Anda di halaman 1dari 18

Tugas : kelompok

Mata kuliah : KMB

Dosen : Ns. Arbianingsih S.kep. M.kes

DISUSUN OLEH :

KELOPOK X

RAJA INTANG (703001070 74)

ERNI B (70300107050 )

SRI MILDAWATI (70300107080)

ARIE SEPTIAN (703001070 )

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2009
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.

Penyakit meniere dinamakan sesuai nama seorang dokter perancis, Prosper


Meniere,yang pada tahun 1861 pertamakali menerangkan mengenai trias gejala (vertigo
tak tertahankan episodic, tinnitus, dan kehilangan pendengaran sensorineural
berfluktuasi) sebagai penyakit telinga dan merupakan penyakit sentral atau otak.(KMB
E:8 vol.3,2001:2056)

Penyakit meniere dianggap sebagai suatu keadaan dimana terjadi


ketidakseimbangancaiaran telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh
malabsorbsi dalam saksus endolimfatikus. Namun, ada bukti menunjukkan bahwaa
banyak orang yang menderita penuyakit Meniere mengalami sumbatan pada duktus
endolimfatikus. Apapun penyebaabanya, selalu terjadi hidrops endolimfatikus, yang
merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan dalam system
ataupun rupture membrane telinga dalam dan menimbulkan gajala Meniere , seperti
trauama , infeksi, alergi dan fistula perilimfe dan otosklerosis.

1.2. INSIDENS

Diperkirakan bahwa 2,4juta orang di Amerika Serikat menderita penyakit


Meniere. Lebih sering pada orang dewasa , dengan rata-rata usia awitan pada usia 40-an.
Gejala biasanya dimulai antara umur 20-60an: namun ada juga dilaporkan diderita oleh
anak-anak pada usia sampai 90-an. Penyakit Meniere nampaknya sama pada kedua jenis
kelamin, dan telinga kanan maupun kiri dapat terkena dangan kecenderungan yang sama.
Terjadi bilateral pada 20% pasien dan sampai 20% pasien mempunyai riwayat keluarga
yang positif terhadap penyakit ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI

Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui
dan mempunyai trias gejala yaitu : gangguan pendengaran , tinnitus dan serangan
vertigo. Terutama terjadi pada wanita dewasa.(Kapita selekta kedokteran, 2001: 93)

Menieres disease adalah distensi labirin membranous telinga dalam akibat cairan
yang berlebihan. Tekanan menyebabkan kegagalan fungsi saraf pendengaran serta saraf
keseimbangan sehingga timbul gejala tuli yang fluktuatif, tinnitus dan serangan vertigo
berulang, yang dapat disertai dengan muntah.( kamus keperawatan , 1999: 275)

Penyakit Meniere adalah kekacauan dari aliran cairan-cairan dari telinga dalam.
Penyakit Meniere juga disebut idiopathic endolymphatic hydrops.( Apotik online dan
media informasi obat penyakit medicastore.com).

2.2. ETIOLOGI
Etiologi penyakit meniere tidak diketahui, namun terdapat berbagai teori termasuk
pindah neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin,
gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alregi dan gangguan autoimun.

Beberapa ahli gangguan mikrovaskuler di telinga dalam sehigga terjadi


peningkatan diatas normal kadar metabolit (glukosa,insulin, trigliserida dan klolesterol)
dalam darah.

2.3. PATOFISIOLOGI

Gejala klinis penyakit meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa pada
koklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul disebabkann
oleh:

a) Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri.


b) Berkurangnya tekanan osmotic di dalam kapiler.

c) Meningkatnya tekanan osmotic ruang ekstra kapiler.

d) Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat sehingga terjadi penimbunan


cairan endolimfa.

Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal, ditemukan pelebaran dan perubahan


morfologi pada membrane reissner. Terdapat penonjolan ke dalam skala vestibule, terutama di
daerah apeks koklea helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan
utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala media dimulai dari daerah apekskoklea, kemudian dapat
meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea. Hal ini yang dapat menjelaskan terjadinya tuli
saraf nada rendah pada penyakit meniere. (Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher .
2008)

2.4. TIPE PENYAKIT MENIERE

Penyakit meniere memiliki tiga (3) tipe yaitu:


1. Penyakit meniere vestibular ditandai dengan gejala vertigo hanya bersifat episodic,
penurunan respon vestibular atau tak ada respon total pada telinga yang sakit, tak
ada gejala koklear, tak ada kehilangan pendengaran objektif,kelak dapat mengalami
gejala dan tanda koklear.
2. Penyakit meniere klasik ditandai dengan gejala mengeluh vertigo, kehilangan
pendengaran sensorineural berfluktuasi, tinnitus.
3. Penyakit meniere koklea ditandai dengan gejala kehilangan pendengaran
berfluktuasi, tekanan atau rasa penuh aural, tinitus, kehilangan pendengaran terlihat
pada hasil uji, tak ada vertigo,uji labirin vestibuler normal, kelak akan menderita
gejala dan tanda vestibule.

2.5. MANIFESTASI KLINIK

Gejala-gejala dari penyakit Meniere secara khas termasuk paling sedikit beberapa
dari yang berikut :

1. Episodic rotational vertigo: Serangan-serangan dari perasaan memutar yang


disertai oleh disequilibrium (perasaan ketakseimbangan), mual, dan adakalanya
muntah. Ini biasanya adalah gejala yang paling menyusahkan. Vertigo biasanya
berlangsung 20 menit sampai dua jam atau bahkan lebih lama. Selama serangan-
serangan, pasien-pasien adalah sangat dilumpuhkan, dan ketiduran mungkin
mengikutinya. Perasaan ketakseimbangan mungkin berlangsung untuk beberapa
hari.
2. Tinnitus: Suara meraung, berdengung, seperti mesin, atau berdering dalam
telinga. Ia mungkin episodik (kadang-kadang) dengan serangan vertigo atau ia
mungkin tetap. Biasanya tinnitus memburuk atau akan tampak tepat sebelum
timbulnya vertigo.
3. Kehilangan pendengaran: Ia mungkin sebentar-sebentar pada awal timbulnya
penyakit, namun melalui waktu ia mungkin menjadi kehilangan pendengaran
yang tetap. Ia mungkin melibatkan semua frekwensi-frekwensi, namun paling
umum terjadi pada frekwensi-frekwensi yang lebih rendah . Suara-suara yang
keras mungkin menjadi tidak nyaman dan tampak menyimpang pada telinga
yang terpengaruh.
4. Kepenuhan telinga: Biasanya perasaan penuh ini terjadi tepat sebelum timbulnya
serangan vertigo.( Apotik online dan media informasi obat penyakit
medicastore.com).

2.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG.

Pemeriksaan yang dilakukan unruk membedakan penyakit meniere dari penyebab


vertigo lainnya:
1. CT scan atau MRI kepala
2. Stimulasi kalorik
3. Elektroensefalografi
4. Elektronistagmografi
5. Audiometri/audiologi.

2.7. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan meliputi menasehati untuk mengubah gaya hidup dan kebiasaan


atau penatalaksanaan pembedahan. Namiun penyakit meniere bukan masalah yang
membahayakan jiwa maka, pasien dapat memilih untuk tidak melakukang tindakan
apapun sampai tahap tertentu selama penatalaksanaan. Beberapa pasien membaik
bersama waktu saat penyakit hangus. Tak ada penyembuhan untuk penyakit meniere,
penatalaksanaan untuk menghilangkan vertigo atau menghentikan perkembangan atau
menstabilkan penyakit.(KMB E:8 vol.3,2001:2059).

Untuk meringankan vertigo bisa diberikan scopolamin, antihistamin, barbiturat


atau diazepam. Tindakan pembedahan untuk mengurangi vertigo adalah neurektomi
vestibuler, dimana dilakukan pemotongn saraf yang menuju ke kanalis semisirkularis
(bagian dari telinga tengah yang mengatur keseimbangan).

Jika vertigo sangat mengganggu dan terjadi gangguan pendengaran yang berat,
dilakukan labirintektomi, yaitu pengangkatan koklea (bagian dari telinga tengah yang
mengatur pendengaran) dan kanalis semisirkularis. (Apotik online dan media informasi
obat penyakit medicastore.com).
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

3.1. PENGKAJIAN

1. Aktivitas : Kelelahan, kelemahan, tidak dapat tidur. sirkulasi


2. Sirkulasi : Sianosis/ kulit abu abu, kelembaban,

3. Integritas Ego : Perasaan terancam , cemas , takut, gelisah , menagis, focus


menyempit , gemetar, Pucat.

