: P NOMMENSEN
FAKULTAS EKONOMI
2002KATA PENGANTAR
Buku Sederhana ini, yang diberi judul Ekonomi Koperasi, sebenarnya sudah
terbit setahum lebih awal dari penerbitannya sekarang, Namun karena
berbagai kendala akhirnya baru diterbitkan tahun 2002 ini.
Buku ini terutama ditujukan bagi para mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah Ekonomi Koperasi di Fakultas Ekonomi sehingga penyajiannya
disengaja sesederhana mungkin dengan harapan agar lebih mudah
dimengerti oleh mahasiswa yang sebelummya belum pernah membaca atau
mengetahui apa Ekonomi Koperasi itu. Disamping kepada mahasiswa, buku
ini juga diharapkan dapat dipakai oleh mereka-mercka yang berminat untuk
mendalami per- koperasi- an.
Buku ini terdiri dari 9 bab. Bab pertama adalah Pengertian Koperasi
mencakup Pengertian Koperasi, Gotong Royong dan Tolong Menolong,
Koperasi sebagai Cabang Iimu Pengetahuan dan Kegunaan Mempelajari Iimu
Koperasi. Bab kedua adalah Tujuan dan Fungsi Koperasi yang mencakup
Penggolongan dan Jenis-jenis Koperasi, Jenis Koperasi di Indonesia, Tujuan
dan Fungsi Koperasi, Perbedaan koperasi dengan Usaha Lain. Bab ketiga
adalah Prinsip - prinsip Koperasi yang memuat Prinsip Rochdale, Prinsip
Raiffeisen, Prinsip Schulze, Prinsip ICA (International Cooperative Alliance),
Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia. Bab keempat adalah Pendirian Koperasi
dan Anggaran Dasar yang membahas mengenai Perlukah Koperasi Didirikan,
Beberapa Hai yang Harus Diperhatikan dalam Pendirian Koperasi, Tahapan
Pendirian Koperasi, Persyaratan Pembentukan Koperasi, Anggaran Dasar
Koperasi dan Cara Penyusunan AD. Bab kelima mengenai Manajemen
Koperasi yang memuat tentang Struktur Organisasi Koperasi, Tugas dan
‘Tanggungjawab Perangkat Koperasi, Pengelola Koperasi.Selanjutnya bab keenam mengenai Penanganan Hasi) produksi Anggote:
mencakup Cara Menangani Hasil Produksi Anggota, Pemasaran Hasil
Produksi Anggota,. Peranam Koperasi dalam pemasaran, Operasional
Pemasaran bagi Koperasi dan Koperasi dalam Persaingan Pasar. Bab ketujuh
mengenai Pembelanjaan Koperasi mencakup Kebutuhan akan Modal, Sumber
Modal Koperasi, Pendayagunaan Modal, Cara Mengatasi Permodalan
Koperasi. Bab kedelapan mengenai Sisa Hasil Usaha mencakup Pengertian
Sisa Hasil Usaha (SHU), Rumus Pembagian Sisa hasil Usaha, Prinsip-prinsip
Pembagian SHU, Contoh Pembagian SHU. Bab kesembilan mengenai Sejarah
Perkoperasian mencakup Kapitalisme, Sosialisme, Sejarah Perkoperasian di
Indonesia.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih mengandung beberapa kelemahan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan-masukan yang konstruktif
demi penyempurnaannya kelak. Akhir kata kiranya buku sederhana ini
memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Medan, September 2002
PenulisDarra Isi
Kata Pengantar (i)
Daftar isi (iii)
Babli
Pengertian Koperasi (1)
Pengertian Koperasi (3)
Koperasi, Gotong Royong dan Tolong Menolong (7)
Koperasi sebagai Cabang Ilmu Pengetahuan (9)
Kegunaan Mempelajari [imu Koperasi (10)
Bab2
Tujuan dan Fungsi Koperasi (15)
Penggolongan dan Jenis-jenis Koperasi (17)
Jenis Koperasi di Indonesia (21)
Tujuan dan Fungsi Koperasi (24)
Perbedaan Koperasi dengan Usaha Lain (27)
Bab3
Prinsip - prinsip Koperasi (35)
Prinsip Rochdale (37)
Prinsip Raiffeisen (41)
Prinsip Schulze (42)
Prinsip ICA (International Cooperative Alliance) (44)
Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia (48)
Bab4
Pendirian Koperasi dan Anggaran Dasar (53)
Perlukah Koperasi Didirikan (55)
Beberapa Hal yang harus Diperhatikan dalam Pendirian Koperasi (56)
Tahapan Pendirian Koperasi (57)
Persyaratan Pembentukan Koperasi (60)
Anggaran Dasar Koperasi (60)
Cara Penyusunan AD (62)Babs
Manajemen Koperasi (65)
Struktur Organisasi Koperasi (67)
Tugas dan Tanggungjawab Perangkat Koperasi (68)
Pengelola Koperasi (74)
Bab
Penanganan Hasil Produksi Anggota (79)
Cara Menangani Hasi! Produksi Anggota (81)
Pemasaran Hasil Produksi Anggota (92)
Peranan Koperasi dalam Femasaran (94)
Operasional Pemasaran bagi Koperasi (96)
Koperasi dalam Persaingan Pasar (99)
Bab7
Pembeianjaan Koperasi (103)
Kebutuhan akan Modal (106)
Sumber Modal Koperasi (108)
Pendayagunaan Modal (113)
Cara Mengatasi Permodalan Koperasi (116)
Babs
Sisa Hasil Usaha (123)
Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) (125)
Rumus Pembagian Sisa hasil Usaha (127)
Prinsip-prinsip Pembagian SHU (130)
Contoh Pembagian SHU (132)
Bab9
Sejarah Perkaperasian (137)
Kapitalisme (139)
Sosialisme (148)Sejarah Perkoperasian di Indonesia (151)
Sebelums Kemerdekuan (151)
Setelah Kemerdekaare (153)
Masa Orde Barw (154)
Daftar Lampiran:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN
1992 TENTANG PERKOPERASIAN (159)BaB- 1
Pengertian
ikoperasi
a oe
Pengertian Koperasi
Koperasi, Gotong Royong dan Tolong Menolong
Koperasi Sebagai Cabang Iimu Pengetahuan
Kegunaan mempelajari limu KoperasiEkonomi Koperasi
Seringkali orang mendefinisikan koperasi dengan menggunakan
prinsip-prinsip koperasi atau serangkaian prinsip koperasi atau
berdasarkan konsepsi-konsepsi lainnya. Pada dasarnya
pendefinisian sedemikian hanyalah suatu upaya untuk memberikan
deskripsi mengenai koperasi yang tidak berlaku secara universal
apalagi berupa suatu definisi ilmiah.
Dalam bab ini akan disajikan pengertian koperasi dari berbagai
sudut pandang. Kemudian dilanjutkan dengan perbedaan antara
koperasi, gotong royong dan tolong menolong. Selanjutnya
koperasi sebagai cabang ilmu pengetahuan dan pada bagian akhir
ditutup dengan kegunaan mempelajari ilmu koperasi.
A. PENGERTIAN KOPERAS!
Dilihat dari asal katanya, kata koperasi berasal dari bahasa latin
“Coopere” dan diserap dalam bahasa Inggris menjadi Cooperation.
Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, sehingga
Cooperation berarti bekerja sama atau berusaha bersama sama.
Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang
mempunyai kepentingan yang sama dan tujuan yang sama.
Berikut ini disajikan beberapa definisi koperasi.
1. Definisi ILO
Definisi ILO (International Labour Organization, 1975) menyatakan
sebagai berikut : “Cooperative defined as an association of persons
usually of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a
common economic end through the formation of a democratically
controlled business organization, makin equitable contribution to the
capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the
undertaking”Bab-1 : Pengertian Koperasi
Defenisi ILO ini lebih detail dan berdampak international karena
organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang memberikan
perhatian terhadap masyarakat golongan bawah. Dalam defenisi
tersebut diatas, terdapat 6 elemen, yaitu :
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (assosiation of
persons).
b. Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan
(voluntarity joined together).
c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a
common economic end)
d. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan
usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis
(formation of a democratically controlled business organization).
e. Terdapat konstribusi yang adil terhadap modal yang
dibutuhkan (making equitable contribution to the capital required).
f. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara
seimbang (accepting a fair share of the risk and benefits of the
undertaking).
2 Defenisi Hatta
Moh. Hatta yang diberi gelar sebagai “Bapak Koperasi Indonesia”
memberikan definisi koperasi lebih sederhana namun jelas, padat
dan didalamnya terkandung suatu visi dan misi Beliau
mengatakan : “Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong
menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan
berdasarkan ‘seorang buat semua dan semua buat seorang’.”
3, UU No. 12 Tahun 1967
Undang-undang Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok
Perkoperasian mendefinisikan sebagai berikut : “Koperasi Indonesia
adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakanEkonomi Koperasi
orang-orang atau badan-badan Inkum koperasi yang mertpakan tata
susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan alas azes
kekeluargaan”.
4, UU No. 25 Tahun 1992
Undang-udang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
meberikan definisi sebagai berikut : “Koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atase badan hukunt koperasi, dengan
‘melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.”
Berdasarkan pengertian di alas, Koperasi Indonesia mengandung 5
elemen sebagai berikut:
a. Koperasi adalah baden usaha
Sebagai badan usaha, maka koperasi harus memperoleh laba,
Laba merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha bisnis,
dimana sistem itu akan gagal bekerja tanpa memperoleh laba.
b. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan-badan hukum
koperasi
Ini berarti bahwa, Koperasi Indonesia bukan kumpulan modal.
Dalam hal ini, UU Nomor 25 Tahun 1992 memberikan jumlah
minimal orang-orang (anggota) yang ingin membentuk
organisasi koperasi (minimal 20 orang), untuk koperasi primer
dan 3 (tiga) Badan Hukum Koperasi untuk koperasi sekunder.
Syarat lain yang harus dipenuhi ialah bahwa anggota-anggota
tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
c. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan “prinsip-
prinsip koperasi”.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992, ada 7 prinsip Koperasi
Indonesia dan ini akan diuraikan pada tulisan berikutnya.
Secara singkat, prinsip koperasi ini pada dasamya merupakan
jati diri koperasi.Bab-1 : Pengertian Koperast
d. Koperasi Indonesia adalah “Gerakan Ekonomi Rakyat”
{ni berarti bahwa, Koperasi Indonesia merupakan bagian dari
sistem perekonomian nasional Dengan demikian, kegiatan
usaha koperasi tidak semata-mata hanya ditujukan kepada
anggota, tetapi juga kepada masyarakat umum.
e. Koperasi Indonesia “berazaskan kekeluargaan”
Dengan azas ini, keputusan yang berkaitan dengan usaha dan
organisasi dilandasi dengan jiwa kekeluargaan. Segala
keputusan yang diambil seyogyanya berdasarkan musyawarah
dan mufakat. Inti dari azas kekeluargaan yang dimaksud
adalah adanya rasa keadilan dan cinta kasih dalam setiap
aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan berkoperasi.
2. KOPERASI, GOTONG ROYONG DAN TOLONG MENOLONG
Inti dari koperasi adalah “kerjasama”. Akan tetapi tidak’ setiap
kerjasama dapat disebut sebagai koperasi, Ini berarti bahwa arti
kerjasama dapat berbeda-beda, tergantung dari sudut mana kita
melihatnya. Sebagai contoh, dilihat dari aspek hukum maka
kerjasama adalah suatu badan hokum yang mempunyai hak-hak
dan kewajiban-kewajiban. Menurut pandangan antropologi,
kerjasama adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk
memelihara kelangsungan hidup suatu masyarakat. Sedangkan
dalam ilmu sosial, kerjasama adalah suatu organisasi yang
merupakan salah satu unsur dinamika kehidupan bermasyarakat.
Koperasi yang mengandung makna kerjasama adalah koperasi
sebagai lembaga ekonomi modern yang mempunyai tujuan, sistem
manajemen, tertib organisasi, aturan dan peraturan serta mempuyai
azas dan prinsip. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang
mengutamakan pelayanan akan kebutuhan ekonomi para
anggotanya. Keberadaan koperasi timbul atas dasar kebutuhanEkonomi Koperast
orang-orang untuk berorganisasi yang melalui organisasi tersebut
para anggota-anggotanya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Bentuk lain yang didalamnya terkandung unsur kerjasama adalah
gotong-royong. Namun demikian gotong royong tidak sama
dengan koperasi. Istilah gotong-royong sudah lama dikenal di bumi
Indonesia yang istilah tersebut berbeda-beda di berbagai daerah.
Istilah “Marsiurupan” di Tapanuli atau sebutan “Subak” di Bali,
misalnya, tidak lain dari suatu gotong-royong. Dalam pengertian
yang lebih sederhana, gotong royong adalah kegiatan bersama
untuk mencapai tujuan bersama seperti pembuatan tali air,
perbaikan jalan, dan lain lain. Dan bila ditelaah lebih jauh, maka
gotong royong mengandung unsur “keterpaksaan” yang bermakna
disipiin dan solidaritas. Artinya orang karena
adanya semacam keharusan dan solidaritas sosial. Sanksi sosial
akan ada terhadap anggota masyarakat yang tidak pernah bersedia
ikut dalam gotong royong.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan perbedaan antara
koperasi dan gotong-royong.
Koperasi Gotong Royong
1 Memiliki aturan dan peraturan| 1. Tidak memiliki. afuran dan
tertulis peraturan tertulis
2 Memiliki kegiatan secara terus| 2 Kegiatannya tidak tertaur dan
menerus dan teratur tidak terus menerus
Hubungan intrapersonal dila-
kukan secara iugas dan objektif
Bertindak lebih rasional dan efisien
Memiliki sistem manajemen yang
teratur
Berbadan hukum
. Dinamis dan tanggap terhadap
perubahan
|. Hubungan interpersonal ku-rang
lugas dan objektif
bangkan “rasa” satu sama lain
. Lebiht didasarkan pada kegi-atan
kegiatan yang spontan dan
pengawasan bersama
|. Tidak berbadan hukum
'. Lebih bersifat statis dan tradisionalBab-1 ; Pengertian Koperasi
Sama halnya dengan gotong royong, tolong menolongpun
mengandung unsur “keterpaksaan”. Kaiau gotong royong
merupakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama
perorangan. Misalnya menggarap lahan sawah, memperbaiki
rumah dan lain lain. Dalam tolong menolong terdapat unsur balas
membalas dimana seseorang bersedia menolong orang lain dengan
harapan bahwa diapun akan memeriukan pertolongan orang lain
dikemudian hari. Dengan kata lain, dalam hal tolong menolong,
seseorang akan merasa rugi dikemudian hari apabila tidak ada
yang bersedia menolongnya pada waktu ia memerlukan.
Dari urain di atas jelaslah bahwa terdapat perbedaan yang
mendasar antara koperasi di satu pihak dengan gotong royong dan
toiong menoiong di iain pihak Gotong royong dan tolong
menolong lebih bertujuan sosial sedangkan koperasi mempunyai
tujuan ekonomi yang lebih kongkrit.
3. KOPERAS! SEBAGA) CABANG ILMU PENGETAHUAN
Agar dapat disebut sebagai cabang ilmu pengetahuan maka
koperasi harus memenuhi syarat; yaitu objektif, metodik dan
sistematik.
1. Objektif
Objektif berarti sesuai dengan objeknya. Berkaitan dengan itu apa
yang menjadi objek pembahasan dalam koperasi tidak lain
daripada kegiatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhannya, sebagaimana objek studi dalam ilmu ekonomi.
Dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menghadapi
masalah kelangkaan (scarcity), yaitu terbatasnya alat-alat pemuas
kebuiuhan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhanEkonomi Koperasi-
manusia yang tidak terbatas. tersebut. Persoalan kelangkaan ini
a tidak hanya terbatas pada jumlah barang-barang dan
jasa-jasa, melainkan juga keterbatasan kemampuan fisik dan mental
manusia bersangkutan. Demikian juga lembaga atau organisasi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk menampung kegiatan
manusia masih Kurang. Disinilah letak pentingnya koperasi dan
merupakan jawaban untuk memecahkan masalah tersebut.
Koperasi sebagai suatu badan atau perkumpulan merupakan suatu
alat atau wadah atau wahana bagi para anggotanya untuk bersama-
sama mencapai tujuan bersama, yakni terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan mereka baik sebagai konsumen maupun sebagai
produsen. Termasuk didalamnya kebutuhan kebutuhan akan
kredit, asuransi, jasa-jasa dalam bidang kesehatan dan lain
sebagainya.
Metodik
Metodik berarti mengikuti suatu metode tertentu atau cara bekerja
tertentu agar dapat memahami objek yang menjadi sasaran. Metode
berfikir yang umum digunakan adalah metode deduktif dan
induktif. Metode deduktif adalah metode berfikir dengan bertitik
tolak dari hal-hal yang berlaku umum dan kemudian diterapkan
pada hal-hal yang khusus. Sebagai contoh adalah keanggotaan
koperasi yang bersifat sukarela adalah suatu prinsip yang diterima
oleh setiap koperasi. Atas dasar kesukarelaan ini maka tidak boleh
ada paksaan dari pihak manapun termasuk dari pemerintah agar
seseorang menjadi anggota koperasi. Para anggota bebas keluar
dari keanggotaan koperasi dan calon anggota pun bebas untuk
memutuskan tidak jadi menjadi anggota koperasi. Demikian juga
adalah menjadi hak anggota untuk tetap sebagai anggota atas dasar
kesadarannya sendiri atau untuk keluar dari koperasi yang
bersangkutan sewaktu-waktu ia menghendakinya.Bab-1 : Pengertian Koperasi
10
Prinsip sukarela yang bermakna tidak boleh ada paksaan dari pihak
manapun juga agar seseorang masuk menjadi anggota koperasi
atau keluar dari keanggotaan koperasi Walaupun demikian
tidaklah tertutup suatu kemungkinan bagi para pejabat dalam hal
yang bersangkut paut dengan bidang perkoperasian untuk
memberikan penyuluhan dengan memberikan informasi,
bimbingan dan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk
pengembangan koperasi. Selain itu tetap terbuka kesempatan yang
sel a bagi pengurus koperasi khususnya dan gerakan
koperasi umumnya untuk melaksanakan pendidikan bagi para
anggota koperasi dan masyarakat di daerah kerjanya. Azas sukarela
tetap harus dijunjung tinggi sebagai suatu kebenaran dan tercermin
dalam setiap langkah pelaksanaannya.
Apabila metode deduktif adalah dari hal-hal yangbersifat umum
kepada hal-hal yang bersifat khusus maka metode induktif adalah
kebalikannya, yakni bertitik tolak dari hal-hal yang khusus sifatnya
dan kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum. Sebagai
contoh misalkanlah seseorang mahasiswa universitas A melakukan
penelitian terhadap 30 koperasi primer di wilayah suatu kabupaten.
Kemudian data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis serta
ditarik kesimpulannya. Misalkanlah bahwa si mahasiswa ingin
mengetahui kesamaan-kesamaan yang dimiliki atau berlaku di
dalam koperasi bersangkutan. Adapun sifat-sifat yang sama adalah
bahwa Koperasi itu adalah suatu organisasi, bekerja dibidang
ekonomi, mengutamakan hubungan antara manusia dengan
manusia. Kemudian dipimpin dan diusahakan secara demokratis,
tidak hanya mementingkan koperasinya saja tetapi juga
memikirkan kesejahteraan masyarakat daerah kerjanya. Disamping
itu tidak mengutamakan modal, tetapi lebih mementingkan
Partisipasi anggotanya.
Disamping kedua metode berfikir tersebut di atas dikenal pula
metode yang lain yang dinamakan metode komperatif. MetodeEkonomi Koperasi
komperatif adalah metode berfikir dengan cara membandingkan
dua hai atau lebih untuk memperoleh sesuatu yang dianggap
benar. Perbandingan dilakukan secara logis untuk memperoleh
kebenaran yang baru yang tentunya lebih baik daripada kebenaran
yang sudah ada. Sebagai contoh adalah kajian tentang kebaikan dan
keburukan perusahaan Firma (Fa) dengan Perseroan Terbatas (PT)
untuk melahirkan suatu jenis badan usaha baru yang mengandung
kebaikan-kebaikan dari Fa dan PT.
3. Sistematik
Syarat lain dari suatu pengetahuan agar dapat disebut ilmu adalah
sistematik dalam arti adanya hubungan antara ilmu yang satu
dengan ilmu yang lain. Dengan kata lain, ilmu yang bersangkutan
tidak berdiri sendiri tetapi terkait dengan ilmu pengetahuan lain
karena ilmu pengetahuan merupakan satu kebulatan. Koperasi
sebagai ilmu pengetahuan berhubungan dengan filsafat, sosiologi,
ilmu ekonomi dan juga dengan ilmu jiwa.
4. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU KOPERASI
Sebagai ilmu pengetahuan, koperasi mempunyai kegunaan yakni:
1. Pemikiran koperasi dapat mendorong perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya tentang perkoperasian.
2. Konsep koperasi merupakan alternatif dalam pemecahan
masalah-masalah yang timbul dalam sistem perekonomian.
3. Secara praktis, koperasi merupakan laboratorium untuk
memperdalam dan penyempumaan ilmu _pengetahuan
perkoperasian.
Khusus dari segi praktisnya, kegunaan untuk mempelajari ilmu
koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut diantaranya dari segi
ideologi, organisasi dan segi usaha. Secara ideologi maka koperasi :
11Bab-1 : Pengertian Koperasi
12
Menanamkan kesadaran akan kepribadian.
Menanamkan kesadatan akan lingkungan.
Percaya akan kemampuannya.
Menanamkan kesadaran akan tolong menolong-
Menanamkan rasa saling mempercayai pada anggota-anggota
lain.
Merasa mempunyai persamaan derajat dengan anggota-
anggota yang lain.
Keenam butir-butir di atas pada hakekatnya adalah “pendidikan”
untuk mengenal dan saling menghargai sesama. Dengan mengenal
dan menghargai sesama akan dapat terjalin suatu kerjasama karena
itulah yang merupakan dasar yang menimbulkan adanya
kerjasama. Suatu kerjasama yang tercetus dari perasaan saling
menghargai akan menimbulkan kemauan untuk tolong menolong.
Dibarengi dengan munculnya persamaan derajat dan percaya pada
diri sendiri pada akhimya akan menimbulkan kerjasama dalam
bentuk koperasi.
