Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

DALAM PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV-B PADA


BIDANG STUDI IPS DI SD NEGERI 106146 MULIOREJO

EFENDI
Guru Bidang Studi IPS Di SD Negeri 106146 Muliorejo

ABSTRAK
Pembelajaran IPS di SD Negeri 106146 Muliorejo belum memberikan ketuntasan belajar
klasikal tanpa program remedial. Kondisi ini disebabkan Model, metode dan strategi belajar mengajar
yang belum dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Perlu diupayakan pembelajaran yang beroientasi
pada aktivitas siswa (berpusat pada siswa) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan
kelas ini akan ditempuh dalam dua siklus. Dari siklus ke siklus menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournament ) dengan senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran yang berorientasi aktivitas siswa yang akan bermuara pada perbaikan hasil belajar siswa.
Setelah penelitian berlangsung selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa: 1) Data aktivitas siswa
menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain menulis/membaca (41,7%), Mengerjakan LKS
(25,8%), bertanya sesama teman (6,7%), bertanya kepada guru (14,2%), dan yang tidak relevan dengan
KBM (11,6%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain menulis/membaca
(25,5%), bekerja (51,8%), bertanya sesama teman (14,6%), bertanya kepada guru (3,6%), dan yang tidak
relevan dengan KBM (4,5%); 2) Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team
Games Tournament) prestasi belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Hasil
belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)
pada formatif I dan formatif II menunjukkan 23 orang siswa tuntas secara individu, sedangkan kelas tidak
tuntas. Pada siklus II, tuntas secara individu sebanyak 40 orang siswa, sedangkan kelas adalah tuntas
dengan rata-rata siklus I dan siklus II adalah 61,3 dan 77. Hal ini menunjukkan prestasi belajar siswa
meningkat setiap siklusnya.
Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament, dan Prestasi Belajar Siswa

PENDAHULUAN yang digunakan oleh guru belum


Dalam pembelajaran IPS di SD menyentuh kebutuhan anak.
Negeri 106146 Muliorejo, peneliti Hal ini dalam disebabkan oleh
mengetahui bahwa perencanaan banyaknya kesulitan yang dihadapi siswa
pembelajaran telah disusun dengan baik dalam mengikuti pelajaran IPS. Kesulitan
dan disusun sebelum guru melaksanakan ini kemudian menyebabkan minat belajar
kegiatan pembelajaran. Metode yang siswa berkurang, hal ini ditunjukkan oleh
digunakan guru sudah sesuai dengan rendahnya kemauan untuk bertanya saat
materi bahan ajar, media pembelajaran siswa mengalami kesulitan dalam
sudah memadai, pengelolaan kelas sudah memahami materi. Dan hal yang paling
diatur bervariasi, namun hasil belajar 45 tampak adalah pada saat kegiatan
% siswa masih dibawah standar pembelajaran berlangsung, sikap siswa
ketuntasan minimal. Kesimpulan awal kurang bergairah, malas, cepat bosan,
peneliti tentang keadaan ini adalah bahwa walaupun guru sudah berusaha
model pembelajaran dan strategi belajar menggunakan berbagai metode untuk
membangkitkan minat belajar siswa,

42
namun siswa masih kurang bersemangat melibatkan peran siswa sebagai tutor
untuk belajar. sebaya dan mengandung unsur permainan
Dari seluruh siswa yang ada dan reinforcement. Pada model ini siswa
ternyata hanya 10 % siswa saja yang mau memainkan permainan dengan anggota-
bertanya, sedangkan yang lainnya tidak anggota tim lain untuk memperoleh
tahu apa yang ditanyakan. Pada saat guru tambahan skor pada tim mereka.
memberi pertanyaan hanya beberapa Permainan disusun dari
siswa saja yang mau menjawab, pertanyaan-pertanyaan yang relevan
sedangkan lainnya takut untuk menjawab. dengan pelajaran yang dirancang untuk
Siswa yang aktif merupakan siswa yang mengetes pengetahuan yang diperoleh
berada dibarisan depan sedang siswa siswa dari penyampaian pelajaran di kelas
dibarisan belakang rata-rata pendiam dan kegiatan-kegiatan kelompok.
