Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi seperti saat ini, perusahaan semakin dituntut untuk berpikir secara
strategis. Perusahaan tidak hanya memikirkan upaya untuk meningkatkan keuntungan atau
keunggulan kompetitif dalam jangka pendek, melainkan mereka dituntut untuk berpikir jauh
ke depan. Perusahaan harus menetapkan strategi dan rencana-rencana yang akan dicapai
dalam jangka panjang. Hal yang sama juga berlaku untuk cost reduction. Guna mencapai
pengurangan biaya dalam jangka panjang secara efektif, perusahaan harus memiliki
kesadaran penuh bahwasanya pengurangan biaya dalam jangka panjang secara efektif ini
merupakan program yang sifatnya strategis (untuk jangka panjang) dan menjadi prioritas
kultural. Berbeda halnya jika kita komparasi dengan traditional cost reduction yang memiliki
fokus pada pengurangan biaya secara cepat untuk biaya-biaya yang timbul dalam jangka
pendek yang diakibatkan oleh krisis yang datang secara tiba-tiba, strategic cost reduction
seyogianya menjadi suatu bagian dalam strategi kompetitif yang mengintegrasikan teknologi
dan manajemen sumber daya manusia untuk menyediakan sebuah program yang
terkoordinasi, memiliki scope yang luas, dan merupakan pendekatan jangka panjang dalam
mengurangi biaya-biaya. Hal inilah yang menjadi dasar bagi kami mengapa kami begitu
men-support strategic cost reduction bagi perusahaan dalam rangka meraih sustainable
competitive advantage di tengah persaingan bisnis yang sengit dan akselerasi teknologi yang
tidak dapat dibendung. Pengurangan biaya secara efektif dalam jangka panjang melibatkan
pembentukan sebuah culture atau budaya perbaikan secara berkelanjutan akan kualitas,
waktu, dan biaya melalui segenap inovasi. Pengurangan biaya jangka panjang dapat di-
accomplished secara optimal melalui pembelajaran secara berkelanjutan mengenai target
core competencies secara cepat dibanding para kompetitor dan membentuk hubungan jangka
panjang karyawan dengan budaya inovasi yang kuat.
Guna mencapai pengurangan biaya dalam jangka panjang secara efektif, perusahaan
harus memiliki kesadaran penuh bahwasanya pengurangan biaya dalam jangka panjang
secara efektif ini merupakan program yang sifatnya strategis (untuk jangka panjang) dan

1
menjadi prioritas kultural. Berbeda halnya jika kita komparasi dengan traditional cost
reduction yang memiliki fokus pada pengurangan biaya secara cepat untuk biaya-biaya yang
timbul dalam jangka pendek yang diakibatkan oleh krisis yang datang secara tiba-tiba,
strategic cost reduction seyogianya menjadi suatu bagian dalam strategi kompetitif yang
mengintegrasikan teknologi dan manajemen sumber daya manusia untuk menyediakan
sebuah program yang terkoordinasi, memiliki scope yang luas, dan merupakan pendekatan
jangka panjang dalam mengurangi biaya-biaya. Hal inilah yang menjadi dasar bagi kami
mengapa kami begitu men-support strategic cost reduction bagi perusahaan dalam rangka
meraih sustainable competitive advantage di tengah persaingan bisnis yang sengit dan
akselerasi teknologi yang tidak dapat dibendung. Pengurangan biaya secara efektif dalam
jangka panjang melibatkan pembentukan sebuah culture atau budaya perbaikan secara
berkelanjutan akan kualitas, waktu, dan biaya melalui segenap inovasi. Pengurangan biaya
jangka panjang dapat di-accomplished secara optimal melalui pembelajaran secara
berkelanjutan mengenai target core competencies secara cepat dibanding para kompetitor
dan membentuk hubungan jangka panjang karyawan dengan budaya inovasi yang kuat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah itu manajemen cost reduction ?