Ve eye
>
Dari segi organisasi, mempelajari ilmu koperasi akan memantapkan
organisasi mencapai tujuannya. Kemantapan organisasi dapat
diketahui dari apakah koperasi bekerja semakin efisien atau tidak.
Semakin efisien koperasi bekerja, dimana organisasi sebanding
dengan volume usaha, berarti koperasi dapat melakukan
penghematan-penghematan atau penekan biaya tanpa menderita
kerugian.
Untuk mencapai efisiensi yang semakin tinggi perlu diaktifkan
motor penggeraknya agar masing-masing unsur bekerja sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Anggaran Dasar
Koperasi Rapat Anggota sekali setahun harus dilaksanakan
demikian juga Rapat Pengurus baik secara rutin maupun khusus.
Selain melaksanakan Rapat Anggota dan Rapat Pengurus, maka
pengurus sebagai pelaksana keputusan-keputusan Rapat AnggotaEkonomi Koperasi
menjalankan kegiatannya dengan baik sehingga usaha dan
organisasi akan semakin berkembang. Kemudian Badan Pengawas
sebagai alat kontrol atau pengawas melaksanakan pengawasan
sesuai dengan tugas dan tanggungjawab mereka. Dengan
bekerjanya masing-masing unsur, yaitu Rapat Anggota, Pengurus
dan Badan Pengawas sesuai dengan aturan yang berlaku pada
dasarnya hal itu merupakan perwujudan dari kesadaran akan tugas
dan tanggungjawab masing-masing unsur sebagai bagian dari
organisasi. Tanpa menyadari adanya batas-batas hak dan
wewenang masing-masing dalam koperasi sebenamya hal tersebut
justru akan berdampak negatif terhadap koperasi sebagai suatu
organisasi.
Selain mempunyai kegunaan dilihat dari segi ideologi dan
organisasi, mempelajari ilmu koperasi memiliki manfaat juga
ditinjau dari segi usaha, yakni mendidik anggota untuk belajar
berusaha dengan jujur. Dan beberapa kemungkinan yang dapat
diraih dari pengalaman yang cukup lama di koperasi antara lain:
Memungkinkan lahimnya tenaga-tenaga profesional.
Memungkinkan manajemen semakin efisien.
memungkinkan pengembangan modal sendiri.
Memungkinkan pelayanan kepada anggota makin baik.
Memungkinkan skala usaha semakin besar.
FR SS Mite
13BaB-2
PTujuan
dan
fungsi iXoperasi
a
A. Penggolongan dan Jenis-jenis Koperasi
B. Jenis Koperasi di Indonesia
C. Tujuan dan Fungsi Koperasi
D. Perbedaan Koperasi dengan Usaha Lain
-15-Ekonomi Koperasi
Koperasi mengandung makna kerjasama, yaitu menolong satu
sama lain. Koperasi merupakan perwujudan yang praktis dari
usaha untuk menolong diri sendiri melalui usaha secara bersama.
Dengan kata lain, keberhasilan koperasi mencapai tujuannya
diwujudkan dalam peningkatan kesejahteraan anggota-anggotanya.
Uraian dalam bab ini dimulai dari penggolongan dan jenis-jenis
koperasi dan kemudian dilanjutkan dengan tujuan koperasi baik
dalam arti tujuan secara umum maupun tujuan-tujuan khusus.
Pada bagian akhir ditutup dengan uraian mengenai perbedaan
antara koperasi dengan usaha lainnya.
A. PENGGOLONGAN DAN JENIS-JENIS KOPERASI
Pada umumnya koperasi dapat dibedakan berdasarkan 5 bagian,
yaitu menurut kelompok yang dilayani, menurut kelompok
penghasil, menurut komodoti, menurut fungsi, dan menurut
tingkatan organisasi.
1, Menurat Kelompok yang Dilayani
Pembagian koperasi didasarkan atas kebutuhan yang mendesak
yang segera harus diatasi. Berdasarkan itu koperasi dibedakan atas
koperasi pemakai, koperasi kelompok kerja, koperasi kelompok
pemuda/pelajar dan koperasi kelompok strategis. Koperasi
pemakai atau disebut juga koperasi konsumen dibentuk oleh
konsumen barang maupun jasa. Koperasi melakukan pembelian
bersama kebutuhan sehari-hari untuk dijual kembali kepada
anggota-anggotanya dengan harga yang relatif lebih murah.
Dengan demikian tujuan utama koperasi konsumsi ialah
menyediakan barang-barang atau jasa kebutuhan anggotanya
dengan mudah dan murah.
17Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi
18
Selanjutnya koperasi kelompok kerja disebut juga koperasi
fungsional. Kelompok kerja diartikan sebagai orang-orang yang
bekerja yang membentuk koperasi, seperti pegawai negeri,
karyawan swasta, tentara, polisi, dan lain-lain.
Termasuk dalam jenis koperasi kelompok pemuda/ pelajar ialah
koperasi sekolah yang beranggotakan siswa atau pelajar, koperasi
pramuka, koperasi mahasiswa, koperasi karang taruna, dan lain-
lain. Sedangkan yang termasuk dalam jenis koperasi kelompok
strategis yang berkembang di Indonesia diantaranya koperasi
wanita, koperasi transmigrasi, dan lain-lain.
Menurut Kelompok Penghasil
Termasuk kelompok penghasil adalah yang memproduksi
komoditi, diantaranya di bidang pertanian, bidang industri dan
bidang jasa. Dibidang pertanian berfungsi untuk menyediakan
pupuk, benih dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan oleh petani.
Disamping menyediakan input di atas, adakalanya para petani
membentuk koperasi pembelian dan koperasi pengolahan hasil
pertanian. Tujuan utama koperasi pembelian adalah untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan barang pertanian dan
menggalang kekuatan dikalangan petani dalam menghadapi
persaingan harga barang. Sedangkan koperasi pengolahan hasil
pertanian bertujuan untuk menekan ongkos pengolahan atau
produksi serendah mungkin supaya harga jualnya dapat bersaing
di pasar.
Koperasi yang bergerak di bidang industri dibentuk oleh para
pekerja atau pengusaha yang bersatu dalam menghasilkan satu
bentuk produk. Beniuk koperasi ini banyak dijumpai di Indonesia,
seperti koperasi kerajinan tangan, koperasi industri sepatu,
koperasi batik, koperasi perikanan, koperasi penghasil laut, dan
lain-lain. Sedangkan koperasi di bidang penghasil jasa ialah
koperasi yang dibentuk oleh kelompok pekerja atau pengusahaEkonomi Koperasi
yang menghasilkan jasa. Termasuk koperasi jenis ini adalah
koperasi perbengkelan, koperasi penarik becak, koperasi supir, dan
lain-lain.
Menurut Komoditi
Koperasi yang dibentuk atas jenis komoditi ini hampir sama
dengan koperasi-koperasi pertanian, yaitu yang menghasilkan
suaiu produk tertentu atau didasarkan kepada komoditi yang
diusahakan. Sebagai contoh adalah koperasi kopra, koperasi karet,
koperasi teh, koperasi perikanan, dan lain-lain. Koperasi-koperasi
ini biasanya melakukan kegiatan ekonomi yang multi fungsi yakni
selain memproduksi juga mengolah, memasarkan, pengontrolan
mutu, pergudangan dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Menurut Fungsi
Pembagian koperasi munurut fangsi dapat dibedakan atas 3
kelompok dalam bidang perekonomian yaitu koperasi pembelian,
Koperasi produksi, dan koperasi penjualan. Koperasi pembelian
didirikan oleh orang-orang yang membutuhkan barang-barang
yang akan dipergunakan untuk produksi dan kebutuhan konsumsi.
Oleh karena itu koperasi ini dapat mengusahakan pembelian alat-
alat pertanian dan mengusahakan pembelian kebutuhan pokok
sehari-hari, Contohnya adalah koperasi pertanian, koperasi
perikanan, koperasi konsumen, dan lain-lain.
Selanjutnya koperasi penjualan ialah koperasi yang dibentuk para
produsen yang menghasilkan barang-barang yang kemudian
menjuainya kepada koperasi usaha mereka bersama. Tujuan utama
koperasi penjualan adalah untuk mencegah persaingan di antara
para produsen. Dengan bersatu dan bekerjasama di dalam sebuah
koperasi penjualan, produsen dapat mempertahankan harga yang
layak untuk barang-barang hasil produksi mereka. Misalnya para
pengrajin menjual produksinya kepada toko koperasi yang
dibentuk.
19Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi
5. Menurut Tingkat Organisasi
Jenis koperasi menurut tingkat arganisasi dapat dibedakan atas 2
bagian, yaitn koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi
primer ialah koperasi yang beranggotakan orang-orang. Koperasi
ini disebut juga dengan koperasi tingkat lokal. Sedangkan koperasi
sekunder ialah kopersi yang beranggotakan berbagai organisasi
koperasi.
Bagan Koperasi Primer
Dida
gun] =
Minimum 20 OrangEkonomi Koperasi
B_ Jenis KOPERASE DI INDONESIA
Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1959, jenis koperasi di
Indonesia adalah kelompok koperasi desa, koperasi pertanian,
koperasi indusri, koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumsi.
Selain itu dinyatakan juga tingkatan-tingkatan koperasi yang
disesuaikan dengan tingkat administratif pemerintah, yaitu :
> Tingkat primer meliputi desa
> Tingkat pusat meliputi kabupaten
> Tingkat gabungan meliputi propinsi
> Tingkat induk meliputi nasional (seluruh Indonesia).
Penjenisan koperasi di Indonesia menurut UU No. 12 tahun 1967
pasal 17 didasarkan kepada:
> Kebutuhan dari suatu golongan dalam masyarakat yang
homogen karena_kesamaan _aktivitas/kepentingan
ekonominya.
> Efisiensi kerja untuk mencapai tujuan bersama dari pada
anggotanya.
Selanjutnya menurut pasal 15 UU No. 25 tahun 1992 dinyatakan
bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi
sekunder, sedangkan pada pasal 16 dinyatakan bahwa jenis
koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan
ekonomi anggotanya.
Dengan demikian, maka jenis koperasi yang mungkin di Indonesia
adalah koperasi-koperasi:
Koperasi konsumsi
Koperasi produksi
Koperasi kredit (Gimpan Pinjam)
Koperasi jasa
Koperasi serba usaha
VVVVY
21Babe2 > Tujuan dan Fungsi Koperasi
Bagan Tingkat Organisasi Koperasi di Indonesia
1 W uw wv
Induk 0 0 9 0 | Nasional
ae h : Ts
Primer. $ f £ pe Kecamatanidesa
Unit Usaha g f i % Desa/Dukuh
Anggota 0 a] o0 0 Masyarakat
Sumber : Suwandi, 1985 :
97
Bagan Hubungan Koperasi Primer, Sekunder dan Tingkat-tingkat Koperasi
]
Vyo} aw jw
Induk i 4 2. | Nasional
Gabungan | 9 tf 2 Propins! Svcee
T
Pusat } i Kabupaten
Unit Usaha f } 2 £ Desa/Dukuh aes
Anggota Cn) 0 0 | MasyarakatEkonomi Koperasi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha memenuhi
kebutuhan sehari-hari para anggotanya pada swatu daerah tertentu,
misalnya koperasi konsumsi di desa tertentu. Selain itu dapat juga
didasarkan atas golongan masyarakat tertentu atau golongan
fungsional, misalnya koperasi konsumsi karyawan tertentu.
Koperasi produksi dapat dibedakan menurut lapangan usaha,
misalnya Koperasi Pertanian, Koperasi Peternakan, Koperasi
Perikanan, Koperasi Kerajinan Industri. Atau dapat juga didasarkan
atas -macam barang yang dihasilkan. Koperasi-koperasi yang
termasuk Koperasi Pertanian adalah Koperasi Padi dan Palawija,
Koperasi Kopra, Koperasi Tembakau, dan lain sebagainya.
‘Termasuk dalam Koperasi Peternakan: Koperasi Peternakan Ayam,
Koperasi Peternakan Sapi, Koperasi Peternakan Kambing.
Termasuk Koperasi Perikanan: misalnya Koperasi Peternakan Laut.
Termasuk Koperasi Kerajinan Industri, misalnya Koperasi Tekstil,
Koperasi Batik, Koperasi Kerajinan Perak, Koperasi Payung,
Koperasi Pandai Besi.
Koperasi kredit ada yang berdiri sendiri tetapi ada juga yang
kegiatannya itu merupakan sebagian dari kegiatan usaha koperasi
yang aneka usaha (multi purpose). Koperasi kredit dapat juga
didasarkan atas lingkungan atau golongan masyarakat dari para
anggota. Misalnya Koperasi Pedagang Pasar, Koperasi Dinas Pasar,
Koperasi Karyawan Perusahaan, Koperasi Pegawai Negeri,
Koperasi Kredit dari suatu desa/kampung dan Koperasi Pertanian.
Koperasi jasa dibentuk oleh para pemakai dan pemberi jasa guna
memanfaatkan jasa koperasi. Misainya Koperasi Listrik, Koperasi
Pengangkutan, Koperasi Perumahan, Koperasi Asuransi. Selain
kelima jenis koperasi di atas dapat juga dibentuk koperasi golongan
fungsional dan koperasi atas dasar komoditi. Yang termasuk dalam
koperasi fungsional ialah Koperasi Karyawan, Koperasi Pegawai
23Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi
C. TUJUAN DAN FUNGS! KOPERAS!
Negeri, Koperasi Pensiun, Koperasi Wanita, Koperasi Angkatan
Laut, Koperasi Polisi, dan lain-iain. Yang termasuk dalam koperasi
komoditi adalah Koperasi Karet, Koperasi Kopra, Koperasi
Cengkeh, Koperasi Perikanan, dan lain-lain.
Sesuai dengan INPRES No. 4 tahun 1973 dibentuklah Koperasi Unit
Desa (KUD) sebagai pengganti Koperasi Desa yang pada mulanya
bernama Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Koperasi Unit Desa
(KUD) diartikan sebagai koperasi desa yang daerah kerjanya bukan
daerah administrasi desa, melainkan daerah tertenta yang
didasarkan atas unit ekonomi yang merupakan satu kesatuan
ekonomi.
Perkembangan KUD sangat cepat dan seiring dengan itu jenis
koperasi turut juga berkembang. Disini KUD beroperasi dengan
cara aneka usaha (multi purpose). Disamping itu koperasi-koperasi
lain juga berkembang seperti koperasi-koperasi fungsional yang
kegiatan usahanya adalah serba usaha (ali purpose).
24
Pada dasamya tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota-anggotanya pada khususnya dan
masyarakat daerah kerja koperasi bersangkutan. Ini bukan hanya
berlaku di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain yang.
memperkenankan koperasi tumbuh di negaranya. Lebih jauh,
dalam pasal 3 UU No. 25 tahun 1992 disebutkan bahwa koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan’
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masy:
yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan
1945. Tujuan serupa itu adalah tujuan umum yang merup:
tujuan akhir koperasi di Indonesia.Ekonomi Koperasi
Setiap koperasi seyogianya dapat menjabarkan tujuan yang bersifat
umum tersebut sehingga operasional bagi masing-masing koperasi
sebagai badan usaha. Tujuan yang jelas dan oprasional akan lebih
memudahkan pihak manajemen dalam mengelola koperasi. Paling
tidak pihak manajemen harus dapat mencapai tujuan-tujuan
sementara koperasi yang dikelolanya. Tujuan sementara tersebut
biasanya berkaitan erat dengan jenis koperasi. Tujuan sementara
koperasi produksi adalah untuk memberikan jasa pada anggota-
anggotanya dengan cara membeli komoditi yang dihasilkan oleh
anggota dengan harga yang sama atau bahkan, jika mungkin, lebih
tinggi dibandingkan dengan harga pasar. Berbeda dengan koperasi
produksi, tujuan koperasi konsumsi adalah berusaha memberi jasa
kepada anggota-anggotanya dengan menjual barang-barang
kebutuhan dengan harga yang lebih rendah, sedangkan koperasi
kredit mempunyai tujuan memberikan kredit bagi anggota-anggota
koperasi bersangkutan dengan persyaratan yang relatif mudah.
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 UU No. 25 tahun 1992,
yaitu koperasi memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya, berarti program utama koperasi ialah
meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat melalui
pelayanan usaha. Koperasi harus memberikan pelayanan yang
terbaik tetapi tidak menambah biaya operasionalnya. Dengan kata
lain, koperasi harus memberikan pelayanan yang terbaik dalam
biaya yang paling efisien.
Kalau dikaji lebih jauh akan mudah dimengerti bahwa tujuan
umum tersebut di atas bermakna sangat luas dan juga bersifat
relatif. Ukuran kesejahteraan bagi orang yang satu dengan orang
yang lain dapat berbeda karena dipengaruhi oleh sikap manusia
yang pada dasarnya tidak pernah merasa puas. Manusia akan terus
berupaya meningkatkan kesejahteraanya, termasuk anggota-
anggota koperasi.
2sBab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi
26
Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial
ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur apabila aktivitas
ekonomi yang dilakukan oleh anggota dijalankan melalui koperasi.
Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat
ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riel. Apabila
pendapatan riel seseorang atau segolongan masyarakat meningkat
dapat dikatakan bahwa kesejahteraan (dari sudut pandang
ekonomi) orang atau masyarakat bersangkutan meningkat pula.
Sehubungan dengan itu, apabila tujuan koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya berarti peningkatan
pendapatan riel anggota menggambarkan keberhasilan mencapai
tujuannya. Dengan kata lain berhasil tidaknya koperasi mencapai
tujuannya dapat diukur dari pendapatan riel anggotanya.
Pendapatan riel adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam
jumlah barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang dapat
dibeli dari pendapatan nominalnya. Apabila pendapatan nominal
seseorang meningkat, ceteris paribus, maka orang yang
bersangkutan akan lebih mampu membeli barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhannya. itu berarti tingkat kesejateraan orang.
yang bersangkutan meningkat pula.
Selain tujuan koperasi, UU No. 25 tahun 1992 menyatakan juga
fungsi koperasi untuk Indonesia. Sebagaimana dituangkan dalam
pasal 4, fungsi koperasi adalah sebagai berikut :
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuam
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
- Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas’
kehidupan manusia dan masyarakat.
- Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya.Ekonomi Koperasi
- Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
D. PERBEDAAN KOPERASI DENGAN USAHA LAIN
Dalam kajian ekonomi, koperasi dapat dipandang sebagai suatu
badan usaha atau perusahaan. Namun demikian terdapat
perbedaan yang cukup menyolok antara koperasi dengan badan-
badan usaha lainnya, baik dengan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) maupun dengan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
Berikut ini akan dibahas secara ringkas mengenai sifat-sifat yang
dapat membedakan secara cepat antara BUMN, BUMS, dengan
koperasi.
1. BUMN
Meourut Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1232/KMK.
23/1989 pasal 1, yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik
‘Negara adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN yang
___ Seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Jadi, karena pemilik modal
edlch negara, berarti manajemya sangat dipengaruhi oleh
pemerintah dan menjadi sarana kebijakan yang biasanya cenderung
bessifat politis atau menyangkut kesejahteraan masyarakat, hajat
hiiup orang banyak dan pemerataan hasil pembangunan (lihat
pasal 33 ayat 2 UUD 1945). Lebih jelas lagi, menurut Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor 740/ KMK.00/1989, tentang
Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas, Bab 1 pasal 1; Badan
Useha Milik Negara adalah :
27Bab-2 : Tujuam dan Fungsi Koperasi
28
1. Badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki negara.
2. Badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki negara, tetapi
statusnya-disamakan dengan BUMN, yaitu :
a. BUMN patungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
b. BUMN patungan antara Pemerintah dengan BUMN lain.
c. Badan Usaha Patungan BUMN dengan Swasta Nasional atav
Asing dimana negara memiliki saham mayoritas (minimal
51%).
3. Kekayaan negara pada BUMN yang dipisahkan berdasarkan
Peraturan Pemerintah.
Perusahaan milik negara yang berbentuk BUMN dapat dipecah lagi
menjadi Perusahaan Daerah, Persero, Perusahaan Jawatan dan
Perusahaan Umum. Dengan berbagai pertimbangan, terutama
pertimbangan efisiensi usaha, Perusahaan Negata sekarang sudah
ada yang diswastakan, misalnya Perseroan Terbatas seperti PT.
PLN dan PT. Telkom.
BUMN adalah perusahaan yang mempunyai karakteristik berikut :
a. Usahanya bersifat membantu tugas pemerintah, seperti
membangun prasarana tertentu guna melayani kepentingan
masyarakat (public utilities)
b. Menghasilkan barang yang karena pertimbangan keamanan dan
kerahasiaan harus dikuasai oleh Negara.
c. Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang harus dimiliki serta dikelola oleh Pemerintah
d. Dibentuk untuk melaksanakan kebijakan pemerintah tertentu
atau bersifat strategis.Ekonomi Koperasi
e. Dibentuk dengan tujuan melindungi keselamatan dan
kesejahteraan masyarakat.
f, Usahanya bersifat komersial dan fungsinya dapat dilakukan oleh
swasta.
Dengan karakteristik tersebut jelas bahwa manajemen BUMN dapat
bebas bergerak seperti halnya perusahan swasta. Kegiatan yang
dilakukan manajemen adalah mengadakan transaksi usaha dan
perjanjian bisnis guna mencari keuntungan, walaupun tetap
melayani kepentingan masyarakat.
BUMS
Pemilik BUMS bermacam-macam, tergantung pada badan
hukumnya, dan masing-masing mempunyai sifat serta cara kerja
yang berlainan. Disini hanya akan diberikan beberapa contoh
BUMS.
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dijalankan
seseorang yang merupakan pemilik, pemimpin, pengusaha, dan
juga pengelola. Jadi segala sesuatunya tergantung pada
kemampuan dirinya sendiri. Apabila perusahaan memperoleh
keuntungan maka semua akan menjadi miliknya. Sebaliknya,
bila terjadi kerugian ia harus menanggungnya sendiri. Di
Indonesia perusahaan ini banyak jumlahnya dimana sebagian
besar volume usahanya masih kecil atau sedikit dan masih
lemah. Kelemahan ini mencakup segi-segi modal, pemasaran,
teknologi, dan manajemen. Salah satu cara untuk mengatasi
kelemahan ini adalah dengan berusaha bersama-sama seperti
smmembentuk koperasi produsen.
29Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi
30
b. Firma (Fa)
Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih yang
menjalankan perusahaan dengan menggunakan nama bersama
dan membagi hasil yang didapatkan dari usahanya. Karena ada
dua pemilik dan pengelola maka manajemen jenis perusahaan
ini sangat tergantung pada kemampuan orang-orang yang
bersekutu. Sikap saling percaya diantara para sekutu merupakan
kunci keberhasilan pengelolaan dan tanggung jawab usaha.
Pembagian keuntungan diantara para sekutu didasarkan atas
Kesepakatan bersama, Demikian pula halnya bila terjadi
kerugian harus dipikul, ditanggung secara bersama. Sebagian
besar Firma yang ada di Indonesia mempunyai sekutu di
kalangan keluarga sendiri.
c. Perseroan Komanditer (CV)
Berdasarkan kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 19, CY
adalah suatu bentuk perjanjian kerja antara orang-orang yang
bersedia memimpin atau mengatur perusahaan dan
bertanggung jawab penuh. Disini kekayaan pribadi dipisahkan
dengan kekayaan perusahaan. Pembagian keuntungan di
perusahaan jenis ini biasanya didasarkan atas besarnya modal
yang ditanam, dimana semakin besar modal yang ditanam
semakin besar bagian keuntungan yang diperolehnya. Disini,
manajemen sebagai anggota komanditer tidak ikut menjalankan
perusahan, mereka hanya berhak mengawasi jalannya
perusahaan. Setiap waktu (biasanya setahun sekali) diadakan
rapat para persero sebagai forum tertinggi kekuasaan para
pemilik. Pada rapat ini akan ditunjuk manajer atau direktur yang
diserahi tugas memimpin usaha.
d. Perseroan Terbatas (PT)
PT merupakan suatu kumpulan modal yang diberi hak dan
diakui oleh hukum untuk mencapai tujuan tertentu, biasanyaEkonomi Koperast
mencari keuntungan. PT merupakan bentuk perusahaan
dimana perolehan modal berasal dari penjualan saham.
Karateristik utama dari PT adalah sebagai berikut :
Pemiliknya adalah para pemegang saham.
2. Kekuasaan tertinggi berada pada keputusan rapat pemegang
saham.
3. Merupakan suatu perkumpulan modal.
4, Dalam rapat pemegang saham, setiap satu lembar saham
yang dimiliki berarti satu suara. Jadi yang memiliki lembar
saham terbanyak akan memiliki suara mayoritas.
5. Bertujuan mencari laba sebesar-besarnya.
6. Keuntungan dibagi atas dasar modal yang disetor. Jadi, yang
memiliki saham terbanyak akan memperoleh bagian yang
besar.
7. Pemilik dan pengelola dipisahkan. Jadi manajemen usaha
diurus dan dilaksanakan oleh pengelola, sedangkan
pengelola bertanggung jawab kepada pemilik
8, Unit usahanya didasarkan pada kebutuhan konsumen
(pasar).
9, Tatalaksananya bersifat tertutup (hanya terbuka bagi
persero).
. Perusahaan Patungan (Joint Venture)
Perusahan patungan adalah perusahaan yang bekerja sama
dalam mengelola suatu kegiatan bisnis, dimana perusahaan
yang bergabung tetap berdiri sendiri. Ikatan para sekutu hanya
terbatas pada obyek yang mereka kerjakan bersama saja. Jadi
ada 3 perangkat tujuan, yaitu 2 tujuan perusahaan masing-
masing yang bekerja sama dan satu tujuan. Salah satu ciri
penting perusahaan jenis ini adalah pada umumnya mereka
bubar setelah tugas bersama selesai atau tujuan bersama
31Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperast
32
tercapai. Contoh-contoh jenis perusahaan swasta ini mencakup:
Limited Partnership, Perusahaan Multinational, Merger, Trust,
Holding Company, Kartel, dan Concern. Uraian mengenai jenis
perusahaan ini dapat dibaca pada buku-buku Pengantar Bisnis.
Dengan karakteristik demikian, maka manajemen perusahaan
BUMS harus benar-benar bekerja secara profesional dan modern.
Hal ini dituntut oleh kondisi persaingan yang makin tajam dan
sudah mengarah ke persaingan yang sangat Iuas (globalisasi).
} BADAN USAHA KOPERASI
Walaupun sebagai badan usaha koperasi dimiliki oleh anggotanya,
namun dalam mengerjakan tugas-tugasnya diserahkan kepada
orang lain, yaitu pengelola. Sedangkan pengawasannya
dilaksanakan oleh orang lain, yaitu pengawas yang dipilih dan
diangkat dari anggota. Berbagai karakteristik koperasi- yang
membedakannya dengan perseroan adalah sebagai berikut:
a. Pemilik adalah anggota sekaligus juga pelanggan.
b. Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Anggota.
c. Satu anggota adalah satu suara.
d. Organisasi ini diurus secara demokratis.
e. Tujuan yang ingin dicapai adalah mensejahterakan anggotanya,
jadi tidak hanya mengejar keuntungan saja. Disini fungsi sosial
sangat diperhatikan oleh koperasi.
f. Keuntungan dibagi berdasarkan besarnya jasa anggota kepada
koperasi.
g- Koperasi merupakan sekumpulan orang atau badan hukum
yang berusaha mensejahterakan masyarakat (termasuk para
anggotanya).
h. Koperasi merupakan alat perjuangan ekonomi.Ekonomi Koperasi
i. Koperasi merupakan sistem ekonomi.
j. Unit usaha diadakan dengan orientasi melayani anggota.
k. Tata pelaksanaannya bersifat terbuka bagi seluruh anggota.
Karakteristik gh dan i mensyaratkan bahwa manajer koperasi
harus menggunakan pendekatan situasional atau kondisional.
Sebaliknya, untuk karakteristik a, b, c, d, e dan f dapat digunakan
pendekatan management by objective (MBO). Segala perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, dan pengawasan, baik yang
dilakukan oleh pelaksana maupun pengurus _ benar-benar
berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi,
metode MBO merupakan pendekatan yang digunakan untuk
menilai prestasi kerja masing-masing, dimana penilaian dilakukan
dengan membandingkan hasil kerja yang dicapai dengan yang
direncanakan.
33Prinsip ~ prinsip
4Aoperasi
SSS
.. Prinsip Rochdale
. Prinsip Raiffeisen
. Prinsip Schulze
|. Prinsip ICA (International Cooperative Alliance)
. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia
-35-Ekonomi Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi atau disebut juga sendi-sendi dasar
koperasi adalah ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku dalam
koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Lebih jauh,
prinsip-prinsip tersebut merupakan pedoman utama yang menjiwai
dan mendasari setiap gerak langkah koperasi sebagai organisasi
ekonomi. Prinsip-prinsip hanya akan merupakan angan-angan bila
tidak diikuti dengan tindakan-tindakan untuk melaksanakannya.
Dengan demikian, prinsip memiliki arti sebagai pedoman dalam
rangka usaha koperasi untuk mencapai tujuannya, yakni untuk
mewujudkan kebutuhan bersama dan usaha bersama dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya. Pada dasarnya,
prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan ciri khas koperasi
yang membedakannya dengan organisasi ekonomi lainnya dan
membedakan watak koperasi dari badan-badan usaha lain yang
bergerak di bidang ekonomi.
Pada dasarnya suatu prinsip timbul karena penemuan, tidak karena
angan-angan. Atau dengan kata lain suatu prinsip diperoleh dari
kenyataan atau data empiris. Ini berarti bahwa koperasi akan dapat
juga menemukan prinsip-prinsipnya berdasarkan pengalamannya.
Selaras dengan itu prinsip suatu koperasi mungkin berbeda bagi
tiap-tiap macam koperasi.
Dalam uraian berikut akan diuraikan prinsip-prinsip koperasi
Rochdale, Raiffaisen, Schulze dan ICA. Pada bagian akhir ditutup
dengan prinsip koperasi Indonesia.
A. PRINSIP ROCHDALE
Prinsip-prinsip koperasi konsumsi merupakan yang pertama kali
lahir, yaitu saat berdirinya koperasi di kota Rochdale Inggris tahun
1844, yang didirikan oleh 28 orang buruh dibawah pimpinan
Charles Howart. Prinsip-prinsip tersebut sangat ditaati oleh para
37Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi
38
anggotanya sehingga koperasi yang dibentuk tersebut berkembang
dengan baik. Prinsip-prinsip koperasi ini sangat mashyur hingge
sekarang dan dikenal sebagai prinsip Rochdale. Dalam prakteknya.
prinsip-prinsip tersebut masih digunakan oleh koperasi yang ada
dunia kendatipun tidak secara utuh. Penyesuaian di sana-sini
saja dilakukan berkaitan dengan keadaan koperasi dan
masyarakat setempat dimana koperasi didirikan.
kemudian dilebur menjadi prinsip-prinsip yang _berintikan
solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, memperhatikan kepentingan
orang lain, keadilan dan peningkatan kesejahteraan.
Adapun prinsip-prinsip koperasi Rochdale adalah sebagai berikut :
1. Keanggotaan terbuka
Koperasi terbuka bagi semua orang yang secara sukarela ingin
menjadi anggota. Tidak ada pembatasan untuk turut serta
menjadi anggota koperasi.
2. Satu anggota, sate suara
Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak suara dalam
rapat pemilihan pengurus dan dalam keputusan-keputusan
mengenai kebijaksanaan koperasi. Satu anggota mempunyai hak
satu suara. Keputusan yang diambil, baik dalam pemilihan
pengurus maupun kebijakan lainnya harus ditentul
berdasarkan suara terbanyak.
3. Pembagian SHU sebanding dengan transaksi yang dilakukan
anggota,
Anggota akan menerima pembagian sisa hasil usaha (SHU)
sesuai dengan jasa mereka di koperasi, tiap periode te
biasanya setiap tahun.Ekonomi Koperasi
4. Pembatasan bunga atas modal
Anggota dan pihak lain yang menanamkan modal di koperasi
akan mendapat imbalan, yaitu bunga. Besarnya bunga tersebut
lebih rendah atau tidak melebihti suku bunga yang beriaku.
5. Netral dalam politik dan agama
Baik pengurus maupun anggota harus netral dalam soal politik
dan agama. Membicarakan perbedaan paham politik (partai)
dan agama (kepercayaan) dalam koperasi dapat membuyarkan
kerja sama dan hal ini berdampak negatif terhadap kehidupan
koperasi,
6. Penjualan secara tunai
Prinsip ini menghendaki agar transaksi yang dilakukan anggota
adalah dengan tunai. Barang-barang yang dibeli oleh anggota
dari koperasinya harus dibayar secara tunai. Anggota harus
menghindari diri dari lilitan hutang.
7. Memajukan pendidikan
Koperasi bertujuan untuk meningkatkan status sosial dari
anggota-anggotanya. Untuk maksud tersebut, koperasi dapat
mengambil peranan penting diantaranya melalui jalur
pendidikan. Koperasi harus memperhatikan pendidikan
anggota-anggotanya.
Prinsip-prinsip Rochdale itu ternyata telah dijadikan contoh dan
pedoman bagi berbagai koperasi di seluruh dunia. Prinsip-prinsip
tersebut merupakan basis dari gerakan koperasi internasional.
Memang harus diakui bahwa pengambilalihan prinsip-prinsip ini
kedalam koperasi di berbagai negara sering kali tidak sepenuhnya,
melainkan disesuaiken dulu dengan keadaan koperasi, sosial
budaya dan perekonomian masyarakat setempat. Namun dari masa
ke masa sejak disusunnya prinsip-prinsip Rochdale, setiap
39Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi
organisasi koperasi tetap menggunakan beberapa prinsip tertentu
yang secara mutlak memberikan ciri-ciri utama kepada koperasi.
Prinsip-prinsip ini menentukan cara bekerja koperasi yang berbeda
dengan badan-badan usaha dagang umummnya yang bukan
koperasi.
Dr. Fauguet dalam bukunya The Cooperative Sector, 1951
menegaskan adanya 4 prinsip yang setidak-tidaknya harus
dipenuhi oleh setiap badan yang menamakan diri koperasi_
Keempat-empat prinsip itu adalah :
1. Adanya ketentuan tentang perbandingan yang berimbang di
dalam basil yang diperoleh atas pemanfaatan jasa-jasa oleh
setiap pemakai dalam koperasi. Bersumber dari ketentuan ini
timbul ketentuan-ketentuan tentang pembagian sisa hasil usaha,
kewajiban penyertaan uang simpanan untuk partisipasi dalam
pembiayaan koperasi, kewajiban ikut serta bertanggung jawab
atas kemungkinan kerugian yang terjadi pada koperasi, atau ikut
ne serta dalam pembentukan cadangan perorangan atau cadangan
bersama dalam koperasi_
2. Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara
para anggota.
3. Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang
berdasarkan kesukarelaan.
4. Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi dari pihak:
anggota dalam ketatalaksanaan dan usaha koperasi.
Menurut Dr. Fauguet prinsip-prinsip pertama dan kedua mutlak
berlakunya dalam koperasi. Ini berarti bahwa setiap organisasi atau
perkumpulan yang mengaku dirinya sebagai koperasi harus
menganut kedua prinsip tersebut. Prinsip yang ketiga dan keemy
jika perlu dapat ditiadakan dalam arti bahwa prinsip itu ditetap!Ekonomi Koperasi
sebagai ketentuan koperasi jika keadaan dan kehendak-kehendak
anggota demikian adanya.
Berdasarkan sejarah perkembangan sejak koperasi Rochdale yang
pertama hingga sekarang prinsip-prinsip koperasi telah banyak
mengalami perkembangan dan perubahan disana-sini sesuai
dengan keadaan-keadaan dan syarat-syarat yang ada dalam
tumbuh dan berkembangnya koperasi pada berbagai waktu,
keadaan dan tempat termasuk di Indonesia.
5B. PRINSIP RAIFFEISEN
Prinsip ini dikemukakan oleh Freidrich William Raiffeisen (1818-
1888) walikota Flanumersfelt di Jerman. Beliau memberikan
perhatian terhadap keadaan perekonomian yang buruk di Jerman
ketika itu, terutama nasib para petani di daerah pedesaan. Oleh
karena itu F.W. Raiffeisen mengembangkan koperasi kredit dan
bank rakyat. Adapun prinsip Raiffeisen adalah:
* Swadaya
* Daerah kerja terbatas
* SHU untuk cadangan
* Tanggung jawab anggota tidak terbatas
* Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
+ Usaha hanya kepada anggota
* Keanggotaan atas dasar watak, bukan wang.
Dalam memberikan pinjaman, koperasi kredit petani atau disebut
juga “Bank Raiffeisen” mensyaratkan jaminan sebagai berikut :
1. Yang diterima menjadi anggota hanya orang-orang yang dapat
dipercaya.
41Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi
2. Pinjaman diberikan hanya untuk keperluan produksi dan bukan
untuk konsumsi_
3. Pinjaman-pinjaman selalu dimintakan oleh dua orang
Penanggung.
C. PRINSIP SCHULZE
42
Selain F.W. Raiffeisen, seorang ahli hukum bernama Herman
Schulze di kota Delitzsch Jerman, memberikan perhatian untuk
memperbaiki kehidupan para pengusaha kecil seperti pengrajin,
pedagang enceran, wirausahawan industri kecil, dan jenis usaha
lainnya. Upaya yang dilakukan oleh Schulze adalah
mengembangkan gagasan koperasi bagi pengusaha kecil di daerah
pinggiran kota. Inti prinsip Schulze adalah sebagai berikut:
* Swadaya
«Daerah kerja tak terbatas
* SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota
« Tanggung jawab anggota terbatas
= Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
* Usaha tidak terbatas, tidak hanya untuk anggota.
Untuk lebih jelasnya pengertian dari masing-masing prinsip di atas.
adalah sebagai berikut.
Swadaya berarti atas kekuatan atau usaha mandisi yang
mengandung makna bahwa para petani harus dapat mengatasi
kesulitan dengan kekuatannya sendiri tanpa bantuan dari manapun
asalnya, Demikian juga para pengusaha kecil mengatasi
kesulitannya dengan usahanya sendiri.Ekonomi Koperasi
Daerah kerja yang terbatas mengandung arti bahwa daerah kerja
dari koperasi terbatas pada daerah dimana masing-masing anggota
saling mengenal dengan baik. Prinsip ini berbeda dengan yang
diterapkan di pinggiran kota yang dikembangkan oleh Schulze,
dimana daerah kerja tidak terbatas.
SHU untuk cadangan. Seluruh sisa hasil usaha (SHU) yang
diperoleh koperasi dipergunakan dalam memperkuat modal
koperasi. Penerapan prinsip ini akan berimplikasi terhadap
pemantapan swadaya koperasi. Di pihak lain, pinggiran kota,
prinsip ini dikembangkan dimana SHU selain di sisihkan sebagian
untuk cadangan, sebagian lagi kepada anggotanya.
‘Tanggung jawab anggota tidak terbatas. Prinsip ini menekankan
bahwa apabila koperasi menderita kerugian, maka kerugian
menjadi tanggungan anggota. Hal ini berbeda sama sekali dengan
koperasi di pinggiran kota dimana langgung jawab anggota
terbatas.
Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan. Prinsip ini mengandung
arti bahwa pengurus tidak memperoleh gaji atau imbalan jasa dari
koperasinya, sebab pengurus harus dipilih dari anggota. Koperasi
harus memperjuangkan kepentingan anggota, yang berarti juga
kepentingan pengurus. Prinsip ini ternyata berbeda dengan prinsip
Schulze yang pengurusnya mendapat imbalan dan jasa.
Usaha hanya kepada anggota. Prinsip Raiffeisen menekankan hal
ini dimana koperasi hanya melayani anggotanya, sebab tanggung
jawab anggota yang tidak terbatas. Sedangkan koperasi yang
dikembangkan Schulze, koperasi tidak hanya melayani anggota
tetapi juga yang bukan anggota.
Isi, perbedaan, dan persamaan prinsip-prinsip koperasi Raiffeisen
dan Schulze tersebut adalah sebagai berikut.
43Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi
Prinsip Koperasi Raiffeisen dan Herman Schulze
5. Pengurus bekerja atas dasar terbatas
Raiffeisen Schulze
1. Swadaya 1. Swadaya
2. Daerah kerja terbatas 2. Daerah kerja tidak terbatas
3. SHU untuk cadangan 3. SHU untuk cadangan dan untuk
4. Tanggung jawab anggota tidak | —dibagikan kepada anggota
terbatas 4. Tanggung jawab —anggota
kesukarelaan 5. Pengurus bekerja dengan men-
6. Usaha hanya kepada anggota dapat imbalan
7. Keanggotaan atas dasar watak | 6. Usaha tidak terbatas tidak hanya
bukan uang untuk anggota
PRINSIP ICA (INTERNATIONAL COOPERATIVE ALLIANCE)
ICA (International Cooperative Alliance) berdiri pada tahun 1895
merupakan organisasi gerakan koperasi yang tertinggi di di
Salah satu tujuan organisasi ini adalah untuk mengembangkan
mempertahankan ide-ide koperasi diantara negara-1
anggotanya. Dalam kegiatannya, ICA selalu mendiskusil
prinsip-prinsip koperasi yang berlaku dan disesuaikan d
keadaan perekonomian, sosial dan politik yang berkembang p:
masa itu. Mengenai prinsip-prinsip Rochdale, I
memperlakukannya secara universal dan tidak statis melai
dinamis, fleksibel, dan persuasif.
perekonomiannya. Dalam sistem ekonomi yang
berkembang, fungsi koperasi pun semakin bertambah luas,Ekonomi Koperasi
hanya sekedar mementingkan kebutuhan anggotanya saja tetapi
juga harus memberikan kontribusi yang nyata pada kemakmuran
bersama. Sejalan dengan itu koperasi mungkin memerlukan modal
yang lebih besar dan tenaga ahli yang lebih banyak. Singkatnya
perkembangan koperasi harus mampu mengikuti derap kemajuan
jaman.
Menurut pengalaman, perumusan prinsip-prinsip secara singkat
dapat menyesatkan karena dapat menimbulkan penafsiran yang
berbeda-beda. Demikian juga prinsip-prinsip koperasi Rochdale
yang merupakan cikal bakal prinsip koperasi yang baku
dikhawatirkan dapat menimbulkan penafsiran yang beraneka
ragam. Untuk memperoleh suatu perumusan prinsip Rochdale
secara internasional, ICA memberikan perumasan yang lebih
panjang dan pernyataan-pernyataan yang lebih baik dengan
maksud agar dapat memberikan tekanan pada hakikat dari masing-
masing prinsip daripada hanya sekedar memahami kata demi kata
dari prinsip tersebut.
Setelah melalui beberapa kali kongres, akhirnya pada kongresnya
yang ke-23 di Wina pada tahun 1966 ditetapkanlah prinsip-prinsip
koperasi yang berlaku secara universal. Prinsip-prinsip tersebut
adalah laporan komisi International Cooperative Allience, yakni :
1. Keanggotaan koperasi harus sukarela dan tidak dibatasi oleh
diskriminasi (status sosial, aliran politik dan keagamaan/ kepercayaan
pada calon anggota).
Keanggotaan koperasi terbuka bagi siapa saja yang bersedia
menerima tanggung jawab sebagai anggota dan yang dapat
menggunakan jasa-jasa koperasi. Prinsip ini bukan hanya
berlaku bagi koperasi konsumsi tetapi juga bagi koperasi
produksi, koperasi kredit dan lain sebagainya.
45Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi
46
2. Koperasi adalah suatu organisasi yang bersifat demokratis dan
dipimpin oleh orang-orang yang dipilih atau diangkat berdasarkan
keputusan para anggota.
Setiap anggota mempunyai satu hak suara dan mereka berhak
mengambil keputusan-keputusan dalam _penentuan
kebijaksanaan-kebijaksanaan koperasi. Anggota mem-punyai
kesempatan-kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya
demi kelangsungan hidup koperasi. Disamping itu orang-orang
yang memimpin koperasi harus dipilih dari para anggota. Oleh
Karena pengurus koperasi berasal dari dan mendapat
kepercayaan dari para anggota maka mereka harus memberikan
laporan secara teratur dan anggota pulalah yang kemudian
menilai laporan tersebut dalam RAT. Apabila Rapat Anggota
merasa belum puas mereka mempunyai hak untuk mengkritik
atau jika perlu mengganti dan memutuskan hubungan kerja
(memecat) pengurus koperasi bersangkutan.
3. Bunga modal dengan persentase tertentu
Untuk membiayai_ perkembangan usahanya, _koperasi
membutuhkan modal dalam jumlah yang semakin besar. Modal
tersebut bersumber dari anggota atau mungkin juga dasi
kerjasama koperasi dengan pihak luar. Dalam hal ini koperasi
akan memberikan imbalan atas modal dengan suku bunga yang
sudah tertentu, dan biasanya lebih rendah atau sama dengan
suku bunga yang berlaku.
4. SHU, jika ada, yang diperoleh dari usahe koperasi menjadi milik
anggoia dan akan dibagikan sesuai dengan jasa masing-masing.
Besamya jasa anggota pada koperasi konsumsi diukur dari
banyaknya pembelian anggota kepada koperasi sedangkan jasa
anggota pada koperasi produksi diukur dari produk yang
diserahkan kepada koperasi dan banyaknya hutang kepada
koperasi merupakan jasa anggota dari koperasi kredit.Ekonomi Koperasi
5. Koperasi harus netral terhadap agama, ras, dan politik.
Netral berarti tidak akan menolak seseorang menjadi anggota
koperasi hanya karena perbedaan agama, ras dan atau politik.
Selaras dengan itu koperasi tidak akan melarang anggota-
anggotanya untuk mengikuti salah satu aliran politik atau
agama. Namun demikian, dalam mewujudkan kepentingan
yang demokratis dan ekonomis, mereka harus melepaskan
perbedaan-perbedaan tersebut.
6. Koperasi-koperasi sebaiknya bekerja sama secara praktis dengan
koperasi-kopernsi Iain baik dalam tingkat lokal, nasional atau
internasional. Koperasi sebaiknya menjalin kerja sama dengan
koperasi-koperasi lain dengan syarat menguntungkan_ baik
dalam tingkat lokal, nasional ataupun internasional.
Selain prinsip-prinsip di atas komisi ICA masih memberikan
tambahan keterangan sebagai berikut :
1. Prinsip-prinsip ini secara keseluruhan merupakan satu sistem
yang tidak dapat dipisah-pisahkan karena masing-masing saling
memperkuat yang lainnya. Prinsip-prinsip tersebut harus
dipandang sebagai keseluruhan oleh semua koperasi, apapun
tujuannya dan dimanapun daerah kerjanya bila masing-masing
menganggap dirinya sebagai koperasi.
2. Selain bagi koperasi primer, prinsip-prinsip ini harus juga
digunakan oleh koperasi sekunder.
3. Apabila karena sesuatu hal (misalnya karena koperasi yang
bersangkutan masih muda dan belum berpengalaman) prinsip
tersebut tidak dapat dijalankan secara universal pada suatu saat,
sebaiknya tetap dipedomani hingga tiba saatnya seluruh prinsip
tersebut benar-benar dapat dilaksanakan.
4a7Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperast
E. PRINSIP-PRINSIP KOPERAS! INDONESIA
Apabila dilihat dari sejarah perundang-undangan koperasi
Indonesia maka sejak kemerdekaan telah ada empat undang-
undang yang menyangkut koperasi. Keempat undang-undang
tersebut adalah UU No, 79 tahun 1958 tentang Perkumpulan
Koperasi, UU No. 14 tahun 1965, UU No. 12 tahun 1967 tentang
Pokok-Pokok Perkoperasian dan UU No. 25 tahun 1992 tentang:
perkoperasian. Masa pemerintahan Orde Baru merupakan awal
dari Gerakan Koperasi di Indonesia dalam berkiprah lebih bebas
lagi, yaitu dengan disusunnya Pola Pengembangan Koperasi untuk
jangka panjang. Setelah mengalami berbagai penggodokan, UU
No.12 tahun 1967 disahkan sebagai pengganti UU No. 14 tahun
1965 yang akan dipakai sebagai dasar bagi gerak hidup koperasi di
Indonesia. Dalam undang-undang tersebut digunakan istilah
“sendi-sendi dasar” dan dalam UU No.25 tahun 1992 disebut
prinsip koperasi. Jika diteliti isi prinsip-prinsip koperasi Indonesia
yang termuat dalam UU No. 12 tahun 1967, koperasi Indonesia
mengadopsi sebagian prinsip Rochdale dan/atau prinsip ICA. Hal
ini tidak mengherankan karena pada waktu undang-undang
tersebut masih dalam proses persiapan, ICA sedang menyusun
rumusan prinsip-prinsip koperasi yang diharapkan berlaku secara
universal. Di Indonesia, prinsip-prinsip Rochdale atau ICA tidak
semua digunakan karena disesuaikan dengan perkembangan
kondisi sosial, politik dan ekonomi Indonesia. Dan perubahan
prinsip-prinsip ini seiring dengan perubahan undang-undang yang
mengatur perkoperasian_
Pasal 6 UU No. 12 tahun 1967 memuat prinsip-prinsip (sendi-sendi_
dasar) koperasi Indonesia yaitu sebagai berikut:
* Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap
warga negara Indonesia.Ekonomi Koperasi
» Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai
pencerminan demokrasi dalam koperasi.
* Pembagian Sisa Hasil Usaha diatur menurut jasa masing-
masing anggota.
= Adanya pembatasan bunga atas modal.
* Mengembangkan kesejahteraaan anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
* Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka.
= Swadaya, Swakarta dan swasembada sebagai pencerminan
dari pada prinsip dasar : percaya pada diri sendiri.
Perkembangan pembangunan nasional umumnya dan pem-
bangunan ekonomi khususnya mau tidak mau memaksa
perubahan, perbaikan dan pengembangan kekuatan-kekuatan
perkoperasian di Indonesia. Setelah 25 tahun, lahirlah undang-
undang baru tentang perkoperasian, yaitu UU No. 25 tahun 1992,
yang diundangkan pada tanggal 21 Oktober 1992. Sejak itu UU No.
12 tahun 1967 dan prinsip-prinsip koperasi Indonesia yang dimuat
dalam undang-undang tersebut sekaligus tidak berlaku. Sementara
itu, lahirnya UU No. 25 tahun 1992 didasarkan atas beberapa
pertimbangan. Pertama, koperasi berperan serta dalam mewujud-
kan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan UUD
1945 dalam konteks perekonomian nasional yang disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi. Kedua, koperasi perlu lebih membangun dirinya supaya
kuat dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu
berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional. Ketiga,
pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab
pemerintah dan seluruh rakyat. Terakhir, supaya selaras dengan
Pembangunan Nasional.
Prinsip koperasi Indonesia yang dimuat dalam pasal 5 UU No. 25
tahun 1992 agak berbeda dengan undang-undang sebelumnya.
49Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi
50
2. Pengelolaan dilakukan secare demokrasi
Berdasarkan undang-undang yang baru ini dinyatakan bahwa
prinsip koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:
* Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
* Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
= Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
= Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
=e dir
Selain itu, disebutkan juga bahwa dalam mengembangkan koperasi,,
maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai beri
* Pendidikan perkoperasian.
= Kerjasama antar koperasi.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa prinsip-prinsip ko
menurut UU No. 25 tahun 1992 dapat dirumuskan sebagai berikut =
1. Keanggotnan bersifat sukarela dan terbuka.
Sifat kesukarelaan dalam anggota koperasi mengandung
bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan ol
siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna
seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasis
sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam AD/ ART
Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggot
tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam
apapun.
Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi
kehendak dan keputusan para anggota. Para anggotalah
memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggiEkonomi Koperasi
koperasi. Setiap anggota mempunyai hak yang sama untuk
ith dan dipilit ‘adi 1
}. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota.
Pembagian sisa hasil usaha kepada angola dilakukan tidak
semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam
koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha
anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan
perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
. Modal koperasi
Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk
kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari
keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang,
diberikan kepada para anggota juga terbatas dan tidak
didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan.
Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak
melebihi suku bunga yang beriaku di pasar.
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri,
tanpa bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh
kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan,
dan usaha sendiri Dalam kemandirian tetkandung pula
pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi,
swadaya, berani mempertanggung-jawabkan perbuatan sendiri
dan kehendak untuk mengelola diri sendiri.
i. Pendidikan koperasi dan kerjasama antar koperasi
Untuk pengembangan dirinya koperasi juga melaksanakan
ptinsip pendidikan perkoperasian, yakni untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia koperasi. Prinsip ini penting
dalam meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan
51Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi
52
anggota dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan tujuan
koperasi. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia koperasi
menjadi penentu utama keberhasilan koperasi melaksanakan
fungsi dan tugasnya.
7. Kerjasama antar koperasi
Kerjasama dimaksud dapat dilakukan antar koperasi di tingkat
lokal, regional, nasional, maupun internasional. Kerjasama
tersebut diharapkan akan saling menunjang pendayagunaan
sumber daya yang ada secara optimal.
Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan
keseluruhan prinsip-prinsip _tersebut, koperasi_ +mampu
mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berwatak sosial. Prinsip koperasi ini
merupakan dasar kerja koperasi sebagai badan usaha dan
merupakan ciri khas dan jati diri koperasi di Indonesia yang
membedakannya dari badan usaha lain.Pendician iNoperasi
Ss
Anggaran Basar
a ee
Periukah Koperasi Didirikan ?
Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam
Pendirian Koperasi
Tahapan Pendirian Koperasi
Persyaratan Pembentukan Koperasi
Anggaran Dasar Koperasi
Cara Penyusunan AD
Sa"Ekonomi Koperasi
A. PERLUKAH KOPERASI DIDIRIKAN ?
Mendirikan koperasi tidak perlu tergesa-gesa, melainkan harus
hati-hati sekali, karena dapat saja terjadi berbagai masalah dalam
proses pendiriannya maupun setelah koperasinya berdiri. Sebelum
koperasi didirikan perlu dipertanyakan lebih dahulu “Apakah
koperasi betul-betul dibutuhkan di daerah tersebut?”. Secara akal
sehat, pasti dikatakan bahwa kehadiran koperasi sangat dibutuhkan
di daerah tersebut Untuk jawaban yang lebih pasti, perlu
dilakukan survey/penelitian kecil-kecilan dengan membagikan
angket pada penduduk setempat
Koperasi sebagai organisasi ekonomi bestujuan untuk
memperjuangkan kepentingan ekonomi para anggotanya, seria
masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, kehadiran koperasi
terutama sangat dibutuhkan oleh masyarakat golongan ekonomi
lemah. Namun kenyataannya di lapangan, justru masyarakat
golongan ekonomi lemah inilah yang masih banyak belum
memahami pentingnya arti koperasi sebagai suatu wadah bagi
peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Mereka meman-dang
koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi yang hanya bermanfaat
bagi golongan masyarakat tertenta saja. Sehingga tidak jarang
mereka menolak kehadiran koperasi sebagai lembaga ekonomi
alternatif yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan harkat dan
martabat kehidupan mereka.
Bertolak dari kenyataan di atas, dapat disimpulkan betapa besarnya
tugas yang dipikul oleh gerakan koperasi untuk menumbuhkan
pengertian dan kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya arti
koperasi: Anggota masyarakat baru akan menerima kehadiran
koperasi, bila mereka telah memahami pengertian yang jelasBab-4 : Pendirian Koperasi & AD
tentang koperasi serta melekat dengan jelas apa manfaat
(kegunaan)nya bagi mereka.
Guna mendorong pembentukan/pendirian koperasi, selain perlu
untuk menghayati pengertian dan kegunaan koperasi, anggota
masyarakat juga perlu memahami cara-cara yang harus ditempuh
untuk mendirikan koperasi. Apabila anggota masyarakat telah
memahami secara jelas cara-cara yang harus ditempuh untuk
mendirikan koperasi, maka hal ini memudahkan pengurusan
pendirian koperasi, yang sekaligus akan membantu upaya
menumbuhkan kesadaran berkoperasi di seluruh lapisan
masyarakat.
B. Beserara HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PENDIRIAN KOPERAS!
Prakarsa untuk mendirikan koperasi bisa tumbuh (datang) dari
kalangan orang-orang yang menyadari manfaat koperasi bagi
kehidupan mereka sehari-hari. Dengan kata Jain hanya orang-orang
yang mengerti akan manfaat koperasilah yang mempunyai
keinginan untuk mendirikan koperasi. Misalnye petani, nelayan,
karyawan dan pekerja lainnya yang merasakan adanya kepentingan
langsung terhadap usaha koperasi.
Adakalanya prakarsa untuk mendirikan koperasi datang dari pihak
pemerintah. Hal ini sering terjadi di negara-negara berkembang,
seperti Indonesia. Di Indonesia, pemerintah merasa berkepentingan
untuk terus mendorong berdirinya dan berkembangnya koperasi.
Hal ini sesuai dengan amanat konstitusi. Pemerintah selalu
berupaya untuk mendorong inisiatif dan partisipasi rakyat untuk
membangun atau mendirikan koperasi, karena koperasi dianggapEkonomi Koperasi
sebagai alat perjuangan ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi rakyat.
Sehubungan dengan hal itu, sebelum koperasi didirikan, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pemrakarsa
pendirian koperasi, yaitu :
1. Tidak ada manfaatnya mendirikan koperasi, jika para pendiri
koperasi tidak mengetahui persoalan-persoalan pokok tentang
koperasi pada umumnya.
2. Koperasi harus dapat menerima anggota baru secara sukarela
dan terbuka, karena pertambahan anggota koperasi merupakan
sumber kekuatan koperasi untuk berkembang.
3. Koperasi tidak mungkin dapat mencapai tujuannya dalam
jangka pendek melainkan membutuhkan waktu yang cukup
lama.
4. Pembinaan koperasi di Indonesia sebagian merupakan
tanggungjawab pemerintah, namun tetap merupakan milik
para anggotanya, sehingga untuk itu diperlukan partisipasi
anggota menuju kemandirian dan pengembangan koperasi
dimasa mendatang.
(C. TAHAPAN PENDIRIAN KOPERASI
Kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan ekonomi dan
usaha yang sama akan merupakan potensi dasar dalam
pembentukan (pendirian koperasi) primer. Dalam pendirian
(pembentukan) koperasi primer, perlu diperhatikan tahapan
pendirian berikut :
57Bab-4 : Pendirian Koperasi & AD
1. Dibentuk team pendirian koperasi, yang berasal dari kelompok
masyarakat yang menginginkan pendirian koperasi. Team ini
dapat merupakan anggota masyarakat yang memprakarsai
pendirian koperasi.
2 Selanjutnya team pendiri koperasi (pemrakarsa) menghubungi
Kantor Koperasi Tingkat I (Kabupaten atau Kota) guna
mendapatkan informasi atau penjelasan awal yang berhubungan
dengan persyaratan das tata cara pendirian koperasi.
3. Team pendiri (pemrakarsa) melakukan penelitian pendahuluan
berupa penelitian kecil-kecilan yang bertujuan untuk
mengetahui :
- Apakah masyarakat setempat benar-benar menginginkan
kehadiran koperasi.
- Jenis koperasi apa yang akan didirikan dan unit-unit usaha
apa yang akan dijalankan.
- Apa manfaat (nilai tambah) yang akan diterima masyarakat
jika koperasi didirikan.
- Potensi ekonomi daerah/anggota.
4. Team pendiri (pemrakarsa) mengajukan proposal yang berisi
tentang : potensi ekonomi anggota, jenis usaha yang akan
dikembangkan, dasar pembentukan koperasi.
Dalam proposal, sekaligus juga dilampirkan permohonan
persiapan rancangan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) koperasi yang akan didirikan.
5. Setelah proposal diterima oleh pejabat kantor koperasi,
selanjutnya akan dilakukan penyuluhan kepada kelompok
masyarakat tersebut yang berisi tentang pengertian koperasi,
tujuan dan manfaat koperasi, hak dan kewajiban anggota, serta
peraturan-peraturan lainnya. Penyuluhan ini diharapkan
dihadiri minimal 20 orang calon-calon anggota koperasi.Ekonomi Koperasi
6. Mengadakan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri
minimal 20 orang calon anggota koperasi. Rapat dipimpin oleh
pemrakarsa yang didampingi oleh pejabat dari kantor koperasi.
Rapat ini dilakukan guna :
memilih pengurus
- memilih pengawas
- membahas dan mengesahkan AD/ ART koperasi
7. Setelah AD/ART koperasi mendapat pengesahan dari rapat
anggota, pengurus mengajukan permohonan status badan
hukum koperasi ke kantor koperasi setempat. Permohonan
tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) dan aslinya bermeterai, disertai
lampiran berikut :
- Akta pendirian dan AD/ART koperasi, rangkap 3 (tiga) dan
asli bermeterai.
Berita acara rapat pembentukan koperasi
- Daftar hadir rapat pembentukan koperasi.
- Daftar susunan pengurus dan pengawas koperasi.
- Daftar riwayat hidup masing-masing pengurus dan
pengawas koperasi.
- Neraca awal koperasi atau surat pemyataan pengurus yang
menyatakan bahwa anggota telah membayar simpanan
pokok dan wajib sebagaimana yang telah ditetapkan dan
disepakati dalam rapat.
8. Untuk koperasi primer yang wilayah kerjanya terdapat di dua
wilayah tingkat I atau lebih, maka kantor koperasi tingkat II
menyerahkan ke pejabat Kantor Wilayah Departemen Koperasi
di Tingkat I (Propinsi).
59Bab-4 : Pendirian Koperasi & AD
4. PERSYARATAN PEMBENTUKAN KOPERASI
Menurat UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam pasal
6 sampai 8 bahwa syarat pembentukan koperasi adalah sebagai
berikut :
1. Pembentukan koperasi primer minimal 20 orang calon anggota,
sedangkan koperasi sekunder minimal 3 koperasi yang telah
berbadan hukum koperasi.
2. Koperasi yang akan dibentuk berada (berkedudukan) di wilayah
Negara Republik Indonesia.
3, Pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang
memuat AD.
4. AD koperasi setidak-tidaknya harus mencantumkan beberapa
hal berikut :
- Daftar nama pendiri koperasi
- Nama dan tempat kedudukan koperasi
- Maksud dan tujuan serta bidang usaha koperasi yang akan
dilaksanakan (dikembangkan).
Ketentuan mengenai :
‘Syarat keanggotaan
Rapat anggota
Pengelolaan
Permodalan
Pembagian sisa hasil usaha (SHU)
Sanksi.
Dil
5. ANGGARAN DASAR KOPERASI
Setiap organisasi mempunyai ketentuan-ketentuan untuk mengatur
hubungan antara elemen yang satu dengan elemen yang lain, baikEkonomi Koperasi
secara horizontal maupun vertikal. Sehingga dapat dengan jelas
terlihat bagaimana kedudukan setiap elemen dalam organisasi
dimaksud, bagaimana pembagian kekuasaan, mekanisme,
pertanggungjawaban serta penentuan pemegang kekuasaan
tertinggi di dalam organisasi dimaksud.
Demikian halnya dengan koperasi. Sebagai suatu organisasi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya bersandar pada Anggaran Dasar
(AD)-yang telah dirumuskan oleh Rapat Anggota (RAT). AD
mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi koperasi, karena
di dalam AD akan jelas terlihat bagaimana hubungan antara
anggota yang satu dengan anggota lainnya, antara anggota dengan
organisasi, serta antara usaha organisasi dengan para anggotanya.
Selain itu, AD merupakan pedoman dan dasar hukum bagi setiap
kebijakan yang diambil oleh pengurus dalam mengelola usaha
koperasi.
AD merupakan salah satu syarat mutlak dalam mendapatkan
pengakaan badan hukum (BH). AD koperasi harus selalu mengacu
pada undang-undang tentang perkoperasian yang baru (yang
berlaku).
Di dalam AD terkandung maksud dan tujuan koperasi. Oleh karena
itu AD koperasi akan:
1. Menunjukkan adanya kejelasan tata kehidupan koperasi yang
bersangkutan.
2. Memudahkan tercapainya sasaran yang dikehendaki para
anggota sesuai dengan tujuan pembentukan koperasi.
3. Menuntun pengurus agar terhindar dari kesimpangsiuran
dalam pelaksanaan organisasi.
61Bab-4 : Pendirian Koperasi & AD
4. Sebagai dasar dalam penyusunan peraturan-peraturan demi
kelancaran jalannya usaha koperasi yang tertuang dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi.
6. CARA PENYUSUNAN AD
62
ze
. AD disusun pada saat pembentukan koperasi, yang disusun oleh
. AD harus disetujui dan disahkan oleh pejabat yang berwewenang,
. AD berisi antara lain:
team dan mendapat pengakuan/pengesahan dari Rapat Anggota.
Dalam menyusun AD hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
- Isi dan materi harus sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan
kepentingan anggota koperasi dan tidak boleh bertentangan
dengan hukum yang beriaku dalam masyarakat.
- AD harus tegas, jelas, mudah dimengerti dan dapat
dilaksanakan oleh setiap elemen/unsur yang ada dalam
koperasi.
yaitu Kepala Kantor Wilayah/Dinas Koperasi setempat.
a. Nama, pekerjaan dan alamat pendiri koperasi_
b. Nama lengkap, nama singkatan dari koperasi yé
bersangkutan.
c. Jenis dan kegiatan usaha yang dilakukan sesuai dengan
dan tujuan koperasinya.
d. Syarat-syarat kenggotaan dan kepengurusan koperasi.
e. Ketentuan tentang hak, kewajiban, tugas dan sanksi dari sem
unsur/elemen yang ada.Ekonomi Koperast
f. Ketentuan mengenai Rapat Anggota (RAT), Rapat Pengurus dan
Badan Pemeriksa (BP)
g- Ketentuan tentang permodalan, pembagian SHU dan hubungan
usaha dengan pihak luar.
h. Ketentuan tentang pembubaran koperasi dan pengaturan sisa
kekayaan koperasi bila koperasi dibubarkan serta mengenai
tanggungjawab keuangan koperasi yang harus ditanda-tangani.Manajemen
inoperasi
SS ae
A. Struktur Organisasi Koperast
B. Tugas dan Tanggung Jawab Perangkat Koperasi
- Rapat Anggota
- Pengurus
- PengawasEkonomi Koperasi
Koperasi adalah suatu organisasi orang-orang yang ekonominya
lemah dalam upaya menolong diri sendiri meningkatkan
kesejahteraan. Dengan kata lain koperasi merupakan alat untuk
mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan
manajemen dalam rangka mengendalikan, mengarahkan dan
memanfaatkan segala faktor atau sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan bersama tersebut.