(pasif) selama pembelajaran berlangsung. Permainan itu dimainkan pada meja-meja
Jika keadaan seperti tersebut di atas maka turnamen. Setiap meja turnamen dapat
dapat dikatakan bahwa pola interaksi diisi oleh wakil-wakil kelompok yang
siswa dan guru selama pembelajaran tidak berbeda, namun memiliki kemampuan
dapat berlangsung dangan baik. Dampak setara.
yang terjadi dari kondisi di atas nilai IPS Permainan itu berupa
siswa selalu di bawah standar, dan pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada
nilainya sangat rendah dibanding mata kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap
pelajaran yang lain. Hal ini perlu segera siswa akan mengambil sebuah kartu yang
diatasi demi tercapainya ketuntasan diberi angka dan berusaha untuk
materi sebagaimana ditetapkan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
kurikulum. Metode pembelajaran yang angka tersebut. Turnamen ini
mampu meningkatkan pole interaksi guru memungkinkan bagi siswa dari semua
dan siswa adalah model pembelajaran tingkat untuk menyumbangkan dengan
kooperatif tipe TGT (Team Games maksimal bagi skor-skor kelompoknya
Tournament). Sebab dalam TGT (Team bila mereka berusaha dengan maksimal.
Games Tournament) interaksi antara guru Turnamen ini dapat berperan sebagai
dan siswa, antar siswa dengan siswa, dan review materi pelajaran.
suasana yang baru dan menggairahkan, Model pembelajaran kooperatif
muncul melalui diskusi kelompok, tipe Teams Games Tournament (TGT)
bertanya jawab maupun menyampaikan diterapkan dengan langkah sebagai
informasi kepada sesama teman dapat berikut; 1) penyajian kelas; 2) kelompok
berjalan secara efektif dan efisien, team; 3) game; 4) tournament; 5) team
sehingga pada akhirnya dapat recognize (penghargaan kelompok).
meningkatkan hasil belajar siswa itu Aktivitas belajar dengan permainan yang
sendiri, baik aspek kognitif, afektif dirancang dalam pembelajaran kooperatif
maupun psikomotor. model TGT memungkinkan siswa dapat
Pembelajaran kooperatif model belajar lebih rileks disamping
TGT adalah salah satu tipe atau model menumbuhkan tanggung jawab,
pembelajaran kooperatif yang mudah kerjasama, persaingan sehat dan
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh keterlibatan belajar.
siswa tanpa harus ada perbedaan status,
43
Melihat keunggulan model ini C. Siklus Penelitian
dan latar belakang permasalahan, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang menjadi rumusan-rumusan dalam ini dilakukan dalam 2 siklus, sesuai
penelitian ini adalah; 1) apakah prestasi dengan waktu yang telah direncanakan,
belajar IPS siswa meningkat dengan yakni 4 jam pelajaran untuk pokok
penerapan model pembelajaran bahasan sebagai berikut :
kooperatif tipe Team Games Tournament Materi pembelajaran siklus1 :
(TGT) pada siswa kelas IV-B SD Negeri - Pengertian dan jenis SDA (KBM1)
106146 Muliorejo?; 2) apakah aktivitas - Manfaat dan pentignya melestarikan
belajar IPS siswa meningkat dengan SDA (KBM 2)
penerapan model pembelajaran Materi Pembelajaran siklus 2 :
kooperatif tipe Team Games Tournament - Bentuk-bentuk kegiatan ekonomi
(TGT) pada siswa kelas IV-B SD Negeri (KBM 3)