4. Makanan dan cairan : hilang nafsu makan(anoreksia), mual muntah, tidak toleran
terhadap makanan (karena adanya obat), perubahan berat badan.
5. Neurosensori : pusing (kepala berputar putar ), perubahan perilaku.

6. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri pada telinga ,perilaku distraksi (contoh gelisah,


wajah mengerut ,merintih)

7. Pernapasan : perubahan kecepatan atau kedalaman pernapasan selama episode


vertiugo.

8. Keamanan : Demam, ganaguan pendengaran, kesulitan dalam menelan, tidak


mamapu memenuhi kebutuhannya sendiri.

9. Penyuluhan : factor resiko keluarga, penggunaan atau tak menggunakan obat yang
diresepkan, kurang pemehaman tentang proses penyakit.

3.2. DIAGNOSA KEPEERAWATAN

1. Gagguan pendengaran b/d telinga berdengung; kehilangan pendengaran


berfluktuasi
2. Resiko tinggi injury b/d tidak ada respon vestibuler akibat vertigo
3. Ketidaknyamanan b/d telinga berdengung; perasaan tuli.
4. Nyeri b/d penekanan ( rasa penuh aural) pada telinga dalam.
5. Kekurangan volume cairan b/d mual dan muntah.
6. Intoleransi aktivitas b/d rasa pusing akibat vertigo.
7. Anxietas b/d ancaman.atau kurangnya pengetahuan, perubahan status kesehatan.
8. Gangguan pola tidur b/d gangguan pendengaran(telinga berdengung)
9. Kurang pengetahuan b/d kurang infomasi,kesalahan interpretasi informasi

3.3. RENCANA PERAWATAN / INTERVENSI


1. Gagguan pendengaran b/d telinga berdengung;kehilangan pendengaran
berfluktuasi.

Kemungkinan buktikan oleh :

Keluhan telinga berdengung


Keluhan kehilangan pendengaran berfluktuasi
Keluhan perasaan tuli.

Hasil yang diharapkan (pasien akan) :


Melaporkan telinga berdengung dan perasaan tuli berkurang/hilang
Mampu berpartisipasi dalam aktifiatas dan tidur/ istirahat.
Menunjukkan pendengaran membaik

Intervensi

Kaji tingkat gangaguan pendengaran.


Rasional : mengetahuai tingkat gagaguan pendengaran mambatu dalam
memberikan tindakan.
Berbicara dengan jelas dan tegas kepada klien tanpa perlu berteriak.
Rasional : berbicara dengan jelas dan tegas membantu pasien untuk tatap mampu
mendengar dengan baik.
Berikan alat bantu dengar, bila diperlukan.
Rasional : alat bantu dengar membatu pasien mempertahankan pendengarannya.
Berikan obat sesuai indikasi.
Rasional : pemberian obat sesuai indikasi membantu mempercepat kesembuhan.

2. Resiko tinggi injury (cedera) b/d tidak ada respon vestibuler akibat vertigo
Kemungkinan dibuktikan oleh :
Keluhan rasa pusing
Cara jalan abnormal
Kepala pening dan kepala terasa berputar-putar.
Tampak kelelahan

Hasil yang diharapkan (Pasien akan) :

Tidak mengalami jatuh akibat gangguan keseimbangan


Ketakutan dan ansietas berkurang.
Melakukan latihan sesuai ketentuan
Segera melakukan posisi horizontal saat pusing. Menjaga kepala tetep diam saat
pusing
Berpartisipasi dalam aktifitas dan tidur/istirahat dengan tepat.

Intervensi

Kaji vertigo meliputi riwayat, durasi, frekuensi dan adanya gejala penyakit telinga
Rasional : Riwayat penyakit memberikan dasar untuk intervensi
kaji luasnya ketidakmampuan dalam hubungan dengan aktivitas hidup sehari hari.
Rasional : Luasnya ketidakmampuan menunjukan resiko jatuh
Ajarkan/ tekankan terapi vestibular atau keseimbangan sesuia ketentuan.
Rasional : latihan mempercepat kompensasi labirintin, yang dapat mengurangi vertigo
dan gangguan cara jalan.
Anjurkan klien tetap membuka mata dan memandang lurus ke depan ketika berbaring dan
mengalami vertigo
Rasional : Mengurangi perasaan vertigo,dan gerakan mengalami deslerasi bila mata tetap dijaga
pada posisi yang tetap.
Dorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing, dengan pagar tempat tidur dinaikkan
Rasional : Mengurangi kemungkinan jatuh dan cedera