2. Bagaimanakah penerapan strategi cost reduction ?

3. Bagaimanakah cara menjalankan program cost reduction yang efektif dan efisien ?

4. Apa saja pendekatan yang digunakan dalam program cost reduction?

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Cost Reduction

Cost Reduction atau yang biasa disebut dengan pengurangan biaya merupakan strategi
utama yang dilaksanakan sebagai alternatif penurunan anggaran perusahaan. Setiap
perusahaan memiliki patokan anggaran keuangan yang berbeda. Strategic cost reduction
menjadikan pengurangan biaya menjadi bagian strategi untuk menempatkan perusahaan pada
posisi kompetitif, sehingga mencakup keseluruhan rantai nilai (value chain), bukan hanya
pengurangan biaya pada tahap produksi,apalagi hanya berkaitan dengan pengurangan biaya
tenaga kerja. Pencatatan biaya tidak dapat mempengaruhi perilaku manajemen di dalam
mengkonsumsi sumber daya,sedangkan strategic cost reduction membutuhkan sistem
informasi biaya yang dapat mempengaruhi perilaku manajemen dalam melakukan
improvement secara berkelanjutan terhadap proses pembuatan produk,sepanjang daur hidup
produk. Cost reduction (pengurangan biaya) akan berhasil apabila dilakukan secara terus-
menerus di dalam perusahaan. Dengan demikian, akan tercipta suatu kebiasaan, kebudayaan,
serta kesadaran perusahaan untuk melakukan upaya-upaya dalam pengurangan biaya yang
ada di perusahaan.

2. Penerapan Strategi Cost Reduction

Penerapan strategi Cost Reduction atau pengurangan biaya ini dapat dilakukan dengan
upaya berikut ini yaitu :

a. Melakukan penurunan biaya produksi

Kegiatan produksi di sebuah perusahaan membutuhkan modal yang cukup untuk bisa
melakukan pengembangan serta pertumbuhan perusahaan yang optimal.Langkah
penurunan biaya produksi biasanya juga dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud
pelaksanaan Cost Reduction didalamnya.Pelaksanaan ini dikarenakan oleh keuangna
perusahaan yang mengharuskan untuk semua biaya mengalami penurunan.

3
b. Melakukan penurunan jumlah produk

Produk yang dibuat oleh perusahaan biasanya sering mengalami penurunan jumlahnya
akibat biaya produksi yang menurun pula. Inilah salah bentuk strategi yang dilaksanakan
oleh perusahaan untuk bisa melakukan perkembangan serta pertumbuhan perusahaan
secara maksimal.

c. Melakukan penurunan nilai investasi

Investasi merupakan tabungan bisnis yang biasa dijalankan perusahaan guna


memaksimalkan keuangan yang ada dalam perusahaan.

3. Cara Menjalankan Program Cost Reduction yang Efektif dan Efisien

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis struktur biaya.
Mana biaya yang paling besar menempati porsi total biaya keseluruhan perusahaan. Sebagai
contoh untuk pertambangan batubara , yang mengalami kesulitan akibat turunnya harga
batubara dan adanya produk substitusi. Kemudian, gunakan analisis Pareto untuk melihat
mana yang paling besar. Nah jika sudah diketahui, maka itulah yang menjadi prioritas dalam
melakukan program cost reduction. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua cost itu jelek.
Anda perlu mempertimbangkan benefit & cost analysis nya terhadap setiap program yang
akan dijalankan. Tidak merupakan masalah bila penambahan biaya tersebut, ternyata
memberikan output atau benefit jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
Selanjutnya tinggal menjalankan program tersebut. Inilah bagian terpenting. Kebanyakan kita
menjalankan program yang kompleks dan memang bisa memberikan dampak pengurangan
biaya besar. Tapi sebagaimana lazim dalam dunia bisnis, semakin kompleks suatu masalah,
maka makin sulit juga pengendalian dan eksekusinya. Kompleksitas program cost reduction
makin membutuhkan pendekatan multidisiplin dalam menjalankannya, karena akan
mempengaruhi dimensi organisasi baik itu struktur, strategi, proses, budaya maupun sistem.
Disini perlu dibangun matriks prioritas berdasarkan tingkat kemudahan menjalankan
program dan dampak yang diperoleh. Tentunya prioritas terbesar adalah yang paling mudah
dieksekusi dan memberikan dampak terbesar bagi perusahaan.

