Anda di halaman 1dari 6

INTEGRATED CASE

MANAGEMENT ACCOUNTING
PT SCARLET

Sejarah Singkat PT Scarlet


PT Scarlet adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang industri pembuatan mobil. PT
Scarlet didirikan pada tanggal 28 September 2004. Produk utama penjualan PT Scarlet ini adalah
mobil sport dengan tipe RCX.
Dalam melaksanakan kegiatan produksinya, lokasi pabrik badan usaha ini berada di Kendari.
Lokasi tersebut dipilih karena berdekatan dengan tempat tinggal para tenaga kerja. Sedangkan
kantor pusat administrasi berada di Makassar.
Pada awalnya, PT Scarlet hanya memproduksi mobil sport, akan tetapi permintaan pasar semakin
beragam sehingga pada tahun 2008, badan usaha ini menambah jenis mobil yang dijual, yaitu
SUV, dan sedan.

Aktivitas Produksi PT Scarlet


PT Scarlet memproduksi berbagai macam mobil sesuai dengan permintaan pasar. Untuk chassis
dari mobil yang diproduksi oleh PT Scarlet, seluruhnya berbahan kerangka besi. Adapun
langkah-langkah dalam pembuatan chassis berbahan besi adalah sebagai berikut.
1. Membuat desain dan perhitungannya.
2. Setelah desain ditetapkan, kemudian prototype mobil akan dibuat, dan kemudian dilanjutkan
dengan beberapa test seperti crosswind test, break performance test, dan low temperature
test. Setelah melakukan tes, akan dilakukan pengukuran ulang terkait dengan desain yang
telah dibuat untuk memastikan kesesuaian dengan perhitungan yang dibuat di awal.
3. Setelah prototype berhasil melewati beberapa test tersebut, maka proses produksi akan
dilakukan. Untuk membuat body, digunakan alat yang disebut die (cetakan) dan dipress
dengan mesin press bertekanan tinggi.
4. Proses pertama merupakan proses stamping (pembuatan body). Panel body dibuat dari
material besi yang semula berbentuk gulungan dengan ukuran yang berbeda, yang kemudian
akan dipotong dengan menggunakan mesin sharing. Body harus memenuhi standar kualitas
sebelum diproses lebih lanjut.
5. Hasil proses stamping digabungkan dengan cara dilas dalam proses welding.
6. Dari proses pengelasan, body mobil akan dicat. Proses pengecatan meliputi pengecatan dasar
(undercoat) untuk mencegah karat, dilanjutkan dengan pelapisan kedua, dimana robot akan
menyemprotkan cat berwarna abu-abu untuk menjaga cat luar tetap baik dan melapisi panel
agar tetap halus. Tahap terakhir pengecatan, yaitu top coat, dilakukan oleh robot untuk
menghasilkan warna akhir kendaraan yang diinginkan.
7. Pembuatan mesin dimulai dengan pencetakan blok mesin yang terbuat dari campuran besi,
sisa/scrap material pembuatan body, dan aluminium yang dilelehkan dan dituang dalam alat
cetak. Proses ini disebut dengan proses casting. Sisa material yang masih ada akan dibiarkan
begitu saja di lantai hingga hari berikutnya.

1|P a ge
INTEGRATED CASE
MANAGEMENT ACCOUNTING
PT SCARLET

8. Mesin digunakan untuk memproses material yang dipanaskan seperti roda gigi, batang torak,
dan lainnya. Proses ini disebut dengan forging.
9. Blok silinder dan part-part lain seperti piston, crackshaft, dan lainnya masih harus diproses di
mesin CNC untuk mendapatkan dimensi sesuai ukuran blok mesin. Untuk mendapat hasil
yang sangat halus di bagian yang saling bergesekan, masih dilakukan proses polishing.
10. Komponen yang sudah siap akan dirakit, disetting, dan dites untuk mendapatkan mesin yang
ideal. Mesin sendiri terdiri dari 550 komponen.
11. Pada proses assembling, komponen-komponen tersebut dilakukan dalam konveyor yang
berjalan dan berhenti dengan kecepatan dan waktu yang telah ditentukan.
12. Selanjutnya, mobil yang sudah jadi akan diinspeksi untuk memastikan produk yang
dihasilkan sesuai standar.
13. Jika kualitas mobil telah memenuhi standar, maka mobil dapat dikirimkan dan dijual pada
konsumen melalui kapal (laut), atau pakai truk (darat).

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT Scarlet memiliki 4 bagian produksi, yaitu


kepala pabrik, quality control, karyawan produksi, dan karyawan perangkaian yang seluruhnya
berjumlah 30 orang. Kepala pabrik terdiri dari 1 orang, quality control 6 orang, karyawan
produksi terdiri dari 15 orang dan karyawan perangkaian 8 orang. Dibawah ini daftar gaji/upah
pekerja:
Tabel 1
Gaji dan Upah serta Jam Kerja Masing-Masing Bagian per orang
Unit Jam kerja Jumlah Gaji dan Upah
Kepala pabrik 10 jam Rp 12.000.000 per bulan
Quality control 10 jam Rp 8.250.000 per bulan
Bagian produksi - Rp 75.000 per jam
Perangkaian - Rp 60.000 per jam
Sumber : internal badan usaha.

Berdasarkan laporan hasil produksi, diketahui bahwa untuk setiap mobil membutuhkan 80
potong besi, SUV 92 potong, dan sedan 100 potong (Harga per potong besi=$125;
$1=Rp13.500). Pada tahun tersebut, PT Scarlet berhasil menjual, 200 unit mobil dengan harga
per unit Rp150.000.000; 100 unit SUV dengan harga per unit Rp185.000.000; dan 150 unit sedan
dengan harga per unit Rp170.000.000. Untuk mengerjakan 200 unit mobil dibutuhkan 11000
jam, 100 unit SUV 10050 jam, dan 150 unit sedan 12500 jam. Dari laporan hasil produksi
diketahui bahwa untuk setiap jenis mobil menggunakan die (cetakan) yang sama dimana biaya
penyusutannya per tahun adalah Rp25.000.000. Selain itu, biaya listrik dan air untuk pabrik
tersebut selama satu bulan adalah Rp60.000.000 dan Rp12.000.000. Diketahui bahwa pada tahun
tersebut PT Scarlet mengalami kerugian sebesar Rp29.750.000.

2|P a ge
INTEGRATED CASE
MANAGEMENT ACCOUNTING
PT SCARLET

Kebijakan dan Upaya PT Scarlet dalam Pengendalian Kualitas


Dalam berproduksi, PT Scarlet berupaya mencapai standar kualitas yang ditetapkan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Body mobil yang diproduksi oleh PT Scarlet
dikategorikan berkualitas jika sudah lolos dari pengujian volume dan ketebalan besi yang telah
dicetak. Selain untuk body mobil, PT Scarlet juga telah membuat kebijakan untuk melakukan
pengendalian kualitas dari mobil yang diproduksi.
Kebijakan-kebijakan tersebut terdiri dari:
Standar produk cacat yang dapat ditoleransi sebesar 5% dari total produksi.
Bahan baku dan komponen diperoleh dari sumber terpercaya yang berkualitas baik.
Adanya pemeliharaan terhadap peralatan untuk berproduksi.
Bagi produk yang belum lolos pengujian volume dan ketebalan, maka akan diproduksi
ulang.
Dari kebijakan yang sudah ditetapkan, terdapat juga informasi terkait penerapan kebijakan dan
usaha lain yang dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Informasi ini
diperoleh dari PT Scarlet melalui wawancara dan observasi, dan berikut adalah hasilnya :
ya saya tukang ngawasin kerjaan mereka supaya kerjaan mereka benar dan kalo perawatan
peralatan seperti laser cut sudah ada langganan selama ini.
Sementara itu, usaha-usaha yang dilakukan PT Scarlet terdiri dari:
Adanya quality control yang mempunyai tugas:
a. Memeriksa kualitas bahan baku saat penerimaan oleh quality control setiap bahan
baku telah tiba.
b. Menguji volume dan ketebalan besi dari body.
c. Membuat laporan kualitas produk yang dihasilkan setiap harinya.
Adanya pemilihan dan seleksi terhadap supplier oleh bagian yang bertanggung jawab
terhadap pembelian.
Adanya jadwal pemeliharaan peralatan per bulan. Jika ada peralatan yang mengalami
kerusakan maka akan diperbaiki oleh bengkel yang telah menjadi langganan.
Pengawasan yang dilakukan oleh kepala produksi selama proses produksi berlangsung
untuk menjamin tercapainya standar kualitas.
Namun demikian, usaha yang dilakukan PT Scarlet tampaknya tidak membawa hasil yang
maksimal karena masih terdapat produk cacat dengan jumlah yang cukup tinggi. Padahal, PT
Scarlet menilai dan mengevaluasi produktivitas dari banyaknya barang cacat yang dihasilkan.
Dari data PT Scarlet, dapat dilihat bahwa pada triwulan 1 dan 2 persentase produk cacat masih
dalam batas toleransi sedangkan pada triwulan 3 dan 4 meningkat hingga melewati batas
toleransi. Berdasarkan wawancara, batas toleransi PT Scarlet terhadap produk cacat sebesar 5%
dari total produksi. Tabel 2 menunjukkan jumlah produk cacat yang terjadi selama proses
produksi.

3|P a ge
INTEGRATED CASE
MANAGEMENT ACCOUNTING
PT SCARLET

Tabel 2
Produk Cacat
Triwulan Produk cacat Jumlah Produksi Produk cacat (%)
1 8 unit 200 unit 4%
2 5 unit 200 unit 2,5%
3 15 unit 200 unit 7,5%
4 14 unit 150 unit 9,33%
Sumber: internal badan usaha

Penilaian Terhadap Produktivitas dan Biaya Pengendalian Kualitas PT Scarlet


PT Scarlet melakukan penilaian produktivitas dari hal berikut.
a. Jumlah produk cacat
Semakin tinggi jumlah produk cacat yang dihasilkan oleh PT Scarlet maka produktivitas
semakin menurun. Adanya produk cacat menyebabkan semakin besar biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengatasi timbulnya produk cacat tersebut. Jumlah produk cacat dapat
dilihat pada Tabel 2. Semakin banyak produk cacat maka PT Scarlet tidak dapat
memaksimalkan penjualan karena produk yang dapat dijual dengan harga normal tidak
dapat dijual dan banyaknya sumber daya yang digunakan dengan timbulnya produk
rework. Selain itu, PT Scarlet juga terkadang harus menanggung biaya asuransi dari
pelanggan yang menggunakan produk PT Scarlet yang bodynya mudah penyok dan
mesin bermasalah.
b. Jumlah komplain
Jika jumlah komplain meningkat maka konsumen akan melakukan klaim atas produk
yang kualitasnya tidak sesuai dengan yang diinginkan. PT Scarlet memberikan garansi
satu tahun apabila mesin saat digunakan dalam keadaan normal. Dengan adanya klaim
tersebut menyebabkan PT Scarlet harus menanggung biaya lebih besar.

Permasalahan Yang Dihadapi Oleh PT Scarlet


Terkait dengan produk yang dijual, PT Scarlet dituntut untuk mampu menghasilkan produk
sesuai dengan standar kualitas. Namun demikian, usaha-usaha dalam pengendalian kualitas yang
dilakukan PT Scarlet tampaknya tidak membawa hasil yang maksimal, saat ini produktivitas PT
Scarlet juga rendah, hal ini dapat dilihat masih adanya produk cacat dengan jumlah yang cukup
tinggi dan melebihi batas yang dapat ditoleransi sebesar 5% yang sebagian besar disebabkan
karena kelalaian pekerja pada saat menguji volume dan ketebalan besi dan pada tahap
pemotongan menggunakan mesin sharing. Hal tersebut diungkapkan oleh kepala produksi saat
dilakukan wawancara. Dan berikut ini kutipan singkat wawancara dengan kepala produksi.
Mmm, produk cacat tu yaa karena kualitas bahan baku yang jelek, pekerja lalai pada proses
pemotongan padahal proses ini merupakan tahap yang sangat penting, selain itu bagian kontrol

4|P a ge
INTEGRATED CASE
MANAGEMENT ACCOUNTING
PT SCARLET

kualitasnya juga terkadang lalai dalam melakukan pengujian volume dan ketebalan besi,
padahal kita tau sendiri PT Scarlet ini, untuk semua body-nya menggunakan bahan besi, jadi
harusnya dalam melakukan pengujian volume dan besi harus betul-betul. Selain itu, jika
dipelajari lagi, untuk body berbahan besi seharusnya pengujiannya tidak berakhir sampai
pengujian volume dan besi saja tetapi seharusnya ada tahap pengujian kekuatan besi. Pada
tahap ini body diberikan tekanan yang lebih kuat dibanding biasanya. Uji coba ini sangat
menentukan kualitas body ini. Hanya body yang bisa melewati tahap ini saja yang kemudian
akan dijual kepada konsumen

Walaupun PT Scarlet telah melaksanakan usaha-usaha yang berhubungan dengan pengendalian


kualitas, namun selama ini PT Scarlet belum memiliki laporan mengenai aktivitas-aktivitas
tersebut karena sampai sekarang belum ada prosedur yang mewajibkan bagian akuntansi
membuat laporan mengenai biaya kualitas. Selain itu, PT Scarlet beranggapan bahwa semua
biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, dari pembelian bahan baku sampai produk itu
jadi merupakan beban biaya produksi sehingga dimasukkan dalam laporan biaya produksi.
Komponen-komponennya yang tercampur dengan laporan biaya produksi terdiri dari biaya upah
tenaga kerja, biaya gaji kepala produksi, biaya listrik, biaya perawatan dan perbaikan peralatan
produksi, serta biaya klaim dari pelanggan akan dimasukkan sebagai biaya produksi. Berikut
kutipan wawancara langsung dengan bagian akuntansi:
Laporan biaya kualitas? Kami tidak membuat itu. Dan seperti yang anda tanyakan, semua hal
itu ada dalam laporan biaya produksi dan laporan laba rugi.

Kegiatan Operasional Lain di PT Scarlet


Proses akuntansi pada PT Scarlet dimulai dari ketika bagian produksi memberikan material
requisition kepada warehouse department. Bagian produksi akan berproduksi sesuai dengan
master production schedule. Akan tetapi, pimpinan PT Scarlet seringkali menghimbau
departemen produksi untuk memproduksi diatas angka yang ada pada master production
schedule dengan tujuan menyimpan stok barang jadi (Finish Good) di gudang sebagai antisipasi
jika terjadi permintaan mendadak.

Dari bagian akuntansi, tidak ditemukan juga perhitungan mengenai titik impas dan volume
penjualan yang ditargetkan setiap bulannya agar PT Scarlet mencapai keuntungan tertentu.
Selama ini, evaluasi terhadap kinerja departemen produksi yang dilakukan dengan
membandingkan perencanaan produksi dan produksi aktual tidak memiliki hasil yang
memuaskan. Bahkan, PT Scarlet tidak dapat menentukan volume penjualan untuk dapat
menutupi seluruh biayanya. Jika dilihat dari tren penjualan sejak tahun 2008, didapatkan data
mengenai penjualan mobil, lipat dan sedan dalam setahun masing-masing sebesar 72 unit, 36
unit dan 54 unit secara berturut-turut dengan perbandingan yang selalu sama.

5|P a ge
INTEGRATED CASE
MANAGEMENT ACCOUNTING
PT SCARLET

Proses produksi yang selalu terdapat sejumlah produk cacat, menjadi pertimbangan utama
pimpinan perusahaan untuk melakukan pembelian bahan baku yang melebihi MPS untuk
disimpan sebagai stok bahan baku, mengingat bahan baku yang digunakan juga tidak mudah
untuk didapatkan. Disamping itu, karakteristik bahan baku perusahaan berisiko cukup tinggi
akan hilang saat musim panas maupun hujan sehingga memicu biaya pemeliharaan bahan baku
yang tinggi bagi perusahaan.

Pada tahun 2010, PT Scarlet menerima tuntutan dari warga sekitar pabrik karena warga tidak
bisa menggunakan air di sungai untuk kegiatan sehari-hari akibat tercemar oleh sisa cat yang
digunakan dalam kegiatan produksi. Atas tuntutan ini, PT Scarlet harus membersihkan sungai
yang tercemar tersebut. Selain itu, banyak pula warga yang meminta ganti rugi karena
mengalami gangguan pencernaan dan kulit setelah menggunakan air di sungai. Akan tetapi,
berdasarkan data yang dimiliki ketua warga sekitar perusahaan, jumlah warga yang tidak
melapor untuk meminta ganti rugi, lebih banyak dibanding warga yang melapor.

DIMINTA

Analisis Anda atas data dan informasi yang ada di perusahaan, dikaitkan dengan
kerangka berpikir materi Akuntansi Manajemen yang telah anda pelajari.
Buatlah perhitungan yang relevan bagi perusahaan dan mendukung analisis Anda.
Rekomendasi atas kondisi yang dialami perusahaan saat ini.

6|P a ge

Anda mungkin juga menyukai