Letakkan bantal pada kedua sisi kepala untuk memebatasi gerakan


Rasional : Gerakan akan memperberat vertigo
Berikan/ ajari cara pemberian obat anti vertigo atau obt penenang vestibular, beri petunjuk pada
pasien mengenai efek sampingnya.
Rasional : Menghilangkan gejala akut vertigo

3. Ketidaknyamanan b/d telinga berdengung; perasaan tuli.


Kemungkinan dibuktikan oleh :
Keluhan telinga berdengung
Keluhan perasaan tuli.
Gelisah.
Penampilan wajah mengerut.

Hasil yang diharapkan (Pasien akan) :

Melaporkan telinga berdengung dan perasaan tu;li berkurang/hilang


Menunjukkan tindakan rileks
Mampu berpartisipasi dalam aktifiatas dan tidur/ istirahat.

Intervensi

Kaji derajat ketidaknayamanan


Rasional : mengetahui tingkat ketidaknyamanan pasien dapat mempermuadah dalam
memberikan palayanan
Berikan tindakan nyaman.
Rasional : dapat meningkatkan relaksasi.
Berikan aktivitas/hiburan untuk mengalihkan rasa telinga berdegung

Rasional : aktivitas/ hiburan mampu mengalihkan keluhan pasien

Berikan obat sesuai indikasi


Rasional : pemberian obat sesuai indikasi membantu mempercepat kesembuhan.
4. Nyeri b/d penekanan (rasa penuh aural) pada telinga dalam.
Kemumgkinan dibuktikan oleh :
Keluhan nyeri
Perubahan pola tidur
Keluhan rasa kepenuhan pada telinga dalam.
Wajah menahan nyeri.
Meringis, menangis,
Aktivitas kurang.
Hasil yang diharapkan (Pasien akan):
Melaporkan nyeri berkurang/ hilang
Menunjukkan istirahat/ tidur yang cukup/ baik.
Menunjukkan ekpresi wajah yang ceria .
Melaporkan rasa kepenuhan pada telinga berkurang/ hilang.
Mampu beraktivitas
Intervensi
Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya serangan , factor pencetus atau
memperberat.
Rasional : membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk
perbandingan dan evaluasi terhadap terapi.
Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan mengenai nyeri yang dirsakannya
Rasional : menurunkan perasaan marah dan cemas yang dapat meningkat kan nyeri
tersebut
Berikan aktivitas/hiburan untuk mengalihkan rasa nyeri
Rasional : aktivitas/ hiburan mampu mengalihkan keluhan nyeri pasien
Berikan obat analgetik sesuai indikasi.
Rasional : obat analgetik dapat mengurangi / menghilangkan rasa nyeri.

5. Resiko kekurangan cairan b/d mual dan muntah.


Kemungkinan dibuktikan oleh :
Rasa Pusing
Mual dan muntah
Dehirasi
Tampak kelelahan

Hasil yang diharapkan (pasien akan) :


Melaporkan Rasa pusing berkurang/hilang
Melaporkan rasa mual muntah berkurang / hilang
Menunjukkan wajah yang rileks dan perasaan segar.
Mampu beraktifiatas dan tidur/ istirahat dengan tepat.
E lektrolit tubuh dalam batas normal
Membran mukosa lembab
Turgor kulit elastic.
Tidak tampak lemas
Intervensi
Kaji atau minta pasien mengkaji masukan dan haluaran (termasuk emesis, tinja cair, urin dan
diaforesis). Pantau hasil lab.
Rasional : Pencatatan yang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan.
Kaji indikator dehidrasi, termasuk tekanan darah (ortostatik), denyut nadi, turgor kulit,
membran mukosa, dan tingkat kesadaran.
Rasional : pengenalan segera adanya dehidrasi memungkinkan intervensi segera.
Dorong konsumsi cairan oral sesuai toleransi, hindari minuman yang mengandung
kafein(stimulasi vestibular).
Rasional : penggantian cairan oral harus di mulai sesegera mungkin untuk mengganti
kehilangan. Kafein dapat meningkatkan diare.
Kolaborasi pemberian obat anti diare.
Rasional : Mengurangi mual dan muntah, mengurangi kehilangan cairan dan
memperbaiki masukan per oral.

