A. Pembelian Persediaan
Persediaan barang di hotel bisa berupa makanan, minuman, material supplies dan
barang-barang lain, dimana barang-barang tersebut tersedia untuk dijual maupun untuk
tergantung pada fasilitas yang dimiliki, jumlah kamar, dan tingkat perputaran persediaan.
keawetan barang tersebut, sehingga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penyimpanan adalah:
1) Temperatur ruangan
4) Sistem ventilasi
Barang-barang yang tahan lama seperti material supplies, disimpan di General Store,
sedangkan barang-barang yang mudah rusak dan minuman disimpan di Daily Store.
1
2
Ada dua jenis pembelian bahan makanan dengan cara kontrak, yaitu:
Pembelian bahan makanan dengan cara seperti itu mempunyai tujuan, seperti
dalam jangka waktu tertentu (sesuai dengan kontrak), hotel/restoran tidak perlu
tergantung lamanya kontrak. Tujuan yang lain yaitu, tenaga ataupun waktu bisa
dihemat, dan juga akan memudahkan di dalam penatapan harga dan penyusunan
anggaran, hal ini karena jumlah pengeluaran sudah dapat dipastikan. Pembelian
dengan sistem kontrak ini akan lebih menguntungkan lagi bila diutamakan untuk
jenis bahan yang mempunyai harga yang stabil untuk periode-periode tertentu.
penting dan sulit diperoleh. Terutama adalah jenis bahan-bahan yang hanya
diingat dalam pembeian bahan dengan sistem kontrak ini adalah kontrak
sebaiknya dilakukan secara tertulis, dan kalau perlu dilakukan dihadapan notaris
untuk dijadikan sebagai dokumen legal. Struktur kontrak bisa dibagi menjadi dua
bahan yang dibeli,dan sebagainya. Sedangkan bagian kedua tentang hal-hal yang
3
khusus dan spesifik, seperti standar spesifikasi untuk setiap jenis bahan yang
Cara pembelian harian ini biasanya dilakukan untuk bahan-bahan makanan yang
tidak tahan lama. Untuk melaksanakan pembelian harian semacam ini, maka
karyawan bagian dapur yang sukup senior harus melakukan inventori setiap harinya,
biasanya dilakukan pada siang hari untuk menghitung berapa bahan-bahan yang
tersisa dan berapa jumlah yang harus dibeli kembali sehingga jumlah yang harus
dibeli kembali sehingga jumlah yang harus dibeli, maka mengajukan order pembelian
(supplier) yang sudah direkomendasikan. Oleh sebab itu diperlukan daftar supplier
Cara pembelian bahan makanan secara kuota mingguan, pada umumnya dilakukan
untuk bahan-bahan yang tergolong dalam grocery, hal ini karena pengiriman sekali
dalam seminggu atau sekali dalam dua minggu untuk jenis-jenis bahan makanan
grocery adalah sangat sesuai. Prosedur atau metode pembelian dengan cara
mingguan, sama dengan prosedur pembelian cara harian. Dan yang perlu diketahui
adalah, dalam pembelian cara kuota mingguan ini setelah bagian pembelian
menerima daftar bahan/barang yang harus dibeli dari bagian yang bersangkutan
kemudian bagian pembelian akan menentukan pemasok (supplier) mana yang akan
memasok bahan/barang yang dibutuhkan untuk minggu yang akan datang tersebut.
Untuk pembelian secara kuota harian, yang pada umumnya untuk bahan-bahan
makanan golongan grocery, maka standar spesifikasinya sulit dirinci secara detail,
maka pada umumnya yang digunakan adalah nama merk, ukuran, berat, dan jumlah.
bahan/barang yang akan dibeli tidak dalam jumlah yang besar, dan untuk
bahan/barang yang mudah didapat. Pembelian dengan cara ini bisa dilakukan
langsung ke pasar, supermarket atau toko atau tempat-tempat yang sudah dijadikan
Ada beberapa keuntungan yang bila menggunakan pembeilan cara Cash and
Carry, diantaranya:
a) Dapat dibeli di lebih banyak tempat, tidak tergantung hanya pada satu pemasok
saja
b) Harga lebih kompetitif, walaupun bahan/barang yang dibeli dalam jumlah sedikit.
c) Pembeli tahu secara pasti barang/bahan yang akan dibeli beserta harganya hanya
melalui katalog
transportasinya.