4
4. Dua Pendekatan dalam Cost Reduction

Pada dasarnya, ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam pengaplikasian
programa cost reduction ini, yaitu pendekatan tradisional dan perdekatan strategic. Program
cost reduction dengan pendekatan tradisional akan berfokus pada penghematan biaya secara
cepat. Contohnya adalah pengurangan biaya yang dilakukan dengan pengurangan gaji dan
pengeliminasian pekerjaan. Namun demikian, jika pengurangan gaji terus dilakukan dalam
jangkan panjang, maka karyawan akan kehilangan motivasinya untuk memberikan
kemampuan terbaiknya kepada perusahaan. Hal ini akan berdampak buruk pada output yang
akan dihasilkan oleh perusahaan, terutama dari segi kualitasnya. Pada akhirnya, hal ini juga
akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Berbeda dengan pendekatan tradisional yang hanya cocok untuk digunakan dalam
jangka pendek, pendekatan strategic juga cocok digunakan dalam jangka panjang.
Pendekatan ini berkaitan erat dengan strategi bersaing perusahaan dalam jangka panjang. Hal
ini dikarenakan oleh adanya kemampuan pendekatan ini dalam mengintegrasikan strategi
kompetitif, strategi teknologi, serta strategi SDM perusahaan. Di samping itu, dia juga
mencakup pertimbangan desain organisasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam jangka panjang, seperti untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya
yang berkelanjutan.
Agar lebih jelas, perbedaan antara kedua pendekatan tersebut dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Pembeda Pendekatan Tradisional Pendekatan Strategik

Tujuan Spesifik Keunggulan kompetitif

Cakupan Sempit Luas

Waktu Jangka pendek Jangka panjang

Frekuensi Periodik Terus-menerus

Pemicu Reaksi Produksi

Target Tenaga kerja Seluruh rantai nilai

5
Dari table di atas, kita dapat melihat bahwa pengurangan biaya dengan menggunakan
pendekatan strategic dilakukan dengan mengurangi biaya-biaya yang terdapat dalam rantai
nilai perusahaan. Agar lebih efektif, pengurangan biaya biasanya dilakukan pada rantai nilai
sebelum proses produksi.
Untuk merealisasikan manfaat optimal pendekatan strategic dalam mengurangi biaya
jangka panjang, ada 3 prasyarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan, antara lain:

1) Adanya kepedulian dari manajemen puncak,


2) Adanya cost culture, misalnya dalam bentuk peningkatan kualitas secara terus-menerus
melalui inovasi dari karyawan
3) Adanya strategi sumber daya manusia yang didasarkan pada long-term employment,
cross training karyawan dan sebagainya.

Di samping hal di atas, kompleksitas yang ada pada suatu perusahaan pun akan turut
mempengaruhi biaya jangka panjang. Untuk mengatasinya, perusahaan dapat menggunakan
ABM dalammengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah serta mengurangi jumlah dan
frekuensi cost driver.
Namun demikian, realitasnya, pada saat ini, dunia usaha lebih kompleks dari yang kita
bayangkan. Kondisi perekonomian juga mempengaruhi upaya perusahaan dalam mencapai
keunggulan kompetitifnya. Oleh karena itu, demi tercapainya tujuan perusahaan, perusahaan
memerlukan kemampuan untuk mengevaluasi pengurangan biaya strategic ini dan
mengombinasikannya dengan berbagai strategi lainnya yang tepat, seperti hal nya ABM dan
strategi lainnya. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan dalam jangka panjang.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Strategic cost reduction menjadikan pengurangan biaya menjadi bagian strategi untuk
menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif, sehingga mencakup keseluruhan rantai
nilai (value chain). bukan hanya pengurangan biaya pada tahap produksi, apalagi hanya
berkaitan dengan pengurangan biaya tenaga kerja. Pencatatan biaya tidak dapat
mempengaruhi perilaku manajemen di dalam mengkonsumsi sumber daya, sedangkan
strategi cost reduction menbutuhkan sistem informasi biaya yang dapat mempengaruhi
perilaku manajemen dalam melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap proses
pembuatan produk, sepanjang daur hidup produk.

B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapat banyak
kekurangan-kekurangan yang luput dari amatan saya sebagai penyusun. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari teman-teman
maupun dosen pembimbing, sebagai landasan pembelajaran kedepan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hansen & Mowen. 2000. Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat

Supriyono,R.A. 2001. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai