 99.044 99.034 98.918 98.819
commit to user
88 : 12 98.549 99.075 99.061 98.98 98.865
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. PEG
Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4
96 : 4 100.768 101.275 101.218 101.326 101.274
94 : 6 100.32 100.215 100.522 100.532 100.503
92 : 8 102.377 102.226 102.552 102.561 102.538
90 : 10 101.325 101.195 101.503 101.512 101.49
88 : 12 103.278 103.111 103.431 103.437 103.419
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user