6. Intoleransi aktivitas b/d rasa pusing akibat vertigo.


Kemungkinan dibuktikan oleh :
Kelelahan , kelemahan , keletihan,
Sianosis (wajah pucat)
Nyeri (menahan nyeri)
Penurunan kekuatan otot
Ketidaknyamanan beraktivitas.
Hasil yang diharapkan ( Pasien akan) :
Melaporkan/menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat
diukur dengan tak adanya kelemahan dan kelelahan berelebihan, wajah tak pucat
dan tanda vital dalam rentang normal.

Intervensi
Kaji dan evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan peningkatan
kelemahan / kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.
Rasional : menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan
intervensi
Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
Dorong manajemen sters dan pengalih yang tepat.
Rasiuonal : Menurunkan sters dan rangsangan berlebihan , meningkatkan istirahat
Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat.
Rasional : tirah baring di pertrahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan
metabolic ,menghemat energy untuk penyembuhan.
Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat / tidur.
Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi , tidur dikursi atau menunduk
kedepan meja atau bantal.
Bantu pasien dalam program latihan, progresif terhadap sesegera mungkin untuk turun
dari tempat tidur, mencacat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan
aktivitas
Rasional : saat inflamasi / kondisi dasar teratasi pasien mungkin mampu melakukan
aktivitas yang diinginkan, kecuali vetigo muncul.

7. Anxietas b/d ancaman atau kurangnya pengetahuan, perubahan status kesehatan.


Kemungkinan dibuktikan oleh :
Gelisah , ekspresi wajah mengerut dan meringis,
Tampak Cemas dan ketakuatan.
Berkeringat , muntah
Menolak atau perilaku menyerang.
Istirahat kurang
Hasil yang diharapakan (pasien akan) :
Mengakui dan mendiskusikan rasa takut / cemas masalah.
Melaporkan takut / ansietas menurun samapai tingkat yang dapat ditangani
Penampailan rileks dan istirahat / tidur dengan tepat.

Intervensi
Catat derajat ansietas dan takut. Informasikan pasien/ orang terdekat bahwa perasaannya
normal dan dorong mengespresikan perasaan.
Rasonal : pamahaman bahwa perasaan (dimana berdasarkan situasi ditambah
ketidakseimbangan oksigen )
Jelaskan proses penyakit meniere (vertigo) dan prosedur dalam tingkat kemampuan
pasien untuk memahami dan menangani informasi. Kaji situasi saat dan tindakan yang
diambil untuk mengatasi masalah.
Rasional : menghilangkan ansietas karena ketidaktahuan dan menurunkan takut tentang
keamanan pribadi.pada fase dini penjelasan perlu di ulang dengan sering dan singkat
karena pasien mengalami penurunan lingkup perhatian.
Tinggal dengan pasien atau membuat perjanjian dengan seseorang untuk menunggu
selama serangan akut.
Rasional : membantu dalam menurunkan ansietas yang berhubungan denngan penolakan
adanya perasaan mau pinsang.
Berikan tindakan nyaman, mis, pijatan punggung , perubahan posisi.
Rasional : Alat untuk menurunkan stress dan perhatian tak langsung untuk meningkatkan
relaksasi dan kemampuan koping.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku membantu, mis, posisi yang nyaman , focus
bernapas, teknik relaksasi.
Rasional : memberikan pasien tindakan mengontrol untuk menurunkan asietas dan
tegang otot
Kembangkan program aktivitas dalam batas kemampuan fisik.
Rasional : memberikan kesehatan untuk membentuk energy dengan perasaan

8. Gangguan pola tidur b/d gangguan pendengaran(telinga berdengung).


Kemungkinan dibuktikan oleh :
Tampak lesu, lemah dan kelelahan
Gelisah , ketidaknyamanan.
Tampak pucat (sianosis)
Hasil yang diharapkan (pasien akan) :
Gangguan pola tidur dapat teratasi (Tampak segar dan istirahat cukup)
Tampak dapat beraktivitas seperti biasanya.
Rasa gelisah dan ketidaknyamanan berkurang / hilang.

Intervensi

Kaji tingkat kesulitan tidur.


Rasional : Membantu menentukan pengobatan atau intervensi selanjutnya.
Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut.
Rasional : perlu di jelaskan bahwa gangguan tersebut sulit di tangani, sehingga pasien di
anjurkan untuk beradaptasi dengan keadaan tersebut, karena penggunaan obat penenang
juga tidak terlalu baik dan hanya dapat di gunakan dalam waktu singkat.
Arahkan dengan melakukan relaksasi, contoh: mendengarkan music.
Rasional : Tehnik relaksasi dapat membantu mengalihkan perhatian terhadap tinnitus.
Kolaborasi dalam pemberian obat untuk vertigo, Antihistamin, seperti meklizin
Tranquilizer, seperti diazepam.
Rasional : Menekan sistem vestibular digunakan pada kasus akut untuk membantu
mengontrol vertigo.
Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/ obat tidur.

9. Kurang pengetahuan b/d kurang infomasi,kesalahan interpretasi informasi


Kemungkinan dibuktikan oleh :
Pernyataan salah konsep
Tidak akurat mengikuti instruksi
Kecemasan
Terjadi komplikasi atau ketidaktepatan berperilaku (apatis , bermusuhan,
menolak)
Hasil yang diharapakan ( pasien akan ) :
Berpartisipasi dalam proses belajar
Mengidentifikasi atau melakukan perubahan pola hidup yang berpartisipasi
dalam program pengobatan.
Kecemasan berkurang / hilang.
Pengetahutahuan meningkat.
Intevensi
Tentukan persepsi pasien terhadap penyebab penyakit.
Rasional : membuat pengetahuan dasar dan memberikan beberapa kesadaran yang
konstruktif pada pasien.
Berikan atau kaji ulang informasi tentang etiologi penyakit/efek hubungan perilaku
pola hidup, dan cara menurunkan resiko / factor pendukung
Rasional : memberikan pengetahuan dasar diman pasien dapat membuat pilihan
informasi / keputusan tentang masa depan dan control masalah kesehatan.
Ajurkan untuk mengungkapakan apa yang dialami bersosialisai, dan meningkatkan
kemandiriannya.
Rasional : mempengaruhi pilihan terhadap intervensi yang akan dilakuakan.
Diskusikan kebutuhan akan control penyakit yang rutin
Rasional : perlu sekali untuk memantau perbaikan, mengidentifikasi kebutuhan
terapi dan meningkatkan secara optimal proses penyembuhan.

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapt kami tarik adalah sebagai berikut :

Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui
dan mempunyai trias gejala yaitu : gangguan pendengaran , tinnitus dan serangan
vertigo. Terutama terjadi pada wanita dewasa.(Kapita selekta kedokteran, 2001: 93). Atau
dengan kata lain Penyakit Meniere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo,
tinnitus, dan berkurangnya pendengaran secara progresif.

Penyakit Meniere dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan


telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh malapsorbsi dalam sakus endolimfatikus.
Namun, ada bukti menunjukkan bahwa banyak orang yang menderita penyakit Meniere
mengalami sumbatan pada duktus endolimfatikus.

4.2. SARAN

Adapun saran yang dapat kami paparkan adalah :

1. Dalam melayani pasien kita harus berpenampilan bersih, sopan, dan ramah agar
pasien merasa senang dan cepat sembuh.
2. Seorang perawat harus selalu mampu memberikan pelayanan yang terbaik untuk
kliennya.

3. Pada saat terjadi serangan sebaiknya penderita diberikan posisi yang nyaman.

4. Lakukan penanganan secepatnya untuk menghindari terjadinya komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suzanne C. Smeltzer , Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah.


Jakarta : EGC

2. Arief mansjoer.dkk. 2008. Kapita Selekta. Jakarta: Media Aescolapius

3. Suehinchliff.dkk.1999.Kamus Keperawatan.ediasi: 17. Jakrta : EGC

4. http:// medicastore.com. Apotik online dan media informasi obat penyakit

5. Soepardi, dkk. 2008. Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher . Jakarta:
FKUI\
6. Srigalajantan. 2009. http://meniere/penyakit meniere/srigalajantan. Blog. Html.

7. Blogger.com. http://meniere/askep-pada klien dengan kelainan. htm

8. Elizabeth.J corwin. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai