Anda di halaman 1dari 170
: P NOMMENSEN FAKULTAS EKONOMI 2002 KATA PENGANTAR Buku Sederhana ini, yang diberi judul Ekonomi Koperasi, sebenarnya sudah terbit setahum lebih awal dari penerbitannya sekarang, Namun karena berbagai kendala akhirnya baru diterbitkan tahun 2002 ini. Buku ini terutama ditujukan bagi para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Ekonomi Koperasi di Fakultas Ekonomi sehingga penyajiannya disengaja sesederhana mungkin dengan harapan agar lebih mudah dimengerti oleh mahasiswa yang sebelummya belum pernah membaca atau mengetahui apa Ekonomi Koperasi itu. Disamping kepada mahasiswa, buku ini juga diharapkan dapat dipakai oleh mereka-mercka yang berminat untuk mendalami per- koperasi- an. Buku ini terdiri dari 9 bab. Bab pertama adalah Pengertian Koperasi mencakup Pengertian Koperasi, Gotong Royong dan Tolong Menolong, Koperasi sebagai Cabang Iimu Pengetahuan dan Kegunaan Mempelajari Iimu Koperasi. Bab kedua adalah Tujuan dan Fungsi Koperasi yang mencakup Penggolongan dan Jenis-jenis Koperasi, Jenis Koperasi di Indonesia, Tujuan dan Fungsi Koperasi, Perbedaan koperasi dengan Usaha Lain. Bab ketiga adalah Prinsip - prinsip Koperasi yang memuat Prinsip Rochdale, Prinsip Raiffeisen, Prinsip Schulze, Prinsip ICA (International Cooperative Alliance), Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia. Bab keempat adalah Pendirian Koperasi dan Anggaran Dasar yang membahas mengenai Perlukah Koperasi Didirikan, Beberapa Hai yang Harus Diperhatikan dalam Pendirian Koperasi, Tahapan Pendirian Koperasi, Persyaratan Pembentukan Koperasi, Anggaran Dasar Koperasi dan Cara Penyusunan AD. Bab kelima mengenai Manajemen Koperasi yang memuat tentang Struktur Organisasi Koperasi, Tugas dan ‘Tanggungjawab Perangkat Koperasi, Pengelola Koperasi. Selanjutnya bab keenam mengenai Penanganan Hasi) produksi Anggote: mencakup Cara Menangani Hasil Produksi Anggota, Pemasaran Hasil Produksi Anggota,. Peranam Koperasi dalam pemasaran, Operasional Pemasaran bagi Koperasi dan Koperasi dalam Persaingan Pasar. Bab ketujuh mengenai Pembelanjaan Koperasi mencakup Kebutuhan akan Modal, Sumber Modal Koperasi, Pendayagunaan Modal, Cara Mengatasi Permodalan Koperasi. Bab kedelapan mengenai Sisa Hasil Usaha mencakup Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU), Rumus Pembagian Sisa hasil Usaha, Prinsip-prinsip Pembagian SHU, Contoh Pembagian SHU. Bab kesembilan mengenai Sejarah Perkoperasian mencakup Kapitalisme, Sosialisme, Sejarah Perkoperasian di Indonesia. Penulis menyadari bahwa buku ini masih mengandung beberapa kelemahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan-masukan yang konstruktif demi penyempurnaannya kelak. Akhir kata kiranya buku sederhana ini memberikan manfaat bagi para pembacanya. Medan, September 2002 Penulis Darra Isi Kata Pengantar (i) Daftar isi (iii) Babli Pengertian Koperasi (1) Pengertian Koperasi (3) Koperasi, Gotong Royong dan Tolong Menolong (7) Koperasi sebagai Cabang Ilmu Pengetahuan (9) Kegunaan Mempelajari [imu Koperasi (10) Bab2 Tujuan dan Fungsi Koperasi (15) Penggolongan dan Jenis-jenis Koperasi (17) Jenis Koperasi di Indonesia (21) Tujuan dan Fungsi Koperasi (24) Perbedaan Koperasi dengan Usaha Lain (27) Bab3 Prinsip - prinsip Koperasi (35) Prinsip Rochdale (37) Prinsip Raiffeisen (41) Prinsip Schulze (42) Prinsip ICA (International Cooperative Alliance) (44) Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia (48) Bab4 Pendirian Koperasi dan Anggaran Dasar (53) Perlukah Koperasi Didirikan (55) Beberapa Hal yang harus Diperhatikan dalam Pendirian Koperasi (56) Tahapan Pendirian Koperasi (57) Persyaratan Pembentukan Koperasi (60) Anggaran Dasar Koperasi (60) Cara Penyusunan AD (62) Babs Manajemen Koperasi (65) Struktur Organisasi Koperasi (67) Tugas dan Tanggungjawab Perangkat Koperasi (68) Pengelola Koperasi (74) Bab Penanganan Hasil Produksi Anggota (79) Cara Menangani Hasi! Produksi Anggota (81) Pemasaran Hasil Produksi Anggota (92) Peranan Koperasi dalam Femasaran (94) Operasional Pemasaran bagi Koperasi (96) Koperasi dalam Persaingan Pasar (99) Bab7 Pembeianjaan Koperasi (103) Kebutuhan akan Modal (106) Sumber Modal Koperasi (108) Pendayagunaan Modal (113) Cara Mengatasi Permodalan Koperasi (116) Babs Sisa Hasil Usaha (123) Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) (125) Rumus Pembagian Sisa hasil Usaha (127) Prinsip-prinsip Pembagian SHU (130) Contoh Pembagian SHU (132) Bab9 Sejarah Perkaperasian (137) Kapitalisme (139) Sosialisme (148) Sejarah Perkoperasian di Indonesia (151) Sebelums Kemerdekuan (151) Setelah Kemerdekaare (153) Masa Orde Barw (154) Daftar Lampiran: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN (159) BaB- 1 Pengertian ikoperasi a oe Pengertian Koperasi Koperasi, Gotong Royong dan Tolong Menolong Koperasi Sebagai Cabang Iimu Pengetahuan Kegunaan mempelajari limu Koperasi Ekonomi Koperasi Seringkali orang mendefinisikan koperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip koperasi atau serangkaian prinsip koperasi atau berdasarkan konsepsi-konsepsi lainnya. Pada dasarnya pendefinisian sedemikian hanyalah suatu upaya untuk memberikan deskripsi mengenai koperasi yang tidak berlaku secara universal apalagi berupa suatu definisi ilmiah. Dalam bab ini akan disajikan pengertian koperasi dari berbagai sudut pandang. Kemudian dilanjutkan dengan perbedaan antara koperasi, gotong royong dan tolong menolong. Selanjutnya koperasi sebagai cabang ilmu pengetahuan dan pada bagian akhir ditutup dengan kegunaan mempelajari ilmu koperasi. A. PENGERTIAN KOPERAS! Dilihat dari asal katanya, kata koperasi berasal dari bahasa latin “Coopere” dan diserap dalam bahasa Inggris menjadi Cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, sehingga Cooperation berarti bekerja sama atau berusaha bersama sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan tujuan yang sama. Berikut ini disajikan beberapa definisi koperasi. 1. Definisi ILO Definisi ILO (International Labour Organization, 1975) menyatakan sebagai berikut : “Cooperative defined as an association of persons usually of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a common economic end through the formation of a democratically controlled business organization, makin equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking” Bab-1 : Pengertian Koperasi Defenisi ILO ini lebih detail dan berdampak international karena organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang memberikan perhatian terhadap masyarakat golongan bawah. Dalam defenisi tersebut diatas, terdapat 6 elemen, yaitu : a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (assosiation of persons). b. Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan (voluntarity joined together). c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common economic end) d. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis (formation of a democratically controlled business organization). e. Terdapat konstribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan (making equitable contribution to the capital required). f. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang (accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking). 2 Defenisi Hatta Moh. Hatta yang diberi gelar sebagai “Bapak Koperasi Indonesia” memberikan definisi koperasi lebih sederhana namun jelas, padat dan didalamnya terkandung suatu visi dan misi Beliau mengatakan : “Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan ‘seorang buat semua dan semua buat seorang’.” 3, UU No. 12 Tahun 1967 Undang-undang Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian mendefinisikan sebagai berikut : “Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakan Ekonomi Koperasi orang-orang atau badan-badan Inkum koperasi yang mertpakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan alas azes kekeluargaan”. 4, UU No. 25 Tahun 1992 Undang-udang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian meberikan definisi sebagai berikut : “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atase badan hukunt koperasi, dengan ‘melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.” Berdasarkan pengertian di alas, Koperasi Indonesia mengandung 5 elemen sebagai berikut: a. Koperasi adalah baden usaha Sebagai badan usaha, maka koperasi harus memperoleh laba, Laba merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha bisnis, dimana sistem itu akan gagal bekerja tanpa memperoleh laba. b. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan-badan hukum koperasi Ini berarti bahwa, Koperasi Indonesia bukan kumpulan modal. Dalam hal ini, UU Nomor 25 Tahun 1992 memberikan jumlah minimal orang-orang (anggota) yang ingin membentuk organisasi koperasi (minimal 20 orang), untuk koperasi primer dan 3 (tiga) Badan Hukum Koperasi untuk koperasi sekunder. Syarat lain yang harus dipenuhi ialah bahwa anggota-anggota tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang sama. c. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan “prinsip- prinsip koperasi”. Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992, ada 7 prinsip Koperasi Indonesia dan ini akan diuraikan pada tulisan berikutnya. Secara singkat, prinsip koperasi ini pada dasamya merupakan jati diri koperasi. Bab-1 : Pengertian Koperast d. Koperasi Indonesia adalah “Gerakan Ekonomi Rakyat” {ni berarti bahwa, Koperasi Indonesia merupakan bagian dari sistem perekonomian nasional Dengan demikian, kegiatan usaha koperasi tidak semata-mata hanya ditujukan kepada anggota, tetapi juga kepada masyarakat umum. e. Koperasi Indonesia “berazaskan kekeluargaan” Dengan azas ini, keputusan yang berkaitan dengan usaha dan organisasi dilandasi dengan jiwa kekeluargaan. Segala keputusan yang diambil seyogyanya berdasarkan musyawarah dan mufakat. Inti dari azas kekeluargaan yang dimaksud adalah adanya rasa keadilan dan cinta kasih dalam setiap aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan berkoperasi. 2. KOPERASI, GOTONG ROYONG DAN TOLONG MENOLONG Inti dari koperasi adalah “kerjasama”. Akan tetapi tidak’ setiap kerjasama dapat disebut sebagai koperasi, Ini berarti bahwa arti kerjasama dapat berbeda-beda, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Sebagai contoh, dilihat dari aspek hukum maka kerjasama adalah suatu badan hokum yang mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Menurut pandangan antropologi, kerjasama adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memelihara kelangsungan hidup suatu masyarakat. Sedangkan dalam ilmu sosial, kerjasama adalah suatu organisasi yang merupakan salah satu unsur dinamika kehidupan bermasyarakat. Koperasi yang mengandung makna kerjasama adalah koperasi sebagai lembaga ekonomi modern yang mempunyai tujuan, sistem manajemen, tertib organisasi, aturan dan peraturan serta mempuyai azas dan prinsip. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mengutamakan pelayanan akan kebutuhan ekonomi para anggotanya. Keberadaan koperasi timbul atas dasar kebutuhan Ekonomi Koperast orang-orang untuk berorganisasi yang melalui organisasi tersebut para anggota-anggotanya dapat meningkatkan kesejahteraannya. Bentuk lain yang didalamnya terkandung unsur kerjasama adalah gotong-royong. Namun demikian gotong royong tidak sama dengan koperasi. Istilah gotong-royong sudah lama dikenal di bumi Indonesia yang istilah tersebut berbeda-beda di berbagai daerah. Istilah “Marsiurupan” di Tapanuli atau sebutan “Subak” di Bali, misalnya, tidak lain dari suatu gotong-royong. Dalam pengertian yang lebih sederhana, gotong royong adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama seperti pembuatan tali air, perbaikan jalan, dan lain lain. Dan bila ditelaah lebih jauh, maka gotong royong mengandung unsur “keterpaksaan” yang bermakna disipiin dan solidaritas. Artinya orang karena adanya semacam keharusan dan solidaritas sosial. Sanksi sosial akan ada terhadap anggota masyarakat yang tidak pernah bersedia ikut dalam gotong royong. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan perbedaan antara koperasi dan gotong-royong. Koperasi Gotong Royong 1 Memiliki aturan dan peraturan| 1. Tidak memiliki. afuran dan tertulis peraturan tertulis 2 Memiliki kegiatan secara terus| 2 Kegiatannya tidak tertaur dan menerus dan teratur tidak terus menerus Hubungan intrapersonal dila- kukan secara iugas dan objektif Bertindak lebih rasional dan efisien Memiliki sistem manajemen yang teratur Berbadan hukum . Dinamis dan tanggap terhadap perubahan |. Hubungan interpersonal ku-rang lugas dan objektif bangkan “rasa” satu sama lain . Lebiht didasarkan pada kegi-atan kegiatan yang spontan dan pengawasan bersama |. Tidak berbadan hukum '. Lebih bersifat statis dan tradisional Bab-1 ; Pengertian Koperasi Sama halnya dengan gotong royong, tolong menolongpun mengandung unsur “keterpaksaan”. Kaiau gotong royong merupakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama perorangan. Misalnya menggarap lahan sawah, memperbaiki rumah dan lain lain. Dalam tolong menolong terdapat unsur balas membalas dimana seseorang bersedia menolong orang lain dengan harapan bahwa diapun akan memeriukan pertolongan orang lain dikemudian hari. Dengan kata lain, dalam hal tolong menolong, seseorang akan merasa rugi dikemudian hari apabila tidak ada yang bersedia menolongnya pada waktu ia memerlukan. Dari urain di atas jelaslah bahwa terdapat perbedaan yang mendasar antara koperasi di satu pihak dengan gotong royong dan toiong menoiong di iain pihak Gotong royong dan tolong menolong lebih bertujuan sosial sedangkan koperasi mempunyai tujuan ekonomi yang lebih kongkrit. 3. KOPERAS! SEBAGA) CABANG ILMU PENGETAHUAN Agar dapat disebut sebagai cabang ilmu pengetahuan maka koperasi harus memenuhi syarat; yaitu objektif, metodik dan sistematik. 1. Objektif Objektif berarti sesuai dengan objeknya. Berkaitan dengan itu apa yang menjadi objek pembahasan dalam koperasi tidak lain daripada kegiatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya, sebagaimana objek studi dalam ilmu ekonomi. Dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menghadapi masalah kelangkaan (scarcity), yaitu terbatasnya alat-alat pemuas kebuiuhan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan Ekonomi Koperasi- manusia yang tidak terbatas. tersebut. Persoalan kelangkaan ini a tidak hanya terbatas pada jumlah barang-barang dan jasa-jasa, melainkan juga keterbatasan kemampuan fisik dan mental manusia bersangkutan. Demikian juga lembaga atau organisasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk menampung kegiatan manusia masih Kurang. Disinilah letak pentingnya koperasi dan merupakan jawaban untuk memecahkan masalah tersebut. Koperasi sebagai suatu badan atau perkumpulan merupakan suatu alat atau wadah atau wahana bagi para anggotanya untuk bersama- sama mencapai tujuan bersama, yakni terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan mereka baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen. Termasuk didalamnya kebutuhan kebutuhan akan kredit, asuransi, jasa-jasa dalam bidang kesehatan dan lain sebagainya. Metodik Metodik berarti mengikuti suatu metode tertentu atau cara bekerja tertentu agar dapat memahami objek yang menjadi sasaran. Metode berfikir yang umum digunakan adalah metode deduktif dan induktif. Metode deduktif adalah metode berfikir dengan bertitik tolak dari hal-hal yang berlaku umum dan kemudian diterapkan pada hal-hal yang khusus. Sebagai contoh adalah keanggotaan koperasi yang bersifat sukarela adalah suatu prinsip yang diterima oleh setiap koperasi. Atas dasar kesukarelaan ini maka tidak boleh ada paksaan dari pihak manapun termasuk dari pemerintah agar seseorang menjadi anggota koperasi. Para anggota bebas keluar dari keanggotaan koperasi dan calon anggota pun bebas untuk memutuskan tidak jadi menjadi anggota koperasi. Demikian juga adalah menjadi hak anggota untuk tetap sebagai anggota atas dasar kesadarannya sendiri atau untuk keluar dari koperasi yang bersangkutan sewaktu-waktu ia menghendakinya. Bab-1 : Pengertian Koperasi 10 Prinsip sukarela yang bermakna tidak boleh ada paksaan dari pihak manapun juga agar seseorang masuk menjadi anggota koperasi atau keluar dari keanggotaan koperasi Walaupun demikian tidaklah tertutup suatu kemungkinan bagi para pejabat dalam hal yang bersangkut paut dengan bidang perkoperasian untuk memberikan penyuluhan dengan memberikan informasi, bimbingan dan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk pengembangan koperasi. Selain itu tetap terbuka kesempatan yang sel a bagi pengurus koperasi khususnya dan gerakan koperasi umumnya untuk melaksanakan pendidikan bagi para anggota koperasi dan masyarakat di daerah kerjanya. Azas sukarela tetap harus dijunjung tinggi sebagai suatu kebenaran dan tercermin dalam setiap langkah pelaksanaannya. Apabila metode deduktif adalah dari hal-hal yangbersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus maka metode induktif adalah kebalikannya, yakni bertitik tolak dari hal-hal yang khusus sifatnya dan kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum. Sebagai contoh misalkanlah seseorang mahasiswa universitas A melakukan penelitian terhadap 30 koperasi primer di wilayah suatu kabupaten. Kemudian data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis serta ditarik kesimpulannya. Misalkanlah bahwa si mahasiswa ingin mengetahui kesamaan-kesamaan yang dimiliki atau berlaku di dalam koperasi bersangkutan. Adapun sifat-sifat yang sama adalah bahwa Koperasi itu adalah suatu organisasi, bekerja dibidang ekonomi, mengutamakan hubungan antara manusia dengan manusia. Kemudian dipimpin dan diusahakan secara demokratis, tidak hanya mementingkan koperasinya saja tetapi juga memikirkan kesejahteraan masyarakat daerah kerjanya. Disamping itu tidak mengutamakan modal, tetapi lebih mementingkan Partisipasi anggotanya. Disamping kedua metode berfikir tersebut di atas dikenal pula metode yang lain yang dinamakan metode komperatif. Metode Ekonomi Koperasi komperatif adalah metode berfikir dengan cara membandingkan dua hai atau lebih untuk memperoleh sesuatu yang dianggap benar. Perbandingan dilakukan secara logis untuk memperoleh kebenaran yang baru yang tentunya lebih baik daripada kebenaran yang sudah ada. Sebagai contoh adalah kajian tentang kebaikan dan keburukan perusahaan Firma (Fa) dengan Perseroan Terbatas (PT) untuk melahirkan suatu jenis badan usaha baru yang mengandung kebaikan-kebaikan dari Fa dan PT. 3. Sistematik Syarat lain dari suatu pengetahuan agar dapat disebut ilmu adalah sistematik dalam arti adanya hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Dengan kata lain, ilmu yang bersangkutan tidak berdiri sendiri tetapi terkait dengan ilmu pengetahuan lain karena ilmu pengetahuan merupakan satu kebulatan. Koperasi sebagai ilmu pengetahuan berhubungan dengan filsafat, sosiologi, ilmu ekonomi dan juga dengan ilmu jiwa. 4. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU KOPERASI Sebagai ilmu pengetahuan, koperasi mempunyai kegunaan yakni: 1. Pemikiran koperasi dapat mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang perkoperasian. 2. Konsep koperasi merupakan alternatif dalam pemecahan masalah-masalah yang timbul dalam sistem perekonomian. 3. Secara praktis, koperasi merupakan laboratorium untuk memperdalam dan penyempumaan ilmu _pengetahuan perkoperasian. Khusus dari segi praktisnya, kegunaan untuk mempelajari ilmu koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut diantaranya dari segi ideologi, organisasi dan segi usaha. Secara ideologi maka koperasi : 11 Bab-1 : Pengertian Koperasi 12 Menanamkan kesadaran akan kepribadian. Menanamkan kesadatan akan lingkungan. Percaya akan kemampuannya. Menanamkan kesadaran akan tolong menolong- Menanamkan rasa saling mempercayai pada anggota-anggota lain. Merasa mempunyai persamaan derajat dengan anggota- anggota yang lain. Keenam butir-butir di atas pada hakekatnya adalah “pendidikan” untuk mengenal dan saling menghargai sesama. Dengan mengenal dan menghargai sesama akan dapat terjalin suatu kerjasama karena itulah yang merupakan dasar yang menimbulkan adanya kerjasama. Suatu kerjasama yang tercetus dari perasaan saling menghargai akan menimbulkan kemauan untuk tolong menolong. Dibarengi dengan munculnya persamaan derajat dan percaya pada diri sendiri pada akhimya akan menimbulkan kerjasama dalam bentuk koperasi. Ve eye > Dari segi organisasi, mempelajari ilmu koperasi akan memantapkan organisasi mencapai tujuannya. Kemantapan organisasi dapat diketahui dari apakah koperasi bekerja semakin efisien atau tidak. Semakin efisien koperasi bekerja, dimana organisasi sebanding dengan volume usaha, berarti koperasi dapat melakukan penghematan-penghematan atau penekan biaya tanpa menderita kerugian. Untuk mencapai efisiensi yang semakin tinggi perlu diaktifkan motor penggeraknya agar masing-masing unsur bekerja sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Anggaran Dasar Koperasi Rapat Anggota sekali setahun harus dilaksanakan demikian juga Rapat Pengurus baik secara rutin maupun khusus. Selain melaksanakan Rapat Anggota dan Rapat Pengurus, maka pengurus sebagai pelaksana keputusan-keputusan Rapat Anggota Ekonomi Koperasi menjalankan kegiatannya dengan baik sehingga usaha dan organisasi akan semakin berkembang. Kemudian Badan Pengawas sebagai alat kontrol atau pengawas melaksanakan pengawasan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab mereka. Dengan bekerjanya masing-masing unsur, yaitu Rapat Anggota, Pengurus dan Badan Pengawas sesuai dengan aturan yang berlaku pada dasarnya hal itu merupakan perwujudan dari kesadaran akan tugas dan tanggungjawab masing-masing unsur sebagai bagian dari organisasi. Tanpa menyadari adanya batas-batas hak dan wewenang masing-masing dalam koperasi sebenamya hal tersebut justru akan berdampak negatif terhadap koperasi sebagai suatu organisasi. Selain mempunyai kegunaan dilihat dari segi ideologi dan organisasi, mempelajari ilmu koperasi memiliki manfaat juga ditinjau dari segi usaha, yakni mendidik anggota untuk belajar berusaha dengan jujur. Dan beberapa kemungkinan yang dapat diraih dari pengalaman yang cukup lama di koperasi antara lain: Memungkinkan lahimnya tenaga-tenaga profesional. Memungkinkan manajemen semakin efisien. memungkinkan pengembangan modal sendiri. Memungkinkan pelayanan kepada anggota makin baik. Memungkinkan skala usaha semakin besar. FR SS Mite 13 BaB-2 PTujuan dan fungsi iXoperasi a A. Penggolongan dan Jenis-jenis Koperasi B. Jenis Koperasi di Indonesia C. Tujuan dan Fungsi Koperasi D. Perbedaan Koperasi dengan Usaha Lain -15- Ekonomi Koperasi Koperasi mengandung makna kerjasama, yaitu menolong satu sama lain. Koperasi merupakan perwujudan yang praktis dari usaha untuk menolong diri sendiri melalui usaha secara bersama. Dengan kata lain, keberhasilan koperasi mencapai tujuannya diwujudkan dalam peningkatan kesejahteraan anggota-anggotanya. Uraian dalam bab ini dimulai dari penggolongan dan jenis-jenis koperasi dan kemudian dilanjutkan dengan tujuan koperasi baik dalam arti tujuan secara umum maupun tujuan-tujuan khusus. Pada bagian akhir ditutup dengan uraian mengenai perbedaan antara koperasi dengan usaha lainnya. A. PENGGOLONGAN DAN JENIS-JENIS KOPERASI Pada umumnya koperasi dapat dibedakan berdasarkan 5 bagian, yaitu menurut kelompok yang dilayani, menurut kelompok penghasil, menurut komodoti, menurut fungsi, dan menurut tingkatan organisasi. 1, Menurat Kelompok yang Dilayani Pembagian koperasi didasarkan atas kebutuhan yang mendesak yang segera harus diatasi. Berdasarkan itu koperasi dibedakan atas koperasi pemakai, koperasi kelompok kerja, koperasi kelompok pemuda/pelajar dan koperasi kelompok strategis. Koperasi pemakai atau disebut juga koperasi konsumen dibentuk oleh konsumen barang maupun jasa. Koperasi melakukan pembelian bersama kebutuhan sehari-hari untuk dijual kembali kepada anggota-anggotanya dengan harga yang relatif lebih murah. Dengan demikian tujuan utama koperasi konsumsi ialah menyediakan barang-barang atau jasa kebutuhan anggotanya dengan mudah dan murah. 17 Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi 18 Selanjutnya koperasi kelompok kerja disebut juga koperasi fungsional. Kelompok kerja diartikan sebagai orang-orang yang bekerja yang membentuk koperasi, seperti pegawai negeri, karyawan swasta, tentara, polisi, dan lain-lain. Termasuk dalam jenis koperasi kelompok pemuda/ pelajar ialah koperasi sekolah yang beranggotakan siswa atau pelajar, koperasi pramuka, koperasi mahasiswa, koperasi karang taruna, dan lain- lain. Sedangkan yang termasuk dalam jenis koperasi kelompok strategis yang berkembang di Indonesia diantaranya koperasi wanita, koperasi transmigrasi, dan lain-lain. Menurut Kelompok Penghasil Termasuk kelompok penghasil adalah yang memproduksi komoditi, diantaranya di bidang pertanian, bidang industri dan bidang jasa. Dibidang pertanian berfungsi untuk menyediakan pupuk, benih dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan oleh petani. Disamping menyediakan input di atas, adakalanya para petani membentuk koperasi pembelian dan koperasi pengolahan hasil pertanian. Tujuan utama koperasi pembelian adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan barang pertanian dan menggalang kekuatan dikalangan petani dalam menghadapi persaingan harga barang. Sedangkan koperasi pengolahan hasil pertanian bertujuan untuk menekan ongkos pengolahan atau produksi serendah mungkin supaya harga jualnya dapat bersaing di pasar. Koperasi yang bergerak di bidang industri dibentuk oleh para pekerja atau pengusaha yang bersatu dalam menghasilkan satu bentuk produk. Beniuk koperasi ini banyak dijumpai di Indonesia, seperti koperasi kerajinan tangan, koperasi industri sepatu, koperasi batik, koperasi perikanan, koperasi penghasil laut, dan lain-lain. Sedangkan koperasi di bidang penghasil jasa ialah koperasi yang dibentuk oleh kelompok pekerja atau pengusaha Ekonomi Koperasi yang menghasilkan jasa. Termasuk koperasi jenis ini adalah koperasi perbengkelan, koperasi penarik becak, koperasi supir, dan lain-lain. Menurut Komoditi Koperasi yang dibentuk atas jenis komoditi ini hampir sama dengan koperasi-koperasi pertanian, yaitu yang menghasilkan suaiu produk tertentu atau didasarkan kepada komoditi yang diusahakan. Sebagai contoh adalah koperasi kopra, koperasi karet, koperasi teh, koperasi perikanan, dan lain-lain. Koperasi-koperasi ini biasanya melakukan kegiatan ekonomi yang multi fungsi yakni selain memproduksi juga mengolah, memasarkan, pengontrolan mutu, pergudangan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Menurut Fungsi Pembagian koperasi munurut fangsi dapat dibedakan atas 3 kelompok dalam bidang perekonomian yaitu koperasi pembelian, Koperasi produksi, dan koperasi penjualan. Koperasi pembelian didirikan oleh orang-orang yang membutuhkan barang-barang yang akan dipergunakan untuk produksi dan kebutuhan konsumsi. Oleh karena itu koperasi ini dapat mengusahakan pembelian alat- alat pertanian dan mengusahakan pembelian kebutuhan pokok sehari-hari, Contohnya adalah koperasi pertanian, koperasi perikanan, koperasi konsumen, dan lain-lain. Selanjutnya koperasi penjualan ialah koperasi yang dibentuk para produsen yang menghasilkan barang-barang yang kemudian menjuainya kepada koperasi usaha mereka bersama. Tujuan utama koperasi penjualan adalah untuk mencegah persaingan di antara para produsen. Dengan bersatu dan bekerjasama di dalam sebuah koperasi penjualan, produsen dapat mempertahankan harga yang layak untuk barang-barang hasil produksi mereka. Misalnya para pengrajin menjual produksinya kepada toko koperasi yang dibentuk. 19 Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi 5. Menurut Tingkat Organisasi Jenis koperasi menurut tingkat arganisasi dapat dibedakan atas 2 bagian, yaitn koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer ialah koperasi yang beranggotakan orang-orang. Koperasi ini disebut juga dengan koperasi tingkat lokal. Sedangkan koperasi sekunder ialah kopersi yang beranggotakan berbagai organisasi koperasi. Bagan Koperasi Primer Dida gun] = Minimum 20 Orang Ekonomi Koperasi B_ Jenis KOPERASE DI INDONESIA Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1959, jenis koperasi di Indonesia adalah kelompok koperasi desa, koperasi pertanian, koperasi indusri, koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumsi. Selain itu dinyatakan juga tingkatan-tingkatan koperasi yang disesuaikan dengan tingkat administratif pemerintah, yaitu : > Tingkat primer meliputi desa > Tingkat pusat meliputi kabupaten > Tingkat gabungan meliputi propinsi > Tingkat induk meliputi nasional (seluruh Indonesia). Penjenisan koperasi di Indonesia menurut UU No. 12 tahun 1967 pasal 17 didasarkan kepada: > Kebutuhan dari suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena_kesamaan _aktivitas/kepentingan ekonominya. > Efisiensi kerja untuk mencapai tujuan bersama dari pada anggotanya. Selanjutnya menurut pasal 15 UU No. 25 tahun 1992 dinyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder, sedangkan pada pasal 16 dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dengan demikian, maka jenis koperasi yang mungkin di Indonesia adalah koperasi-koperasi: Koperasi konsumsi Koperasi produksi Koperasi kredit (Gimpan Pinjam) Koperasi jasa Koperasi serba usaha VVVVY 21 Babe2 > Tujuan dan Fungsi Koperasi Bagan Tingkat Organisasi Koperasi di Indonesia 1 W uw wv Induk 0 0 9 0 | Nasional ae h : Ts Primer. $ f £ pe Kecamatanidesa Unit Usaha g f i % Desa/Dukuh Anggota 0 a] o0 0 Masyarakat Sumber : Suwandi, 1985 : 97 Bagan Hubungan Koperasi Primer, Sekunder dan Tingkat-tingkat Koperasi ] Vyo} aw jw Induk i 4 2. | Nasional Gabungan | 9 tf 2 Propins! Svcee T Pusat } i Kabupaten Unit Usaha f } 2 £ Desa/Dukuh aes Anggota Cn) 0 0 | Masyarakat Ekonomi Koperasi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari para anggotanya pada swatu daerah tertentu, misalnya koperasi konsumsi di desa tertentu. Selain itu dapat juga didasarkan atas golongan masyarakat tertentu atau golongan fungsional, misalnya koperasi konsumsi karyawan tertentu. Koperasi produksi dapat dibedakan menurut lapangan usaha, misalnya Koperasi Pertanian, Koperasi Peternakan, Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan Industri. Atau dapat juga didasarkan atas -macam barang yang dihasilkan. Koperasi-koperasi yang termasuk Koperasi Pertanian adalah Koperasi Padi dan Palawija, Koperasi Kopra, Koperasi Tembakau, dan lain sebagainya. ‘Termasuk dalam Koperasi Peternakan: Koperasi Peternakan Ayam, Koperasi Peternakan Sapi, Koperasi Peternakan Kambing. Termasuk Koperasi Perikanan: misalnya Koperasi Peternakan Laut. Termasuk Koperasi Kerajinan Industri, misalnya Koperasi Tekstil, Koperasi Batik, Koperasi Kerajinan Perak, Koperasi Payung, Koperasi Pandai Besi. Koperasi kredit ada yang berdiri sendiri tetapi ada juga yang kegiatannya itu merupakan sebagian dari kegiatan usaha koperasi yang aneka usaha (multi purpose). Koperasi kredit dapat juga didasarkan atas lingkungan atau golongan masyarakat dari para anggota. Misalnya Koperasi Pedagang Pasar, Koperasi Dinas Pasar, Koperasi Karyawan Perusahaan, Koperasi Pegawai Negeri, Koperasi Kredit dari suatu desa/kampung dan Koperasi Pertanian. Koperasi jasa dibentuk oleh para pemakai dan pemberi jasa guna memanfaatkan jasa koperasi. Misainya Koperasi Listrik, Koperasi Pengangkutan, Koperasi Perumahan, Koperasi Asuransi. Selain kelima jenis koperasi di atas dapat juga dibentuk koperasi golongan fungsional dan koperasi atas dasar komoditi. Yang termasuk dalam koperasi fungsional ialah Koperasi Karyawan, Koperasi Pegawai 23 Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi C. TUJUAN DAN FUNGS! KOPERAS! Negeri, Koperasi Pensiun, Koperasi Wanita, Koperasi Angkatan Laut, Koperasi Polisi, dan lain-iain. Yang termasuk dalam koperasi komoditi adalah Koperasi Karet, Koperasi Kopra, Koperasi Cengkeh, Koperasi Perikanan, dan lain-lain. Sesuai dengan INPRES No. 4 tahun 1973 dibentuklah Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai pengganti Koperasi Desa yang pada mulanya bernama Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Koperasi Unit Desa (KUD) diartikan sebagai koperasi desa yang daerah kerjanya bukan daerah administrasi desa, melainkan daerah tertenta yang didasarkan atas unit ekonomi yang merupakan satu kesatuan ekonomi. Perkembangan KUD sangat cepat dan seiring dengan itu jenis koperasi turut juga berkembang. Disini KUD beroperasi dengan cara aneka usaha (multi purpose). Disamping itu koperasi-koperasi lain juga berkembang seperti koperasi-koperasi fungsional yang kegiatan usahanya adalah serba usaha (ali purpose). 24 Pada dasamya tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya pada khususnya dan masyarakat daerah kerja koperasi bersangkutan. Ini bukan hanya berlaku di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain yang. memperkenankan koperasi tumbuh di negaranya. Lebih jauh, dalam pasal 3 UU No. 25 tahun 1992 disebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan’ perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masy: yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan 1945. Tujuan serupa itu adalah tujuan umum yang merup: tujuan akhir koperasi di Indonesia. Ekonomi Koperasi Setiap koperasi seyogianya dapat menjabarkan tujuan yang bersifat umum tersebut sehingga operasional bagi masing-masing koperasi sebagai badan usaha. Tujuan yang jelas dan oprasional akan lebih memudahkan pihak manajemen dalam mengelola koperasi. Paling tidak pihak manajemen harus dapat mencapai tujuan-tujuan sementara koperasi yang dikelolanya. Tujuan sementara tersebut biasanya berkaitan erat dengan jenis koperasi. Tujuan sementara koperasi produksi adalah untuk memberikan jasa pada anggota- anggotanya dengan cara membeli komoditi yang dihasilkan oleh anggota dengan harga yang sama atau bahkan, jika mungkin, lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar. Berbeda dengan koperasi produksi, tujuan koperasi konsumsi adalah berusaha memberi jasa kepada anggota-anggotanya dengan menjual barang-barang kebutuhan dengan harga yang lebih rendah, sedangkan koperasi kredit mempunyai tujuan memberikan kredit bagi anggota-anggota koperasi bersangkutan dengan persyaratan yang relatif mudah. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 UU No. 25 tahun 1992, yaitu koperasi memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, berarti program utama koperasi ialah meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat melalui pelayanan usaha. Koperasi harus memberikan pelayanan yang terbaik tetapi tidak menambah biaya operasionalnya. Dengan kata lain, koperasi harus memberikan pelayanan yang terbaik dalam biaya yang paling efisien. Kalau dikaji lebih jauh akan mudah dimengerti bahwa tujuan umum tersebut di atas bermakna sangat luas dan juga bersifat relatif. Ukuran kesejahteraan bagi orang yang satu dengan orang yang lain dapat berbeda karena dipengaruhi oleh sikap manusia yang pada dasarnya tidak pernah merasa puas. Manusia akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraanya, termasuk anggota- anggota koperasi. 2s Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi 26 Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dijalankan melalui koperasi. Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riel. Apabila pendapatan riel seseorang atau segolongan masyarakat meningkat dapat dikatakan bahwa kesejahteraan (dari sudut pandang ekonomi) orang atau masyarakat bersangkutan meningkat pula. Sehubungan dengan itu, apabila tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya berarti peningkatan pendapatan riel anggota menggambarkan keberhasilan mencapai tujuannya. Dengan kata lain berhasil tidaknya koperasi mencapai tujuannya dapat diukur dari pendapatan riel anggotanya. Pendapatan riel adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang dapat dibeli dari pendapatan nominalnya. Apabila pendapatan nominal seseorang meningkat, ceteris paribus, maka orang yang bersangkutan akan lebih mampu membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. itu berarti tingkat kesejateraan orang. yang bersangkutan meningkat pula. Selain tujuan koperasi, UU No. 25 tahun 1992 menyatakan juga fungsi koperasi untuk Indonesia. Sebagaimana dituangkan dalam pasal 4, fungsi koperasi adalah sebagai berikut : Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuam ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. - Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas’ kehidupan manusia dan masyarakat. - Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. Ekonomi Koperasi - Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. D. PERBEDAAN KOPERASI DENGAN USAHA LAIN Dalam kajian ekonomi, koperasi dapat dipandang sebagai suatu badan usaha atau perusahaan. Namun demikian terdapat perbedaan yang cukup menyolok antara koperasi dengan badan- badan usaha lainnya, baik dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun dengan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Berikut ini akan dibahas secara ringkas mengenai sifat-sifat yang dapat membedakan secara cepat antara BUMN, BUMS, dengan koperasi. 1. BUMN Meourut Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1232/KMK. 23/1989 pasal 1, yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik ‘Negara adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN yang ___ Seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Jadi, karena pemilik modal edlch negara, berarti manajemya sangat dipengaruhi oleh pemerintah dan menjadi sarana kebijakan yang biasanya cenderung bessifat politis atau menyangkut kesejahteraan masyarakat, hajat hiiup orang banyak dan pemerataan hasil pembangunan (lihat pasal 33 ayat 2 UUD 1945). Lebih jelas lagi, menurut Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 740/ KMK.00/1989, tentang Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas, Bab 1 pasal 1; Badan Useha Milik Negara adalah : 27 Bab-2 : Tujuam dan Fungsi Koperasi 28 1. Badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki negara. 2. Badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki negara, tetapi statusnya-disamakan dengan BUMN, yaitu : a. BUMN patungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. b. BUMN patungan antara Pemerintah dengan BUMN lain. c. Badan Usaha Patungan BUMN dengan Swasta Nasional atav Asing dimana negara memiliki saham mayoritas (minimal 51%). 3. Kekayaan negara pada BUMN yang dipisahkan berdasarkan Peraturan Pemerintah. Perusahaan milik negara yang berbentuk BUMN dapat dipecah lagi menjadi Perusahaan Daerah, Persero, Perusahaan Jawatan dan Perusahaan Umum. Dengan berbagai pertimbangan, terutama pertimbangan efisiensi usaha, Perusahaan Negata sekarang sudah ada yang diswastakan, misalnya Perseroan Terbatas seperti PT. PLN dan PT. Telkom. BUMN adalah perusahaan yang mempunyai karakteristik berikut : a. Usahanya bersifat membantu tugas pemerintah, seperti membangun prasarana tertentu guna melayani kepentingan masyarakat (public utilities) b. Menghasilkan barang yang karena pertimbangan keamanan dan kerahasiaan harus dikuasai oleh Negara. c. Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang harus dimiliki serta dikelola oleh Pemerintah d. Dibentuk untuk melaksanakan kebijakan pemerintah tertentu atau bersifat strategis. Ekonomi Koperasi e. Dibentuk dengan tujuan melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. f, Usahanya bersifat komersial dan fungsinya dapat dilakukan oleh swasta. Dengan karakteristik tersebut jelas bahwa manajemen BUMN dapat bebas bergerak seperti halnya perusahan swasta. Kegiatan yang dilakukan manajemen adalah mengadakan transaksi usaha dan perjanjian bisnis guna mencari keuntungan, walaupun tetap melayani kepentingan masyarakat. BUMS Pemilik BUMS bermacam-macam, tergantung pada badan hukumnya, dan masing-masing mempunyai sifat serta cara kerja yang berlainan. Disini hanya akan diberikan beberapa contoh BUMS. a. Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dijalankan seseorang yang merupakan pemilik, pemimpin, pengusaha, dan juga pengelola. Jadi segala sesuatunya tergantung pada kemampuan dirinya sendiri. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan maka semua akan menjadi miliknya. Sebaliknya, bila terjadi kerugian ia harus menanggungnya sendiri. Di Indonesia perusahaan ini banyak jumlahnya dimana sebagian besar volume usahanya masih kecil atau sedikit dan masih lemah. Kelemahan ini mencakup segi-segi modal, pemasaran, teknologi, dan manajemen. Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan ini adalah dengan berusaha bersama-sama seperti smmembentuk koperasi produsen. 29 Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperasi 30 b. Firma (Fa) Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih yang menjalankan perusahaan dengan menggunakan nama bersama dan membagi hasil yang didapatkan dari usahanya. Karena ada dua pemilik dan pengelola maka manajemen jenis perusahaan ini sangat tergantung pada kemampuan orang-orang yang bersekutu. Sikap saling percaya diantara para sekutu merupakan kunci keberhasilan pengelolaan dan tanggung jawab usaha. Pembagian keuntungan diantara para sekutu didasarkan atas Kesepakatan bersama, Demikian pula halnya bila terjadi kerugian harus dipikul, ditanggung secara bersama. Sebagian besar Firma yang ada di Indonesia mempunyai sekutu di kalangan keluarga sendiri. c. Perseroan Komanditer (CV) Berdasarkan kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 19, CY adalah suatu bentuk perjanjian kerja antara orang-orang yang bersedia memimpin atau mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh. Disini kekayaan pribadi dipisahkan dengan kekayaan perusahaan. Pembagian keuntungan di perusahaan jenis ini biasanya didasarkan atas besarnya modal yang ditanam, dimana semakin besar modal yang ditanam semakin besar bagian keuntungan yang diperolehnya. Disini, manajemen sebagai anggota komanditer tidak ikut menjalankan perusahan, mereka hanya berhak mengawasi jalannya perusahaan. Setiap waktu (biasanya setahun sekali) diadakan rapat para persero sebagai forum tertinggi kekuasaan para pemilik. Pada rapat ini akan ditunjuk manajer atau direktur yang diserahi tugas memimpin usaha. d. Perseroan Terbatas (PT) PT merupakan suatu kumpulan modal yang diberi hak dan diakui oleh hukum untuk mencapai tujuan tertentu, biasanya Ekonomi Koperast mencari keuntungan. PT merupakan bentuk perusahaan dimana perolehan modal berasal dari penjualan saham. Karateristik utama dari PT adalah sebagai berikut : Pemiliknya adalah para pemegang saham. 2. Kekuasaan tertinggi berada pada keputusan rapat pemegang saham. 3. Merupakan suatu perkumpulan modal. 4, Dalam rapat pemegang saham, setiap satu lembar saham yang dimiliki berarti satu suara. Jadi yang memiliki lembar saham terbanyak akan memiliki suara mayoritas. 5. Bertujuan mencari laba sebesar-besarnya. 6. Keuntungan dibagi atas dasar modal yang disetor. Jadi, yang memiliki saham terbanyak akan memperoleh bagian yang besar. 7. Pemilik dan pengelola dipisahkan. Jadi manajemen usaha diurus dan dilaksanakan oleh pengelola, sedangkan pengelola bertanggung jawab kepada pemilik 8, Unit usahanya didasarkan pada kebutuhan konsumen (pasar). 9, Tatalaksananya bersifat tertutup (hanya terbuka bagi persero). . Perusahaan Patungan (Joint Venture) Perusahan patungan adalah perusahaan yang bekerja sama dalam mengelola suatu kegiatan bisnis, dimana perusahaan yang bergabung tetap berdiri sendiri. Ikatan para sekutu hanya terbatas pada obyek yang mereka kerjakan bersama saja. Jadi ada 3 perangkat tujuan, yaitu 2 tujuan perusahaan masing- masing yang bekerja sama dan satu tujuan. Salah satu ciri penting perusahaan jenis ini adalah pada umumnya mereka bubar setelah tugas bersama selesai atau tujuan bersama 31 Bab-2 : Tujuan dan Fungsi Koperast 32 tercapai. Contoh-contoh jenis perusahaan swasta ini mencakup: Limited Partnership, Perusahaan Multinational, Merger, Trust, Holding Company, Kartel, dan Concern. Uraian mengenai jenis perusahaan ini dapat dibaca pada buku-buku Pengantar Bisnis. Dengan karakteristik demikian, maka manajemen perusahaan BUMS harus benar-benar bekerja secara profesional dan modern. Hal ini dituntut oleh kondisi persaingan yang makin tajam dan sudah mengarah ke persaingan yang sangat Iuas (globalisasi). } BADAN USAHA KOPERASI Walaupun sebagai badan usaha koperasi dimiliki oleh anggotanya, namun dalam mengerjakan tugas-tugasnya diserahkan kepada orang lain, yaitu pengelola. Sedangkan pengawasannya dilaksanakan oleh orang lain, yaitu pengawas yang dipilih dan diangkat dari anggota. Berbagai karakteristik koperasi- yang membedakannya dengan perseroan adalah sebagai berikut: a. Pemilik adalah anggota sekaligus juga pelanggan. b. Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Anggota. c. Satu anggota adalah satu suara. d. Organisasi ini diurus secara demokratis. e. Tujuan yang ingin dicapai adalah mensejahterakan anggotanya, jadi tidak hanya mengejar keuntungan saja. Disini fungsi sosial sangat diperhatikan oleh koperasi. f. Keuntungan dibagi berdasarkan besarnya jasa anggota kepada koperasi. g- Koperasi merupakan sekumpulan orang atau badan hukum yang berusaha mensejahterakan masyarakat (termasuk para anggotanya). h. Koperasi merupakan alat perjuangan ekonomi. Ekonomi Koperasi i. Koperasi merupakan sistem ekonomi. j. Unit usaha diadakan dengan orientasi melayani anggota. k. Tata pelaksanaannya bersifat terbuka bagi seluruh anggota. Karakteristik gh dan i mensyaratkan bahwa manajer koperasi harus menggunakan pendekatan situasional atau kondisional. Sebaliknya, untuk karakteristik a, b, c, d, e dan f dapat digunakan pendekatan management by objective (MBO). Segala perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, dan pengawasan, baik yang dilakukan oleh pelaksana maupun pengurus _ benar-benar berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, metode MBO merupakan pendekatan yang digunakan untuk menilai prestasi kerja masing-masing, dimana penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang dicapai dengan yang direncanakan. 33 Prinsip ~ prinsip 4Aoperasi SSS .. Prinsip Rochdale . Prinsip Raiffeisen . Prinsip Schulze |. Prinsip ICA (International Cooperative Alliance) . Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia -35- Ekonomi Koperasi Prinsip-prinsip koperasi atau disebut juga sendi-sendi dasar koperasi adalah ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut merupakan pedoman utama yang menjiwai dan mendasari setiap gerak langkah koperasi sebagai organisasi ekonomi. Prinsip-prinsip hanya akan merupakan angan-angan bila tidak diikuti dengan tindakan-tindakan untuk melaksanakannya. Dengan demikian, prinsip memiliki arti sebagai pedoman dalam rangka usaha koperasi untuk mencapai tujuannya, yakni untuk mewujudkan kebutuhan bersama dan usaha bersama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan ciri khas koperasi yang membedakannya dengan organisasi ekonomi lainnya dan membedakan watak koperasi dari badan-badan usaha lain yang bergerak di bidang ekonomi. Pada dasarnya suatu prinsip timbul karena penemuan, tidak karena angan-angan. Atau dengan kata lain suatu prinsip diperoleh dari kenyataan atau data empiris. Ini berarti bahwa koperasi akan dapat juga menemukan prinsip-prinsipnya berdasarkan pengalamannya. Selaras dengan itu prinsip suatu koperasi mungkin berbeda bagi tiap-tiap macam koperasi. Dalam uraian berikut akan diuraikan prinsip-prinsip koperasi Rochdale, Raiffaisen, Schulze dan ICA. Pada bagian akhir ditutup dengan prinsip koperasi Indonesia. A. PRINSIP ROCHDALE Prinsip-prinsip koperasi konsumsi merupakan yang pertama kali lahir, yaitu saat berdirinya koperasi di kota Rochdale Inggris tahun 1844, yang didirikan oleh 28 orang buruh dibawah pimpinan Charles Howart. Prinsip-prinsip tersebut sangat ditaati oleh para 37 Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi 38 anggotanya sehingga koperasi yang dibentuk tersebut berkembang dengan baik. Prinsip-prinsip koperasi ini sangat mashyur hingge sekarang dan dikenal sebagai prinsip Rochdale. Dalam prakteknya. prinsip-prinsip tersebut masih digunakan oleh koperasi yang ada dunia kendatipun tidak secara utuh. Penyesuaian di sana-sini saja dilakukan berkaitan dengan keadaan koperasi dan masyarakat setempat dimana koperasi didirikan. kemudian dilebur menjadi prinsip-prinsip yang _berintikan solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, memperhatikan kepentingan orang lain, keadilan dan peningkatan kesejahteraan. Adapun prinsip-prinsip koperasi Rochdale adalah sebagai berikut : 1. Keanggotaan terbuka Koperasi terbuka bagi semua orang yang secara sukarela ingin menjadi anggota. Tidak ada pembatasan untuk turut serta menjadi anggota koperasi. 2. Satu anggota, sate suara Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak suara dalam rapat pemilihan pengurus dan dalam keputusan-keputusan mengenai kebijaksanaan koperasi. Satu anggota mempunyai hak satu suara. Keputusan yang diambil, baik dalam pemilihan pengurus maupun kebijakan lainnya harus ditentul berdasarkan suara terbanyak. 3. Pembagian SHU sebanding dengan transaksi yang dilakukan anggota, Anggota akan menerima pembagian sisa hasil usaha (SHU) sesuai dengan jasa mereka di koperasi, tiap periode te biasanya setiap tahun. Ekonomi Koperasi 4. Pembatasan bunga atas modal Anggota dan pihak lain yang menanamkan modal di koperasi akan mendapat imbalan, yaitu bunga. Besarnya bunga tersebut lebih rendah atau tidak melebihti suku bunga yang beriaku. 5. Netral dalam politik dan agama Baik pengurus maupun anggota harus netral dalam soal politik dan agama. Membicarakan perbedaan paham politik (partai) dan agama (kepercayaan) dalam koperasi dapat membuyarkan kerja sama dan hal ini berdampak negatif terhadap kehidupan koperasi, 6. Penjualan secara tunai Prinsip ini menghendaki agar transaksi yang dilakukan anggota adalah dengan tunai. Barang-barang yang dibeli oleh anggota dari koperasinya harus dibayar secara tunai. Anggota harus menghindari diri dari lilitan hutang. 7. Memajukan pendidikan Koperasi bertujuan untuk meningkatkan status sosial dari anggota-anggotanya. Untuk maksud tersebut, koperasi dapat mengambil peranan penting diantaranya melalui jalur pendidikan. Koperasi harus memperhatikan pendidikan anggota-anggotanya. Prinsip-prinsip Rochdale itu ternyata telah dijadikan contoh dan pedoman bagi berbagai koperasi di seluruh dunia. Prinsip-prinsip tersebut merupakan basis dari gerakan koperasi internasional. Memang harus diakui bahwa pengambilalihan prinsip-prinsip ini kedalam koperasi di berbagai negara sering kali tidak sepenuhnya, melainkan disesuaiken dulu dengan keadaan koperasi, sosial budaya dan perekonomian masyarakat setempat. Namun dari masa ke masa sejak disusunnya prinsip-prinsip Rochdale, setiap 39 Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi organisasi koperasi tetap menggunakan beberapa prinsip tertentu yang secara mutlak memberikan ciri-ciri utama kepada koperasi. Prinsip-prinsip ini menentukan cara bekerja koperasi yang berbeda dengan badan-badan usaha dagang umummnya yang bukan koperasi. Dr. Fauguet dalam bukunya The Cooperative Sector, 1951 menegaskan adanya 4 prinsip yang setidak-tidaknya harus dipenuhi oleh setiap badan yang menamakan diri koperasi_ Keempat-empat prinsip itu adalah : 1. Adanya ketentuan tentang perbandingan yang berimbang di dalam basil yang diperoleh atas pemanfaatan jasa-jasa oleh setiap pemakai dalam koperasi. Bersumber dari ketentuan ini timbul ketentuan-ketentuan tentang pembagian sisa hasil usaha, kewajiban penyertaan uang simpanan untuk partisipasi dalam pembiayaan koperasi, kewajiban ikut serta bertanggung jawab atas kemungkinan kerugian yang terjadi pada koperasi, atau ikut ne serta dalam pembentukan cadangan perorangan atau cadangan bersama dalam koperasi_ 2. Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara para anggota. 3. Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang berdasarkan kesukarelaan. 4. Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi dari pihak: anggota dalam ketatalaksanaan dan usaha koperasi. Menurut Dr. Fauguet prinsip-prinsip pertama dan kedua mutlak berlakunya dalam koperasi. Ini berarti bahwa setiap organisasi atau perkumpulan yang mengaku dirinya sebagai koperasi harus menganut kedua prinsip tersebut. Prinsip yang ketiga dan keemy jika perlu dapat ditiadakan dalam arti bahwa prinsip itu ditetap! Ekonomi Koperasi sebagai ketentuan koperasi jika keadaan dan kehendak-kehendak anggota demikian adanya. Berdasarkan sejarah perkembangan sejak koperasi Rochdale yang pertama hingga sekarang prinsip-prinsip koperasi telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan disana-sini sesuai dengan keadaan-keadaan dan syarat-syarat yang ada dalam tumbuh dan berkembangnya koperasi pada berbagai waktu, keadaan dan tempat termasuk di Indonesia. 5B. PRINSIP RAIFFEISEN Prinsip ini dikemukakan oleh Freidrich William Raiffeisen (1818- 1888) walikota Flanumersfelt di Jerman. Beliau memberikan perhatian terhadap keadaan perekonomian yang buruk di Jerman ketika itu, terutama nasib para petani di daerah pedesaan. Oleh karena itu F.W. Raiffeisen mengembangkan koperasi kredit dan bank rakyat. Adapun prinsip Raiffeisen adalah: * Swadaya * Daerah kerja terbatas * SHU untuk cadangan * Tanggung jawab anggota tidak terbatas * Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan + Usaha hanya kepada anggota * Keanggotaan atas dasar watak, bukan wang. Dalam memberikan pinjaman, koperasi kredit petani atau disebut juga “Bank Raiffeisen” mensyaratkan jaminan sebagai berikut : 1. Yang diterima menjadi anggota hanya orang-orang yang dapat dipercaya. 41 Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi 2. Pinjaman diberikan hanya untuk keperluan produksi dan bukan untuk konsumsi_ 3. Pinjaman-pinjaman selalu dimintakan oleh dua orang Penanggung. C. PRINSIP SCHULZE 42 Selain F.W. Raiffeisen, seorang ahli hukum bernama Herman Schulze di kota Delitzsch Jerman, memberikan perhatian untuk memperbaiki kehidupan para pengusaha kecil seperti pengrajin, pedagang enceran, wirausahawan industri kecil, dan jenis usaha lainnya. Upaya yang dilakukan oleh Schulze adalah mengembangkan gagasan koperasi bagi pengusaha kecil di daerah pinggiran kota. Inti prinsip Schulze adalah sebagai berikut: * Swadaya «Daerah kerja tak terbatas * SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota « Tanggung jawab anggota terbatas = Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan * Usaha tidak terbatas, tidak hanya untuk anggota. Untuk lebih jelasnya pengertian dari masing-masing prinsip di atas. adalah sebagai berikut. Swadaya berarti atas kekuatan atau usaha mandisi yang mengandung makna bahwa para petani harus dapat mengatasi kesulitan dengan kekuatannya sendiri tanpa bantuan dari manapun asalnya, Demikian juga para pengusaha kecil mengatasi kesulitannya dengan usahanya sendiri. Ekonomi Koperasi Daerah kerja yang terbatas mengandung arti bahwa daerah kerja dari koperasi terbatas pada daerah dimana masing-masing anggota saling mengenal dengan baik. Prinsip ini berbeda dengan yang diterapkan di pinggiran kota yang dikembangkan oleh Schulze, dimana daerah kerja tidak terbatas. SHU untuk cadangan. Seluruh sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi dipergunakan dalam memperkuat modal koperasi. Penerapan prinsip ini akan berimplikasi terhadap pemantapan swadaya koperasi. Di pihak lain, pinggiran kota, prinsip ini dikembangkan dimana SHU selain di sisihkan sebagian untuk cadangan, sebagian lagi kepada anggotanya. ‘Tanggung jawab anggota tidak terbatas. Prinsip ini menekankan bahwa apabila koperasi menderita kerugian, maka kerugian menjadi tanggungan anggota. Hal ini berbeda sama sekali dengan koperasi di pinggiran kota dimana langgung jawab anggota terbatas. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan. Prinsip ini mengandung arti bahwa pengurus tidak memperoleh gaji atau imbalan jasa dari koperasinya, sebab pengurus harus dipilih dari anggota. Koperasi harus memperjuangkan kepentingan anggota, yang berarti juga kepentingan pengurus. Prinsip ini ternyata berbeda dengan prinsip Schulze yang pengurusnya mendapat imbalan dan jasa. Usaha hanya kepada anggota. Prinsip Raiffeisen menekankan hal ini dimana koperasi hanya melayani anggotanya, sebab tanggung jawab anggota yang tidak terbatas. Sedangkan koperasi yang dikembangkan Schulze, koperasi tidak hanya melayani anggota tetapi juga yang bukan anggota. Isi, perbedaan, dan persamaan prinsip-prinsip koperasi Raiffeisen dan Schulze tersebut adalah sebagai berikut. 43 Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi Prinsip Koperasi Raiffeisen dan Herman Schulze 5. Pengurus bekerja atas dasar terbatas Raiffeisen Schulze 1. Swadaya 1. Swadaya 2. Daerah kerja terbatas 2. Daerah kerja tidak terbatas 3. SHU untuk cadangan 3. SHU untuk cadangan dan untuk 4. Tanggung jawab anggota tidak | —dibagikan kepada anggota terbatas 4. Tanggung jawab —anggota kesukarelaan 5. Pengurus bekerja dengan men- 6. Usaha hanya kepada anggota dapat imbalan 7. Keanggotaan atas dasar watak | 6. Usaha tidak terbatas tidak hanya bukan uang untuk anggota PRINSIP ICA (INTERNATIONAL COOPERATIVE ALLIANCE) ICA (International Cooperative Alliance) berdiri pada tahun 1895 merupakan organisasi gerakan koperasi yang tertinggi di di Salah satu tujuan organisasi ini adalah untuk mengembangkan mempertahankan ide-ide koperasi diantara negara-1 anggotanya. Dalam kegiatannya, ICA selalu mendiskusil prinsip-prinsip koperasi yang berlaku dan disesuaikan d keadaan perekonomian, sosial dan politik yang berkembang p: masa itu. Mengenai prinsip-prinsip Rochdale, I memperlakukannya secara universal dan tidak statis melai dinamis, fleksibel, dan persuasif. perekonomiannya. Dalam sistem ekonomi yang berkembang, fungsi koperasi pun semakin bertambah luas, Ekonomi Koperasi hanya sekedar mementingkan kebutuhan anggotanya saja tetapi juga harus memberikan kontribusi yang nyata pada kemakmuran bersama. Sejalan dengan itu koperasi mungkin memerlukan modal yang lebih besar dan tenaga ahli yang lebih banyak. Singkatnya perkembangan koperasi harus mampu mengikuti derap kemajuan jaman. Menurut pengalaman, perumusan prinsip-prinsip secara singkat dapat menyesatkan karena dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Demikian juga prinsip-prinsip koperasi Rochdale yang merupakan cikal bakal prinsip koperasi yang baku dikhawatirkan dapat menimbulkan penafsiran yang beraneka ragam. Untuk memperoleh suatu perumusan prinsip Rochdale secara internasional, ICA memberikan perumasan yang lebih panjang dan pernyataan-pernyataan yang lebih baik dengan maksud agar dapat memberikan tekanan pada hakikat dari masing- masing prinsip daripada hanya sekedar memahami kata demi kata dari prinsip tersebut. Setelah melalui beberapa kali kongres, akhirnya pada kongresnya yang ke-23 di Wina pada tahun 1966 ditetapkanlah prinsip-prinsip koperasi yang berlaku secara universal. Prinsip-prinsip tersebut adalah laporan komisi International Cooperative Allience, yakni : 1. Keanggotaan koperasi harus sukarela dan tidak dibatasi oleh diskriminasi (status sosial, aliran politik dan keagamaan/ kepercayaan pada calon anggota). Keanggotaan koperasi terbuka bagi siapa saja yang bersedia menerima tanggung jawab sebagai anggota dan yang dapat menggunakan jasa-jasa koperasi. Prinsip ini bukan hanya berlaku bagi koperasi konsumsi tetapi juga bagi koperasi produksi, koperasi kredit dan lain sebagainya. 45 Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi 46 2. Koperasi adalah suatu organisasi yang bersifat demokratis dan dipimpin oleh orang-orang yang dipilih atau diangkat berdasarkan keputusan para anggota. Setiap anggota mempunyai satu hak suara dan mereka berhak mengambil keputusan-keputusan dalam _penentuan kebijaksanaan-kebijaksanaan koperasi. Anggota mem-punyai kesempatan-kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya demi kelangsungan hidup koperasi. Disamping itu orang-orang yang memimpin koperasi harus dipilih dari para anggota. Oleh Karena pengurus koperasi berasal dari dan mendapat kepercayaan dari para anggota maka mereka harus memberikan laporan secara teratur dan anggota pulalah yang kemudian menilai laporan tersebut dalam RAT. Apabila Rapat Anggota merasa belum puas mereka mempunyai hak untuk mengkritik atau jika perlu mengganti dan memutuskan hubungan kerja (memecat) pengurus koperasi bersangkutan. 3. Bunga modal dengan persentase tertentu Untuk membiayai_ perkembangan usahanya, _koperasi membutuhkan modal dalam jumlah yang semakin besar. Modal tersebut bersumber dari anggota atau mungkin juga dasi kerjasama koperasi dengan pihak luar. Dalam hal ini koperasi akan memberikan imbalan atas modal dengan suku bunga yang sudah tertentu, dan biasanya lebih rendah atau sama dengan suku bunga yang berlaku. 4. SHU, jika ada, yang diperoleh dari usahe koperasi menjadi milik anggoia dan akan dibagikan sesuai dengan jasa masing-masing. Besamya jasa anggota pada koperasi konsumsi diukur dari banyaknya pembelian anggota kepada koperasi sedangkan jasa anggota pada koperasi produksi diukur dari produk yang diserahkan kepada koperasi dan banyaknya hutang kepada koperasi merupakan jasa anggota dari koperasi kredit. Ekonomi Koperasi 5. Koperasi harus netral terhadap agama, ras, dan politik. Netral berarti tidak akan menolak seseorang menjadi anggota koperasi hanya karena perbedaan agama, ras dan atau politik. Selaras dengan itu koperasi tidak akan melarang anggota- anggotanya untuk mengikuti salah satu aliran politik atau agama. Namun demikian, dalam mewujudkan kepentingan yang demokratis dan ekonomis, mereka harus melepaskan perbedaan-perbedaan tersebut. 6. Koperasi-koperasi sebaiknya bekerja sama secara praktis dengan koperasi-kopernsi Iain baik dalam tingkat lokal, nasional atau internasional. Koperasi sebaiknya menjalin kerja sama dengan koperasi-koperasi lain dengan syarat menguntungkan_ baik dalam tingkat lokal, nasional ataupun internasional. Selain prinsip-prinsip di atas komisi ICA masih memberikan tambahan keterangan sebagai berikut : 1. Prinsip-prinsip ini secara keseluruhan merupakan satu sistem yang tidak dapat dipisah-pisahkan karena masing-masing saling memperkuat yang lainnya. Prinsip-prinsip tersebut harus dipandang sebagai keseluruhan oleh semua koperasi, apapun tujuannya dan dimanapun daerah kerjanya bila masing-masing menganggap dirinya sebagai koperasi. 2. Selain bagi koperasi primer, prinsip-prinsip ini harus juga digunakan oleh koperasi sekunder. 3. Apabila karena sesuatu hal (misalnya karena koperasi yang bersangkutan masih muda dan belum berpengalaman) prinsip tersebut tidak dapat dijalankan secara universal pada suatu saat, sebaiknya tetap dipedomani hingga tiba saatnya seluruh prinsip tersebut benar-benar dapat dilaksanakan. 4a7 Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperast E. PRINSIP-PRINSIP KOPERAS! INDONESIA Apabila dilihat dari sejarah perundang-undangan koperasi Indonesia maka sejak kemerdekaan telah ada empat undang- undang yang menyangkut koperasi. Keempat undang-undang tersebut adalah UU No, 79 tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi, UU No. 14 tahun 1965, UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian dan UU No. 25 tahun 1992 tentang: perkoperasian. Masa pemerintahan Orde Baru merupakan awal dari Gerakan Koperasi di Indonesia dalam berkiprah lebih bebas lagi, yaitu dengan disusunnya Pola Pengembangan Koperasi untuk jangka panjang. Setelah mengalami berbagai penggodokan, UU No.12 tahun 1967 disahkan sebagai pengganti UU No. 14 tahun 1965 yang akan dipakai sebagai dasar bagi gerak hidup koperasi di Indonesia. Dalam undang-undang tersebut digunakan istilah “sendi-sendi dasar” dan dalam UU No.25 tahun 1992 disebut prinsip koperasi. Jika diteliti isi prinsip-prinsip koperasi Indonesia yang termuat dalam UU No. 12 tahun 1967, koperasi Indonesia mengadopsi sebagian prinsip Rochdale dan/atau prinsip ICA. Hal ini tidak mengherankan karena pada waktu undang-undang tersebut masih dalam proses persiapan, ICA sedang menyusun rumusan prinsip-prinsip koperasi yang diharapkan berlaku secara universal. Di Indonesia, prinsip-prinsip Rochdale atau ICA tidak semua digunakan karena disesuaikan dengan perkembangan kondisi sosial, politik dan ekonomi Indonesia. Dan perubahan prinsip-prinsip ini seiring dengan perubahan undang-undang yang mengatur perkoperasian_ Pasal 6 UU No. 12 tahun 1967 memuat prinsip-prinsip (sendi-sendi_ dasar) koperasi Indonesia yaitu sebagai berikut: * Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara Indonesia. Ekonomi Koperasi » Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam koperasi. * Pembagian Sisa Hasil Usaha diatur menurut jasa masing- masing anggota. = Adanya pembatasan bunga atas modal. * Mengembangkan kesejahteraaan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. * Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka. = Swadaya, Swakarta dan swasembada sebagai pencerminan dari pada prinsip dasar : percaya pada diri sendiri. Perkembangan pembangunan nasional umumnya dan pem- bangunan ekonomi khususnya mau tidak mau memaksa perubahan, perbaikan dan pengembangan kekuatan-kekuatan perkoperasian di Indonesia. Setelah 25 tahun, lahirlah undang- undang baru tentang perkoperasian, yaitu UU No. 25 tahun 1992, yang diundangkan pada tanggal 21 Oktober 1992. Sejak itu UU No. 12 tahun 1967 dan prinsip-prinsip koperasi Indonesia yang dimuat dalam undang-undang tersebut sekaligus tidak berlaku. Sementara itu, lahirnya UU No. 25 tahun 1992 didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, koperasi berperan serta dalam mewujud- kan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 dalam konteks perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kedua, koperasi perlu lebih membangun dirinya supaya kuat dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional. Ketiga, pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah dan seluruh rakyat. Terakhir, supaya selaras dengan Pembangunan Nasional. Prinsip koperasi Indonesia yang dimuat dalam pasal 5 UU No. 25 tahun 1992 agak berbeda dengan undang-undang sebelumnya. 49 Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi 50 2. Pengelolaan dilakukan secare demokrasi Berdasarkan undang-undang yang baru ini dinyatakan bahwa prinsip koperasi Indonesia adalah sebagai berikut: * Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. * Pengelolaan dilakukan secara demokratis. = Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. = Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. =e dir Selain itu, disebutkan juga bahwa dalam mengembangkan koperasi,, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai beri * Pendidikan perkoperasian. = Kerjasama antar koperasi. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa prinsip-prinsip ko menurut UU No. 25 tahun 1992 dapat dirumuskan sebagai berikut = 1. Keanggotnan bersifat sukarela dan terbuka. Sifat kesukarelaan dalam anggota koperasi mengandung bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan ol siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasis sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam AD/ ART Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggot tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam apapun. Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi kehendak dan keputusan para anggota. Para anggotalah memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi Ekonomi Koperasi koperasi. Setiap anggota mempunyai hak yang sama untuk ith dan dipilit ‘adi 1 }. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Pembagian sisa hasil usaha kepada angola dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan. . Modal koperasi Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang, diberikan kepada para anggota juga terbatas dan tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang beriaku di pasar. Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri Dalam kemandirian tetkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggung-jawabkan perbuatan sendiri dan kehendak untuk mengelola diri sendiri. i. Pendidikan koperasi dan kerjasama antar koperasi Untuk pengembangan dirinya koperasi juga melaksanakan ptinsip pendidikan perkoperasian, yakni untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia koperasi. Prinsip ini penting dalam meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan 51 Bab-3 : Prnsip-prinsip Koperasi 52 anggota dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan tujuan koperasi. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia koperasi menjadi penentu utama keberhasilan koperasi melaksanakan fungsi dan tugasnya. 7. Kerjasama antar koperasi Kerjasama dimaksud dapat dilakukan antar koperasi di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional. Kerjasama tersebut diharapkan akan saling menunjang pendayagunaan sumber daya yang ada secara optimal. Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip-prinsip _tersebut, koperasi_ +mampu mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwatak sosial. Prinsip koperasi ini merupakan dasar kerja koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri koperasi di Indonesia yang membedakannya dari badan usaha lain. Pendician iNoperasi Ss Anggaran Basar a ee Periukah Koperasi Didirikan ? Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pendirian Koperasi Tahapan Pendirian Koperasi Persyaratan Pembentukan Koperasi Anggaran Dasar Koperasi Cara Penyusunan AD Sa" Ekonomi Koperasi A. PERLUKAH KOPERASI DIDIRIKAN ? Mendirikan koperasi tidak perlu tergesa-gesa, melainkan harus hati-hati sekali, karena dapat saja terjadi berbagai masalah dalam proses pendiriannya maupun setelah koperasinya berdiri. Sebelum koperasi didirikan perlu dipertanyakan lebih dahulu “Apakah koperasi betul-betul dibutuhkan di daerah tersebut?”. Secara akal sehat, pasti dikatakan bahwa kehadiran koperasi sangat dibutuhkan di daerah tersebut Untuk jawaban yang lebih pasti, perlu dilakukan survey/penelitian kecil-kecilan dengan membagikan angket pada penduduk setempat Koperasi sebagai organisasi ekonomi bestujuan untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi para anggotanya, seria masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, kehadiran koperasi terutama sangat dibutuhkan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Namun kenyataannya di lapangan, justru masyarakat golongan ekonomi lemah inilah yang masih banyak belum memahami pentingnya arti koperasi sebagai suatu wadah bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Mereka meman-dang koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi yang hanya bermanfaat bagi golongan masyarakat tertenta saja. Sehingga tidak jarang mereka menolak kehadiran koperasi sebagai lembaga ekonomi alternatif yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan harkat dan martabat kehidupan mereka. Bertolak dari kenyataan di atas, dapat disimpulkan betapa besarnya tugas yang dipikul oleh gerakan koperasi untuk menumbuhkan pengertian dan kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya arti koperasi: Anggota masyarakat baru akan menerima kehadiran koperasi, bila mereka telah memahami pengertian yang jelas Bab-4 : Pendirian Koperasi & AD tentang koperasi serta melekat dengan jelas apa manfaat (kegunaan)nya bagi mereka. Guna mendorong pembentukan/pendirian koperasi, selain perlu untuk menghayati pengertian dan kegunaan koperasi, anggota masyarakat juga perlu memahami cara-cara yang harus ditempuh untuk mendirikan koperasi. Apabila anggota masyarakat telah memahami secara jelas cara-cara yang harus ditempuh untuk mendirikan koperasi, maka hal ini memudahkan pengurusan pendirian koperasi, yang sekaligus akan membantu upaya menumbuhkan kesadaran berkoperasi di seluruh lapisan masyarakat. B. Beserara HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENDIRIAN KOPERAS! Prakarsa untuk mendirikan koperasi bisa tumbuh (datang) dari kalangan orang-orang yang menyadari manfaat koperasi bagi kehidupan mereka sehari-hari. Dengan kata Jain hanya orang-orang yang mengerti akan manfaat koperasilah yang mempunyai keinginan untuk mendirikan koperasi. Misalnye petani, nelayan, karyawan dan pekerja lainnya yang merasakan adanya kepentingan langsung terhadap usaha koperasi. Adakalanya prakarsa untuk mendirikan koperasi datang dari pihak pemerintah. Hal ini sering terjadi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia, pemerintah merasa berkepentingan untuk terus mendorong berdirinya dan berkembangnya koperasi. Hal ini sesuai dengan amanat konstitusi. Pemerintah selalu berupaya untuk mendorong inisiatif dan partisipasi rakyat untuk membangun atau mendirikan koperasi, karena koperasi dianggap Ekonomi Koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat. Sehubungan dengan hal itu, sebelum koperasi didirikan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pemrakarsa pendirian koperasi, yaitu : 1. Tidak ada manfaatnya mendirikan koperasi, jika para pendiri koperasi tidak mengetahui persoalan-persoalan pokok tentang koperasi pada umumnya. 2. Koperasi harus dapat menerima anggota baru secara sukarela dan terbuka, karena pertambahan anggota koperasi merupakan sumber kekuatan koperasi untuk berkembang. 3. Koperasi tidak mungkin dapat mencapai tujuannya dalam jangka pendek melainkan membutuhkan waktu yang cukup lama. 4. Pembinaan koperasi di Indonesia sebagian merupakan tanggungjawab pemerintah, namun tetap merupakan milik para anggotanya, sehingga untuk itu diperlukan partisipasi anggota menuju kemandirian dan pengembangan koperasi dimasa mendatang. (C. TAHAPAN PENDIRIAN KOPERASI Kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan ekonomi dan usaha yang sama akan merupakan potensi dasar dalam pembentukan (pendirian koperasi) primer. Dalam pendirian (pembentukan) koperasi primer, perlu diperhatikan tahapan pendirian berikut : 57 Bab-4 : Pendirian Koperasi & AD 1. Dibentuk team pendirian koperasi, yang berasal dari kelompok masyarakat yang menginginkan pendirian koperasi. Team ini dapat merupakan anggota masyarakat yang memprakarsai pendirian koperasi. 2 Selanjutnya team pendiri koperasi (pemrakarsa) menghubungi Kantor Koperasi Tingkat I (Kabupaten atau Kota) guna mendapatkan informasi atau penjelasan awal yang berhubungan dengan persyaratan das tata cara pendirian koperasi. 3. Team pendiri (pemrakarsa) melakukan penelitian pendahuluan berupa penelitian kecil-kecilan yang bertujuan untuk mengetahui : - Apakah masyarakat setempat benar-benar menginginkan kehadiran koperasi. - Jenis koperasi apa yang akan didirikan dan unit-unit usaha apa yang akan dijalankan. - Apa manfaat (nilai tambah) yang akan diterima masyarakat jika koperasi didirikan. - Potensi ekonomi daerah/anggota. 4. Team pendiri (pemrakarsa) mengajukan proposal yang berisi tentang : potensi ekonomi anggota, jenis usaha yang akan dikembangkan, dasar pembentukan koperasi. Dalam proposal, sekaligus juga dilampirkan permohonan persiapan rancangan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi yang akan didirikan. 5. Setelah proposal diterima oleh pejabat kantor koperasi, selanjutnya akan dilakukan penyuluhan kepada kelompok masyarakat tersebut yang berisi tentang pengertian koperasi, tujuan dan manfaat koperasi, hak dan kewajiban anggota, serta peraturan-peraturan lainnya. Penyuluhan ini diharapkan dihadiri minimal 20 orang calon-calon anggota koperasi. Ekonomi Koperasi 6. Mengadakan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri minimal 20 orang calon anggota koperasi. Rapat dipimpin oleh pemrakarsa yang didampingi oleh pejabat dari kantor koperasi. Rapat ini dilakukan guna : memilih pengurus - memilih pengawas - membahas dan mengesahkan AD/ ART koperasi 7. Setelah AD/ART koperasi mendapat pengesahan dari rapat anggota, pengurus mengajukan permohonan status badan hukum koperasi ke kantor koperasi setempat. Permohonan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) dan aslinya bermeterai, disertai lampiran berikut : - Akta pendirian dan AD/ART koperasi, rangkap 3 (tiga) dan asli bermeterai. Berita acara rapat pembentukan koperasi - Daftar hadir rapat pembentukan koperasi. - Daftar susunan pengurus dan pengawas koperasi. - Daftar riwayat hidup masing-masing pengurus dan pengawas koperasi. - Neraca awal koperasi atau surat pemyataan pengurus yang menyatakan bahwa anggota telah membayar simpanan pokok dan wajib sebagaimana yang telah ditetapkan dan disepakati dalam rapat. 8. Untuk koperasi primer yang wilayah kerjanya terdapat di dua wilayah tingkat I atau lebih, maka kantor koperasi tingkat II menyerahkan ke pejabat Kantor Wilayah Departemen Koperasi di Tingkat I (Propinsi). 59 Bab-4 : Pendirian Koperasi & AD 4. PERSYARATAN PEMBENTUKAN KOPERASI Menurat UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam pasal 6 sampai 8 bahwa syarat pembentukan koperasi adalah sebagai berikut : 1. Pembentukan koperasi primer minimal 20 orang calon anggota, sedangkan koperasi sekunder minimal 3 koperasi yang telah berbadan hukum koperasi. 2. Koperasi yang akan dibentuk berada (berkedudukan) di wilayah Negara Republik Indonesia. 3, Pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat AD. 4. AD koperasi setidak-tidaknya harus mencantumkan beberapa hal berikut : - Daftar nama pendiri koperasi - Nama dan tempat kedudukan koperasi - Maksud dan tujuan serta bidang usaha koperasi yang akan dilaksanakan (dikembangkan). Ketentuan mengenai : ‘Syarat keanggotaan Rapat anggota Pengelolaan Permodalan Pembagian sisa hasil usaha (SHU) Sanksi. Dil 5. ANGGARAN DASAR KOPERASI Setiap organisasi mempunyai ketentuan-ketentuan untuk mengatur hubungan antara elemen yang satu dengan elemen yang lain, baik Ekonomi Koperasi secara horizontal maupun vertikal. Sehingga dapat dengan jelas terlihat bagaimana kedudukan setiap elemen dalam organisasi dimaksud, bagaimana pembagian kekuasaan, mekanisme, pertanggungjawaban serta penentuan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam organisasi dimaksud. Demikian halnya dengan koperasi. Sebagai suatu organisasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya bersandar pada Anggaran Dasar (AD)-yang telah dirumuskan oleh Rapat Anggota (RAT). AD mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi koperasi, karena di dalam AD akan jelas terlihat bagaimana hubungan antara anggota yang satu dengan anggota lainnya, antara anggota dengan organisasi, serta antara usaha organisasi dengan para anggotanya. Selain itu, AD merupakan pedoman dan dasar hukum bagi setiap kebijakan yang diambil oleh pengurus dalam mengelola usaha koperasi. AD merupakan salah satu syarat mutlak dalam mendapatkan pengakaan badan hukum (BH). AD koperasi harus selalu mengacu pada undang-undang tentang perkoperasian yang baru (yang berlaku). Di dalam AD terkandung maksud dan tujuan koperasi. Oleh karena itu AD koperasi akan: 1. Menunjukkan adanya kejelasan tata kehidupan koperasi yang bersangkutan. 2. Memudahkan tercapainya sasaran yang dikehendaki para anggota sesuai dengan tujuan pembentukan koperasi. 3. Menuntun pengurus agar terhindar dari kesimpangsiuran dalam pelaksanaan organisasi. 61 Bab-4 : Pendirian Koperasi & AD 4. Sebagai dasar dalam penyusunan peraturan-peraturan demi kelancaran jalannya usaha koperasi yang tertuang dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi. 6. CARA PENYUSUNAN AD 62 ze . AD disusun pada saat pembentukan koperasi, yang disusun oleh . AD harus disetujui dan disahkan oleh pejabat yang berwewenang, . AD berisi antara lain: team dan mendapat pengakuan/pengesahan dari Rapat Anggota. Dalam menyusun AD hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: - Isi dan materi harus sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan kepentingan anggota koperasi dan tidak boleh bertentangan dengan hukum yang beriaku dalam masyarakat. - AD harus tegas, jelas, mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan oleh setiap elemen/unsur yang ada dalam koperasi. yaitu Kepala Kantor Wilayah/Dinas Koperasi setempat. a. Nama, pekerjaan dan alamat pendiri koperasi_ b. Nama lengkap, nama singkatan dari koperasi yé bersangkutan. c. Jenis dan kegiatan usaha yang dilakukan sesuai dengan dan tujuan koperasinya. d. Syarat-syarat kenggotaan dan kepengurusan koperasi. e. Ketentuan tentang hak, kewajiban, tugas dan sanksi dari sem unsur/elemen yang ada. Ekonomi Koperast f. Ketentuan mengenai Rapat Anggota (RAT), Rapat Pengurus dan Badan Pemeriksa (BP) g- Ketentuan tentang permodalan, pembagian SHU dan hubungan usaha dengan pihak luar. h. Ketentuan tentang pembubaran koperasi dan pengaturan sisa kekayaan koperasi bila koperasi dibubarkan serta mengenai tanggungjawab keuangan koperasi yang harus ditanda-tangani. Manajemen inoperasi SS ae A. Struktur Organisasi Koperast B. Tugas dan Tanggung Jawab Perangkat Koperasi - Rapat Anggota - Pengurus - Pengawas Ekonomi Koperasi Koperasi adalah suatu organisasi orang-orang yang ekonominya lemah dalam upaya menolong diri sendiri meningkatkan kesejahteraan. Dengan kata lain koperasi merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan manajemen dalam rangka mengendalikan, mengarahkan dan memanfaatkan segala faktor atau sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Dalam bab ini akan diuraikan struktur organisasi koperasi, tugas dan tanggung jawab perangkat koperasi. Pada bagian akhir akan diuraikan tugas-tugas manajer berkaitan dengan perlu tidaknya kehadiran manajer dalam koperasi. A. STRUKTUR ORGANISAS! KOPERASI Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar komponen dan antar posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan hirarkhi dan struktur wewenang serta memperlihatkan aliran pelaporannya. Adanya struktur organisasi memberikan stabilitas dan kelanjutan hidup organisasi walaupun sumber daya manusia di dalam organisasi tersebut silih berganti. Berkaitan dengan koperasi di Indonesia, struktur dan tatanan manajemen koperasi Indonesia dapat diketahui berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu Rapat Anggota (RAT), Dewan Pengurus, Pengawas, dan Pengelola. Kekuasaan tertinggi pada koperasi terletak pada rapat anggota. Rapat anggota mendegelasikan wewenang kepada dewan pengurus untuk mengelola koperasi. Kemudian dalam menjalankan tugas-tugasnya, 67 Bab-5 : Manajemen Koperasi pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola (manajer) yang diserahi tanggung jawab mengelola koperasi. Manajer berwewenang untuk mengangkat dan kalau perlu memberhentikan karyawan. Manajer adalah orang luar dan mendapat gaji dari koperasi. Bagan Struktur Organisasi Koperasi B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERANGKAT KOPERASI 1. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi untuk membicarakan) kepentingan organisasi maupun usaha koperasi. Oleh karena 68 Ekonomi Koperasi koperasi adalah organisasi yang demokratis maka dalam rangka mengambil suatu keputusan diupayakan melalui suara terbanyak dari para anggota yang hadir dalam rapat. Pelaksanaan Rapat Anggota ini biasanya diatur dalam anggaran dasar koperasi yang biasanya bersidang sekali setahun. Selain itu dinyatakan juga berapa jumlah anggota minimal yang hadir agar rapat tersebut dianggap sah. Rapat anggota dalam koperasi. +merupakan —suatu “lembaga/institusi”, bukan sekedar sebagai forum rapat. Ini sudah melembaga dalam organisasi dan Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai salah satu lembaga, Rapat Anggota memiliki fungsi, wewenang, aturan main, dan tata tertib yang ketentuannya bersifat mengikat semua pihak yang terkait. Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan, berwibawa dan menjadi sumber segala keputusan atau tindakan yang dilaksanakan oleh perangkat organisasi dan para pengelola usaha koperasi. Segala sesuatu yang telah diputuskan oleh Rapat Anggota harus ditaati dan sifatnya mengikat bagi semua anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi. Oleh karena itu, kedudukan dan kekuatan hukum Rapat Anggota menjamin segala perbuatan dan akibat hukum, yang dilakukan oleh para pengelola sebagai pemegang mandat dari anggota dalam hubungannya dengan anggota dan pihak lain maupun badan usaha lain. Fungsi dan wewenang yang dimiliki Rapat Anggota sangat menentukan. sehingga menempatkannya pada kedudukan semacam lembaga legislatif pada koperasi. Hal itu ditegaskan dalam pasal 23 UU No. 25 tahun 1992 yang menyebutkan bahwa, Rapat Anggota menetapkan : 69 Bab-5 : Manajemen Koperasi 70 = Anggaran Dasar, * Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen usaha koperasi, * Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus pengawas, = Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan bel koperasi serta pengesahan Japoran keuangan, Rapat Anggota harus difungsikan secara efektif untuk segala pertanggungjawaban pengurus dan rencana kerja diajukan. Penyusunan rencana kerja dituangkan dalam anggaran pendapatan dan belanja koperasi, akan dipakai dasar bagi pengurus dan pengawas dalam melaksanakan pada tahun buku berikutnya. Sementara itu pen; pertanggungjawaban pengurus dan pengawas atas pelal tugas dalam tahun buku yang laiu, dilakukan selambat-lam| enam bulan setelah tutup tahun buku dalam forum Rapat (RAT). Untuk mengefektifkan fungsi rapat anggota maka segala kepu Rapat Anggota harus dilaksanakan oleh pengurus koperasi. karena itu, pengurus perlu diberi wewenang yang jelas oprasionalisasi keputusan-keputusan yang dihasilkan oleh Anggota. Keputusan yang telah jelas dan operasional dalam telah dijabarkan secara rinci dapat langsung dilaksanakan, Ekonomi Koperasi keputusan yang belum rinci perlu terlebih dahulu dijabarkan, Kkemudian pelaksanaanya harus melalui persetujuan Rapat Anggota. Dengan kata lain, pemberian mandat kepada pengurus harus tegas dijelaskan, apakah sifatnya penuh atau terbatas. Hal ini dimaksudkan agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pimpinan organisasi dan usaha, kedudukan pengurus menjadi jelas. Pengurus Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha koperasi. Idealnya, pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan mempunyai kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wira koperasi, sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi. Kedudukan pengurus sebagai penerima mandat dari anggota mempunyai fungsi dan wewenang sebagai pelaksana keputusan Rapat Anggota sangat strategis dan menentukan maju mundurnya koperasi. Posisi yang menentukan tersebut merupakan pengejawantahan tugas dan wewenang pengurus, yang ditetapkan dalam undang-undang, AD/ART dan peraturan lainnya yang berlaku dan diputuskan oleh Rapat Anggota. Dalam pasal 29 ayat (2) UU No. 25 tahun 1992 disebutkan, bahwa “pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota “. Pasal 30 UU No. 25 tahun 1992 merinci tugas dan wewenang pengurus koperasi. Adapun tugas pengurus koperasi adalah : = Mengelola koperasi dan usahanya, " Mengajukan rancangan rencana kerja serta anggaran pendapatan dan belanja koperasi. at Gab-5 : Manajemen Koperasi = Menyelenggarakan Rapat Anggota, = Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung-jawaban pelaksanaan tugas, = Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, dan * Memelihara buku daftar anggota dan pengurus. Selanjutnya pengurus berwenang untuk : * Mewakili koperasi di dalam dan luar pengadilan, = Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar, dan * Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan pemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota. Berdasarkan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan keputusan rapat anggota untuk mengelola organisasi dan usaha koperasi Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksanaan kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan Liki identitas tersendiri Sebagai mandataris Rapat Anggota, pengurus dapat juga mendelegasikan wewenangnya dalam melaksanakan usaha kepada pengelola sesuai dengan pasal 32 ayat (1) UU No. 25 tahun 1992 yang berbunyi, “pengurus dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha”. Pengelola tersebut biasa disebut manajer. Rencana pengangkatan manajer harus diajukan pada dan mendapat persetujuan dari Rapat Anggota, serta pengangkatannya harus disertai dengan dasar hukum, yaitu berupa Ekonomi Koperasi perjanjian kontrak yang ditandatangani oleh pengurus atas nama koperasi. Dalam perjanjian tersebut juga disebutkan wewenang manajer dalam pengambilan keputusan dan penandatanganan dokumen atau surat-surat yang terkait dengan kerja sama usaha dengan pihak lain. Manajer sebagai pengelola usaha akan mempertanggungjawabkan- tugasnya kepada pengurus, dan kemudian penguruslah yang mempertanggungjawabkannya kepada Rapat Anggota. Secara teoritis susunan perangkat organisasi pengurus pada umumnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Namun dalam pelaksanaannya, susunan perangkat organisasi pengurus tersebut dapat bervariasi antara satu koperasi dengan koperasi lain, tergantung besar kecilnya koperasi dan keinginan anggota. Kecenderungan yang biasa terjadi pada banyak koperasi di Indonesia adalah pengembangan struktur perangkat secara horizontal. Misalnya pada jabatan ketua, bisa berkembang menjadi ketua umum, ketua |, dan ketua I]; sekretaris dipecah menjadi sekretaris I dan sekretaris I; demikian juga halnya bendahara. Pemekaran tersebut lebih banyak ditujukan untuk menampung lebih banyak orang dan bukan didasarkan atas efektivitas pelaksanaan tugas. Ada juga koperasi yang menyusun perangkat berdasarkan kepentingan usaha, yaitu besar kecil usaha koperasi tersebut. 3. Pengawas Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi merupakan suatu lembaga atau badan_ struktural organisasi koperasi. Pengawas mengemban amanat anggota untuk 73 Bab-5 : Manajemen Koperasi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengeslolaan koperasi, sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam koperasi. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat (1) disebutkan bahwa pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengeloiaan koperasi. Sedangkan ayat (2) menyatakan bahwa pengawes berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Dalam prakteknya, umumnya fungsi pengawasan yang dilakukan oleh pengawas koperasi dapat dikatakan kurang efektif, khususnya bagi koperasi-koperasi pedesaan seperti KUD. Hal tersebut dapat terjadi karena pengurus lebih dahulu dipilih daripada pengawas. Akibatnya, sumber daya manusia yang lebih baik akan terpilih sebagai pengurus, dan baru kemudian sisanya untuk jabatan pengawas. Disamping hal tersebut, biasanya yang terpilih menjadi pengurus koperasi adalah tokoh-tokoh masyarakat desa yang mempunyai pengaruh yang relatif lebih luas, sehingga pada pemilihan yang dilakukan secara demokratis pun, peluang mereka untuk terpilih menjadi lebih besar. Kondisi ini diperburuk dengan kenyataan bahwa, status sosial pengurus tadi relatif lebih baik, dan kualifikasi pengawas yang kurang memadai membawa dampak negatif terhadap efektivitas pelaksanaan pengawasan. C. PENGELOLA KOPERASI Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secars 74 Ekonomi Koperasi efisien dan profesional. Karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan wewenang oleh pengurus. Dengan demikian, di sini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah pengelola dan ukuran struktur organisasinya sangat tergantung pada besarnya usaha yang dikelola. Perlu tidaknya mengangkat manajer koperasi dilatarbelakangi alasan-alasan berikut : ‘1. Pengurus sebagai anggota koperasi, yang juga sebagai produsen, akan lebih mementingkan profesinya sebagai produsen. Dia tidak dapat meninggalkan usahanya, karena hal ini akan sama saja dengan mempertaruhkan hidupnya sendiri demi kepentingan orang lain. Disamping itu, alasan penting lainnya ialah karena mereka kurang mengetahui aspek perusahaan dari koperasinya. 2 Kurangnya pengetahuan akan aspek perusahaan dari koperasi sebenamya disebabkan oleh kenyataan baltwa koperasi adalah “parang baru’ bagi mereka. Penerangan-penerangan kurang diberikan, sehingga tidak ada motivasi yang kuat kecuali hanya ikut-ikutan saja. Pada waktu pemilihan anggota pengurus, biasanya orang-orang yang terpilih adalah orang-orang yang mempunyai kepribadian agak lebih dari yang lainnya, mereka kurang memikirkan kemampuan dari yang terpilih. Orang- orang yang dianggap jujur dan dipercayai mendapat prioritas untuk dipilih, walaupun mereka tidak mengetahui aspek perusahaan dari koperasinya. 3. Masa kerja pengurus tidak lama sehingga dianggap kurang untuk dapat menyelesaikan rencana-rencananya. Sebetulnya 75 Bab-5 : Manajemen Koperasi 76 alasan ini kurang mantap. Waktu kepengurusan dapat saja ditambah dengan memilih kembali pengurus yang lama. |. Menjadi anggota pengurus koperasi pada amumnya merupakan pekerjaan sambilan, sehingga mereka tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaan itu. Sebagai anggota pengurus dia mempunyai kewajiban-kewajiban yang tidak ringan. Pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi adalah mengawasi pelaksanaan usaha koperasi. Dari uraian di atas, masing-masing unsur manajemen koperasi mempunyai lingkup keputusan sebagai berikut : = Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifamnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali setahun. * Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Dengan demikian, pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Pengurustah yang mewujadkan arah kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha. + Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh pengurus. Pengawas dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Oleh sebab itu, dalam struktur organisasi koperasi posisi pengawas dan pengurus adalah sama. * Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dam diberhentikan oleh pengurus untuk melaksanakan teknis Ekonomi Koperasi operasional di bidang usaha. Hubungan pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja. Menurut A.H. Gophar manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dari tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses dan gaya. Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga unsur yaitu: anggota, pengurus dan karyawan. Unsur pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dari anggota untuk mendampingi pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi Selanjutnya disimpulkan bahwa keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Dari sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara (one man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. Karena itu manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau dari sudut pandang gaya marajemen (management style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participatory management), dimana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dari manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya. 77 BaB-6 Penanganan Hasil Produksi Anggeta a A. Cara Menangani Hasil Produksi Anggota B. Pemasaran Hasil Produksi Anggota C. Peranan Koperasi dalam Pemasaran D. Operasional Pemasaran bagi Koperasi Ekonomi Koperasi ‘CARA MENANGANI HASIL PRODUKSI ANGGOTA Koperasi produsen, seperti koperasi pengrajin, koperasi peternak dan KUD yang menampung hasil pertanian sangat diharapkan untuk segera menangani hasil produksi anggotanya. Hal ini dilakukan agar para anggota koperasi dapat lebih mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk kegiatan produksi saja, tanpa harus repot-repot dengan urusan pemasaran. Disamping itu, bila koperasi dapat menangani hasil produksi anggota dengan baik, berarti para anggota koperasi dapat terhindar dari persaingan sesama anggota dalam memasarkan hasil dan sekaligus juga dapat menikmati hasil penjualan dengan harga yang tinggi, tanpa harus merasa dipermainkan oleh pedagang-pedagang perantara yang banyak beroperasi di desa-desa sentra produksi. Ada tiga cara yang lazim dilakukan koperasi dalam menangani dan membayar hasil produksi anggota, yaitu : 1. Membayar tunai pada saat penyerahan barang ke koperasi. 2, Membayar tertunda hingga barang tersebut laku terjual di pasar. 3. Melaksanakan sistem pooling hasil produksi. 1. Membayar Tunai Transaksi secara tunai (cash and carry) merupakan cara pembayaran atas penyerahan sejumlah barang yang paling disukai oleh produsen (petani), karena sebelum panen (masa menikmati hasil produksi) tiba kebanyakan produsen (petani) sudah kehabisan stok uang tunai oleh karena itu sangat sulit untuk merubah cara ini dalam melakukan transaksi. 81 Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota Jika koperasi/ KUD tidak mampu untuk melakukan transaksi secara tunai, terpaksa produsen/petani menjual produknya pada pedagang perantara sekalipun dengan harga jual yang lebih rendah, asalkan mendapatkan wang tunai saat penyerahan barang. Hal ini menjadi tantangan bagi koperasi/KUD, karena banyak koperasi yang memiliki modal kerja terbatas. Kebaikan dari Tunai 1. Dengan pembayaran secara tunai, anggota koperasi (produsen) dapat segera mengetahui berapa nilai uang yang diperolehnya atas penyerahan/penjualan sejumlah barang tertentu pada koperasi dan uang tersebut dapat segera digunakan untuk keperluan lain. Mis: - untuk mendapatkan/membeli barang-barang kebu- tuhan sehari-hari, - untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, dan lain- lain, - Untuk membeli bahan-bahan/alat yang diperlukan dalam kegiatan produksi. 2. Koperasi yang mampu membayar tunai seluruh transaksi dengan anggota, akan memperoleh kepercayaan yang semakin besar dari anggota. Sehingga hal ini dapat dengan cepat meningkatkan volume usaha koperasi, dengan kata lain, koperasi akan cepat berkembang. 3. Dengan pembayaran secara tunai akan terjadi pemindahan hak pemilikan barang dari produsen ke koperasi, hal ini akan ; menguntungkan bagi produsen karena merasa terlepas dari penanggungan resiko (baik resiko karena perubahan fisik barang maupun resiko karena perubahan harga pasar). 82 Ekonomi Koperasi 4. Sehubungan dengan terjadinya pemindahan hak pemilikan barang dari produsen ke koperasi, hal ini memaksa koperasi untuk lebih mampu bersaing dengan badan usaha lain non koperasi. 5. Sistem pembayaran tunai merupakan kebiasaan/tradisi lama dalam melakukan transaksi di desa-desa, sehingga hampir tidak ada kesulitan bagi koperasi dalam memperkenalkan cara 6. Penanganan administrasi dan pembukuan lebih sederhana. Kelemahan dari Membayar Tunai 1. Koperasi akan menanggung resiko yang cukup besar jika terjadi penurunan harga yang drastis saat menjual produk tersebut Kembali ke pasar, atau jika terjadi perubahan fisik barang tersebut, misal: rusak, busuk, menyusut. 2. Dengan pembayaran secara tunai akan membutuhkan modal kerja yang tidak sedikit. Kebutuhan akan modal kerja ini akan semakin besar, bila komoditi yang ditangani mahal harganya dan volume usaha yang akan ditangani cukup banyak. Selain itu, tenggang waktu yang dibutuhkan dalam proses pemasaran (menjual kembali) akan turut mempengaruhi besarnya modal kerja yang dibutuhkan. 3. Untuk melaksanakan transaksi secara tunai, koperasi akan membutuhkan profil pengurus atau manajer yang handal dalam pemasaran artinya benar-benar mampu dalam menentukan kualitas barang dan tanggap terhadap informasi pasar yang cepat berubah. ‘ 83 Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota Cara unt i Resiko Finansial 1. Melakukan diversifikasi produk atau penganekaragaman jenis komoditi yang ditanam/dihasilkan. 2. Meiakukan hedging di pasar berkala, yaitu pasar dimana orang- orang dapat melakukan jual beli kontrak pembelian/ penjualan barang-barang yang penyerahan barangnya dilaksanakan kemudian hari (saat panen). 2. Membayar Tertunda Pembayaran secara tertunda (titip jual atau konsinyasi) merupakan cara pembayaran yang kurang disukai oleh anggota koperasi (produsen), karena si anggota koperasi (produsen) baru menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah barang setelah barang tersebut laku terjual kembali di pasar (ke distributor). Dalam cara pembayaran yang demikian berarti si produsen (anggota koperasi) harus menunggu dalam waktz yang tidak pasti untuk menerima uang dari hasi) penjualan barang. Harga atau nilai barang yang diterima produsen (anggota koperasi) adalah harga jual koperasi di pasar dikurangi dengan biaya-biaya yang timbul selama dalam pemasaran serta fee (bagian) koperasi atas jasa pemasaran. Kebaikan dari Membayar Tertunda 1. Dengan melaksanakan pembayaran tertunda, koperasi akan membutuhkan modal kerja yang sedikit. 2. Koperasi kurang membutuhkan pengurus atau manajer yang handal dalam pemasaran, karena koperasi tidak perlu kuatir terhadap resiko yang terjadi akibat perubahan harga pasar. Ekonomi Koperasi 3. Mendorong/memotivasi anggota koperasi (produsen) untuk menghasilkan barang-barang yang berkualitas baik, karena akan menerima harga yang lebih tinggi dari barang-barang yang berkualitas biasa atau rendah. Barang-barang (produk) yang berkualitas baik juga akan menguntungkan koperasi, karena akan lebih mudah saat menjualnya kembali. Kele: dari ax Tertunda 1. Memerlukan penanganan administrasi pembelian secara baik, karena setiap barang/produk yang diterima dari anggota (produsen) untuk dijual hans dicatat dengan baik, seperti nama anggota yang menyerahkan barang, tanggal penerimaan barang, jenis barang, kualitas dan kuantitas barang. 2. Jika penanganan pemasaran (menjuai kembali) cukup lama hal ini dapat mengakibatkan biaya pemasaran yang akan dipikul (ditanggung) anggota koperasi (produsen) menjadi bertambah. Hal ini dapat terjadi bila selama dalam proses pemasaran diperlukan tambahan = penanganan = khusus ~— guna mempertahankan ualitas barang atau menghindarkan Penyusutan barang, misal: penyimpanan di tempat khusus atau pengawetan. 3. Cara pembayaran tertunda kurang disukai oleh anggota koperasi (produsen) karena alasan kebutuhan uang tunai yang mendesak dan tidak sabar menunggu pembayaran untuk waktu yang tidak pasti, sehingga hal ini akan menyulitkan koperasi dalam memperkenalkan/ menerapkan sistem pembayaran tersebut. 85 Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota 3. Pooling Hasil Produksi 86 Pooling merupakan kegiatan pengumpulan hasil produksi produsen (anggota koperasi) untuk dijual koperasi. Hasil produksi yang diterima dari produsen (anggota) ditentukan kualitasnya dan ditentukan harganya dengan kualitas setelah dikurangi biaya pemasaran rata-rata yang akan dipikul koperasi selama dalam proses pemasaran. Pooling hasil produksi dilakukan koperasi pada saat pengumpulan produk yang dihasilkan oleh anggota dengan tujuan agar: - pengumpulan barang secara pisik dapat diusahakan koperasi secara lebih ekonomis terutama bila jumlah/ produksi setiap anggota koperasi sedikit sedang jumlah anggota koperasi banyak dan tersebar luas. - barang-barang tertentu dapat diusahakan secara tersendiri tanpa harus dicampur dengan barang lain. Misal : produk yang berkualitas jelek/rendah harus dipisah dari produk yang berkualitas baik dan dipasarkan terpisah. Penet dan Pembayaran dalam Poolin; Harga yang ditetapkan pada setiap produk yang disetor anggota tidak sama, tetapi bergantung pada kualitasnya atau kondisi fisik barang tersebut walaupun dibebankan biaya pemasaran rata-rata kepada setiap anggota koperasi (produsen). Dalam penetapan harga produk dapat dilakukan dengan 3 cara: a. Semua hasil produksi ditampung tanpa melalui proses grading (penentuan kualitas) secara cermat, lalu produk ini ditempatkan Ekonomi Koperasi dalam satu pool. Harga yang diberlakukan adalah harga rata~ rata dari produk tersebut. b. Semua hasil produksi anggota ditampung koperasi dan harganya ditentukan sesuai dengan kvalitas _barang. Penempatan barang dalam pool juga berdasarkan kualitas; berarti ada pool barang untuk kualitas No.1, kualitas No. 2 dan seferusnya. c. Semua hasil produksi anggota ditampung dan penentuan kualitas dilakukan secara cermat, ditentukan varietas, nama asal barang dan lain-lain, dan barang ditempatkan dalam pool yang berbeda sesuai dengan pengelompokan penyortir. Harga barang dapat berbeda-beda sesuai dengan pengelompokan penyortir dan frekwensi harga pasar. Contoh : PUSKUD perwakilan Tapanuli Utara dalam menanggani tata niaga kemenyan di Tapanuli Utara menerapkan sistem pooling saat ™menampung kemenyan dari anggota (KUD) ke PUSKUD dan dari anggota (petani) ke KUD. PUSKUD & KUD menetapkan harga yang berbeda-beda pada setiap kemenyan yang ditampung dari anggota. Hal ini dilakukan karena adanya perbedaan kualitas, varietas dan asal (tempat) kemenyan tersebut dihasilkan. KUD menerapkan cara a dan b dalam menetapkan harga beli kemenyan dari petani, karena sebagian petani menjual (menyerahkan) kemenyan ke KUD dalam keadaan kualitas bercampur (sam-sam) : ada yang kasar, sedang, kecil/halus dan ada abu atau kotorannya berupa pasir/tanah dan kulit kayu kemenyan yang menempel pada kemenyan tersebut. Sebagian petani ada yang 87 Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota sudah memisahkan/mensortir sendiri kemenyan-kemenyanya sebelum dijual ke KUD. Sedang PUSKUD perwakilan Tapanuli Utara menerapkan cara b dan c dalam menetapkan harga kemenyan yang ditampung dari berbagai KUD di wilayah Tapanuli Utara. Hal ini dilakukan karena KUD sebelum menyerahkan kemenyan ke PUSKUD diharapkan sudah melakukan grading lebih dahulu dalam memisahkan kualitas kemenyan, varietas dan asal usulnya dan menempatkaant pada pool yang terpisah. Dilakukannya pemisahan varietas, karena varielas kemenyan dari daerah Humbang (Dolok Sanggul, Parmonangan, Siborong-borong dan Parlilitan serta Onan Ganjang) berbeda dengan varietas kemenyan dari daerah Pahae dan Adian Koting, demikian juga dengan kemenyan dari daerah Garoga dan Pangaribuan serta Parsoburan ~ Borbor. Pembayaran pada anggota (petani) dalam sistem pooling dapat dilakukan dengan cara: a. Membayar tunai saat penyerahan barang. b. Membayar tertunda namun harga barang sudah ditetapkan saat penyerahan barang oleh anggota/petani. c. Sebagian dibayar tunai, sebagian tertunda bergaritung pada kondisi keuangan koperasi dan hasil kesepakatan antara koperasi dengan anggotanya (produsen). lusen i Poolit Prodi Dalam melaksanakan pooling hasil produksi dapat terjadi berbagai masalah mulai dari persoalan yang sedethana hingga pada Ekonomi Koperasi persoalan yang rumit/kompleks. Kerumitan (kekomplekan) persoalan dalam pelaksanaan pooling hasil produksi bergantung pada beberapa hal, antara lain: - Macam barang yang diusahakan/ditangani. - Varietas dari setiap barang/produk yang ditangani. - Jumiah kelas/kualitas dari masing-masing varietas. - Luasnya daerah/wilayah kerja koperasi. - Lamanya periode waktu dalam pooling. banyak jenisnya (lebih dari satu atau dua jenis produk), masing- masing jenis produk terdiri dari berbagai varietas dan masing- masing varietas terdiri dari kelas/kualitas serta wilayah kerja Koperasi cukup luas dan dibutuhkan waktu yang cukup panjang dalam melakukan pooling, maka akan dihadapi masalah yang sangat kompleks dan biaya pelaksanaan pooling akan menjadi besar/mahal Faktor penentu dalam keberhasilan pooling : . Grading yang teliti Waktu pelaksanaan pooling yang cukup lama }. Daerah kerja cakupan pooling yang cukup luas Penanganan administrasi dan pembukuan yang teliti . Penetapan ongkos/biaya yang betul Penetapan harga yang sesuai dengan kualitas Pembelanjaan yang baik Luasnya pasar dalam pelaksanaan pooling Perlakuan yang sama dan adil terhadap semua anggota dan daerah kerja yang dilayani. YEN eene Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota 90 Kebaikan Pooling Hasil Produksi ie Pelaksanaar pooling hasil produksi dapat membantu anggota koperasi dalam memasarkan hasi! produksi dengan harga yang tinggi, karena resiko pemasarart dan biaya pemasaran yang muncul/dikeluarkan selama dalam proses pemasaran akan dibagi secara merata pada setiap anggota koperasi_ Anggota koperasi (produsen) akan terhindar dari persaingan sesama anggota dalam memasarkan hasil produksi mereka. . Anggota koperasi (produsen) akan berusaha/termotivasi untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik, karena akan menerima harga yang lebih tinggi, terutama bila grading dilakukan secara cermat Pihak manajemen koperasi dapat memasarkan hasil produksi anggota sesuai dengan program yang diinginkan dan sesuai dengan permintaan pasar. Misal: - Waktu yang tepat untuk pengiriman/penjualan barang. - Jenis/kualitas barang yang sesuai dengan permintaan pasar - Jumlah barang yang dijual/dikirim - Ke pasar mana akan dijual /dikirim Pooling hasil produksi memungkinkan koperasi untuk membiayai usaha/transaksi dengan lebih mudah (flexible), karena pembayaran pada anggota dapat disepakati, apakah tunai, tertunda atau sebagian tunai dan sebagian lagi tertunda. Ekonomi Koperast 6. Pooling hasil produksi bagi koperasi-koperasi yang sudah besar atau PUSKUD dapat merupakan faktor yang penting dalam penentu hasga produksi di pasar. Atan dengan kata lain, pooling hasil ‘produksi dapat memperkuat posisi tawar (bergaining position) KUD dalam penetapan harga pasar. Kel Poolii uksi 1. Bagi anggota kopetasi/produsen yang kurang menyadari pentingnya grading (penentuan kualitas secara cermat) akan rugi karena barang yang berkualitas baik akan dihargai sama dengan barang yang berkualitas baik/buruk. 2. Hasil produksi anggota/ produsen yang berkualitas rendah akan merugikan koperasi, karena barang tersebut sulit untuk Aijual/dipasarkan kembali. 3 Koperasi membutuhkan tenaga pengurus/manajer yang handal dalam pemasaran. Artinya mereka harus peka terhadap perubahan informasi pasar, bahkan diharapkan dapat memprediksi keadaan pasar dimasa mendatang. Misal : hasga, jumlah barang yang dibutuhkan dan kapan waktu yang tepat untuk menjual ke pasar. 4. Pooling dapat menyebabkan penundaan pembayaran pada produsen (anggota koperasi) terutama bila pelaksanaan pooling cukup lama. Penundaan pembayaran yang terlala lama dapat menyebabkan melemahnya loyalitas/ kepercayaan anggota terhadap koperasi. 5. Pooling hasil produksi dapat mengarah pada spekulasi yang menyebabkan koperasi rugi atau gulung tikar, terutama bila pihak manajemen koperasi (pengurus dan manajer) koperasi tidak jujur dan tidak transparan dalam pembakuan transaksi. 91 Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota B. PEMASARAN HASIL PRODUKS! ANGGOTA Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses usaha untuk memindahkan barang dan jasa dari lokasi produsen hingga sampai ke konsumen akhir, Proses usaha yang dimaksud dalam pemasaran meliputi kegiatan pabrikan (manufacture), pengawetan, pengemasaran dan pensor- tiran dalam rangka memenuhi tuntutan konsumen demi kepuasan atau mengkonsunsi/menggunakan barang dan jasa_tersebut. Sehingga muncul suatu falsafah dalam pemasaran bahwa konsumen adalah raja (cousumer is a king), dalam arti konsumen harus dilayani dan diupayakan agar konsumen mencapai kepuasan yang optimal setelah mengkonsumsi sejumlah barang tertentu agar mereka tidak lari ke produk pesaing lainnya. Dalam aktivitas pemasaran terdapat 4 (empat) elemen pemasaran yaitu produsen, pedagang, konsumen dan pemerintah beserta masyarakatnya. Masing-masing elemen mempunyai tujuan atau keinginan yang berbeda-beda. Produsen menginginkan agar penerimaan dari hasil penjualan barang/jasa cukup baik. Pedagang menginginkan agar mereka memperoleh keuntungan yang layak dari setiap transaksi dam harga setiap barang/jasa yang diinginkan cukup layak dan terjangkau, sedang pemerintah/masyarakat menghen-daki aj harga barang layak dan stabil serta stok barang cukup tersedia pasar setiap saat. Untuk menyampaikan barang/jasa dari produsen hingga konsumen terdapat beberapa tingkatan pedagang, mi: Ekonomi Koperasi pedagang pengumpul di tingkat desa dan kecamatan, pedagang perantara (agen/makelar) distributor dan pedagang pengecer. Kalau setiap pedagang menghendaki keuntungan yang layak dari setiap transaksi demi kesinambungan usaha, maka ongkos/biaya pemasaran menjadi tinggi sehingga produsen hanya menerima (menikmati) porsi atau persentase yang kecil dari setiap rupiah yang dibayar konsumen atas setiap barang/jasa. Jalur Tata Niaga untuk Produk Akhir eens { 4 eee Boeasenlben aktietec | K O N S U M E Jalur tata niaga barang/jasa mulai dari produsen hingga ke Konsumen sangat bervariasi, ada pemasaran langsung dari produsen ke konsumen jika jarak/lokasi antara produsen ke 93 Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota konsumen berdekatan. Namun umumnya jarak/lokasi produsen dengan konsumen sangat berjauhan terutama untuk produk pertanian. Sementara produksi produk pertanian berada di desa- desa sedang konsumen umuntnya berada di kota. Oleh karena itu akan terjadi pemasaran tidak langsung atau jalur tata niaga cukup Panjang. Berikut ini digambarkan skema jalur tata niaga produk/jasa yang merupakan produk akhir (produk yang siap digunakan/dikonsumsi konsumen). Panjangnya jalur tata niaga merupakan masalah yang pelik dalam pemasaran karena semakin panjang jalur tata niaga akan membuat semakin mahal/tinggi biaya pemasaran yang berarti akan semakin kecil porsi yang akan dinikmati oleh produsen dari setiap rupiah yang dibayar konsumen atas setiap barang/jasa. Persoalan berikutnya adalah bagaimana cara untuk mengurangi pelaku-pelaku (mata rantai tata niaga) dalam perdagangan barang/jasa sehingga tercapai efisiensi dalam pemasaran dan — produsen dapat menikmati porsi (margin) yang lebih besar dari setiap rupiah yang dibayarkan konsumen pada setiap barang dan jasa. Salah satu alternatif (jalan keluar) yang dapat ditempuh guna mengurangi mata rantai dalam jalur tata niaga adalah dengan mengikutsertakan koperasi dalam pemasaran produksi anggota. (C. PERANAN KOPERAS! DALAM PEMASARAN 1, Kehadiran koperasi dalam pemasaran hasil produksi anggota akan memperpendek saluran pemasaran (mata tantai tata niaga), - sehingga harga barang/jasa yang diterima produsen (anggota) zmocoony Ekonomi Koperasi akan lebih tinggi dan yang diperoleh koperasi dari kegiatan pemasaran akan kembali didistribusikan pada anggota koperasi. YOLNEILIA =e tH Keterangan: P,; = Pedagang pengumpul tingkat desa P: = Pedagang perantara di tingkat kecamatan A/M = Agen/Makelar. 2, Kehadiran. koperasi dalam pemasaran hasil produksi anggota dapat berbentuk lain, yaitu: a. Memberikan informasi pasar yang akurat dan cepat pada anggota koperasi, sehingga anggota mengetahui harga jual, kualitas dan jenis barang yang dibutuhkan konsumen, kapan barang tersebut dibutuhkan oleh konsumen dan informasi lainnya. b. Memberikan penyuluhan atau pembinaan pada anggota Koperasi sebagai produsen agar tidak hanya bergantung (menghasilkan) sata produk saja, melainkan mengembangkan diversivikasi produk yang dihasilkan anggota. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan kelebihan produksi pada produk tertentu saat panen raya, sehingga harga jual tetap tinggi dan stabil. 95 Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota D. OPERASIONAL PEMASARAN BAGI KOPERASI 96 Fungsi pemasaran yang biasa dilakukan oleh koperasi mencakup pemasaran ini dapat dilakukan koperasi dengan baik akan berdampak kuat terhadap koperasi, karena manfaat dan kepuasan yang akan diberikan koperasi pada anggota-anggotanya akan terlihat pada intensitas usaha koperasi sehingga akan mempengaruhi besarnya SHU koperasi. Fungsi Penjualan Fungsi penjualan ini akan dilakukan oleh koperasi produksi yang anggotanya para produsen yang menghasilkan barang-barang yang siap dijual ke pasar. Fungsi penjualan ini dilakukan oleh koperasi - agar para anggota (produsen) dapat lebih mencurahkan waktu dan pikiran hanya untuk kegiatan produksi semata-mata, sehingga para anggota akan terhindar dari persaingan sesama anggota saat memasarkan/menjual hasil ke pasar. Dalam melaksanakan fungsi penjualan ini, sebaiknya koperasi menampung dulu hasil produksi anggota, mengumpulkan, menyimpan dan bila perlu melakukan pengolahan, baru dijual ke pasar agar koperasi memperoleh nilai tambah (value added) dari setiap produk yang ditangani koperasi, dengan kata lain perlu Fungsi Pembelian Fungsi pembelian ini banyak dilakukan oleh koperasi konsumsi dan kopesasi produksi, saat pengadaan (penyediaan) barang- Ekonomi Koperast barang kebutuhan anggota koperasi, baik kebutuhan akan barang- barang konsumsi sehari-hari maupun kebutuhan akan bahan-bahan (bahan baku) oleh para anggota yang berperan sebagai produsen (misalnya koperasi pengrayin). Para anggota koperasi pengrajin (koperasi produsen) banyak yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam kegiatan produksi, dikarenakan modal mereka terbatas untuk membeli bahan-bahan dalam partai besar. Untuk itu diharapkan koperasi hadir/berperan dalam menyediakan bahan- bahan yang diperiukan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan para pengrajin tersebut. Koperasi diharapkan dapat menyediakan bahan-bahan tersebut dengan harga yang rendah (bersaing dengan harga pasar) Karena koperasi dalam melaksanakan fungsi pembelian akan membeli baban-bahan tersebut dalam pariai besar. Keuntungan yang akan diperoleh koperasi dan anggota koperasi pengrajin (produksi) adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan akan bahan baku dapat disediakan sepanjang waktu karena perdagangannya ditangani langsung oleh koperasi_ b. Kualitas bahan baku terjamin, sesuai dengan yang dibutuhkan anggota koperasi. c. Harga bahan baku lebih murah karena koperasi membeli dalam partai besar dan koperasi membelinya langsung pada distributor (alur tata niaga lebih pendek). d. Jika anggota tidak memiliki modal yang cukup untuk membayar bahan baku, maka pembayaran dapat dilakukan kemodian dengan memotong dari harga barang jadi yang disetor ke koperasi untuk dijual kembali. ae Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota 98 e. Keuntungan’ yang diperolely koperasi akan kembali atas kontribusi anggota terhadap usaha koperasi- Fungsi Promosi banyak, berarti semakin banyak saingan di pasar. Oleh karena itu untuk lebih mendekatkan atau memperkenalkan barang ke konsumen atau calon pedagang diperlukan promosi. Demikian halnya dengan koperasi, harus bersaing dengan usaha-usaha non koperasi yang menghasilkan barang yang sama, yang berarti koperasi juga harus melakukan promosi, karena promosi yang tepat sasaran dan tepat waktu akan dapat meningkatkan volume penjualan. Kegiatan promosi biasanya membutuhkan dana (biaya promosi) yang tidak sedikit, sementara pihak koperasi memiliki modal yang terbatas, sehingga sering terkendala dalam melakukan promosi. Koperasi mempunyai kesempatan yang lebih baik dalam mendekati para pengrajin (produsen), sehingga dapat mengkoordinir pelaksanaan promosi bersama dengan biaya yang murah dan sehat (layak), seperti: a. Menyelenggarakan pasar murah bersama b, Menyelenggarakan pameran bersama c. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan tertentu di suatu instansi sambil kampanye memperkenalkan produk yang dihasilkan anggota koperasi. d. Mencetak brosur yang disebarluaskan kepada penduduk atau calon pelanggan. Ekonomi Koperasi e. Memasang iklan di harian tertentu atau radio £. Meminta bantuan pada pemerintah daerah atau departemen perdagangan dan perindustrian, departemen pariwisata atau biro travel untuk membantu dalam memasarkan barang. g. Mencetak kalender secara bersama-sama pada setiap menjelang tahun baru hh. Menawarkan/memasarkan barang secara langsung ke perusahaan-perusahaan besar/instansi tertentu yang akan menggunakan barang yang dihasilkan/diproduksi anggota koperasi sebagai bahan baku/mentah perusahaan tersebut atau akan dikonsumsi/digunakan langsung oleh karyawan perusahaan/instansi tersebut. E. KOPERAS! DALAM PERSAINGAN PASAR 1. Pengertian Struktur Pasar Pasar adalah suatu badan yang menjalankan aktivitas jual beli barang dan jasa tertentu. Jadi pasar mencakup pembeli dan penjual dari barang dan jasa. Pasar tidak harus merupakan tempat atau lokasi fertentu, melainkan setiap hubungan yang terjadi antara pembeli dan penjual pada suatu barang tertentu untuk suatu jangka waktu tertentu. Berdasarkan sifat dan bentuknya, maka pasar dapat dibagi dalam 2 bentuk. Yakni Pasar Persaingan Sempuma dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. 99 Bab-6 : Penanganar Hasil produksi Anggota: Pasar persaingan tidak sempurna dapat digolongkan atas : 1. Pasar Persaingan Monopolistik 2. Pasar Oligopoli 3. Pasar Monopoli ¥ Ada beberapa hal yang membedakan keempat pasar tersebut yakni: Jumlah penjual dan pembeli Jumiah produksi Keluar/masuknya perusahaan Kekuatan perusahaan Pengetahuan dan informasi pasar yPeN 2. Koperasi dalam Pasar Persaingan Sempurna 100 Pasar persaingan sempuma ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak 2. Produksi bersifat homogen 3. Perusahaan mempunyai kebebasan untuk masuk dan keluar 4. Pembeli dan penjual tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga. 5. Pelaku ekonomi mempunyai pengetahuan dan informasi yang sempurna mengenai pasar. Dari ciri-ciri di atas, adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak menunjukkan bahwa tidak ada kekuatan penjual atau pembeli tunggal dalam menentukan harga. Jadi perusahaan hanya menerima harga yang ditentukan oleh pasar. Pembeli menganggap barang dari suatu perusahaan merupakan substitusi yang sempurna dengan barang dari perusahaan lain. Ekonomi Koperasi: Perusahaan tidak mempunyai hambatan untuk keluar masuk dari perusahaan, karena jika terdapat sedikitpun rintangan akan memberatkan ketidakefisienan bagi perusahaan. Bebasnya keluar masuk pasar mengakibatkan faktor-faktor produksi bebas bergerak dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Keterangan dan informasi mengenai keadaan pasar, struktur harga, kualitas dan kuantitas barang dapat diketahui oleh pembeli dan penjual. Dari penjelasan ciri-ciri tersebut, dapat diragukan apakah pasar yang mempunyai ciri-ciri tersebut terdapat di lapangan. Tetapi walaupun demikian, keadaan tersebut dapat dijadikan model untuk keadaan yang berikutnya. Apabila koperasi menjual produksinya ke pasar persaingan sempurna, maka koperasi hanya mengikuti harga pasar yang sudah ditentukan sebagai harga jual produksinya. Koperasi tidak mempunyai kesanggupan untuk mempengaruhi harga, walaupun koperasi tersebut sudah mengumpulkan produksi dari masing- masing anggotanya. Jadi perlu diingatkan kepada koperasi hal-hal sebagai berikut : 1. Karena harga yang dapat dianggap konstan maka penerimaan koperasi bergantung kepada jumlah produksi 2. Harga pasar tidak mungkin dikendalikan oleh koperasi 3. Harga dapat dirobah hanya karena terjadinya perobahan permintaan dan penawaran di pasar 4. Perlu penekanan biaya, agar penerimaan koperasi dapat ditingkatkan. 101 Bab-6 : Penanganan Hasil produksi Anggota 3. Koperasi dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna 102 1. Monopoli 2 Oligopoli 3. Persaingan monopolistik Ciri-ciri monopoli: 1. Penjual hanya sate 2 Produksi hanya satu macam dan tidak mempunyai barang pengganti 3, Tidak terdapat keluar masuk buat perusahaan yang lain 4. Terdapat kekuatan dalam menentukan harga. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, nampaknya sulit untuk koperasi menjadi pelaku monopoli di pasar. Meskipun secara lokal terdapat _ kemungkinan untuk itu. Misalnya : KUD Bentuk oligopoli sifatnya tidak terlalu jauh bedanya dengan monopoli. Ciri-ciri dari persaingan monopolistik : 1. Banyak penjual dan pembeli 2. produksi tidak homogen, terdapat barang substitusi 3, Keluar masuk perusahaan relatif mudah 4, Harga produksi tidak sama, bergantung dengan keinginan penjual. Bila koperasi ingin memaksimalkan keuntungan pada pasar persaingan monopolistik, maka koperasi harus sanggup menghasilkan produksi yang sangat berbeda dengan produksi yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Koperasi dapat semakin menentukan harga apabila koperasi mengarah pada bentuk monopoli. BAB- 7 Pembelanjaan iKoperasi ee . Kebutuhan akan Modal . Sumber Modal Koperasi . Pendayagunaan Modal |. Cara Mengatasi Permodalan Koperasi Ekonomi Koperasi Pembelanjaan mefupakan salah satu fungsi yang penting dalam menjalankan roda perusahaan termasuk dalam koperasi. Pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas badan usaha untuk mencari atau mendapatkan dana yang dibutuhkan dan menggunakannya secara efisien. Dari pengertian tersebut, sebenarnya masalah pembelanjaan dapat dibedakan menjadi dua, yakni masalah pembelanjaan aktif dan pasif. Pembelanjaan aktif menyangkut usaha menggunakan dana yang dimiliki dengan cara seefisien mungkin. Artinya, dalam penggunaannya, jangan sampai ada dana menganggur yang jumlahnya terlalu besar sehingga tidak efisien dari segi biaya bunga. Di samping itu jangan sampai ada kekurangan dana sehingga kesempatan untuk memperoleh laba menjadi hilang atau direbut oleh saingan. Sebaliknya pembelanjaan pasif meliputi usaha atau aktivitas perusahaan untuk mencari dana yang diperlukan dengan cara s¢efisien mungkin. Ini berarti modal yang akan digunakan harus diperoleh dengan biaya yang paling rendah dan sesuai dengan kebutuhan. Koperasi (dan KUD) pada dasarnya adalah perusahaan-perusahan kecil yang juga memerlukan modal. Berbeda dengan perusahaan lain, seperti CV atau PT, koperasi dijalankan oleh orang-orang yang tidak mempunyai modal cukup. Modal koperasi berasal dari anggota, dari koperasi itu sendiri dan dari luar. Pembelanjaan yang kurang baik dan modal yang kurang memadai dapat menyebabkan kegagalan pada koperasi konsumsi, koperasi produksi atau koperasi kredit. Koperasi yang banyak hutangnya, tidak mempunyai cadangan, dan keuangannya lemah dapat menyebabkan koperasi bersangkutan bubar dengan segera. Sebaliknya koperasi yang memiliki cadangan, tidak mempunyai hutang, dan modalnya kuat memungkinkan koperasi bertahan lama. Sementara itu koperasi yang mempunyai program pembelanjaan yang baik akan memperbesar kepercayan anggota- dan mungkin bank, lembaga-lembaga kredit, tokoh- tokoh masyarakat dan masyarakat umum. 105 Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi A 106 Dalam bab ini akan diuraikan pentingnya modal bagi koperasi, sumber-sumber modal, dan pendayagunaan modal. Pada bagian akhir akan diuraikan cara mengatasi permodalan dalam koperasi. KEBUTUHAN AKAN MODAL Koperasi membutuhkan modal untuk beberapa tujuan, seperti: 1, Modal untuk Organisasi Sebelum koperasi mendapat pengakuan dan mendapatkan badan hukum dibutuhkan modal untuk keperluan organisasi termasuk untuk menarik calon-calon anggota. Mungkin dibutuhkan dana untuk membayar pengeluaran transportasi, surat-menyurat dan aktivitas lainnya sebelum koperasi resmi berdiri. Pengeluaran- pengeluaran ini disebut preorganization expenses (pengeluaran sebelum organisasi berdiri) yang biasanya pembayarannya didahului oleh promotor (pemrakarsa). Setelah koperasi resmi berdiri maka biaya-biaya tadi akan dibayar oleh koperasi. 2 Modal Investasi Pada dasarnya modal ini dibutuhkan koperasi dalam rangka pengadaan tanah, gedung, mesin dan peralatan lain yang dibutuhkan koperasi. Modal semacam ini dinamakan modal tetap atau modal jangka panjang. Bila memungkinkan modal tersebut sebaiknya berasal dari anggota, tetapi bila tidak mungkin dapat ditutupi melalui pinjaman dengan syarat tidak membahayakan pelaksanaan usaha koperasi. Ekonomi Koperasi 3. Modal Kerja Selain modal investasi, koperasi membutuhkan modal untuk membelanjai operasinya sehari-hari Koperasi konsumsi mempergunakan modal untuk membeli barang-barang kebutuhan anggota-anggotanya; koperasi simpan pinjam memberi pinjaman kepada anggotanya dan koperasi produksi membutuhkan modal untuk membeli peralatan, mengolah hasil dan juga membeli hasil para anggota untuk dijual kembali. Dana untuk keperluan tersebut dinamakan modal kerja atau modal jangka pendek. Modal jangka pendek ini boich berasal dari anggota atau bila koperasi sudah mempunyai modal tetap yang cukup, bisa juga digunakan sebagai jaminan hutang untuk memperoleh modal kerja yang cukup dari kreditur. Berapa banyak dana yang dibutuhkan oleh koperasi’ primer mungkin bervariasi antara koperasi yang satu dengan yang lain. Besar kecilnya kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh: a. Jenis barang yang diusahakan Semakin besar harga per-unit barang yang diusahakan maka modal kerja yang dibutuhkan semakin besar bila dibandingkan dengan barang yang harga setiap unitnya lebih murah. b. Kesediaan anggota menerima penundaan pembayaran Apabila anggota bersedia menerima penundaan pembayaran atas komodoti yang diserahkan ke koperasi maka jumlah modal kerja yang diperlukan koperasi akan jauh berkurang dibandingkan dengan bila harus dibayar secara tunai. 107 Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi B. SUMBER MODAL KOPERASI _besar. Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi besar c. Status fasilitas-fasilitas fisik: milik sendiri vs disewa Gedung (kantor dan/atau gudang) dan fasilitas-fasilitas fisik lainnya mungkin sudah milik koperasi atau mungkin juga disewa. Apabila fasilitas-fasilitas yang, digunakan adalah milik koperasi berarti modal kerja yang dibutuhkan koperasi tidak sebesar modal kerja koperasi yang menyewa fasilitas-fasilitas tersebut. Koperasi sekunder tentu membutuhkan modal yang jumlahnya lebih besar lagi dibandingkan dengan koperasi primer. Memang agak sukar memperkirakan berapa besar kebutuhan modal tersebut namun sebagai gambaran adalah sebagai berikut. Kalau satu koperasi sekunder mempunyai anggoia 10 koperasi primer, berarti kebutuhan modalnya dapat diperkirakan sekitar 10 kali lipat lebih keciinya modal yang dibutuhkan koperasi sekunder sama dengar faktor-faktor yang mempengaruhi keperluan modal bagi koperasi primer. 108 Setiap jenis koperasi, apakah koperasi konsumen, koperasi produksi, koperasi jasa dan lain-lain memilih sumber-sumber modal tertentu dalam upaya menjalankan aktivitas koperasinya. Sebetulnya banyak cara yang terbuka bagi koperasi untuk mendapatkan modal. Khusus bagi koperasi di Indonesia, sesuai dengan UU No. 25 tahus 1992 pasal 41 dan 42, disebutkan bahwa modal koperasi terdiri modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri adalah Ekonomi Koperasi yang menanggung resiko, yang berarti apabila koperasi menderita kerugian atau pailit maka modal tersebut diambil untuk menutupi kepailitan tersebut. Modal sendiri terdiri dari: . Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah sejumlah wang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi, yaitu pada saat mereka diterima menjadi anggota koperasi. Besarnya simpanan pokok ini sama bagi setiap anggota dan hanya dibayar satu kali selama masa keanggotaan. Simpanan ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masifi menjadi anggota koperasi. Jumlah simpanan pokok akan semakin besar apabila terjadi pertambahan anggota dan ini berarti modal koperasi pun menjadi semakin banyak pula. Simpanan Wajib Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi secara periodik. Besarnya simpanan wajib tidak harus sama bagi setiap anggota. Sama halnya dengan simpanan pokok, simpanan ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Jumlah simpanan wajib akan. bertambah besar seiring dengan pertambahan jumlah anggota koperasi_ Dana Cadangan Dana cadangan adalah sejumlah dana yang diperoleh dari sisa hasil usaha (SHU) yang tidak dibagikan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha atau untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. 109 Bab-7 : Pembeianjaan Koperasi 110 4, Hibah atau Donasi Hibah yaitu sejumlah dana atau berupa barang yang diterima koperasi secara cuma-cuma dari pihak lain. Hibah ini dapat berupa sumbangan atau hadiah dari orang-orang tertentu atau lembaga-~ lembaga tertentu. Demi pengembangan usahanya, koperasi dapat juga menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Berdasarkan pasal 41 ayat 3 UU No. 25 tahun 1992, modal pinjaman dapat berasal dari berbagai sumber, diantaranya: a. Anggota koperasi Modal pinjaman yang berasal dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan. Dana tersebut mungkin berupa simpanan sukarela, yaitu kesediaan anggota menitipkan. sejumlah uang kepada koperasi. Simpanan ini sesewaktu dapat diambil, sesuai dengan perjanjian. Untuk memperbesar simpanan ini maka salah satu cara yang dapat direalisasi adalah dengan memberikan kompensasi yang menarik bagi penyimpan mengingat banyaknya pesaing dengan berbagai insentif yang menggiurkan. Selain berupa simpanan sukarela dapat juga berupa simpanan wajib khusus tergantung pada kebijakan masing-masing pengurus koperasi dalam mengantisipasi kebutuhan modal usaha. Misalnya, anggota yang mempunyai volume transaksi yang lebih besar mempunyai simpanan wajib Khusus yang lebih besar pula. b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya Modal pinjaman boleh juga berasal dari koperasi lain diantaranya dari Induk Koperasi, Gabungan Koperasi dan dari Ekonomi Koperasi Pusat Koperasi atau anggota koperasi lain tersebut. Dalam hal ini manajer harus pandai memilih sumber dana yang murah dan mudah, yakni syarat-syaratnya mudah dipenuhi, resikonya kecil dan dengan biaya bunga relatif lebih kecil. c. Bank dan lembaga kenangan lainnya Sesuai dengan Inpres No.2 tahun 1978 bank-bank pemerintah (BUMN) mendapat tugas untuk ikut serta membantu kebutuhan dana yang diperlukan untuk koperasi dengan beberapa kemudahan. Selain itu koperasi diperkenankan pula meminjam dari lembaga keuangan lainnya, seperti dari perusahaan leasing, perusahaan/modal ventura dan lain-lain. d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya. Dalam pasal 41 ayat 3 UU No. 25 tahun 1992, koperasi diperkenankan menerbitkan obligasi dan surat hutang lainnya. e. Sumber lain yang sah Diantara sumber lain yang sah adalah pinjaman dalam bentuk uang atau saham dari BUMN dan BUMS yang besar maupun pemberian fasilitas usaha atau kemudahan-kemudahan usaha. Biasanya keberadaan modal pinjaman ini di koperasi hanya bersifat sementara sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pihak peminjam, yaitu koperasi berkewajiban membayar sejumlah bunga sebagai imbalan atas penggunaan fasilitas/modal tersebut. Apakah pinjaman ini menguntungkan atau tidak sangat tergantung dari tinggi rendahnya bunga yang harus dibayar dan keuntungan yang diperoleh. Apabila persentase keuntungan yang dihasilkan atas 111 Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi 112 penggunaan modal pinjaman. tersebut lebih besar dari persentase biaya bunga maka: pinjaman tersebut bermanfaat bagi koperasi. Sebaliknya bila persentase bunga lebih besar dari persentase keuntungan pemakaian modal tersebut berarti akan menambah beban bagi koperasi, yakni akan mengurangi sisa hasil usaha. Dengan demikian pinjaman akan menguntungkan apabila tercapai keadaan: dimana Lp menyatakan laba setelah modal pinjaman masuk, Mp adalah modal setelah modal pinjaman masuk, Ls adalah laba sebelum menggunakan modal pinjaman,dan Ms adalah modal fii Koperasi dapat juga mengadakan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat. Modal tersebut digunakan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koperasi, terutama yang berbentuk investasi. Modal penyertaan bersifat menanggung resiko dan para pemilik modal penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota demikian juga dalam menentukan kebijakan koperasi secara keseluruhan. Namun demikian pemilik modal penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan investasi yang didukung oleh modal penyertanya sesuai dengan perjanjian dengan koperasi_ Ekonomi Koperast (C. PENDAYAGUNAAN MODAL Secara umum, modal yang diperoleh koperasi hendaknya didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota koperasi sesuai dengan usaha yang dijalankan koperasinya. Terutama modal kerja, yang berputar terus-menerus dalam perusahaan dan merupakan ukuran likuiditas harus diarahkan terutama pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Dalam hubungan ini maka pengelolaaan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar- besarnya pada anggota dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang wajar. Oleh karena itu, koperasi dapat berusaha secara luwes baik ke hulu maupun ke hilir serta berbagai jenis usaha lainnya yang terkait. Pada berbagai jenis koperasi, pendayagunaan modal dapat dibedakan berdasarkan pada kebutuhan, pemanfaatan dan kegunaannya bagi para anggotanya. Menurut G. Kartasapoetra (1992) adalah sebagai berikut: a. Pada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang jasa, seperti koperasi simpan pinjam, koperasi angkutan dan lain-lain, titik berat penggunaan modal adalah untuk mempertinggi tingkat pelayanan jasa-jasa kepada anggota. b. Pada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang pemasaran titik berat penggunaannya adalah untuk mempertinggi kualitas 113 Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi- 114 hasil/produk para anggota agar mereka memperoleh harga yang layak. c. Pada koperasi-koperasi produksi titik berat penggunaan modal adalah untuk mempertinggi produktivitas para anggotanya. d. Pada koperasi-koperasi konsumsi titik berat penggunaan modal tertuju pada pemenuhan kebutuhan para anggotanya, terutama kebutuhan sehari-hari_ e. Pada koperasi-koperasi aneka usaha modal koperasi didayagunakan untuk berbagai kegiatan dengan titik berat pada kebutuhan utama para anggotanya. Dalam pendayagunaan modal ini, pihak pengurus terlebih dahulu harus mempertimbangkan secara matang mengenai modal yang mana dapat digunakan dengan aman dalam arti tidak akan mengganggu usaha selama dalam penggunaannya. Modal tersebut mungkin diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan maupun hibah serta modal pinjaman. Modal yang dianggap aman, sebagian dapat dijadikan modal investasi dan sebagian lagi untuk modal kerja. Dilihat dari sifatnya, modal investasi adalah modal yang ditanamkan untuk pengadaan sarana-sarana operasional suatu badan usaha tetapi tidak mudah diuangkan. Sebaliknya modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membelanjai operasi koperasi sehari-hari, seperti untuk pembelian barang-barang bagi koperasi konsumsi, pemberian pinjaman bagi koperasi simpan pinjam, pembelian bahan-bahan mentah dan lain-lain bagi koperasi produksi, dan sebagainya. Dilihat dari sifatnya, modal kerja akan berputar terus-menerus seiring dengan kelangsungan hidup Ekonom# Koperast usahanya. Dengan kata lain modal/dana tersebut akan terus berputar selama koperasi masih menjalankan kegiatannya. Modal kerja merupakan alat untuk mengukur likuiditas yakni alat untuk mengetahui kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya. Dalam pendayagunaan modal kerja terdapat 3 konsep yang sebaiknya diketahui oleh para pengurus yaitu: Konsep Kuantitatif Pada konsep ini mendasarkan pada jumlah dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva tersebut semula atau akan terbebas lagi dalam waktu yang pendek. Konsep Kualitatif Modal kerja disini dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar yang segera harus dilunasi. Setelah satu putaran usaha maka sebagian dana harus segara disisihkan sebagai persiapan untuk membayar hutang bila ditagih oleh kreditur, dan usaha selanjutnya akan dibiayai dengan aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan tanpa mengganggu likuiditasnya. Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan sesuatu (pelayanan, produk, pemasaran, dan lain-lain) yang memuaskan pemenuhan kepentingan para anggota sambil mendatangkan pendapatan yang wajar. 115 Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi D. CARA MENGATASI PERMODALAN KOPERASI 116 Walaupun dalam kenyataannya tidak semua koperasi mengalami kekurangan modal, namun dalam menghadapi semakin besarnya usaha dan semakin berkembangnya kegiatan yang ditangani, sebagian besar koperasi di Indonesia jelas membutuhkan dukungan modal yang lebih besar lagi. Biasanya semakin luas jangkauan usaha dan semakin banyak bidang yang ditangani, maka dibutuhkan modal yang semakin besar pula. Semakin tinggi jangkauan pelayanan yang diinginkan semakin tinggi pula target pendapatan yang direncanakan dan semakin besar kebutuhan dana yang harus disediakan. Kebutuhan modal, terutama untuk membiayai operasi rutin perusahaan semakin lama semakin dirasakan bertambah besar seiring dengan tumbuhnya kegiatan koperasi. Guna memenuhi kebutuhan dana yang semakin besar tersebut, terdapat beberapa peluang yang mungkin dilakukan untuk menggali potensi yang ada dalam koperasi. Disadari bahwa masing-masing koperasi menghadapi kondisi dan situasi usaha yang tidak sama, antara lain karena kondisi ekonomi dan budaya daerahnya berbeda. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya diperlukan kearifan tersendiri untuk menyesuaikan dengan kemauan dan kemampuan yang ada. Masing-masing koperasi juga harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang ada, dengan kebutuhan dan keinginan manajer yang memimpinnya, serta dengan keinginan para anggota yang tertuang dalam keputusan RAT, anggaran pendapatan dan biaya , serta rencana usaha. Adapun beberapa kemungkinan tersebut antara lain: Ekonomi Koperasi 1. Pemanfaatan Modal Sendiri Pemanfaatan modal sendiri lebih difokuskan pada perubahan besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib sehubungan dengan perubahan harga-harga atau inflasi. Ini akan berpengaruh terhadap daya beli sejumlah wang, yakni daya beli uang tahun lalu atau dua tahun yang lalu, misalnya, berbeda dengan tahun ini. Sehubungan dengan itu sebaiknya diadakan penyesuaian terhadap besamya simpanan pokok dan simpanan wajib, misalnya setiap kali atau dua kali periode kepengurusan. Dengan penyesuaian tersebut uang disetor benar-benar bermanfat bagi koperasi. Semakin besar modal koperasi yang bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib seiring dengan jumlah anggota yang bertambah maka semakin terbuka kesempatan untuk mengejar omzet usaha yang lebih besar lagi. Selain penyesuaian simpanan pokok dan simpanan wajib anggota, pengurus dapat juga mengatasi permodalan koperasi melalui penggunaan cadangan untuk penyusutan yang belum dipakai. Cadangan sosial dan dana pendidikan yang belum dipakai bisa diproduktifkan asal dapat dipertanggung-jawabkan. Memang, cadangan tersebut harus digunakan sesuai dengan tujuan pengadaannya, namun sebelumnya dapat juga dimanfaatkan sebagai dana (menambah modal) pada waktu cadangan tersebut masih menganggur. 