Dalam bab ini akan diuraikan struktur organisasi koperasi, tugas
dan tanggung jawab perangkat koperasi. Pada bagian akhir akan
diuraikan tugas-tugas manajer berkaitan dengan perlu tidaknya
kehadiran manajer dalam koperasi.
A. STRUKTUR ORGANISAS! KOPERASI
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan
antar komponen dan antar posisi dalam suatu perusahaan. Struktur
organisasi menunjukkan hirarkhi dan struktur wewenang serta
memperlihatkan aliran pelaporannya. Adanya struktur organisasi
memberikan stabilitas dan kelanjutan hidup organisasi walaupun
sumber daya manusia di dalam organisasi tersebut silih berganti.
Berkaitan dengan koperasi di Indonesia, struktur dan tatanan
manajemen koperasi Indonesia dapat diketahui berdasarkan
perangkat organisasi koperasi, yaitu Rapat Anggota (RAT), Dewan
Pengurus, Pengawas, dan Pengelola. Kekuasaan tertinggi pada
koperasi terletak pada rapat anggota. Rapat anggota
mendegelasikan wewenang kepada dewan pengurus untuk
mengelola koperasi. Kemudian dalam menjalankan tugas-tugasnya,
67Bab-5 : Manajemen Koperasi
pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola (manajer) yang
diserahi tanggung jawab mengelola koperasi. Manajer
berwewenang untuk mengangkat dan kalau perlu memberhentikan
karyawan. Manajer adalah orang luar dan mendapat gaji dari
koperasi.
Bagan Struktur Organisasi Koperasi
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERANGKAT KOPERASI
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi
yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi untuk membicarakan)
kepentingan organisasi maupun usaha koperasi. Oleh karena
68Ekonomi Koperasi
koperasi adalah organisasi yang demokratis maka dalam rangka
mengambil suatu keputusan diupayakan melalui suara terbanyak
dari para anggota yang hadir dalam rapat. Pelaksanaan Rapat
Anggota ini biasanya diatur dalam anggaran dasar koperasi yang
biasanya bersidang sekali setahun. Selain itu dinyatakan juga
berapa jumlah anggota minimal yang hadir agar rapat tersebut
dianggap sah.
Rapat anggota dalam koperasi. +merupakan —suatu
“lembaga/institusi”, bukan sekedar sebagai forum rapat. Ini sudah
melembaga dalam organisasi dan Rapat Anggota merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai salah satu
lembaga, Rapat Anggota memiliki fungsi, wewenang, aturan main,
dan tata tertib yang ketentuannya bersifat mengikat semua pihak
yang terkait.
Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan,
berwibawa dan menjadi sumber segala keputusan atau tindakan
yang dilaksanakan oleh perangkat organisasi dan para pengelola
usaha koperasi. Segala sesuatu yang telah diputuskan oleh Rapat
Anggota harus ditaati dan sifatnya mengikat bagi semua anggota,
pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi. Oleh karena itu,
kedudukan dan kekuatan hukum Rapat Anggota menjamin segala
perbuatan dan akibat hukum, yang dilakukan oleh para pengelola
sebagai pemegang mandat dari anggota dalam hubungannya
dengan anggota dan pihak lain maupun badan usaha lain. Fungsi
dan wewenang yang dimiliki Rapat Anggota sangat menentukan.
sehingga menempatkannya pada kedudukan semacam lembaga
legislatif pada koperasi. Hal itu ditegaskan dalam pasal 23 UU No.
25 tahun 1992 yang menyebutkan bahwa, Rapat Anggota
menetapkan :
69Bab-5 : Manajemen Koperasi
70
= Anggaran Dasar,
* Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen
usaha koperasi,
* Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus
pengawas,
= Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan bel
koperasi serta pengesahan Japoran keuangan,
Rapat Anggota harus difungsikan secara efektif untuk
segala pertanggungjawaban pengurus dan rencana kerja
diajukan. Penyusunan rencana kerja dituangkan dalam
anggaran pendapatan dan belanja koperasi, akan dipakai
dasar bagi pengurus dan pengawas dalam melaksanakan
pada tahun buku berikutnya. Sementara itu pen;
pertanggungjawaban pengurus dan pengawas atas pelal
tugas dalam tahun buku yang laiu, dilakukan selambat-lam|
enam bulan setelah tutup tahun buku dalam forum Rapat
(RAT).
Untuk mengefektifkan fungsi rapat anggota maka segala kepu
Rapat Anggota harus dilaksanakan oleh pengurus koperasi.
karena itu, pengurus perlu diberi wewenang yang jelas
oprasionalisasi keputusan-keputusan yang dihasilkan oleh
Anggota. Keputusan yang telah jelas dan operasional dalam
telah dijabarkan secara rinci dapat langsung dilaksanakan,Ekonomi Koperasi
keputusan yang belum rinci perlu terlebih dahulu dijabarkan,
Kkemudian pelaksanaanya harus melalui persetujuan Rapat
Anggota. Dengan kata lain, pemberian mandat kepada pengurus
harus tegas dijelaskan, apakah sifatnya penuh atau terbatas. Hal ini
dimaksudkan agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pimpinan organisasi dan usaha, kedudukan pengurus menjadi
jelas.
Pengurus
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui
rapat anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha
koperasi. Idealnya, pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota
diharapkan mempunyai kemampuan manajerial, teknis, dan
berjiwa wira koperasi, sehingga pengelolaan koperasi
mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip
koperasi. Kedudukan pengurus sebagai penerima mandat dari
anggota mempunyai fungsi dan wewenang sebagai pelaksana
keputusan Rapat Anggota sangat strategis dan menentukan maju
mundurnya koperasi. Posisi yang menentukan tersebut merupakan
pengejawantahan tugas dan wewenang pengurus, yang ditetapkan
dalam undang-undang, AD/ART dan peraturan lainnya yang
berlaku dan diputuskan oleh Rapat Anggota. Dalam pasal 29 ayat
(2) UU No. 25 tahun 1992 disebutkan, bahwa “pengurus merupakan
pemegang kuasa Rapat Anggota “.
Pasal 30 UU No. 25 tahun 1992 merinci tugas dan wewenang
pengurus koperasi. Adapun tugas pengurus koperasi adalah :
= Mengelola koperasi dan usahanya,
" Mengajukan rancangan rencana kerja serta anggaran
pendapatan dan belanja koperasi.
atGab-5 : Manajemen Koperasi
= Menyelenggarakan Rapat Anggota,
= Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung-jawaban
pelaksanaan tugas,
= Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib, dan
* Memelihara buku daftar anggota dan pengurus.
Selanjutnya pengurus berwenang untuk :
* Mewakili koperasi di dalam dan luar pengadilan,
= Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam
Anggaran Dasar, dan
* Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan
pemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan
keputusan Rapat Anggota.
Berdasarkan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan
keputusan rapat anggota untuk mengelola organisasi dan usaha
koperasi Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus
merupakan pelaksanaan kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan
Liki identitas tersendiri
Sebagai mandataris Rapat Anggota, pengurus dapat juga
mendelegasikan wewenangnya dalam melaksanakan usaha kepada
pengelola sesuai dengan pasal 32 ayat (1) UU No. 25 tahun 1992
yang berbunyi, “pengurus dapat mengangkat pengelola yang diberi
wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha”. Pengelola tersebut
biasa disebut manajer. Rencana pengangkatan manajer harus
diajukan pada dan mendapat persetujuan dari Rapat Anggota, serta
pengangkatannya harus disertai dengan dasar hukum, yaitu berupaEkonomi Koperasi
perjanjian kontrak yang ditandatangani oleh pengurus atas nama
koperasi. Dalam perjanjian tersebut juga disebutkan wewenang
manajer dalam pengambilan keputusan dan penandatanganan
dokumen atau surat-surat yang terkait dengan kerja sama usaha
dengan pihak lain. Manajer sebagai pengelola usaha akan
mempertanggungjawabkan- tugasnya kepada pengurus, dan
kemudian penguruslah yang mempertanggungjawabkannya
kepada Rapat Anggota.
Secara teoritis susunan perangkat organisasi pengurus pada
umumnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Namun
dalam pelaksanaannya, susunan perangkat organisasi pengurus
tersebut dapat bervariasi antara satu koperasi dengan koperasi lain,
tergantung besar kecilnya koperasi dan keinginan anggota.
Kecenderungan yang biasa terjadi pada banyak koperasi di
Indonesia adalah pengembangan struktur perangkat secara
horizontal. Misalnya pada jabatan ketua, bisa berkembang menjadi
ketua umum, ketua |, dan ketua I]; sekretaris dipecah menjadi
sekretaris I dan sekretaris I; demikian juga halnya bendahara.
Pemekaran tersebut lebih banyak ditujukan untuk menampung
lebih banyak orang dan bukan didasarkan atas efektivitas
pelaksanaan tugas. Ada juga koperasi yang menyusun perangkat
berdasarkan kepentingan usaha, yaitu besar kecil usaha koperasi
tersebut.
3. Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota
dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi
koperasi merupakan suatu lembaga atau badan_ struktural
organisasi koperasi. Pengawas mengemban amanat anggota untuk
73Bab-5 : Manajemen Koperasi
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengeslolaan koperasi, sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi, keputusan
pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam koperasi.
Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat (1) disebutkan bahwa
pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan dan pengeloiaan koperasi. Sedangkan ayat (2)
menyatakan bahwa pengawes berwenang untuk meneliti segala
catatan yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala
keterangan yang diperlukan.
Dalam prakteknya, umumnya fungsi pengawasan yang dilakukan
oleh pengawas koperasi dapat dikatakan kurang efektif, khususnya
bagi koperasi-koperasi pedesaan seperti KUD. Hal tersebut dapat
terjadi karena pengurus lebih dahulu dipilih daripada pengawas.
Akibatnya, sumber daya manusia yang lebih baik akan terpilih
sebagai pengurus, dan baru kemudian sisanya untuk jabatan
pengawas. Disamping hal tersebut, biasanya yang terpilih menjadi
pengurus koperasi adalah tokoh-tokoh masyarakat desa yang
mempunyai pengaruh yang relatif lebih luas, sehingga pada
pemilihan yang dilakukan secara demokratis pun, peluang mereka
untuk terpilih menjadi lebih besar. Kondisi ini diperburuk dengan
kenyataan bahwa, status sosial pengurus tadi relatif lebih baik, dan
kualifikasi pengawas yang kurang memadai membawa dampak
negatif terhadap efektivitas pelaksanaan pengawasan.
C. PENGELOLA KOPERASI
Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secars
74Ekonomi Koperasi
efisien dan profesional. Karena itu, kedudukan pengelola adalah
sebagai pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan wewenang
oleh pengurus. Dengan demikian, di sini berlaku hubungan
perikatan dalam bentuk perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah
pengelola dan ukuran struktur organisasinya sangat tergantung
pada besarnya usaha yang dikelola.
Perlu tidaknya mengangkat manajer koperasi dilatarbelakangi
alasan-alasan berikut :
‘1. Pengurus sebagai anggota koperasi, yang juga sebagai produsen,
akan lebih mementingkan profesinya sebagai produsen. Dia
tidak dapat meninggalkan usahanya, karena hal ini akan sama
saja dengan mempertaruhkan hidupnya sendiri demi
kepentingan orang lain. Disamping itu, alasan penting lainnya
ialah karena mereka kurang mengetahui aspek perusahaan dari
koperasinya.
2 Kurangnya pengetahuan akan aspek perusahaan dari koperasi
sebenamya disebabkan oleh kenyataan baltwa koperasi adalah
“parang baru’ bagi mereka. Penerangan-penerangan kurang
diberikan, sehingga tidak ada motivasi yang kuat kecuali hanya
ikut-ikutan saja. Pada waktu pemilihan anggota pengurus,
biasanya orang-orang yang terpilih adalah orang-orang yang
mempunyai kepribadian agak lebih dari yang lainnya, mereka
kurang memikirkan kemampuan dari yang terpilih. Orang-
orang yang dianggap jujur dan dipercayai mendapat prioritas
untuk dipilih, walaupun mereka tidak mengetahui aspek
perusahaan dari koperasinya.
3. Masa kerja pengurus tidak lama sehingga dianggap kurang
untuk dapat menyelesaikan rencana-rencananya. Sebetulnya
75Bab-5 : Manajemen Koperasi
76
alasan ini kurang mantap. Waktu kepengurusan dapat saja
ditambah dengan memilih kembali pengurus yang lama.
|. Menjadi anggota pengurus koperasi pada amumnya merupakan
pekerjaan sambilan, sehingga mereka tidak dapat berkonsentrasi
pada pekerjaan itu. Sebagai anggota pengurus dia mempunyai
kewajiban-kewajiban yang tidak ringan. Pekerjaan yang
membutuhkan konsentrasi adalah mengawasi pelaksanaan
usaha koperasi.
Dari uraian di atas, masing-masing unsur manajemen koperasi
mempunyai lingkup keputusan sebagai berikut :
= Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam
menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi,
manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifamnya
sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum
Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan
sekali setahun.
* Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota.
Dengan demikian, pengurus dapat dikatakan sebagai
pemegang kuasa Rapat Anggota dalam mengoperasionalkan
kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota.
Pengurustah yang mewujadkan arah kebijakan strategis yang
menyangkut organisasi maupun usaha.
+ Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh
pengurus. Pengawas dipilih dan diberhentikan oleh Rapat
Anggota. Oleh sebab itu, dalam struktur organisasi koperasi
posisi pengawas dan pengurus adalah sama.
* Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dam
diberhentikan oleh pengurus untuk melaksanakan teknisEkonomi Koperasi
operasional di bidang usaha. Hubungan pengelola usaha
(managing director) dengan pengurus koperasi adalah
hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian
atau kontrak kerja.
Menurut A.H. Gophar manajemen koperasi pada dasarnya dapat
ditelaah dari tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses dan gaya.
Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada
prinsipnya terbentuk dari tiga unsur yaitu: anggota, pengurus dan
karyawan. Unsur pengawas seperti yang terdapat pada alat
perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah
merupakan perpanjangan tangan dari anggota untuk mendampingi
pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap
jalannya roda organisasi dan usaha koperasi Selanjutnya
disimpulkan bahwa keberhasilan koperasi tergantung pada
kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan
organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepada anggota.
Dari sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih
mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah
satu orang satu suara (one man one vote) sudah mendarah daging
dalam organisasi koperasi. Karena itu manajemen koperasi ini
sering dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan sangat mahal.
Terakhir, ditinjau dari sudut pandang gaya marajemen
(management style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif
(participatory management), dimana posisi anggota ditempatkan
sebagai subjek dari manajemen yang aktif dalam mengendalikan
manajemen perusahaannya.
77BaB-6
Penanganan Hasil
Produksi Anggeta
a
A. Cara Menangani Hasil Produksi Anggota
B. Pemasaran Hasil Produksi Anggota
C. Peranan Koperasi dalam Pemasaran
D. Operasional Pemasaran bagi KoperasiEkonomi Koperasi
‘CARA MENANGANI HASIL PRODUKSI ANGGOTA
Koperasi produsen, seperti koperasi pengrajin, koperasi peternak
dan KUD yang menampung hasil pertanian sangat diharapkan
untuk segera menangani hasil produksi anggotanya. Hal ini
dilakukan agar para anggota koperasi dapat lebih mencurahkan
waktu dan perhatiannya untuk kegiatan produksi saja, tanpa harus
repot-repot dengan urusan pemasaran. Disamping itu, bila koperasi
dapat menangani hasil produksi anggota dengan baik, berarti para
anggota koperasi dapat terhindar dari persaingan sesama anggota
dalam memasarkan hasil dan sekaligus juga dapat menikmati hasil
penjualan dengan harga yang tinggi, tanpa harus merasa
dipermainkan oleh pedagang-pedagang perantara yang banyak
beroperasi di desa-desa sentra produksi.
Ada tiga cara yang lazim dilakukan koperasi dalam menangani dan
membayar hasil produksi anggota, yaitu :
1. Membayar tunai pada saat penyerahan barang ke koperasi.
2, Membayar tertunda hingga barang tersebut laku terjual di pasar.
3. Melaksanakan sistem pooling hasil produksi.
1. Membayar Tunai
Transaksi secara tunai (cash and carry) merupakan cara pembayaran
atas penyerahan sejumlah barang yang paling disukai oleh
produsen (petani), karena sebelum panen (masa menikmati hasil
produksi) tiba kebanyakan produsen (petani) sudah kehabisan stok
uang tunai oleh karena itu sangat sulit untuk merubah cara ini
dalam melakukan transaksi.
81Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
Jika koperasi/ KUD tidak mampu untuk melakukan transaksi secara
tunai, terpaksa produsen/petani menjual produknya pada
pedagang perantara sekalipun dengan harga jual yang lebih
rendah, asalkan mendapatkan wang tunai saat penyerahan barang.
Hal ini menjadi tantangan bagi koperasi/KUD, karena banyak
koperasi yang memiliki modal kerja terbatas.
Kebaikan dari Tunai
1. Dengan pembayaran secara tunai, anggota koperasi (produsen)
dapat segera mengetahui berapa nilai uang yang diperolehnya
atas penyerahan/penjualan sejumlah barang tertentu pada
koperasi dan uang tersebut dapat segera digunakan untuk
keperluan lain.
Mis: - untuk mendapatkan/membeli barang-barang kebu-
tuhan sehari-hari,
- untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, dan lain-
lain,
- Untuk membeli bahan-bahan/alat yang diperlukan
dalam kegiatan produksi.
2. Koperasi yang mampu membayar tunai seluruh transaksi
dengan anggota, akan memperoleh kepercayaan yang semakin
besar dari anggota. Sehingga hal ini dapat dengan cepat
meningkatkan volume usaha koperasi, dengan kata lain,
koperasi akan cepat berkembang.
3. Dengan pembayaran secara tunai akan terjadi pemindahan hak
pemilikan barang dari produsen ke koperasi, hal ini akan
; menguntungkan bagi produsen karena merasa terlepas dari
penanggungan resiko (baik resiko karena perubahan fisik barang
maupun resiko karena perubahan harga pasar).
82Ekonomi Koperasi
4. Sehubungan dengan terjadinya pemindahan hak pemilikan
barang dari produsen ke koperasi, hal ini memaksa koperasi
untuk lebih mampu bersaing dengan badan usaha lain non
koperasi.
5. Sistem pembayaran tunai merupakan kebiasaan/tradisi lama
dalam melakukan transaksi di desa-desa, sehingga hampir tidak
ada kesulitan bagi koperasi dalam memperkenalkan cara
6. Penanganan administrasi dan pembukuan lebih sederhana.
Kelemahan dari Membayar Tunai
1. Koperasi akan menanggung resiko yang cukup besar jika terjadi
penurunan harga yang drastis saat menjual produk tersebut
Kembali ke pasar, atau jika terjadi perubahan fisik barang
tersebut, misal: rusak, busuk, menyusut.
2. Dengan pembayaran secara tunai akan membutuhkan modal
kerja yang tidak sedikit. Kebutuhan akan modal kerja ini akan
semakin besar, bila komoditi yang ditangani mahal harganya
dan volume usaha yang akan ditangani cukup banyak. Selain
itu, tenggang waktu yang dibutuhkan dalam proses pemasaran
(menjual kembali) akan turut mempengaruhi besarnya modal
kerja yang dibutuhkan.
3. Untuk melaksanakan transaksi secara tunai, koperasi akan
membutuhkan profil pengurus atau manajer yang handal dalam
pemasaran artinya benar-benar mampu dalam menentukan
kualitas barang dan tanggap terhadap informasi pasar yang
cepat berubah.
‘
83Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
Cara unt i Resiko Finansial
1. Melakukan diversifikasi produk atau penganekaragaman jenis
komoditi yang ditanam/dihasilkan.
2. Meiakukan hedging di pasar berkala, yaitu pasar dimana orang-
orang dapat melakukan jual beli kontrak pembelian/ penjualan
barang-barang yang penyerahan barangnya dilaksanakan
kemudian hari (saat panen).
2. Membayar Tertunda
Pembayaran secara tertunda (titip jual atau konsinyasi) merupakan
cara pembayaran yang kurang disukai oleh anggota koperasi
(produsen), karena si anggota koperasi (produsen) baru menerima
pembayaran atas penyerahan sejumlah barang setelah barang
tersebut laku terjual kembali di pasar (ke distributor). Dalam cara
pembayaran yang demikian berarti si produsen (anggota koperasi)
harus menunggu dalam waktz yang tidak pasti untuk menerima
uang dari hasi) penjualan barang. Harga atau nilai barang yang
diterima produsen (anggota koperasi) adalah harga jual koperasi di
pasar dikurangi dengan biaya-biaya yang timbul selama dalam
pemasaran serta fee (bagian) koperasi atas jasa pemasaran.
Kebaikan dari Membayar Tertunda
1. Dengan melaksanakan pembayaran tertunda, koperasi akan
membutuhkan modal kerja yang sedikit.
2. Koperasi kurang membutuhkan pengurus atau manajer yang
handal dalam pemasaran, karena koperasi tidak perlu kuatir
terhadap resiko yang terjadi akibat perubahan harga pasar.Ekonomi Koperasi
3. Mendorong/memotivasi anggota koperasi (produsen) untuk
menghasilkan barang-barang yang berkualitas baik, karena akan
menerima harga yang lebih tinggi dari barang-barang yang
berkualitas biasa atau rendah. Barang-barang (produk) yang
berkualitas baik juga akan menguntungkan koperasi, karena
akan lebih mudah saat menjualnya kembali.
Kele: dari ax Tertunda
1. Memerlukan penanganan administrasi pembelian secara baik,
karena setiap barang/produk yang diterima dari anggota
(produsen) untuk dijual hans dicatat dengan baik, seperti nama
anggota yang menyerahkan barang, tanggal penerimaan barang,
jenis barang, kualitas dan kuantitas barang.
2. Jika penanganan pemasaran (menjuai kembali) cukup lama hal
ini dapat mengakibatkan biaya pemasaran yang akan dipikul
(ditanggung) anggota koperasi (produsen) menjadi bertambah.
Hal ini dapat terjadi bila selama dalam proses pemasaran
diperlukan tambahan = penanganan = khusus ~— guna
mempertahankan ualitas barang atau menghindarkan
Penyusutan barang, misal: penyimpanan di tempat khusus atau
pengawetan.