106146 Muliorejo Tahun Pembelajaran - Tempat sumber daya alam
2012/2013?. pertanian, kelautan, mineral dan
Dari rumusan masalah yang ada, energi (KBM 4)
maka diperoleh tujuan penelitian sebagai Pada tiap putaran terdiri atas 4
berikut; 1) untuk mengetahui apakah tahap, yaitu:
model pembelajaran Team Games 1. Rancangan
Tournament (TGT) dapat menigkatkan 2. Kegiatan dan pengamatan
prestasi belajar IPS siswa kelas IV-B SD 3. Refleksi
Negeri 106146 Muliorejo Tahun 4. Revisi
Pembelajaran 2012/2013; 2) untuk
mengetahui apakah aktivitas belajar IPS D. Instrumen Penelitian
siswa meningkat dengan penerapan model Instrumen yang digunakan dalam
pembelajaran kooperatif tipe Team penelitian ini terdiri dari:
Games Tournament (TGT) pada siswa 1. Rencana Pelaksanaan Pelajaran
kelas IV-B SD Negeri 106146 Muliorejo (RPP)
Tahun Pembelajaran 2012/2013. 2. Lembar Observasi Kegiatan Belajar
Mengajar
METODE PENELITIAN a. Lembar observasi aktivitas
A. Lokasi dan Waktu Penelitian siswa, untuk melihat aktivitas
Penelitian ini dilakukan di SD belajar siswa selama proses
Negeri 106146 Muliorejo Jalan Setia, pembelajaran IPS dengan
Desa Muliorejo dan pelaksanaannya pada penerapan model pembelajaran
bulan Pebruari sampai dengan April koopeartif tepe TGT tiap siklus.
Tahun Pelajaran 2012/2013. b. Lembar observasi pengelolaan
B. Subjek Penelitian model pembelajaran kooperatif
Subjek yang digunakan dalam tipe TGT, untuk mengamati
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas kemampuan guru dalam
IV-B SD Negeri 106146 Muliorejo Tahun mengelola pembelajaran.
Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah 3. Tes formatif
siswa yang terikut dalam penelitian
sebanyak 46 orang.
44
E. Teknik Analisis Data Sb = Jumlah siswa yang mendapat nilai
Metode Analisis Data Pada KKM
penelitian ini digunakan metode deskriptif K = Jumlah siswa dalam sampel
dengan membandingkan hasil belajar
siswa sebelum tindakan dengan hasil Sebagai tolak ukur keberhasilan
belajar siswa setelah tindakan. penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat
Langkah-langkah pengolahan data dari: hasil tes, jika hasil belajar siswa
sebagai berikut: mencapai KKM secara individual dan
1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum 85% secara klasikal.
tindakan dan nilai tes akhir Siklus I
dan Siklus II HASIL PENELITIAN DAN
2. Menghitung nilai rerata atau PEMBAHASAN
persentase hasil belajar siswa A. Hasil Penelitian
sebelum dilakukan tindakan dengan Sebelum melakukan tindakan
hasil belajar setelah dilakukan siklus I, terlebih dahulu peneliti
tindakan pada Siklus I dan Siklus II melakukan tes pretes kepada siswa untuk
untuk mengetahui adanya mengetahui kondisi awal siswa agar dapat
peningkatan hasil belajar. di bandingkan dengan kemampuan siswa
3. Penilaian pada siklus I. Berdasarkan data pretes
a. Data nilai hasil belajar siswa ternyata tidak ada siswa yang lulus
(kognitif) diperoleh dengan KKM yang ditetapkan. Nilai tertinggi
menggunakan rumus: pada pretes adalah 40 (17 siswa) dan yang
Jumlah jawaban benar terendah adalah 20 (11 orang) dengan
Nilai Siswa 100 rata-rata 31,3.
Jumlah seluruh soal
b. Nilai rata-rata siswa dicari
1. Siklus I
dengan rumus sebagai berikut:
Tahap Observasi I
X
X Setelah memperoleh data-data
N hasil observasi pada pertemuan 1 dan 2,
Dengan: X = Nilai rata-rata selanjutnya akan dibandingkan aktivitas
X = Jumlah nilai X siswa, guru, dan nilai rata-rata antara
N = Jumlah peserta tes siklus I dengan nilai rata-rata pretes
Untuk penilaian aktivitas digunakan siswa. Penerapan pembelajaran Model
rumus sebagai berikut: pembelajaran kooperatif tipr Team Games
% Tournament (TGT) pada siklus I ini
belum dapat dilaksanakan secara optimal,
= 100%
hal ini terbukti dengan sedikitnya
(Majid, 2009:268) peningkatan persentase aktivitas dalam
pembelajaran dari pertemuan 1 ke
c. Ketentuan persentase ketuntasan pertemuan berikutnya.
belajar kelas

Ketuntasan belajar kelas


Sb 100%
K

45
Tabel 1. Rata-rata Aktivitas Siswa Pada akhir proses belajar
Pada Siklus I mengjaar siswa diberi tes formatif I
Siklus I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
Rata- keberhasilan siswa dalam proses belajar
No Aktivitas Jumlah Proporsi
Rata
1 Menulis, membaca 100 25 41,7%
mengajar yang telah dilakukan. Adapun
2 Mengerjakan LKS 62 15,5 25,8% data hasil penelitian pada siklus I adalah
Bertanya pada sebagi berikut :
16 4 6,7%
3 teman Data hasil formatif I ini dapat
Bertanya pada disajikan dalam grafik histogram sebagai
34 8,5 14,2%
4 guru
5 Yang tidak relevan 28 7 11,6%
berikut:
Jumlah 240 60 100% 100 80
Data diatas dapat disajikan dalam
bentuk diagram batang atau histogram 60
Nilai
sesuai Gambar dibawah. 50 40
20 14 23 Frekuensi
Grafik Aktivitas siklus I 3 6
60,0% 0
40,0% 1 2 3 4
20,0% Grafik 2. Data Hasil Formatif I
0,0% Dari perolehan tes pada siklus I
di atas, kemudian dibandingkan dengan
nilai rata-rata pretes. Dari perbandingan
Siklus 1 41, 25, 6,7 14, 11, tersebut dapat diketahui bahwa terjadi
Grafik 1. Aktivitas Siswa Siklus I peningkatan nilai rata-rata dari 11,1
Berdasarkan tabel di atas tampak menjadi 63,3.
bahwa aktivitas siswa yang paling Nilai rata-rata pretes IPS = 31,3
dominan pada siklus I adalah Menulis/ Nilai rata-rata formatif I = 61,3
Membaca yaitu 41,7%. Aktivitas lain e. Refleksi
yang presentasinya cukup besar adalah Pada siklus I tindakn penerapan
mengerjakan LKS yaitu sebesar 25,8 %. model pembelajaran kooperatif tipe Team
Sedangkan aktivitas bertanya pada teman Games Tournament (TGT) tidak mampu
dan bertanya pada guru masig-masing memberikan ketuntasan belajar secara
6,7% dan 14,2%. Aktivitas yang tidak klasikal. Hanya 50 % siswa yang lulus
relevan dengan KBM adalah 11,6%. KKM yang telah ditetapkan yang dilihat
Pada siklus I, secara garis besar dari hasil formatif I siswa. Aktivitas
kegiatan belajar mengajar dengan model belajar siswa juga masih jauh dari yang di
pembelajaran kooperatif tipe Team Games harapkan peneliti dimana kegiatan
Tournament (TGT)sudah dilaksanakan individual siswa masih sangat tinggi, dan
dengan baik, walaupun peran guru masih kooferatif siswa belum begitu terlihat.
cukup dominan untuk memberikan Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
penjelasan dan arahan, karena model mengajar diperoleh informasi dari hasil
tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. pengamatan sebagai berikut :

46
1) Pada saat diskusi kelompok hanya 2) Pada siswa yang terlihat tidak serius
sebagian kecil siswa yang aktif dan menyepelekan pembelajaran
berargumen dan serius dalam diskusi. dengan mengganggu teman dan
Sedangkan beberapa siswa lain hanya bercerita, guru lebih memusatkan
membaca dan menulis, bahkan ada perhatian dan tidak segan menegur
beberapa siswa yang tidak peduli, serta menghukum siswa tersebut, agar
mengganggu temannya dan bercerita siswa menjadi lebih serius dalam
dengan temannya seperti pada belajar dan memperingkatkan siswa
dokumentasi peneliti halaman 94. tentang peraturan tersebut sebelum
2) Guru masih belum bisa mengatur pelajaran dimulai.
waktu semaksimal mungkin sehingga 3) Guru harus lebih teliti dalam membagi
kegiatan penarikan kesimpulan belum waktu, agar setiap tahapan
dapat dilaksanakan. pembelajaran dapat terlaksana dengan
3) Kegiatan turnamen juga belum dapat baik.
terlaksana dengan baik, soal yang 4) Agar kegiatan turnamen berjalan
seharusnya menjadi rebutan, tidak sesuai harapan, guru menyediakan
menjadi rebutan. Siswa masih malu hadiah bagi kelompok yang paling
dan kurang percaya diri dalam banyak mengumpulkan poin. Hal ini
memberikan/mengemukakan bertujuan agar siswa menjadi lebih
jawabannya. semangat dan antusias dalam kegiatan
4) Guru masih kurang dalam memotivasi turnamen.
siswa, dan menciptakan suasana 5) Guru perlu lebih terampil dalam
belajar yang menarik bagi siswa, memotivasi siswa dan lebih jelas
sehingga siswa masih kurang dalam menyampaikan tujuan
semangat, dan masih banyak siswa pembelajaran. Dimana siswa diajak
yang kurang ambil bagian dalam untuk terlibat langsung dalam setiap
setiap tahap pembelajaran dengan kegiatan yang akan dilakukan.
model pembelajaran kooperatif tipe 2. Siklus II
TGT ( Team Games Tournament ). Tahap Observasi II
Pada pertemuan ini diadakan tes,
f. Revisi tujuannya untuk mengetahui bagaimana
Pelaksanaan kegiatan belajar peranan model pembelajaran Team
mengajar pada siklus I ini masih terdapat Games Tournament (TGT)dalam
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi meningkatkan hasil belajar siswa dalam
untuk dilakukan pada siklus mempelajari IPS. Adapun nilai tes pada
berikutnya.Adapun tindakan revisi yang siklus II ini dapat dilihat pada tabel
akan peneliti lakukan berdasarkan hasil dibawah ini:
diskusi peneliti dengan teman sejawat, Tabel 2. Data Hasil Formatif II
tutor, dan pendamping peneliti adalah: Tuntas Tuntas Nilai
1) Guru harus lebih tegas, dan Nilai Frekuensi Individu Kelas rata-rata
60 6 -
menjelaskan model pembelajaran serta
80 40 -
tahap-tahap belajar pada siswa, agar Jumlah 46 40 86,9% 77
siswa tidak canggung dan dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik.
47
Pada Tabel tersebut, nilai dengan siklus II. Data dapat disajikan
terendah formatif I adalah 60sebanyak 6 dalam bentuk diagram batang atau
orang dan nilai tertinggi adalah 80 histogram sesuai Gambar dibawah
sebanyak 40 orang, dengan 6 orang Grafik Aktivitas siklus II
mendapat nilai dibawah kriteria 60,0%
ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah
sebesar 86,9 %. Dengan nilai KMM 40,0%
sebesar 70.Nilai ini berada di bawah
kriteria keberhasilan klasikal sehingga 20,0%
dapat dikatakan KBM siklus II berhasil
memberi ketuntasan belajar dalam 0,0%
kelas.Nilai rata-rata kelas adalah 77 sudah
tuntas KKM IPS di SD Negeri 106146 Siklus 1 25 51 14 3, 4,
Muliorejo, Kecamatan Sunggal. Data Grafik 4. aktivitas siswa Siklus II
hasil formatif II ini dapat disajikan Selain itu dapat dilihat
kembali dalam grafik histogram sebagai perbandingan nilai rata-rata hasil belajar
berikut: siswa siklus I dan siklus II, yang hasilnya
80 adalah terjadi peningkatan antara nilai
80 rata-rata antara siklus I dan siklus II.
60
Nilai rata-rata siklus I : 61,3
60 Nilai rata-rata siklus II : 77
40
40 Series1 e. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa
Series2
20 6 yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam
0 proses belajar mengajar dengan penerapan
Nilai Frekuensi model pembelajaran Team Games
Tournament (TGT).Dari data-data yang
Grafik 3. Data Hasil Formatif II telah diperoleh dapat diuraikan sebagi
Dari tabel di atas, dapat dilihat berikut :
aspek-aspek yang diamati pada kegiatan 1) Berdasarkan data hasil pengamatan
belajar mengajar (siklus II) yang diketahui bahwa siswa aktif selama
dilaksanakan oleh guru dengan proses belajar mengajar berlangsung.
menerapkan model pembelajaran Team Memang keaktifan siswa tidak keluar
Games Tournament (TGT)mendapatkan secara spontan tetapi melalui tahapan
penilaian cukup baik dari pengamat dan motivasi yang diberikan guru.
adalah memotivasi siswa, membimbing 2) Selama proses belajar mengajar guru
siswa merumuskan kesimpulan/ telah melaksanakan semua
menemukan konsep, dan pengelolaan pembelajaran dengan baik. Meskipun
waktu. ada beberapa aspek yang belum
Setelah menganalisa data pada sempurna, tetapi presentase
silkus II ini, langkah selanjutnya adalah pelaksanaanya untuk masing-masing
mengamati perbandingan aktivitas siswa, aspek cukup besar.
guru, dan nilai rata-rata antara siklus I
48
3) Hasil belajar siswa pada siklus II 1) Pada saat diskusi kelompok hanya
mencapai ketuntasan. sebagian kecil siswa yang aktif
4) Kekurangan pada siklus-siklus berargumen dan serius dalam diskusi.
sebelumnya sudah mengalami Sedangkan beberapa siswa lain hanya
perbaikan dan peningkatan sehingga membaca dan menulis, bahkan ada
menjadi lebih baik. beberapa siswa yang tidak peduli,
f.. Revisi Pelaksanaan mengganggu temannya dan bercerita
Pada siklus II guru telah dengan temannya seperti pada
menerapkan model pembelajaran Team dokumentasi peneliti halaman 94.
Games Tournament (TGT)dengan baik 2) Guru masih belum bisa mengatur
dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil waktu semaksimal mungkin sehingga
belajar siswa pelaksanaan proses belajar kegiatan penarikan kesimpulan belum
mengajar sudah berjalan dengan baik. dapat dilaksanakan.
Maka tidak diperlukan revisi terlau 3) Kegiatan turnamen juga belum dapat
banyak, tetapi yang perlu diperhatikan terlaksana dengan baik, soal yang
untuk tindakan selanjutnya adalah seharusnya menjadi rebutan, tidak
memaksimalkan dan mempertahankan menjadi rebutan. Siswa masih malu
apa yang telah ada dengan tujuan agar dan kurang percaya diri dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar memberikan/mengemukakan
selanjutnya penerapan model jawabannya.
pembelajaran Team Games Tournament 4) Guru masih kurang dalam memotivasi
(TGT)dapat meningkatkan proses belajar siswa, dan menciptakan suasana
mengajar, sehingga tujuan pembelajaran belajar yang menarik bagi siswa,
dapat tercapai. sehingga siswa masih kurang
semangat, dan masih banyak siswa
B. Pembahasan yang kurang ambil bagian dalam
Penelitian ini dilakukan dengan setiap tahap pembelajaran dengan
dua siklus yang masing-masing siklusnya model pembelajaran kooperatif tipe
terdiri dari 2 KBM. Pada siklus I tindakn TGT ( Team Games Tournament ).