2. Pemanfaatan Modal Asing Modal asing sangat bermanfaat bila keberadaanya ternyata dapat meningkatkan rentabilitas usaha bagi koperasi atau persentase rentabilitas lebih tinggi dari persentase suku bunga yang harus dibayar. Jenis modal ini termasuk murah dan mudah diperoleh tetapi semua tergantung pada kegesitan dan ketangkasan pengurus atau manajer dalam mencari peluang untuk memperolehnya. 117 Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi 118 a. Kredit Penjual Penjual bahan baku biasanya membutuhkan pembeli dan bila koperasi dapat bertindak sebagai pembeli yang baik, yaitu selalu menepati janji, maka pemasok atau penjual bahan baku itu tidak keberatan memberikan kredit. Koperasi dapat mengambil kredit dengan cara membawa atau menggunakan terlebih dahulu bahan yang diperlukan dan pembayarannya dilakukan belakangan. Biasanya kredit ini berjangka pendek dan dapat dilakukan berulang-ulang serta tidak perlu ada jaminan. Selain itu, prosedurnya juga mudah dan yang lebih penting lagi kredit jenis ini biasanya tanpa bunga. Seandainya ada potongan tunai (potongan karena membayar secara tunai) pasti akan diperhitungkan secara baik oleh manajernya, yaitu apakah murah memanfaatkan potongan tunai atau mengambil kredit penjual. Jadi, kenaikan harga (akibat membayar belakangan) lebih rendah dibanding biaya bunga (apabila mengambil kredit dari tempat lain untuk melunasi pembelian tunai tersebut) berarti lebih baik memanfaatkan kredit penjual. b. Kredit Pembeli Apabila barang yang dijual koperasi bermutu baik dan banyak diminta oleh konsumen sedangkan barang tersebut sulit dicari di pasar, maka pembeli dapat membayar atau memesan lebih dahulu dengan sejumlah uang muka, atau bahkan dengan jumlah uang muka seharga barang yang akan dibeli. Jadi uang muka atau pembayaran lebih dulu sebesar harga barang tersebut sebelum barangnya diambil merupakan pinjaman dana dari pembeli kepada koperasi dan biasanya disebut kredit pembeli. Kredit ini juga berjangka pendek dan dapat dilakukan berulang kali selama pembeli membeli barang yang dibutuhkan dari Ekonomi Koperasi koperasi sehingga dapat memperbesar modal koperasi. Kredit ini juga tidak memperhitungkan bunga sehingga kredit ini murah dan mudah. Disini hanya dituntut untuk menyediakan barang yang akan dibeli secara tepat waktu seperti yang dijanjikan kepada pelanggan. c Simpanan Sukarela dari Anggota Jenis simpanan ini merupakan penunjang yang cukup baik untuk modal Walaupun simpanan ini bersifat sementara, namun fungsinya besar sekali dalam mendukung keperluan modal koperasi. Dalam pengumpulannya sangat tergantung pada kesadaran para anggota untuk menyimpan di koperasi. Untuk menarik perhatian anggota, para manajer atau pengurus koperasi harus dapat mengusahakan imbalan bunga yang memadai bagi para penyimpan, walaupun mungkin tidak setinggi bunga yang diberikan bank-bank umum. Hal-hal yang penting untuk ditekankan adalah hanya menyadarkan para anggota bahwa menyimpan wang di koperasi sangat berguna dalam membiayai usaha sendiri dan menolong sesama anggota yang memerlukan. Jika koperasi mendapat keuntungan, maka keuntungan tersebut juga menjadi milik anggota yang sebagian akan dibagi dan sebagian lagi untuk keperluan sosial. Jadi, sebenarnya simpanan ini merupakan perwujudan dari cara beribadah lewat menabung di koperasi, karena dapat membantu orang lain yang membutuhkan, seperti bantuan sosial, bantaan perbaikan jalan, dan sebagainya. d. Model Bapak Angkat atau Anak Asuh Koperasi tidak perlu malu-malu mencari bapak angkat karena dengan mendapatkan bapak angkat maka koperasi dapat 119 Bab-7 : Pembelanjaan Koperasi 120 memanfaatkan kredit lunak dari bapak angkatnya, asal dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan tersebut antara lain menyangkut barang yang dihasilkan oleh koperasi harus memenuhi kualitas seperti yang dikehendaki oleh bapak angkatnya. Namun demikian perlu dépelajari terlebih dahulu apakah koperasi menjadi sangat terikat oleh bapak angkatnya, misalnya dalam menjual produk dan penetapan harga produk tersebut. Apabila bapak angkat akhimya bertindak sebagai monopsoni sehingga dapat menekan harga produk koperasi, berarti harus dicari jalan keluarnya. Tugas manajer di sini adalah menilai untung ruginya menjadi anak asuh atau bebas tidaknya menjual barang kepada siapa pun ke pasar. . Kredit atau Dana -Kredit atau dana tercipta dengan adanya sistim perekonomian itu sendiri, misalnya dana yang disediakan oleh Pusat Koperasi, Gabungan Koperasi, atau Induk Koperasi. Memang ada bank khusus yang melayani kredit bagi koperasi, yaitu Bukopin, namun yang menjadi masalah, apakah Bukopin telah secara benar berfungsi membantu mengembangkan koperasi?. Atau dengan kata lain, apakah Bukopin memberi kredit dengan suku bunga yang sama antara koperasi dengan non koperasi. Seyogianya suku bunga bagi koperasi harus lebih rendah dan persyaratan agunan tidak seketat kalau kredit diberikan kepada non koperasi. . Cara Pembelanjaan Modern Jenis pembelanjaan modem saat ini cukup banyak ditawarkan di pasar, yaitu misalnya dengan leasing (sewa guna usaha). Leasing Ekonomi Koperasi adalah sistem sewa-beli alat-alat produksi, dan mempunyai hak untuk membeli apabila masa sewa telah berakhir. Cara ini mungkin lebih murah dan lebih banyak mendatangkan manfaat secara finansial (keuangan) bagi koperasi yang kepastiannya perlu dinilai oleh manajer secara ekonomis dengan beberapa pertimbangan. Manajer peri. + membandingkan _ biaya penggunaan modal antara cara leasing dengan cara peminjaman jenis lainnya. Bila cara leasing mempunyai biaya yang lebih hemat berarti leasing bermanfaat bagi keuangan koperasi. 121 pas-8 Gisa Hasil tisaha i Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) . Rumus Pembagian Sisa Hasil Usaha - _ Prinsip-prinsip Pembagian SHU . Contoh Pembagian SHU - 123 - A. PENGERTIAN SISA HAsiL Usana (SHU) Pengertian. sisa hasil usaha (SHU) menurut UU No. 25/ 1992 sebagaimana dinyatakan dalam pasal 45 adalah sebagai berikut: 1, SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan. kewajiban lain fermasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. 2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing- masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. 3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya untuk keperluan lain ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi. Dengan mengacu pada pengertian di atas, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, dimana dividen yang diperoleh pemilik saham adalah proporsional, sesuai dengan 125 Bab-8 ; Sisa Hasil Usaha 126 Dalam kaitan dengan penghitungan SHU, beberapa informasi dasar yang perlu diketahui adalah : 1. SHU total koperasi pada satu tahun buku 2. Bagian (persentase) SHU anggota 3. Total simpanan seluruh anggota 4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota Jumiah simpanan per anggota Omzet atau volume usaha per anggota Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota . Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota ONan SHU total koperasi adalah sisa hasi usaha yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax). Informasi ini diperoleh dari neraca atau laporan laba-rugi koperasi. Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual-beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya. Dalam hal ini posisi anggata adalah sebagai pemakai ataupun pelanggan koperasi. Informasi ini diperoleh dari pembukuan (buku penjualan dan pembelian) koperasi ataupun dari buku transaksi usaha anggota. Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya. Data ini didapat dari buke simpanan anggota. Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan. Ekonomi Koperasi Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian angyota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota. B. RUMUS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Pasal 5 ayat 1 UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dalam penjelasannya menyatakan bahwa “pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadep koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”’. Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu: SHU atas jasa modal Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik atau investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan, 127 Bab-8 : Sisa Hasil Usaha 2. SHU atas jasa usaha Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada AD/ART koperasi sebagai berikut: a. cadangan koperasi, b, jasa anggota, c. dana pengurus, d. dana karyawan, e. dana pendidikan, f. dana sosial, g. dana untuk pembangunan lingkungan. Kendatipun telah ditetapkan dalam AD/ART, tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota. Untuk mempermudah pemahaman rumus pembagian SHU koperasi, berikut ini disajikan salah satu kasus pembagian SHU di salah satu koperasi (misalnya koperasi A). Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut: = Cadangan 740% « Jasa anggota 1% «Dana pengurus 5% * Dana karyawan 5% * Danapendidikan : 5% = Dana sosial 2 5% 128 SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut: SHU, = JUA + JMA dimana; SHUn : Sisa Hasil Usaha Anggota, JUA — : Jasa Usaha Anggota, dan JMA — : Jasa Modal Anggota. Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut: Sa SHUn = <¥8- xJUA + =S3— xJMA dimana: SHU Pa; Sisa Hasil Usaha per Anggota JUA : Jasa Usaha Anggota IMA: Jasa Modal Anggota VA : Volume Usaha Anggota (total transaksi anggota) VUK = Volume Usaha Total koperasi (total transaksi koperasi) Sa + Jumlah Simpanan Anggota TMS ___ ; Total Modal Sendiri (total simpanan anggota). Bila SHU bagian anggota menurut AD/ ART koperasi A adalah 40% dasi total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA yaitu: 129 Bab-8 : Sisa Hasil Usaha Pertama, |angsung, dihitung dari total SHU koperasi, sehingga: JUA =70% x 40% total SHU koperasi setelah pajak = 28% dari total SHU koperasi JMA =30% x 40% total SHU koperasi setelah pajak = 12% dari total SHU koperasi Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase yang ditetapkan. C. PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU 130 Sebagaimana diketahui bahwa anggota berfungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik seorang anggota berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor anggota berhak menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Seiring dengan prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang diperoleh koperasinya. Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip- prinsip pembagian SHU sebagai berikut: Ekonomi Koperasi 1. SHU yang dibagi adalab yang bersumber dari anggota Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan anggota pada dasamya tidak dibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi. Dalam kasus koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non anggota cukup besar, maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk dibagi secara merata sepanjang tidak membebani likuiditas koperasi. Pada koperasi yang pembukuannya sudah baik, biasanya terdapat pemisahan sumber SHU yang berasal dari anggota dengan yang berasal dari non anggota. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam pembagian SHU adalah memilah yang bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota dan yang bersumber dari non anggota. 2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. Dari SHU bagian anggota, harus ditetapkan berapa persentase untuk jasa modal, misalkan 30% dan sisanya sebesar 70% berarti untuk jasa transaksi usaha. Sebenarnya belum ada formula yang baku mengenai penentuan proporsi jasa modal dan jasa transaksi usaha tetapi hal ini dapat dilihat dari struktur permodalan koperasi itu sendiri. Apabila total modal sendiri koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan- 131 Bab-8 : Sisa Hasil Usaha simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan), maka disarankan agar proporsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota diperbesar, tetapi tidak akan melebihi dari 50%. Hal ini perlu diperhatikan untuk tetap menjaga karakter koperasi itu sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan. . Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasinya. Prinsip ini pada dasamya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demokrasi. SHU anggota dibayar secara tunai SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya. D. ConTon PEMBAGIAN SHU 132 Untuk memperjelas pemahaman tentang penerapan rumus SHU per anggota dan prinsip-prinsip pembagian SHU seperti diuraikan di atas, di bawah ini disajikan data koperasi A, yang datanya sudah diperbaharui dan disederhanakan. Ekonomi Koperasi a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) koperasi_A Tahun Buku 2001 (Rp.000) Penjualan/ penerimaan jasa Rp 850.077 Pendapatan lain _hozi7 , 960.794 Harga Pokok Penjualan (200.906) _ Pendapatan Operasional 659.888 Beban Operasional (310.539) Beban administrasi dan umum (35.349) 7 (345.888) SHU sebelum pajak 314.000 Pajak penghasilan (PPH Ps 21) —G4.000) _ SHU setelah pajak —230,000 b. Sumber SHU SHU Koperasi A setelah pajak Rp 280.000 Sumber SHU : - transaksi anggota Rp 200.000 - transaksi non anggota 80.000 c. Pembagian SHU menurut 15, AD/ART A 1. Cadangan + 40% x 200.000: Rp. 80.000 2 Jasa anggota : 40% x 200,000: Rp. 80.000 3.Danapengurus : 5% x200.000: Rp. 10.000 4.Danakaryawan = 5% x 200.000 : Rp. 10.000 5. Dana pendidikan = 5% x 200.000 : Rp. 10.000 6. Dana sosial : 5% x 200.000: Rp. 10.000 133 Bab-8 : Sisa Hasil Usaha Rapat anggota telah menetapkan bahwa SHU bagian anggota dibagi sebagai berikut. Jasa modal : 30% x Rp 80.000.000 : Rp. 24.000.000 Jasa usaha : 70% xRp 80.000.000: Rp. 56.000.000 d. Jumlah Anggota, Simpanan, dan Volume Usaha Koperasi Jumlah anggota : 142 orang Total simpanan anggota. : Rp. 345.420.000;- Totaltransaksiusaha — : Rp. 2.340.062.000;- e. Kompilasi Data Simpanan, Transaksi Usaha, dan SHU per Anggota (dalam ribuan) Nama Jumiah ea . ie dumlah SHU per No. faggta | sap 1 ee SHU modal sean anggota 1 Adi 800 5,500 55,58 131,62 187,20 2 Bejo 1,500 4g00| 104,22} 11487 249,09 3 Celly 2,900 0 201,49 0 201,49 4 Dedi 500 8,400 34,74 201,02 235,76 5 | Edison 4,000} 4000} 69.48} 95,72) 185,20 6 Farida 1,200 10,000 83,38 239,31 322,69 7 sid dst dst ast dst dst dst 142. Jumian_| 345.420 | 2.340.082 | 24,000 | 56,000 0,000 _| 134 Ekonomi Koperasi Dengan menggunakan rumus perhitungan SHU di atas diperoleh SHU per anggota berdasarkan kontribusinya terhadap modal dan transaksi tisaha. Seperti diketahui rumus SHU per anggota adalah: SHU per Anggota = SHU Jasa Usaha Anggota + Jasa Modal sig 00 SHUr.= xJUA + SHU Usaha Anggota = Va/VUK (JUA) Contoh : SHU Usaha Adi = 5,500/2.340.062 (56.000) = Rp13162- SHU Modal Anggota =Sa/TMS (JMA) SHU Modal Adi = 800/345.420(24.000) = Rp55,58;- Dengan demikian, jumlah SHU yang diterima Adi adalah : Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp187.200;- Selanjutnya cobalah hitung jumlah SHU yang diterima oleh Bejo, Celly, Dedy, Edison dan Farida. 135 Perkoperasian . Kapitalisme |. Sosialisme . Sejarah Perkoperasian di Indonesia 1. Sebelum Kemerdekaan 2. Setelah kemerdekaan -137- Ekonomi Koperasi Gerakan koperasi “modern” pertama lahir pada tahun 1844 di kota Rochdale Inggris yang didirikan oleh 28 orang pekerja pabrik. Berkat prinsip yang mereka pegang teguh koperasi tersebut berhasil mencapai misinya. Koperasi ini bergerak di bidang perdagangan, khususnya pertokoan yang menyediakan barang- barang konsumsi bagi para anggotanya. Sejak itu gerakan koperasi semakin berkembang di berbagai negara. Secara umum, kehadiran koperasi merupakan hasil usaha-usaha yang spontan dari masyarakat miskin. Terutama di negara-negara yang menganut paham demokratis, koperasi akan tumbuh lebih pesat karena mendapat perlindungan dari pemerintah. Berkaitan terutama dikalangan para petani, buruh pabrik, pedagang kaki lima dan masyarakat lain yang merasa tertindas, sebenarnya koperasi lahir pada waktu sistem kapitatisme semakin terasa menekan mereka. Selaras dengan itu perkembangan koperasi bersamaan dengan lahimya pikiran-pikiran tentang reformasi masyarakat terutama dipelopori oleh kaum sosialis. Dalam bab ini akan diuraikan kapitalisme sebagai sistem yang mendorong berkembangnya koperasi. Selanjutnya sosialisme dan pada bagian akhir akan diuraikan perkembangan koperasi di Indonesia. A. KAPITALISME Kapitalisme semakin berkembang seiring dengan revolusi industri. Akumulasi modal (kapital) berlangsung terus menerus yang didukung oleh perkembangan teknologi. Berdasarkan akumulasi 139 Bab-9 : Sejarah Perkoperasian 140 modal yang terjadi, kapitalisme dapat dibedakan menjadi empat, yaitu kapitalisme perdagangan, kapitalisme industri, kapitalisme finansial, dan kapitalisme negara. Pada masa kapitalisme perdagangan pengumpulan modal terutama diinvestasikan dalam perdagangan, baik dalam tingkat nasional maupun internasional. Selanjunya pengumpulan modal yang sebagian besar diinvestasikan pada industri disebut kapitalisme industri. Sementara itu investasi pada lembaga-lambaga keuangan disebut kapitalisme finansial. Dan kapitalisme negara disebut juga semi kapitalisme (gicasi capitalism) berkaitan dengan semakin besarnya peranan perencanaan dari negara. Dalam ekonomi pra-kapitalis belum ada pemisahan antara pemilik, pimpinan serta pengawasan keuangan perusahan. Pemilik perusahaan sekaligus bertindak sebagai pimpinan dan pengawasan keuangan perusahan. Dalam perkembangan selanjutnya, yang dinamakan masa kapitalisme modern, sudah ada pemisahan yang tegas antar pemilik dengan pimpinan perusahaan, seiring dengan munculnya perusahaan-perusahan yang berbentuk badan hukum. Pemilik perusahaan adalah para pemegang saham sedangkan yang memimpin perusahaan diserahkan kepada orang lain yang dianggap mau dan mampu memimpin perusahaan tersebut. Kebaikan sistem perekonomian kapitalisme adalah bahwa sistem ini memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan ekonomi. Kapitalisme memberi kemungkinan kepada setiap orang untuk bekerja dan berusaha segiat-giatnya agar memperoleh pendapatan serta keuntungan yang sebesar-besarnya. Kemajuan ekonomi yang dicapai oleh sistem perekonomian kapitalisme tidak hanya dipuji oleh orang-orang kapitalis saja, akan tetapi bahkan diakui pula oleh Karl Marx, salah seorang yang dianggap sebagai penentang kapitalisme. Ekonom# Koperasi Kemajuan-kemajuan ekonomi yang dicapai dalam perekonomian kapitalisme disebabkan beberapa faktor, antara lain : 1. Adanya enterpreneur atau usahawan yang bersifat dinamis, yang selau mencari ha-hal yang baru yang mendorong “technological invention” dan “technological innovation”, termasuk barang-barang baru, alatalat pengangkutan, organisasi perusahan dan lain-lain yang serba baru. 2 Adanya “profit motive” yang mendorong orang untuk bekerja giat dan tekun mencari dan menggunakan cara-cara baru dalam proses produksi agar dapat meningkatkan hasil produksinya dan bekerja dengan efisiensi yang tinggi, sehingga diperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. 3. Diakuinya hak milik perseorangan sehingga mendorong orang untuk bekerja dan berusaha agar dapat memiliki barang-barang yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dengan tingkat penggunaan yang hampir-hampir mutlak. Pengakuan hak milik pribadi dan hak waris mendorong penumpukan kekayaan dan pemupukan kapital serta memungkinkan pemeliharaan barang-barang kapital maupun barang-barang konsumsi akan lebih tahan lama. 4. Adanya persaingan yang bersifat mendorong serta menyeleksi usaha-usaha yang produktif. Sudah barang tentu kapitalisme ita mempunyai keburukan- keburukan pula. Secara ringkas keburukan-keburukan kapitalisme adalah sebagai berikut: 1. Pertentangan Penilaian Dalam sistem kapitalisme, penilaian terhadap tenaga kerja manusia adalah setinggi upah atau pendapatan yang diterima oleh buruh atau karyawan karena ikut sertanya didalam proses produksi. 141

Anda mungkin juga menyukai