3. Cara pembayaran tertunda kurang disukai oleh anggota
koperasi (produsen) karena alasan kebutuhan uang tunai yang
mendesak dan tidak sabar menunggu pembayaran untuk waktu
yang tidak pasti, sehingga hal ini akan menyulitkan koperasi
dalam memperkenalkan/ menerapkan sistem pembayaran
tersebut.
85Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
3. Pooling Hasil Produksi
86
Pooling merupakan kegiatan pengumpulan hasil produksi
produsen (anggota koperasi) untuk dijual koperasi. Hasil produksi
yang diterima dari produsen (anggota) ditentukan kualitasnya dan
ditentukan harganya dengan kualitas setelah dikurangi biaya
pemasaran rata-rata yang akan dipikul koperasi selama dalam
proses pemasaran.
Pooling hasil produksi dilakukan koperasi pada saat pengumpulan
produk yang dihasilkan oleh anggota dengan tujuan agar:
- pengumpulan barang secara pisik dapat diusahakan koperasi
secara lebih ekonomis terutama bila jumlah/ produksi setiap
anggota koperasi sedikit sedang jumlah anggota koperasi
banyak dan tersebar luas.
- barang-barang tertentu dapat diusahakan secara tersendiri
tanpa harus dicampur dengan barang lain.
Misal : produk yang berkualitas jelek/rendah harus dipisah
dari produk yang berkualitas baik dan dipasarkan terpisah.
Penet dan Pembayaran dalam Poolin;
Harga yang ditetapkan pada setiap produk yang disetor anggota
tidak sama, tetapi bergantung pada kualitasnya atau kondisi fisik
barang tersebut walaupun dibebankan biaya pemasaran rata-rata
kepada setiap anggota koperasi (produsen).
Dalam penetapan harga produk dapat dilakukan dengan 3 cara:
a. Semua hasil produksi ditampung tanpa melalui proses grading
(penentuan kualitas) secara cermat, lalu produk ini ditempatkanEkonomi Koperasi
dalam satu pool. Harga yang diberlakukan adalah harga rata~
rata dari produk tersebut.
b. Semua hasil produksi anggota ditampung koperasi dan
harganya ditentukan sesuai dengan kvalitas _barang.
Penempatan barang dalam pool juga berdasarkan kualitas;
berarti ada pool barang untuk kualitas No.1, kualitas No. 2 dan
seferusnya.
c. Semua hasil produksi anggota ditampung dan penentuan
kualitas dilakukan secara cermat, ditentukan varietas, nama asal
barang dan lain-lain, dan barang ditempatkan dalam pool yang
berbeda sesuai dengan pengelompokan penyortir. Harga barang
dapat berbeda-beda sesuai dengan pengelompokan penyortir
dan frekwensi harga pasar.
Contoh :
PUSKUD perwakilan Tapanuli Utara dalam menanggani tata niaga
kemenyan di Tapanuli Utara menerapkan sistem pooling saat
™menampung kemenyan dari anggota (KUD) ke PUSKUD dan dari
anggota (petani) ke KUD. PUSKUD & KUD menetapkan harga
yang berbeda-beda pada setiap kemenyan yang ditampung dari
anggota. Hal ini dilakukan karena adanya perbedaan kualitas,
varietas dan asal (tempat) kemenyan tersebut dihasilkan.
KUD menerapkan cara a dan b dalam menetapkan harga beli
kemenyan dari petani, karena sebagian petani menjual
(menyerahkan) kemenyan ke KUD dalam keadaan kualitas
bercampur (sam-sam) : ada yang kasar, sedang, kecil/halus dan ada
abu atau kotorannya berupa pasir/tanah dan kulit kayu kemenyan
yang menempel pada kemenyan tersebut. Sebagian petani ada yang
87Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
sudah memisahkan/mensortir sendiri kemenyan-kemenyanya
sebelum dijual ke KUD.
Sedang PUSKUD perwakilan Tapanuli Utara menerapkan cara b
dan c dalam menetapkan harga kemenyan yang ditampung dari
berbagai KUD di wilayah Tapanuli Utara. Hal ini dilakukan karena
KUD sebelum menyerahkan kemenyan ke PUSKUD diharapkan
sudah melakukan grading lebih dahulu dalam memisahkan
kualitas kemenyan, varietas dan asal usulnya dan menempatkaant
pada pool yang terpisah. Dilakukannya pemisahan varietas, karena
varielas kemenyan dari daerah Humbang (Dolok Sanggul,
Parmonangan, Siborong-borong dan Parlilitan serta Onan Ganjang)
berbeda dengan varietas kemenyan dari daerah Pahae dan Adian
Koting, demikian juga dengan kemenyan dari daerah Garoga dan
Pangaribuan serta Parsoburan ~ Borbor.
Pembayaran pada anggota (petani) dalam sistem pooling dapat
dilakukan dengan cara:
a. Membayar tunai saat penyerahan barang.
b. Membayar tertunda namun harga barang sudah ditetapkan saat
penyerahan barang oleh anggota/petani.
c. Sebagian dibayar tunai, sebagian tertunda bergaritung pada
kondisi keuangan koperasi dan hasil kesepakatan antara
koperasi dengan anggotanya (produsen).
lusen i Poolit Prodi
Dalam melaksanakan pooling hasil produksi dapat terjadi berbagai
masalah mulai dari persoalan yang sedethana hingga padaEkonomi Koperasi
persoalan yang rumit/kompleks. Kerumitan (kekomplekan)
persoalan dalam pelaksanaan pooling hasil produksi bergantung
pada beberapa hal, antara lain:
- Macam barang yang diusahakan/ditangani.
- Varietas dari setiap barang/produk yang ditangani.
- Jumiah kelas/kualitas dari masing-masing varietas.
- Luasnya daerah/wilayah kerja koperasi.
- Lamanya periode waktu dalam pooling.
banyak jenisnya (lebih dari satu atau dua jenis produk), masing-
masing jenis produk terdiri dari berbagai varietas dan masing-
masing varietas terdiri dari kelas/kualitas serta wilayah kerja
Koperasi cukup luas dan dibutuhkan waktu yang cukup panjang
dalam melakukan pooling, maka akan dihadapi masalah yang
sangat kompleks dan biaya pelaksanaan pooling akan menjadi
besar/mahal
Faktor penentu dalam keberhasilan pooling :
. Grading yang teliti
Waktu pelaksanaan pooling yang cukup lama
}. Daerah kerja cakupan pooling yang cukup luas
Penanganan administrasi dan pembukuan yang teliti
. Penetapan ongkos/biaya yang betul
Penetapan harga yang sesuai dengan kualitas
Pembelanjaan yang baik
Luasnya pasar dalam pelaksanaan pooling
Perlakuan yang sama dan adil terhadap semua anggota dan
daerah kerja yang dilayani.
YEN eeneBab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
90
Kebaikan Pooling Hasil Produksi
ie
Pelaksanaar pooling hasil produksi dapat membantu anggota
koperasi dalam memasarkan hasi! produksi dengan harga yang
tinggi, karena resiko pemasarart dan biaya pemasaran yang
muncul/dikeluarkan selama dalam proses pemasaran akan
dibagi secara merata pada setiap anggota koperasi_
Anggota koperasi (produsen) akan terhindar dari persaingan
sesama anggota dalam memasarkan hasil produksi mereka.
. Anggota koperasi (produsen) akan berusaha/termotivasi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas baik, karena akan
menerima harga yang lebih tinggi, terutama bila grading
dilakukan secara cermat
Pihak manajemen koperasi dapat memasarkan hasil produksi
anggota sesuai dengan program yang diinginkan dan sesuai
dengan permintaan pasar.
Misal: - Waktu yang tepat untuk pengiriman/penjualan
barang.
- Jenis/kualitas barang yang sesuai dengan
permintaan pasar
- Jumlah barang yang dijual/dikirim
- Ke pasar mana akan dijual /dikirim
Pooling hasil produksi memungkinkan koperasi untuk
membiayai usaha/transaksi dengan lebih mudah (flexible),
karena pembayaran pada anggota dapat disepakati, apakah
tunai, tertunda atau sebagian tunai dan sebagian lagi tertunda.Ekonomi Koperast
6. Pooling hasil produksi bagi koperasi-koperasi yang sudah besar
atau PUSKUD dapat merupakan faktor yang penting dalam
penentu hasga produksi di pasar. Atan dengan kata lain, pooling
hasil ‘produksi dapat memperkuat posisi tawar (bergaining
position) KUD dalam penetapan harga pasar.
Kel Poolii uksi
1. Bagi anggota kopetasi/produsen yang kurang menyadari
pentingnya grading (penentuan kualitas secara cermat) akan
rugi karena barang yang berkualitas baik akan dihargai sama
dengan barang yang berkualitas baik/buruk.
2. Hasil produksi anggota/ produsen yang berkualitas rendah akan
merugikan koperasi, karena barang tersebut sulit untuk
Aijual/dipasarkan kembali.
3 Koperasi membutuhkan tenaga pengurus/manajer yang handal
dalam pemasaran. Artinya mereka harus peka terhadap
perubahan informasi pasar, bahkan diharapkan dapat
memprediksi keadaan pasar dimasa mendatang.
Misal : hasga, jumlah barang yang dibutuhkan dan kapan waktu
yang tepat untuk menjual ke pasar.
4. Pooling dapat menyebabkan penundaan pembayaran pada
produsen (anggota koperasi) terutama bila pelaksanaan pooling
cukup lama. Penundaan pembayaran yang terlala lama dapat
menyebabkan melemahnya loyalitas/ kepercayaan anggota
terhadap koperasi.
5. Pooling hasil produksi dapat mengarah pada spekulasi yang
menyebabkan koperasi rugi atau gulung tikar, terutama bila
pihak manajemen koperasi (pengurus dan manajer) koperasi
tidak jujur dan tidak transparan dalam pembakuan transaksi.
91Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
B. PEMASARAN HASIL PRODUKS! ANGGOTA
Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses usaha untuk
memindahkan barang dan jasa dari lokasi produsen hingga sampai
ke konsumen akhir,
Proses usaha yang dimaksud dalam pemasaran meliputi kegiatan
pabrikan (manufacture), pengawetan, pengemasaran dan pensor-
tiran dalam rangka memenuhi tuntutan konsumen demi kepuasan
atau mengkonsunsi/menggunakan barang dan jasa_tersebut.
Sehingga muncul suatu falsafah dalam pemasaran bahwa
konsumen adalah raja (cousumer is a king), dalam arti konsumen
harus dilayani dan diupayakan agar konsumen mencapai kepuasan
yang optimal setelah mengkonsumsi sejumlah barang tertentu agar
mereka tidak lari ke produk pesaing lainnya.
Dalam aktivitas pemasaran terdapat 4 (empat) elemen pemasaran
yaitu produsen, pedagang, konsumen dan pemerintah beserta
masyarakatnya. Masing-masing elemen mempunyai tujuan atau
keinginan yang berbeda-beda.
Produsen menginginkan agar penerimaan dari hasil penjualan
barang/jasa cukup baik. Pedagang menginginkan agar mereka
memperoleh keuntungan yang layak dari setiap transaksi dam
harga setiap barang/jasa yang diinginkan cukup layak dan
terjangkau, sedang pemerintah/masyarakat menghen-daki aj
harga barang layak dan stabil serta stok barang cukup tersedia
pasar setiap saat.
Untuk menyampaikan barang/jasa dari produsen hingga
konsumen terdapat beberapa tingkatan pedagang, mi:Ekonomi Koperasi
pedagang pengumpul di tingkat desa dan kecamatan, pedagang
perantara (agen/makelar) distributor dan pedagang pengecer.
Kalau setiap pedagang menghendaki keuntungan yang layak dari
setiap transaksi demi kesinambungan usaha, maka ongkos/biaya
pemasaran menjadi tinggi sehingga produsen hanya menerima
(menikmati) porsi atau persentase yang kecil dari setiap rupiah
yang dibayar konsumen atas setiap barang/jasa.
Jalur Tata Niaga untuk Produk Akhir
eens
{
4
eee
Boeasenlben aktietec |
K O N S U M E
Jalur tata niaga barang/jasa mulai dari produsen hingga ke
Konsumen sangat bervariasi, ada pemasaran langsung dari
produsen ke konsumen jika jarak/lokasi antara produsen ke
93Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
konsumen berdekatan. Namun umumnya jarak/lokasi produsen
dengan konsumen sangat berjauhan terutama untuk produk
pertanian. Sementara produksi produk pertanian berada di desa-
desa sedang konsumen umuntnya berada di kota. Oleh karena itu
akan terjadi pemasaran tidak langsung atau jalur tata niaga cukup
Panjang. Berikut ini digambarkan skema jalur tata niaga
produk/jasa yang merupakan produk akhir (produk yang siap
digunakan/dikonsumsi konsumen).
Panjangnya jalur tata niaga merupakan masalah yang pelik dalam
pemasaran karena semakin panjang jalur tata niaga akan membuat
semakin mahal/tinggi biaya pemasaran yang berarti akan semakin
kecil porsi yang akan dinikmati oleh produsen dari setiap rupiah
yang dibayar konsumen atas setiap barang/jasa.
Persoalan berikutnya adalah bagaimana cara untuk mengurangi
pelaku-pelaku (mata rantai tata niaga) dalam perdagangan
barang/jasa sehingga tercapai efisiensi dalam pemasaran dan —
produsen dapat menikmati porsi (margin) yang lebih besar dari
setiap rupiah yang dibayarkan konsumen pada setiap barang dan
jasa. Salah satu alternatif (jalan keluar) yang dapat ditempuh guna
mengurangi mata rantai dalam jalur tata niaga adalah dengan
mengikutsertakan koperasi dalam pemasaran produksi anggota.
(C. PERANAN KOPERAS! DALAM PEMASARAN
1, Kehadiran koperasi dalam pemasaran hasil produksi anggota
akan memperpendek saluran pemasaran (mata tantai tata niaga),
- sehingga harga barang/jasa yang diterima produsen (anggota)zmocoony
Ekonomi Koperasi
akan lebih tinggi dan yang diperoleh koperasi dari kegiatan
pemasaran akan kembali didistribusikan pada anggota koperasi.
YOLNEILIA
=e tH
Keterangan: P,; = Pedagang pengumpul tingkat desa
P: = Pedagang perantara di tingkat kecamatan
A/M = Agen/Makelar.
2, Kehadiran. koperasi dalam pemasaran hasil produksi anggota
dapat berbentuk lain, yaitu:
a. Memberikan informasi pasar yang akurat dan cepat pada
anggota koperasi, sehingga anggota mengetahui harga jual,
kualitas dan jenis barang yang dibutuhkan konsumen, kapan
barang tersebut dibutuhkan oleh konsumen dan informasi
lainnya.
b. Memberikan penyuluhan atau pembinaan pada anggota
Koperasi sebagai produsen agar tidak hanya bergantung
(menghasilkan) sata produk saja, melainkan
mengembangkan diversivikasi produk yang dihasilkan
anggota. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan kelebihan
produksi pada produk tertentu saat panen raya, sehingga
harga jual tetap tinggi dan stabil.
95Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
D. OPERASIONAL PEMASARAN BAGI KOPERASI
96
Fungsi pemasaran yang biasa dilakukan oleh koperasi mencakup
pemasaran ini dapat dilakukan koperasi dengan baik akan
berdampak kuat terhadap koperasi, karena manfaat dan kepuasan
yang akan diberikan koperasi pada anggota-anggotanya akan
terlihat pada intensitas usaha koperasi sehingga akan
mempengaruhi besarnya SHU koperasi.
Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan ini akan dilakukan oleh koperasi produksi yang
anggotanya para produsen yang menghasilkan barang-barang yang
siap dijual ke pasar. Fungsi penjualan ini dilakukan oleh koperasi
- agar para anggota (produsen) dapat lebih mencurahkan waktu dan
pikiran hanya untuk kegiatan produksi semata-mata, sehingga para
anggota akan terhindar dari persaingan sesama anggota saat
memasarkan/menjual hasil ke pasar.
Dalam melaksanakan fungsi penjualan ini, sebaiknya koperasi
menampung dulu hasil produksi anggota, mengumpulkan,
menyimpan dan bila perlu melakukan pengolahan, baru dijual ke
pasar agar koperasi memperoleh nilai tambah (value added) dari
setiap produk yang ditangani koperasi, dengan kata lain perlu
Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian ini banyak dilakukan oleh koperasi konsumsi
dan kopesasi produksi, saat pengadaan (penyediaan) barang-Ekonomi Koperast
barang kebutuhan anggota koperasi, baik kebutuhan akan barang-
barang konsumsi sehari-hari maupun kebutuhan akan bahan-bahan
(bahan baku) oleh para anggota yang berperan sebagai produsen
(misalnya koperasi pengrayin).
Para anggota koperasi pengrajin (koperasi produsen) banyak yang
mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam kegiatan produksi, dikarenakan modal mereka
terbatas untuk membeli bahan-bahan dalam partai besar. Untuk itu
diharapkan koperasi hadir/berperan dalam menyediakan bahan-
bahan yang diperiukan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
para pengrajin tersebut. Koperasi diharapkan dapat menyediakan
bahan-bahan tersebut dengan harga yang rendah (bersaing dengan
harga pasar) Karena koperasi dalam melaksanakan fungsi
pembelian akan membeli baban-bahan tersebut dalam pariai besar.
Keuntungan yang akan diperoleh koperasi dan anggota koperasi
pengrajin (produksi) adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan akan bahan baku dapat disediakan sepanjang waktu
karena perdagangannya ditangani langsung oleh koperasi_
b. Kualitas bahan baku terjamin, sesuai dengan yang dibutuhkan
anggota koperasi.
c. Harga bahan baku lebih murah karena koperasi membeli dalam
partai besar dan koperasi membelinya langsung pada distributor
(alur tata niaga lebih pendek).
d. Jika anggota tidak memiliki modal yang cukup untuk membayar
bahan baku, maka pembayaran dapat dilakukan kemodian
dengan memotong dari harga barang jadi yang disetor ke
koperasi untuk dijual kembali.
aeBab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
98
e. Keuntungan’ yang diperolely koperasi akan kembali
atas kontribusi anggota terhadap usaha koperasi-
Fungsi Promosi
banyak, berarti semakin banyak saingan di pasar. Oleh karena itu
untuk lebih mendekatkan atau memperkenalkan barang ke
konsumen atau calon pedagang diperlukan promosi. Demikian
halnya dengan koperasi, harus bersaing dengan usaha-usaha non
koperasi yang menghasilkan barang yang sama, yang berarti
koperasi juga harus melakukan promosi, karena promosi yang tepat
sasaran dan tepat waktu akan dapat meningkatkan volume
penjualan. Kegiatan promosi biasanya membutuhkan dana (biaya
promosi) yang tidak sedikit, sementara pihak koperasi memiliki
modal yang terbatas, sehingga sering terkendala dalam melakukan
promosi.
Koperasi mempunyai kesempatan yang lebih baik dalam mendekati
para pengrajin (produsen), sehingga dapat mengkoordinir
pelaksanaan promosi bersama dengan biaya yang murah dan sehat
(layak), seperti:
a. Menyelenggarakan pasar murah bersama
b, Menyelenggarakan pameran bersama
c. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan tertentu di suatu instansi
sambil kampanye memperkenalkan produk yang dihasilkan
anggota koperasi.
d. Mencetak brosur yang disebarluaskan kepada penduduk atau
calon pelanggan.Ekonomi Koperasi
e. Memasang iklan di harian tertentu atau radio
£. Meminta bantuan pada pemerintah daerah atau departemen
perdagangan dan perindustrian, departemen pariwisata atau
biro travel untuk membantu dalam memasarkan barang.
g. Mencetak kalender secara bersama-sama pada setiap menjelang
tahun baru
hh. Menawarkan/memasarkan barang secara langsung ke
perusahaan-perusahaan besar/instansi tertentu yang akan
menggunakan barang yang dihasilkan/diproduksi anggota
koperasi sebagai bahan baku/mentah perusahaan tersebut atau
akan dikonsumsi/digunakan langsung oleh karyawan
perusahaan/instansi tersebut.
E. KOPERAS! DALAM PERSAINGAN PASAR
1. Pengertian Struktur Pasar
Pasar adalah suatu badan yang menjalankan aktivitas jual beli
barang dan jasa tertentu. Jadi pasar mencakup pembeli dan penjual
dari barang dan jasa.
Pasar tidak harus merupakan tempat atau lokasi fertentu,
melainkan setiap hubungan yang terjadi antara pembeli dan
penjual pada suatu barang tertentu untuk suatu jangka waktu
tertentu.
Berdasarkan sifat dan bentuknya, maka pasar dapat dibagi dalam 2
bentuk. Yakni Pasar Persaingan Sempuma dan Pasar Persaingan
Tidak Sempurna.
99Bab-6 : Penanganar Hasil produksi Anggota:
Pasar persaingan tidak sempurna dapat digolongkan atas :
1. Pasar Persaingan Monopolistik
2. Pasar Oligopoli
3. Pasar Monopoli ¥
Ada beberapa hal yang membedakan keempat pasar tersebut yakni:
Jumlah penjual dan pembeli
Jumiah produksi
Keluar/masuknya perusahaan
Kekuatan perusahaan
Pengetahuan dan informasi pasar
yPeN
2. Koperasi dalam Pasar Persaingan Sempurna
100
Pasar persaingan sempuma ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak
2. Produksi bersifat homogen
3. Perusahaan mempunyai kebebasan untuk masuk dan keluar
4. Pembeli dan penjual tidak mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi harga.
5. Pelaku ekonomi mempunyai pengetahuan dan informasi yang
sempurna mengenai pasar.
Dari ciri-ciri di atas, adanya penjual dan pembeli yang sangat
banyak menunjukkan bahwa tidak ada kekuatan penjual atau
pembeli tunggal dalam menentukan harga. Jadi perusahaan hanya
menerima harga yang ditentukan oleh pasar.
Pembeli menganggap barang dari suatu perusahaan merupakan
substitusi yang sempurna dengan barang dari perusahaan lain.Ekonomi Koperasi:
Perusahaan tidak mempunyai hambatan untuk keluar masuk dari
perusahaan, karena jika terdapat sedikitpun rintangan akan
memberatkan ketidakefisienan bagi perusahaan.