penerapan model pembelajaran kooperatif Pelaksanaan kegiatan belajar
tipe Team Games Tournament (TGT) mengajar pada siklus I ini masih terdapat
tidak mampu memberikan ketuntasan kekurangan, sehingga perlu adanya revisi
belajar secara klasikal. Hanya 50 % siswa untuk dilakukan pada siklus
yang lulus KKM yang telah ditetapkan berikutnya.Adapun tindakan revisi yang
yang dilihat dari hasil formatif I siswa. akan peneliti lakukan berdasarkan hasil
Aktivitas belajar siswa juga masih jauh diskusi peneliti dengan teman sejawat,
dari yang di harapkan peneliti dimana tutor, dan pendamping peneliti adalah:
kegiatan individual siswa masih sangat 1) Guru harus lebih tegas, dan
tinggi, dan sikap kooperatif siswa belum menjelaskan model pembelajaran serta
begitu terlihat. Dalam pelaksanaan tahap-tahap belajar pada siswa, agar
kegiatan belajar mengajar diperoleh siswa tidak canggung dan dapat
informasi dari hasil pengamatan sebagai mengikuti pembelajaran dengan baik.
berikut : 2) Pada siswa yang terlihat tidak serius
dan menyepelekan pembelajaran
49
dengan mengganggu teman dan siswa menurut pengamatan pada siklus II
bercerita, guru lebih memusatkan antara lain menulis/membaca (25,5%),
perhatian dan tidak segan menegur bekerja (51,8%), bertanya sesama teman
serta menghukum siswa tersebut, agar (14,6%), bertanya kepada guru (3,6%),
siswa menjadi lebih serius dalam dan yang tidak relevan dengan KBM
belajar dan memperingkatkan siswa (4,5%). Dari data di atas dapat di tarik
tentang peraturan tersebut sebelum kesimpulan bahwa model pembelajaran
pelajaran dimulai. kooperatif tipe team games
3) Guru harus lebih teliti dalam membagi tournamentmampu meningkatkan prestasi
waktu, agar setiap tahapan belajar siswa dan aktivitas belajar siswa.
pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik. PENUTUP
4) Agar kegiatan turnamen berjalan Kesimpulan
sesuai harapan, guru menyediakan Setelah data-data tes hasil
hadiah bagi kelompok yang paling belajar, dan aktivitas belajar siswa
banyak mengumpulkan poin. Hal ini terkumpul kemudian dianalisis sehingga
bertujuan agar siswa menjadi lebih dapat disimpulkan antara lain:
semangat dan antusias dalam kegiatan 1. Dengan menerapkan model
turnamen. pembelajaran kooperatif tipe Team
5) Guru perlu lebih terampil dalam Games Tournament (TGT)prestasi
memotivasi siswa dan lebih jelas belajar siswa dari siklus ke siklus
dalam menyampaikan tujuan berikutnya mengalami peningkatan.
pembelajaran. Dimana siswa diajak Hasil belajar siswa dengan
untuk terlibat langsung dalam setiap menerapkan model pembelajaran
kegiatan yang akan dilakukan. kooperatif tipe Team Games
Setelah dilakukan perbaikan Tournament (TGT)pada formatif I dan
pembelajaran maka terjadi perubahan formatif II menunjukkan 23 orang
yang cukup memuaskan bagi peneliti. siswa tuntas secara individu,
Adapun perubahan yang terjadi yakni sedangkan kelas tidak tuntas. Pada
presatsi belajar siswa mengalami siklus II, tuntas secara individu
peningkatan dari 23 orang siswa tuntas sebanyak 40 orang siswa, sedangkan
secara individu pada siklus I, sedangkan kelas adalah tuntas dengan rata-rata
kelas tidak tuntas menjadi 40 orang siswa siklus I dan siklus II adalah 61,3 dan
tuntas secara individu dan kelas tuntas 77.