Pembelian dengan cara pembayaran pesanan ini diperlukan bila hotel /restoran
memerlukan bahan makanan tersebut dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi
kebutuhan selama beberapa waktu, hal tersebut juga untuk menjamin kontinuitas
dalam Menu.
3) Pembelian (purchasing)
4) Penerimaan (receiving)
5) Cost control
yang biasanya disiapkan gudang atau departemen outlet atas dasar persediaan
minimum.
2) Purchase order (PO), formulir yang mencatat pemesanan pemesanan barang untuk
3) Memorandum invoice (MI), pencatatan pembelian barang yang diterima dari supplier
5) Quotation analysis price, merupakan daftar harga dari barang-barang yang akan
6) Bincard, merupakan kartu barang yang menyebutkan nama barang., barang masuk,
7) Cardex, adalah kartu barang yang menyebutkan nama barang, ukurannya, harga
satuan, barang masuk, barang keluar, dan sisa barang. Cardex digunakan sebagai alat
1) PR dibuat oleh departemen yang memerlukan barang, jika barang yang diperlukan
tidak tersedia di gudang, atau PR juga bisa dibuat oleh bagian gudang, jika barang
dan didukung dengan quotation analysis price. PO pada umumnya dibuat dalam 5
4) Penerimaan barang dalam hotel dilakukan oleh bagian penerimaan barang, setelah
persetujuan dari:
5) MI pada umumnya dibuat dalam beberapa rangkap sesuai kebutuhan, tapi ada yang
7) Sedangkan cost control berdasarkan salinan PR, PO, MI akan mencatat pembelian
tersebut dalam cardex, dan account payable akan mencatatnya pada hutang usaha.
8) MI setiap hari dipilah per jenis barang (food, beverage, material supplies) oleh bagian
penerimaan barang, untuk digunakan sebagai dasar membuat daily receiving report.
Proses akuntansi dimulai dari pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum,
kemudian posting ke dalam rekening buku besar. Proses tersebut berjalan terus menerus
sepanjang tahun buku. Kegiatan semacam itu dapat dilakukan hanya untuk transaksi
keuangan yang memiliki frekuensi tidak sering terjadi dan jumlah bukti transaksinya pun
tidak banyak. Apabila transaksi yang sejenis memiliki frekuensi dalam kategori sering terjadi
dan jumlah transaksinya banyak, cara posting seperti dikemukakan pada pembahasan jurnal
umum tidak lagi efisien dan kurang praktis. Kondisi ini biasanya terjadi pada perusahaan
Oleh karena itu, bertolak dari jurnal umum yang biasanya digunakan untuk
mencatat transaksi sejenis dalam jumlah frekuensi yang cukup sering, dapat dibuatkan jurnal
yang mempunyai bentuk khusus. Jurnal tersebut sering dinamakan jurnal khusus. Transaksi-
transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal khusus misalnya transaksi penerimaan kas,
transaksi pengeluaran kas, transaksi penjualan kredit, dan transaksi pembelian kredit. Setelah
pencatatan dalam jurnal khusus tersebut selanjutnya diposting ke dalam rekening buku yang
1) Jurnal penjualan barang dagangan, untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan
2) Jurnal pembelian barang dagangan, untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan
3) Jurnal penerimaan kas, untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas atau uang tunai.
4) Jurnal pengeluaran kas, untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas atau uang tunai.
5) Jurnal umum, untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat ke dalam keempat
jurnal di atas.