Bebasnya keluar masuk pasar mengakibatkan faktor-faktor
produksi bebas bergerak dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Keterangan dan informasi mengenai keadaan pasar, struktur harga,
kualitas dan kuantitas barang dapat diketahui oleh pembeli dan
penjual.
Dari penjelasan ciri-ciri tersebut, dapat diragukan apakah pasar
yang mempunyai ciri-ciri tersebut terdapat di lapangan. Tetapi
walaupun demikian, keadaan tersebut dapat dijadikan model untuk
keadaan yang berikutnya.
Apabila koperasi menjual produksinya ke pasar persaingan
sempurna, maka koperasi hanya mengikuti harga pasar yang sudah
ditentukan sebagai harga jual produksinya. Koperasi tidak
mempunyai kesanggupan untuk mempengaruhi harga, walaupun
koperasi tersebut sudah mengumpulkan produksi dari masing-
masing anggotanya.
Jadi perlu diingatkan kepada koperasi hal-hal sebagai berikut :
1. Karena harga yang dapat dianggap konstan maka penerimaan
koperasi bergantung kepada jumlah produksi
2. Harga pasar tidak mungkin dikendalikan oleh koperasi
3. Harga dapat dirobah hanya karena terjadinya perobahan
permintaan dan penawaran di pasar
4. Perlu penekanan biaya, agar penerimaan koperasi dapat
ditingkatkan.
101Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota
3. Koperasi dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna
102
1. Monopoli
2 Oligopoli
3. Persaingan monopolistik
Ciri-ciri monopoli:
1. Penjual hanya sate
2 Produksi hanya satu macam dan tidak mempunyai barang
pengganti
3, Tidak terdapat keluar masuk buat perusahaan yang lain
4. Terdapat kekuatan dalam menentukan harga.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, nampaknya sulit untuk koperasi
menjadi pelaku monopoli di pasar. Meskipun secara lokal terdapat
_ kemungkinan untuk itu. Misalnya : KUD
Bentuk oligopoli sifatnya tidak terlalu jauh bedanya dengan
monopoli.
Ciri-ciri dari persaingan monopolistik :
1. Banyak penjual dan pembeli
2. produksi tidak homogen, terdapat barang substitusi
3, Keluar masuk perusahaan relatif mudah
4, Harga produksi tidak sama, bergantung dengan keinginan
penjual.
Bila koperasi ingin memaksimalkan keuntungan pada pasar
persaingan monopolistik, maka koperasi harus sanggup
menghasilkan produksi yang sangat berbeda dengan produksi yang
dihasilkan oleh perusahaan lain. Koperasi dapat semakin
menentukan harga apabila koperasi mengarah pada bentuk
monopoli.BAB- 7
Pembelanjaan
iKoperasi
ee
. Kebutuhan akan Modal
. Sumber Modal Koperasi
. Pendayagunaan Modal
|. Cara Mengatasi Permodalan KoperasiEkonomi Koperasi
Pembelanjaan mefupakan salah satu fungsi yang penting dalam
menjalankan roda perusahaan termasuk dalam koperasi.
Pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas badan usaha
untuk mencari atau mendapatkan dana yang dibutuhkan dan
menggunakannya secara efisien. Dari pengertian tersebut,
sebenarnya masalah pembelanjaan dapat dibedakan menjadi dua,
yakni masalah pembelanjaan aktif dan pasif. Pembelanjaan aktif
menyangkut usaha menggunakan dana yang dimiliki dengan cara
seefisien mungkin. Artinya, dalam penggunaannya, jangan sampai
ada dana menganggur yang jumlahnya terlalu besar sehingga
tidak efisien dari segi biaya bunga. Di samping itu jangan sampai
ada kekurangan dana sehingga kesempatan untuk memperoleh
laba menjadi hilang atau direbut oleh saingan. Sebaliknya
pembelanjaan pasif meliputi usaha atau aktivitas perusahaan
untuk mencari dana yang diperlukan dengan cara s¢efisien
mungkin. Ini berarti modal yang akan digunakan harus diperoleh
dengan biaya yang paling rendah dan sesuai dengan kebutuhan.
Koperasi (dan KUD) pada dasarnya adalah perusahaan-perusahan
kecil yang juga memerlukan modal. Berbeda dengan perusahaan
lain, seperti CV atau PT, koperasi dijalankan oleh orang-orang yang
tidak mempunyai modal cukup. Modal koperasi berasal dari
anggota, dari koperasi itu sendiri dan dari luar. Pembelanjaan yang
kurang baik dan modal yang kurang memadai dapat menyebabkan
kegagalan pada koperasi konsumsi, koperasi produksi atau
koperasi kredit. Koperasi yang banyak hutangnya, tidak
mempunyai cadangan, dan keuangannya lemah dapat
menyebabkan koperasi bersangkutan bubar dengan segera.
Sebaliknya koperasi yang memiliki cadangan, tidak mempunyai
hutang, dan modalnya kuat memungkinkan koperasi bertahan
lama. Sementara itu koperasi yang mempunyai program
pembelanjaan yang baik akan memperbesar kepercayan anggota-
dan mungkin bank, lembaga-lembaga kredit, tokoh-
tokoh masyarakat dan masyarakat umum.
105Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi
A
106
Dalam bab ini akan diuraikan pentingnya modal bagi koperasi,
sumber-sumber modal, dan pendayagunaan modal. Pada bagian
akhir akan diuraikan cara mengatasi permodalan dalam koperasi.
KEBUTUHAN AKAN MODAL
Koperasi membutuhkan modal untuk beberapa tujuan, seperti:
1, Modal untuk Organisasi
Sebelum koperasi mendapat pengakuan dan mendapatkan badan
hukum dibutuhkan modal untuk keperluan organisasi termasuk
untuk menarik calon-calon anggota. Mungkin dibutuhkan dana
untuk membayar pengeluaran transportasi, surat-menyurat dan
aktivitas lainnya sebelum koperasi resmi berdiri. Pengeluaran-
pengeluaran ini disebut preorganization expenses (pengeluaran
sebelum organisasi berdiri) yang biasanya pembayarannya
didahului oleh promotor (pemrakarsa). Setelah koperasi resmi
berdiri maka biaya-biaya tadi akan dibayar oleh koperasi.
2 Modal Investasi
Pada dasarnya modal ini dibutuhkan koperasi dalam rangka
pengadaan tanah, gedung, mesin dan peralatan lain yang
dibutuhkan koperasi. Modal semacam ini dinamakan modal tetap
atau modal jangka panjang. Bila memungkinkan modal tersebut
sebaiknya berasal dari anggota, tetapi bila tidak mungkin dapat
ditutupi melalui pinjaman dengan syarat tidak membahayakan
pelaksanaan usaha koperasi.Ekonomi Koperasi
3. Modal Kerja
Selain modal investasi, koperasi membutuhkan modal untuk
membelanjai operasinya sehari-hari Koperasi konsumsi
mempergunakan modal untuk membeli barang-barang kebutuhan
anggota-anggotanya; koperasi simpan pinjam memberi pinjaman
kepada anggotanya dan koperasi produksi membutuhkan modal
untuk membeli peralatan, mengolah hasil dan juga membeli hasil
para anggota untuk dijual kembali. Dana untuk keperluan tersebut
dinamakan modal kerja atau modal jangka pendek. Modal jangka
pendek ini boich berasal dari anggota atau bila koperasi sudah
mempunyai modal tetap yang cukup, bisa juga digunakan sebagai
jaminan hutang untuk memperoleh modal kerja yang cukup dari
kreditur.
Berapa banyak dana yang dibutuhkan oleh koperasi’ primer
mungkin bervariasi antara koperasi yang satu dengan yang lain.
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh:
a. Jenis barang yang diusahakan
Semakin besar harga per-unit barang yang diusahakan maka
modal kerja yang dibutuhkan semakin besar bila dibandingkan
dengan barang yang harga setiap unitnya lebih murah.
b. Kesediaan anggota menerima penundaan pembayaran
Apabila anggota bersedia menerima penundaan pembayaran
atas komodoti yang diserahkan ke koperasi maka jumlah modal
kerja yang diperlukan koperasi akan jauh berkurang
dibandingkan dengan bila harus dibayar secara tunai.
107Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi
B. SUMBER MODAL KOPERASI
_besar. Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi besar
c. Status fasilitas-fasilitas fisik: milik sendiri vs disewa
Gedung (kantor dan/atau gudang) dan fasilitas-fasilitas fisik
lainnya mungkin sudah milik koperasi atau mungkin juga
disewa. Apabila fasilitas-fasilitas yang, digunakan adalah milik
koperasi berarti modal kerja yang dibutuhkan koperasi tidak
sebesar modal kerja koperasi yang menyewa fasilitas-fasilitas
tersebut.
Koperasi sekunder tentu membutuhkan modal yang jumlahnya
lebih besar lagi dibandingkan dengan koperasi primer. Memang
agak sukar memperkirakan berapa besar kebutuhan modal tersebut
namun sebagai gambaran adalah sebagai berikut. Kalau satu
koperasi sekunder mempunyai anggoia 10 koperasi primer, berarti
kebutuhan modalnya dapat diperkirakan sekitar 10 kali lipat lebih
keciinya modal yang dibutuhkan koperasi sekunder sama dengar
faktor-faktor yang mempengaruhi keperluan modal bagi koperasi
primer.
108
Setiap jenis koperasi, apakah koperasi konsumen, koperasi
produksi, koperasi jasa dan lain-lain memilih sumber-sumber
modal tertentu dalam upaya menjalankan aktivitas koperasinya.
Sebetulnya banyak cara yang terbuka bagi koperasi untuk
mendapatkan modal.
Khusus bagi koperasi di Indonesia, sesuai dengan UU No. 25 tahus
1992 pasal 41 dan 42, disebutkan bahwa modal koperasi terdiri
modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri adalahEkonomi Koperasi
yang menanggung resiko, yang berarti apabila koperasi menderita
kerugian atau pailit maka modal tersebut diambil untuk menutupi
kepailitan tersebut.
Modal sendiri terdiri dari:
. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah wang yang wajib dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi, yaitu pada saat mereka diterima menjadi
anggota koperasi. Besarnya simpanan pokok ini sama bagi setiap
anggota dan hanya dibayar satu kali selama masa keanggotaan.
Simpanan ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masifi
menjadi anggota koperasi. Jumlah simpanan pokok akan semakin
besar apabila terjadi pertambahan anggota dan ini berarti modal
koperasi pun menjadi semakin banyak pula.
Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi secara periodik. Besarnya simpanan wajib
tidak harus sama bagi setiap anggota. Sama halnya dengan
simpanan pokok, simpanan ini tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota. Jumlah simpanan wajib akan.
bertambah besar seiring dengan pertambahan jumlah anggota
koperasi_
Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah dana yang diperoleh dari sisa hasil
usaha (SHU) yang tidak dibagikan yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan usaha atau untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan.
109Bab-7 : Pembeianjaan Koperasi
110
4, Hibah atau Donasi
Hibah yaitu sejumlah dana atau berupa barang yang diterima
koperasi secara cuma-cuma dari pihak lain. Hibah ini dapat berupa
sumbangan atau hadiah dari orang-orang tertentu atau lembaga-~
lembaga tertentu.
Demi pengembangan usahanya, koperasi dapat juga menggunakan
modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan
kelangsungan usahanya. Berdasarkan pasal 41 ayat 3 UU No. 25
tahun 1992, modal pinjaman dapat berasal dari berbagai sumber,
diantaranya:
a. Anggota koperasi
Modal pinjaman yang berasal dari anggota ataupun calon
anggota koperasi yang bersangkutan. Dana tersebut mungkin
berupa simpanan sukarela, yaitu kesediaan anggota menitipkan.
sejumlah uang kepada koperasi. Simpanan ini sesewaktu dapat
diambil, sesuai dengan perjanjian. Untuk memperbesar
simpanan ini maka salah satu cara yang dapat direalisasi adalah
dengan memberikan kompensasi yang menarik bagi penyimpan
mengingat banyaknya pesaing dengan berbagai insentif yang
menggiurkan. Selain berupa simpanan sukarela dapat juga
berupa simpanan wajib khusus tergantung pada kebijakan
masing-masing pengurus koperasi dalam mengantisipasi
kebutuhan modal usaha. Misalnya, anggota yang mempunyai
volume transaksi yang lebih besar mempunyai simpanan wajib
Khusus yang lebih besar pula.
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya
Modal pinjaman boleh juga berasal dari koperasi lain
diantaranya dari Induk Koperasi, Gabungan Koperasi dan dariEkonomi Koperasi
Pusat Koperasi atau anggota koperasi lain tersebut. Dalam hal
ini manajer harus pandai memilih sumber dana yang murah dan
mudah, yakni syarat-syaratnya mudah dipenuhi, resikonya kecil
dan dengan biaya bunga relatif lebih kecil.
c. Bank dan lembaga kenangan lainnya
Sesuai dengan Inpres No.2 tahun 1978 bank-bank pemerintah
(BUMN) mendapat tugas untuk ikut serta membantu kebutuhan
dana yang diperlukan untuk koperasi dengan beberapa
kemudahan. Selain itu koperasi diperkenankan pula meminjam
dari lembaga keuangan lainnya, seperti dari perusahaan leasing,
perusahaan/modal ventura dan lain-lain.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya.
Dalam pasal 41 ayat 3 UU No. 25 tahun 1992, koperasi
diperkenankan menerbitkan obligasi dan surat hutang lainnya.
e. Sumber lain yang sah
Diantara sumber lain yang sah adalah pinjaman dalam bentuk
uang atau saham dari BUMN dan BUMS yang besar maupun
pemberian fasilitas usaha atau kemudahan-kemudahan usaha.
Biasanya keberadaan modal pinjaman ini di koperasi hanya bersifat
sementara sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pihak
peminjam, yaitu koperasi berkewajiban membayar sejumlah bunga
sebagai imbalan atas penggunaan fasilitas/modal tersebut. Apakah
pinjaman ini menguntungkan atau tidak sangat tergantung dari
tinggi rendahnya bunga yang harus dibayar dan keuntungan yang
diperoleh. Apabila persentase keuntungan yang dihasilkan atas
111Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi
112
penggunaan modal pinjaman. tersebut lebih besar dari persentase
biaya bunga maka: pinjaman tersebut bermanfaat bagi koperasi.
Sebaliknya bila persentase bunga lebih besar dari persentase
keuntungan pemakaian modal tersebut berarti akan menambah
beban bagi koperasi, yakni akan mengurangi sisa hasil usaha.
Dengan demikian pinjaman akan menguntungkan apabila tercapai
keadaan:
dimana Lp menyatakan laba setelah modal pinjaman masuk, Mp
adalah modal setelah modal pinjaman masuk, Ls adalah laba
sebelum menggunakan modal pinjaman,dan Ms adalah modal
fii
Koperasi dapat juga mengadakan pemupukan modal yang berasal
dari modal penyertaan, baik yang bersumber dari pemerintah
maupun dari masyarakat. Modal tersebut digunakan dalam rangka
memperkuat kegiatan usaha koperasi, terutama yang berbentuk
investasi. Modal penyertaan bersifat menanggung resiko dan para
pemilik modal penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam rapat
anggota demikian juga dalam menentukan kebijakan koperasi
secara keseluruhan. Namun demikian pemilik modal penyertaan
dapat diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan investasi
yang didukung oleh modal penyertanya sesuai dengan perjanjian
dengan koperasi_Ekonomi Koperast
(C. PENDAYAGUNAAN MODAL
Secara umum, modal yang diperoleh koperasi hendaknya
didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota koperasi
sesuai dengan usaha yang dijalankan koperasinya. Terutama modal
kerja, yang berputar terus-menerus dalam perusahaan dan
merupakan ukuran likuiditas harus diarahkan terutama pada
bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan
anggota baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya.
Dalam hubungan ini maka pengelolaaan usaha koperasi harus
dilakukan secara produktif, efektif dan efisien dalam arti koperasi
harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha
yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-
besarnya pada anggota dengan tetap mempertimbangkan untuk
memperoleh sisa hasil usaha yang wajar. Oleh karena itu, koperasi
dapat berusaha secara luwes baik ke hulu maupun ke hilir serta
berbagai jenis usaha lainnya yang terkait.
Pada berbagai jenis koperasi, pendayagunaan modal dapat
dibedakan berdasarkan pada kebutuhan, pemanfaatan dan
kegunaannya bagi para anggotanya. Menurut G. Kartasapoetra
(1992) adalah sebagai berikut:
a. Pada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang jasa, seperti
koperasi simpan pinjam, koperasi angkutan dan lain-lain, titik
berat penggunaan modal adalah untuk mempertinggi tingkat
pelayanan jasa-jasa kepada anggota.
b. Pada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang pemasaran titik
berat penggunaannya adalah untuk mempertinggi kualitas
113Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi-
114
hasil/produk para anggota agar mereka memperoleh harga
yang layak.
c. Pada koperasi-koperasi produksi titik berat penggunaan modal
adalah untuk mempertinggi produktivitas para anggotanya.
d. Pada koperasi-koperasi konsumsi titik berat penggunaan modal
tertuju pada pemenuhan kebutuhan para anggotanya, terutama
kebutuhan sehari-hari_
e. Pada koperasi-koperasi aneka usaha modal koperasi
didayagunakan untuk berbagai kegiatan dengan titik berat pada
kebutuhan utama para anggotanya.
Dalam pendayagunaan modal ini, pihak pengurus terlebih dahulu
harus mempertimbangkan secara matang mengenai modal yang
mana dapat digunakan dengan aman dalam arti tidak akan
mengganggu usaha selama dalam penggunaannya. Modal tersebut
mungkin diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan maupun hibah serta modal pinjaman. Modal yang
dianggap aman, sebagian dapat dijadikan modal investasi dan
sebagian lagi untuk modal kerja.
Dilihat dari sifatnya, modal investasi adalah modal yang
ditanamkan untuk pengadaan sarana-sarana operasional suatu
badan usaha tetapi tidak mudah diuangkan. Sebaliknya modal kerja
adalah modal yang digunakan untuk membelanjai operasi koperasi
sehari-hari, seperti untuk pembelian barang-barang bagi koperasi
konsumsi, pemberian pinjaman bagi koperasi simpan pinjam,
pembelian bahan-bahan mentah dan lain-lain bagi koperasi
produksi, dan sebagainya. Dilihat dari sifatnya, modal kerja akan
berputar terus-menerus seiring dengan kelangsungan hidupEkonom# Koperast
usahanya. Dengan kata lain modal/dana tersebut akan terus
berputar selama koperasi masih menjalankan kegiatannya. Modal
kerja merupakan alat untuk mengukur likuiditas yakni alat untuk
mengetahui kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya.
Dalam pendayagunaan modal kerja terdapat 3 konsep yang
sebaiknya diketahui oleh para pengurus yaitu:
Konsep Kuantitatif
Pada konsep ini mendasarkan pada jumlah dana yang tertanam
dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva tersebut
semula atau akan terbebas lagi dalam waktu yang pendek.
Konsep Kualitatif
Modal kerja disini dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar
yang segera harus dilunasi. Setelah satu putaran usaha maka
sebagian dana harus segara disisihkan sebagai persiapan untuk
membayar hutang bila ditagih oleh kreditur, dan usaha selanjutnya
akan dibiayai dengan aktiva lancar yang benar-benar dapat
digunakan tanpa mengganggu likuiditasnya.
Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan
sesuatu (pelayanan, produk, pemasaran, dan lain-lain) yang
memuaskan pemenuhan kepentingan para anggota sambil
mendatangkan pendapatan yang wajar.
115Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi
D. CARA MENGATASI PERMODALAN KOPERASI
116
Walaupun dalam kenyataannya tidak semua koperasi mengalami
kekurangan modal, namun dalam menghadapi semakin besarnya
usaha dan semakin berkembangnya kegiatan yang ditangani,
sebagian besar koperasi di Indonesia jelas membutuhkan dukungan
modal yang lebih besar lagi. Biasanya semakin luas jangkauan
usaha dan semakin banyak bidang yang ditangani, maka
dibutuhkan modal yang semakin besar pula. Semakin tinggi
jangkauan pelayanan yang diinginkan semakin tinggi pula target
pendapatan yang direncanakan dan semakin besar kebutuhan dana
yang harus disediakan. Kebutuhan modal, terutama untuk
membiayai operasi rutin perusahaan semakin lama semakin
dirasakan bertambah besar seiring dengan tumbuhnya kegiatan
koperasi.
Guna memenuhi kebutuhan dana yang semakin besar tersebut,
terdapat beberapa peluang yang mungkin dilakukan untuk
menggali potensi yang ada dalam koperasi. Disadari bahwa
masing-masing koperasi menghadapi kondisi dan situasi usaha
yang tidak sama, antara lain karena kondisi ekonomi dan budaya
daerahnya berbeda. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya
diperlukan kearifan tersendiri untuk menyesuaikan dengan
kemauan dan kemampuan yang ada. Masing-masing koperasi juga
harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang ada, dengan
kebutuhan dan keinginan manajer yang memimpinnya, serta
dengan keinginan para anggota yang tertuang dalam keputusan
RAT, anggaran pendapatan dan biaya , serta rencana usaha.
Adapun beberapa kemungkinan tersebut antara lain:Ekonomi Koperasi
1. Pemanfaatan Modal Sendiri
Pemanfaatan modal sendiri lebih difokuskan pada perubahan
besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib sehubungan dengan
perubahan harga-harga atau inflasi. Ini akan berpengaruh terhadap
daya beli sejumlah wang, yakni daya beli uang tahun lalu atau dua
tahun yang lalu, misalnya, berbeda dengan tahun ini. Sehubungan
dengan itu sebaiknya diadakan penyesuaian terhadap besamya
simpanan pokok dan simpanan wajib, misalnya setiap kali atau dua
kali periode kepengurusan. Dengan penyesuaian tersebut uang
disetor benar-benar bermanfat bagi koperasi. Semakin besar modal
koperasi yang bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib
seiring dengan jumlah anggota yang bertambah maka semakin
terbuka kesempatan untuk mengejar omzet usaha yang lebih besar
lagi. Selain penyesuaian simpanan pokok dan simpanan wajib
anggota, pengurus dapat juga mengatasi permodalan koperasi
melalui penggunaan cadangan untuk penyusutan yang belum
dipakai. Cadangan sosial dan dana pendidikan yang belum dipakai
bisa diproduktifkan asal dapat dipertanggung-jawabkan. Memang,
cadangan tersebut harus digunakan sesuai dengan tujuan
pengadaannya, namun sebelumnya dapat juga dimanfaatkan
sebagai dana (menambah modal) pada waktu cadangan tersebut
masih menganggur.