dengan rata-rata siklus I dan siklus II 2. Data aktivitas siswa menurut
adalah 61,3 dan 77.Aktivitas siswa pengamatan pengamat pada siklus I
menurut pengamatan pengamat pada antara lain menulis/membaca
siklus I dan II juga mengalama (41,7%), Mengerjakan LKS (25,8%),
peningkatan dimana pada siklus I bertanya sesama teman (6,7%),
aktivitas menulis/membaca (41,7%), bertanya kepada guru (14,2%), dan
mengerjakan LKS (25,8%), bertanya yang tidak relevan dengan KBM
sesama teman (6,7%), bertanya kepada (11,6%).Data aktivitas siswa menurut
guru (14,2%), dan yang tidak relevan pengamatan pada siklus II antara lain
dengan KBM (11,6%).Data aktivitas menulis/membaca (25,5%), bekerja
50
(51,8%), bertanya sesama teman Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar
(14,6%), bertanya kepada guru dan Pembelajaran, PT Rineka
(3,6%), dan yang tidak relevan dengan Cipta, Jakarta
KBM (4,5%). Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
2006. Startegi Belajar Mengajar.
Saran Jakarta: PT Rineka Cipta.
Setelah melakukan kegiatan Purwanto, Ngalim, (1994), Prinsip-
belajar mengajar selama empat kali atau prinsip dan Teknik Evaluasi
disebut dua siklus maka perlu saran agar Pengajaran, Bandung, PT
pengguna atau yang memanfaatkan LKS Rosdakarya
di sekolah benar-benar bermanfaat sesuai _________________(2007), Psikologi
dengan tujuan penelitian. Pendidikan. Bandung, PT
1. Bagi peneliti selanjutnya duharapkan Rosdakarya
lebih maksimal dalam pengelolahan Sanjaya M.Pd, Dr.Wina. 2009. Strategi
waktu pembelajaran agar recana Pembelajaran Berorientasi
pembelajarn yang telah disusun dapat Standar Proses Pendidikan.
terlaksana dengan maksimal. Jakarta: Kencana
2. Kepada peneliti selanjutnya Sardiman, A. M., (2006), Interaksi dan
diharapkan dapat menggunakan tes Motivasi Belajar Mengajar, Raja
hasil belajar dalam bentuk uraian. Hal Grafindo Persada, Jakarta
ini bertujuan agar keberhasilan strategi Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-
ini benar-benar terlihat dari Faktor yang Mempengaruhinya.
kemampuan siswa menguraikan Rineka Cipta. Jakarta.
jawaban dari tes yang diberikan Sudjana, Dr.Nana.1998. Dasar-Dasar
3. Bagi para peneliti yang ingin Proses Belajar
menggunakan model pembelajaran Mengajar.Bandung:Sinar baru
kooperatif tipr Team Games Algensindo
Tournament (TGT) ini agar Sumadi Suryabrata.1993.Psikologi
menggunakan sampel dengan Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo
tingkatan yang lebih tinggi. Persada.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005.
menyiapakan soal turnament yang Metode Penelitian Pendidikan.
benar-benar mampu di jawab oleh Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
siswa sehingga suasana turnamen Trianto., (2009), Mendesain Model
benar-benar terasa hidup. Pembelajaran Inovatif Progressif,
Kencana Prenada Media
RUJUKAN Group,Jakarta
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Yamin, M., (2008), Taktik
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Mengembangkan Kemampuan
Rineka Cipta, Jakarta. Individual Siswa, Gaung Persada
Aqib, Z., (2006), Peneltian Tindakan Press, Jakarta.
Kelas. Penerbit, Yrama Widya,
Bandung

51

Anda mungkin juga menyukai