2. Pemanfaatan Modal Asing
Modal asing sangat bermanfaat bila keberadaanya ternyata dapat
meningkatkan rentabilitas usaha bagi koperasi atau persentase
rentabilitas lebih tinggi dari persentase suku bunga yang harus
dibayar. Jenis modal ini termasuk murah dan mudah diperoleh
tetapi semua tergantung pada kegesitan dan ketangkasan pengurus
atau manajer dalam mencari peluang untuk memperolehnya.
117Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi
118
a. Kredit Penjual
Penjual bahan baku biasanya membutuhkan pembeli dan bila
koperasi dapat bertindak sebagai pembeli yang baik, yaitu selalu
menepati janji, maka pemasok atau penjual bahan baku itu tidak
keberatan memberikan kredit. Koperasi dapat mengambil kredit
dengan cara membawa atau menggunakan terlebih dahulu
bahan yang diperlukan dan pembayarannya dilakukan
belakangan. Biasanya kredit ini berjangka pendek dan dapat
dilakukan berulang-ulang serta tidak perlu ada jaminan. Selain
itu, prosedurnya juga mudah dan yang lebih penting lagi kredit
jenis ini biasanya tanpa bunga. Seandainya ada potongan tunai
(potongan karena membayar secara tunai) pasti akan
diperhitungkan secara baik oleh manajernya, yaitu apakah
murah memanfaatkan potongan tunai atau mengambil kredit
penjual. Jadi, kenaikan harga (akibat membayar belakangan)
lebih rendah dibanding biaya bunga (apabila mengambil kredit
dari tempat lain untuk melunasi pembelian tunai tersebut)
berarti lebih baik memanfaatkan kredit penjual.
b. Kredit Pembeli
Apabila barang yang dijual koperasi bermutu baik dan banyak
diminta oleh konsumen sedangkan barang tersebut sulit dicari di
pasar, maka pembeli dapat membayar atau memesan lebih
dahulu dengan sejumlah uang muka, atau bahkan dengan
jumlah uang muka seharga barang yang akan dibeli. Jadi uang
muka atau pembayaran lebih dulu sebesar harga barang tersebut
sebelum barangnya diambil merupakan pinjaman dana dari
pembeli kepada koperasi dan biasanya disebut kredit pembeli.
Kredit ini juga berjangka pendek dan dapat dilakukan berulang
kali selama pembeli membeli barang yang dibutuhkan dariEkonomi Koperasi
koperasi sehingga dapat memperbesar modal koperasi. Kredit
ini juga tidak memperhitungkan bunga sehingga kredit ini
murah dan mudah. Disini hanya dituntut untuk menyediakan
barang yang akan dibeli secara tepat waktu seperti yang
dijanjikan kepada pelanggan.
c Simpanan Sukarela dari Anggota
Jenis simpanan ini merupakan penunjang yang cukup baik
untuk modal Walaupun simpanan ini bersifat sementara,
namun fungsinya besar sekali dalam mendukung keperluan
modal koperasi. Dalam pengumpulannya sangat tergantung
pada kesadaran para anggota untuk menyimpan di koperasi.
Untuk menarik perhatian anggota, para manajer atau pengurus
koperasi harus dapat mengusahakan imbalan bunga yang
memadai bagi para penyimpan, walaupun mungkin tidak
setinggi bunga yang diberikan bank-bank umum. Hal-hal yang
penting untuk ditekankan adalah hanya menyadarkan para
anggota bahwa menyimpan wang di koperasi sangat berguna
dalam membiayai usaha sendiri dan menolong sesama anggota
yang memerlukan. Jika koperasi mendapat keuntungan, maka
keuntungan tersebut juga menjadi milik anggota yang sebagian
akan dibagi dan sebagian lagi untuk keperluan sosial. Jadi,
sebenarnya simpanan ini merupakan perwujudan dari cara
beribadah lewat menabung di koperasi, karena dapat membantu
orang lain yang membutuhkan, seperti bantuan sosial, bantaan
perbaikan jalan, dan sebagainya.
d. Model Bapak Angkat atau Anak Asuh
Koperasi tidak perlu malu-malu mencari bapak angkat karena
dengan mendapatkan bapak angkat maka koperasi dapat
119Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi
120
memanfaatkan kredit lunak dari bapak angkatnya, asal dapat
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan tersebut
antara lain menyangkut barang yang dihasilkan oleh koperasi
harus memenuhi kualitas seperti yang dikehendaki oleh bapak
angkatnya. Namun demikian perlu dépelajari terlebih dahulu
apakah koperasi menjadi sangat terikat oleh bapak angkatnya,
misalnya dalam menjual produk dan penetapan harga produk
tersebut. Apabila bapak angkat akhimya bertindak sebagai
monopsoni sehingga dapat menekan harga produk koperasi,
berarti harus dicari jalan keluarnya. Tugas manajer di sini adalah
menilai untung ruginya menjadi anak asuh atau bebas tidaknya
menjual barang kepada siapa pun ke pasar.
. Kredit atau Dana
-Kredit atau dana tercipta dengan adanya sistim perekonomian
itu sendiri, misalnya dana yang disediakan oleh Pusat Koperasi,
Gabungan Koperasi, atau Induk Koperasi. Memang ada bank
khusus yang melayani kredit bagi koperasi, yaitu Bukopin,
namun yang menjadi masalah, apakah Bukopin telah secara
benar berfungsi membantu mengembangkan koperasi?. Atau
dengan kata lain, apakah Bukopin memberi kredit dengan suku
bunga yang sama antara koperasi dengan non koperasi.
Seyogianya suku bunga bagi koperasi harus lebih rendah dan
persyaratan agunan tidak seketat kalau kredit diberikan kepada
non koperasi.
. Cara Pembelanjaan Modern
Jenis pembelanjaan modem saat ini cukup banyak ditawarkan di
pasar, yaitu misalnya dengan leasing (sewa guna usaha). LeasingEkonomi Koperasi
adalah sistem sewa-beli alat-alat produksi, dan mempunyai hak
untuk membeli apabila masa sewa telah berakhir. Cara ini
mungkin lebih murah dan lebih banyak mendatangkan manfaat
secara finansial (keuangan) bagi koperasi yang kepastiannya
perlu dinilai oleh manajer secara ekonomis dengan beberapa
pertimbangan. Manajer peri. + membandingkan _ biaya
penggunaan modal antara cara leasing dengan cara peminjaman
jenis lainnya. Bila cara leasing mempunyai biaya yang lebih
hemat berarti leasing bermanfaat bagi keuangan koperasi.
121pas-8
Gisa Hasil
tisaha
i
Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)
. Rumus Pembagian Sisa Hasil Usaha
- _ Prinsip-prinsip Pembagian SHU
. Contoh Pembagian SHU
- 123 -A. PENGERTIAN SISA HAsiL Usana (SHU)
Pengertian. sisa hasil usaha (SHU) menurut UU No. 25/ 1992
sebagaimana dinyatakan dalam pasal 45 adalah sebagai berikut:
1, SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan.
kewajiban lain fermasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada
anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-
masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi,
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam
Rapat Anggota.
Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta
jumlahnya untuk keperluan lain ditetapkan oleh Rapat Anggota
sesuai dengan AD/ART Koperasi. Dengan mengacu pada
pengertian di atas, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap
anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan
transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini
berbeda dengan perusahaan swasta, dimana dividen yang
diperoleh pemilik saham adalah proporsional, sesuai dengan
125Bab-8 ; Sisa Hasil Usaha
126
Dalam kaitan dengan penghitungan SHU, beberapa informasi dasar
yang perlu diketahui adalah :
1. SHU total koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet)
yang bersumber dari anggota
Jumiah simpanan per anggota
Omzet atau volume usaha per anggota
Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
ONan
SHU total koperasi adalah sisa hasi usaha yang terdapat pada
neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax).
Informasi ini diperoleh dari neraca atau laporan laba-rugi koperasi.
Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual-beli barang atau
jasa), antara anggota terhadap koperasinya. Dalam hal ini posisi
anggata adalah sebagai pemakai ataupun pelanggan koperasi.
Informasi ini diperoleh dari pembukuan (buku penjualan dan
pembelian) koperasi ataupun dari buku transaksi usaha anggota.
Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal
koperasinya, yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan usaha, dan simpanan lainnya. Data ini didapat dari buke
simpanan anggota.
Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau
penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu
atau tahun buku yang bersangkutan.Ekonomi Koperasi
Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU
yang diambil dari SHU bagian angyota, yang ditujukan untuk jasa
modal anggota.
Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah
SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk
jasa transaksi anggota.
B. RUMUS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA
Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar
koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan
secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota. Pasal 5 ayat 1 UU No. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian dalam penjelasannya menyatakan bahwa “pembagian
SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal
yang dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadep koperasi. Ketentuan ini
merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”’.
Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota
bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota
sendiri, yaitu:
SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai
pemilik atau investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap
diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut
menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan,
127Bab-8 : Sisa Hasil Usaha
2. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga
sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU koperasi
dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada AD/ART
koperasi sebagai berikut:
a. cadangan koperasi,
b, jasa anggota,
c. dana pengurus,
d. dana karyawan,
e. dana pendidikan,
f. dana sosial,
g. dana untuk pembangunan lingkungan.
Kendatipun telah ditetapkan dalam AD/ART, tentunya tidak
semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi
SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang
ditetapkan dalam rapat anggota.
Untuk mempermudah pemahaman rumus pembagian SHU
koperasi, berikut ini disajikan salah satu kasus pembagian SHU di
salah satu koperasi (misalnya koperasi A).
Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut:
= Cadangan 740%
« Jasa anggota 1%
«Dana pengurus 5%
* Dana karyawan 5%
* Danapendidikan : 5%
= Dana sosial 2 5%
128SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut:
SHU, = JUA + JMA
dimana; SHUn : Sisa Hasil Usaha Anggota,
JUA — : Jasa Usaha Anggota, dan
JMA — : Jasa Modal Anggota.
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat
dihitung sebagai berikut:
Sa
SHUn = <¥8- xJUA + =S3— xJMA
dimana:
SHU Pa; Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
IMA: Jasa Modal Anggota
VA : Volume Usaha Anggota (total transaksi anggota)
VUK = Volume Usaha Total koperasi (total transaksi koperasi)
Sa + Jumlah Simpanan Anggota
TMS ___ ; Total Modal Sendiri (total simpanan anggota).
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ ART koperasi A adalah 40%
dasi total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian
anggota tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal
dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%,
dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung
persentase JUA dan JMA yaitu:
129Bab-8 : Sisa Hasil Usaha
Pertama, |angsung, dihitung dari total SHU koperasi, sehingga:
JUA =70% x 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU koperasi
JMA =30% x 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU koperasi
Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%,
sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut,
kemudian dibagi sesuai dengan persentase yang ditetapkan.
C. PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU
130
Sebagaimana diketahui bahwa anggota berfungsi ganda, yaitu
sebagai pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai
pemilik seorang anggota berkewajiban melakukan investasi.
Dengan demikian, sebagai investor anggota berhak menerima hasil
investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota
berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di
koperasinya. Seiring dengan prinsip-prinsip koperasi, maka
anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang diperoleh
koperasinya.
Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-
prinsip pembagian SHU sebagai berikut:Ekonomi Koperasi
1. SHU yang dibagi adalab yang bersumber dari anggota
Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang
bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang bukan
berasal dari hasil transaksi dengan anggota pada dasamya tidak
dibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan
koperasi. Dalam kasus koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber
dari non anggota cukup besar, maka rapat anggota dapat
menetapkannya untuk dibagi secara merata sepanjang tidak
membebani likuiditas koperasi.
Pada koperasi yang pembukuannya sudah baik, biasanya terdapat
pemisahan sumber SHU yang berasal dari anggota dengan yang
berasal dari non anggota. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam
pembagian SHU adalah memilah yang bersumber dari hasil
transaksi usaha dengan anggota dan yang bersumber dari non
anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan
insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi
yang dilakukannya dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu
ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi
usaha yang dibagi kepada anggota. Dari SHU bagian anggota,
harus ditetapkan berapa persentase untuk jasa modal, misalkan
30% dan sisanya sebesar 70% berarti untuk jasa transaksi usaha.
Sebenarnya belum ada formula yang baku mengenai penentuan
proporsi jasa modal dan jasa transaksi usaha tetapi hal ini dapat
dilihat dari struktur permodalan koperasi itu sendiri. Apabila total
modal sendiri koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan-
131Bab-8 : Sisa Hasil Usaha
simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan),
maka disarankan agar proporsinya terhadap pembagian SHU
bagian anggota diperbesar, tetapi tidak akan melebihi dari 50%. Hal
ini perlu diperhatikan untuk tetap menjaga karakter koperasi itu
sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan.
. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi
kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga
setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif
berapa partisipasinya kepada koperasinya. Prinsip ini pada
dasamya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi
anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan,
kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam
proses demokrasi.
SHU anggota dibayar secara tunai
SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai karena dengan
demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang
sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
D. ConTon PEMBAGIAN SHU
132
Untuk memperjelas pemahaman tentang penerapan rumus SHU
per anggota dan prinsip-prinsip pembagian SHU seperti diuraikan
di atas, di bawah ini disajikan data koperasi A, yang datanya sudah
diperbaharui dan disederhanakan.Ekonomi Koperasi
a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) koperasi_A Tahun Buku 2001
(Rp.000)
Penjualan/ penerimaan jasa Rp 850.077
Pendapatan lain _hozi7 ,
960.794
Harga Pokok Penjualan (200.906) _
Pendapatan Operasional 659.888
Beban Operasional (310.539)
Beban administrasi dan umum (35.349) 7
(345.888)
SHU sebelum pajak 314.000
Pajak penghasilan (PPH Ps 21) —G4.000) _
SHU setelah pajak —230,000
b. Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak Rp 280.000
Sumber SHU :
- transaksi anggota Rp 200.000
- transaksi non anggota 80.000
c. Pembagian SHU menurut 15, AD/ART A
1. Cadangan + 40% x 200.000: Rp. 80.000
2 Jasa anggota : 40% x 200,000: Rp. 80.000
3.Danapengurus : 5% x200.000: Rp. 10.000
4.Danakaryawan = 5% x 200.000 : Rp. 10.000
5. Dana pendidikan = 5% x 200.000 : Rp. 10.000
6. Dana sosial : 5% x 200.000: Rp. 10.000
133Bab-8 : Sisa Hasil Usaha
Rapat anggota telah menetapkan bahwa SHU bagian anggota
dibagi sebagai berikut.
Jasa modal : 30% x Rp 80.000.000 : Rp. 24.000.000
Jasa usaha : 70% xRp 80.000.000: Rp. 56.000.000
d. Jumlah Anggota, Simpanan, dan Volume Usaha Koperasi
Jumlah anggota : 142 orang
Total simpanan anggota. : Rp. 345.420.000;-
Totaltransaksiusaha — : Rp. 2.340.062.000;-
e. Kompilasi Data Simpanan, Transaksi Usaha, dan SHU per Anggota
(dalam ribuan)
Nama Jumiah ea . ie dumlah SHU per
No. faggta | sap 1 ee SHU modal sean anggota
1 Adi 800 5,500 55,58 131,62 187,20
2 Bejo 1,500 4g00| 104,22} 11487 249,09
3 Celly 2,900 0 201,49 0 201,49
4 Dedi 500 8,400 34,74 201,02 235,76
5 | Edison 4,000} 4000} 69.48} 95,72) 185,20
6 Farida 1,200 10,000 83,38 239,31 322,69
7
sid dst dst ast dst dst dst
142.
Jumian_| 345.420 | 2.340.082 | 24,000 | 56,000 0,000 _|
134Ekonomi Koperasi
Dengan menggunakan rumus perhitungan SHU di atas diperoleh
SHU per anggota berdasarkan kontribusinya terhadap modal dan
transaksi tisaha. Seperti diketahui rumus SHU per anggota adalah:
SHU per Anggota = SHU Jasa Usaha Anggota + Jasa Modal
sig 00
SHUr.=
xJUA +
SHU Usaha Anggota = Va/VUK (JUA)
Contoh :
SHU Usaha Adi = 5,500/2.340.062 (56.000)
= Rp13162-
SHU Modal Anggota =Sa/TMS (JMA)
SHU Modal Adi = 800/345.420(24.000)
= Rp55,58;-
Dengan demikian, jumlah SHU yang diterima Adi adalah : Rp
131.620 + Rp 55.580 = Rp187.200;-
Selanjutnya cobalah hitung jumlah SHU yang diterima oleh Bejo,
Celly, Dedy, Edison dan Farida.
135Perkoperasian
. Kapitalisme
|. Sosialisme
. Sejarah Perkoperasian di Indonesia
1. Sebelum Kemerdekaan
2. Setelah kemerdekaan
-137-Ekonomi Koperasi
Gerakan koperasi “modern” pertama lahir pada tahun 1844 di kota
Rochdale Inggris yang didirikan oleh 28 orang pekerja pabrik.
Berkat prinsip yang mereka pegang teguh koperasi tersebut
berhasil mencapai misinya. Koperasi ini bergerak di bidang
perdagangan, khususnya pertokoan yang menyediakan barang-
barang konsumsi bagi para anggotanya. Sejak itu gerakan koperasi
semakin berkembang di berbagai negara.
Secara umum, kehadiran koperasi merupakan hasil usaha-usaha
yang spontan dari masyarakat miskin. Terutama di negara-negara
yang menganut paham demokratis, koperasi akan tumbuh lebih
pesat karena mendapat perlindungan dari pemerintah. Berkaitan
terutama dikalangan para petani, buruh pabrik, pedagang kaki lima
dan masyarakat lain yang merasa tertindas, sebenarnya koperasi
lahir pada waktu sistem kapitatisme semakin terasa menekan
mereka. Selaras dengan itu perkembangan koperasi bersamaan
dengan lahimya pikiran-pikiran tentang reformasi masyarakat
terutama dipelopori oleh kaum sosialis.
Dalam bab ini akan diuraikan kapitalisme sebagai sistem yang
mendorong berkembangnya koperasi. Selanjutnya sosialisme dan
pada bagian akhir akan diuraikan perkembangan koperasi di
Indonesia.
A. KAPITALISME
Kapitalisme semakin berkembang seiring dengan revolusi industri.
Akumulasi modal (kapital) berlangsung terus menerus yang
didukung oleh perkembangan teknologi. Berdasarkan akumulasi
139Bab-9 : Sejarah Perkoperasian
140
modal yang terjadi, kapitalisme dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu kapitalisme perdagangan, kapitalisme industri, kapitalisme
finansial, dan kapitalisme negara. Pada masa kapitalisme
perdagangan pengumpulan modal terutama diinvestasikan dalam
perdagangan, baik dalam tingkat nasional maupun internasional.
Selanjunya pengumpulan modal yang sebagian besar
diinvestasikan pada industri disebut kapitalisme industri.
Sementara itu investasi pada lembaga-lambaga keuangan disebut
kapitalisme finansial. Dan kapitalisme negara disebut juga semi
kapitalisme (gicasi capitalism) berkaitan dengan semakin besarnya
peranan perencanaan dari negara.
Dalam ekonomi pra-kapitalis belum ada pemisahan antara pemilik,
pimpinan serta pengawasan keuangan perusahan. Pemilik
perusahaan sekaligus bertindak sebagai pimpinan dan pengawasan
keuangan perusahan. Dalam perkembangan selanjutnya, yang
dinamakan masa kapitalisme modern, sudah ada pemisahan yang
tegas antar pemilik dengan pimpinan perusahaan, seiring dengan
munculnya perusahaan-perusahan yang berbentuk badan hukum.
Pemilik perusahaan adalah para pemegang saham sedangkan yang
memimpin perusahaan diserahkan kepada orang lain yang
dianggap mau dan mampu memimpin perusahaan tersebut.
Kebaikan sistem perekonomian kapitalisme adalah bahwa sistem
ini memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan ekonomi.
Kapitalisme memberi kemungkinan kepada setiap orang untuk
bekerja dan berusaha segiat-giatnya agar memperoleh pendapatan
serta keuntungan yang sebesar-besarnya. Kemajuan ekonomi yang
dicapai oleh sistem perekonomian kapitalisme tidak hanya dipuji
oleh orang-orang kapitalis saja, akan tetapi bahkan diakui pula oleh
Karl Marx, salah seorang yang dianggap sebagai penentang
kapitalisme.Ekonom# Koperasi
Kemajuan-kemajuan ekonomi yang dicapai dalam perekonomian
kapitalisme disebabkan beberapa faktor, antara lain :
1. Adanya enterpreneur atau usahawan yang bersifat dinamis,
yang selau mencari ha-hal yang baru yang mendorong
“technological invention” dan “technological innovation”, termasuk
barang-barang baru, alatalat pengangkutan, organisasi
perusahan dan lain-lain yang serba baru.
2 Adanya “profit motive” yang mendorong orang untuk bekerja
giat dan tekun mencari dan menggunakan cara-cara baru dalam
proses produksi agar dapat meningkatkan hasil produksinya
dan bekerja dengan efisiensi yang tinggi, sehingga diperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya.
3. Diakuinya hak milik perseorangan sehingga mendorong orang
untuk bekerja dan berusaha agar dapat memiliki barang-barang
yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dengan
tingkat penggunaan yang hampir-hampir mutlak. Pengakuan
hak milik pribadi dan hak waris mendorong penumpukan
kekayaan dan pemupukan kapital serta memungkinkan
pemeliharaan barang-barang kapital maupun barang-barang
konsumsi akan lebih tahan lama.
4. Adanya persaingan yang bersifat mendorong serta menyeleksi
usaha-usaha yang produktif.
Sudah barang tentu kapitalisme ita mempunyai keburukan-
keburukan pula. Secara ringkas keburukan-keburukan kapitalisme
adalah sebagai berikut:
1. Pertentangan Penilaian
Dalam sistem kapitalisme, penilaian terhadap tenaga kerja manusia
adalah setinggi upah atau pendapatan yang diterima oleh buruh
atau karyawan karena ikut sertanya didalam proses produksi.
141