Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi umum yang mewarnai pelaksanaan tugas pokok TNI berpengaruh

terhadap pelaksanaan tugas pokok Rumah Sakit di lingkungan TNI khususnya

Rumkit Tk II 03.05.01 Dustira. Selain itu perkembangan ilmu dan teknologi

Kedokteran, serta kemudahan akses informasi menyebabkan ekspektasi anggota

TNI dan masyarakat umum terhadap jasa pelayanan kesehatan yang prima. Hal ini

berdampak pada tuntutan agar rumah sakit selalu meningkatkan kualitas

pelayanan, sejalan dengan misi Rumkit Tk II 03.05.01 Dustira memberikan

pelayanan kesehatan yang prima dan dukungan kesehatan handal.

Selanjutnya dengan diberlakukannya Undang-undang praktik kedokteran

dalam bentuk regulasi perijinan bagi tenaga medis, Undang-undang tentang

Rumah sakit dan dengan makin transparannya standar pelayanan tindakan

kedokteran akan berdampak terhadap dugaan malpraktik, hal ini merupakan

manifestasi adanya ekspektasi berlebihan dari pengguna jasa terhadap

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang ada.

Hal tersebut menuntut rumah sakit untuk lebih meningkatkan keamanan

pasien, ketertiban dan ketaatan terhadap prosedur setiap tindakan medis yang

dilakukan. Disamping itu, keterbatasan sumber dana dan sumber daya manusia di

Rumkit Tk II 03.05.01 Dustira, mengharuskan operasionalisasi Rumah sakit agar

lebih efisien dan efektif dalam pengelolaan manajemennya, sehingga pelayanan

1
2

kesehatan prima dapat diwujudkan dengan pembiayaan yang lebih murah tanpa

mengorbankan prinsip-prinsip keamanan pasien.

Semakin berkembangnya rumah sakit-rumah sakit swasta, baik milik lokal

maupun asing memberikan banyak pilihan sarana pelayanan kesehatan bagi

masyarakat, terutama dari golongan ekonomi menengah ke atas. Hal tersebut

ditunjang pula dengan upaya pemasaran mereka yang sangat progresif dan

sistematis.

Dalam era persaingan yang ketat, pemerintah mendorong peningkatan

kinerja rumah sakit, antara lain dengan dikeluarkannya UU No. 1 tahun 2004

tentang pembendaharaan Negara dan PP RI No. 23 tahun 2005 tentang

pengelolaan Badan Layanan Umum beserta peraturan lainnya. Dengan demikian

rumah sakit diharapkan akan mampu bersaing secara global melalui fleksibilitas

dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, serta

penerapan praktik bisnis yang sehat.

B. Sejarah Singkat Rumah Sakit Dustira

Rumah Sakit Dustira merupakan rumah sakit yang berada di Kota Cimahi,

beralamat di Jl. Dustira No. 1 Cimahi dengan menempati areal tanah kurang lebih

seluas 14 Ha, merupakan peninggalan Belanda yang didirikan pada tahun 1887

dengan nama Militaire Hospital. Pada 1942-1945 saat pendudukan Jepang

dipergunakan untuk tempat perawatan tawanan tentara Belanda dan perawatan

tentara Jepang. Tahun 1945-1947 dikuasai NICA kembali.

Setelah penyerahan kedaulatan Republik Indonesia (RI) dari Pemerintahan

Kerajaan Belanda kepada Pemerintah RI, maka Militaire Hospital di Cimahi pada

tanggal 30 Mei 1950 diserahkan oleh Militer Belanda kepada TNI. Perwira yang
3

mendapat kehormatan dan kepercayaan dari pihak RI untuk menerima penyerahan

adalah Letkol Dr. Rd. Kornel Singawinata (almarhum), dengan pangkat terakhir

Kolonel.

Selanjutnya Militaire Hospital menjadi Rumah Sakit Territorium III,

sedang Letkol Dr. Rd. Kornel Singawinata diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit

Territorium III. Pada tanggal 19 Mei 1956 dalam rangka Hari Ulang Tahun

Territorium III/Siliwangi yang ke-10, Rumah Sakit Territorium III diberi nama

Rumah Sakit Dustira oleh Bapak Panglima Territorium III Kolonel Kawilarang,

sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa Almarhum Mayor Dr. Dustira

Prawiraamidjaya.

Almarhum Mayor Dr. Dustira Prawiraamidjaya lahir di Tasikmalaya pada

tanggal 25 Juli 1919. Putra dari Rd. S. Prawiraamidjaya, pendidikan yang

ditempuhnya dimulai di Europeesche Lagere School (ELS) di Bandung, kemudian

dilanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) selanjutnya beliau menempuh

pendidikan di Sekolah Tinggi Kedokteran Geneeskundige Hogeschool di Jakarta,

yang di zaman Jepang disebut Ika Daigaku.

Pada tanggal 17 Maret 1946 beliau meninggal dunia dan dikebumikan di

Makam Umum Astana Anyar Bandung. Pada tanggal 8 Maret 1973 kerangka Dr.

Dustira dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.

Rumah Sakit Dustira sekarang menjadi rumah sakit kebanggaan prajurit di

wilayah Kodam III/SLW dan sekaligus sebagai rumah sakit rujukan tertinggi

karena mampu memberikan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang

terpadu dengan pelaksanaan kegiatan kesehatan promotif dan preventif.


4

Dalam era reformasi, tuntutan masyarakat pada pelayanan yang lebih baik

makin meningkat, sehingga berbagai upaya penyempurnaan dan perbaikan

kualitas pelayanan kepada masyarakat terus dilakukan secara bertahap, sehingga

sekarang melalui Kepmenkes No. : HK.03.05/I/251/2011 tentang penetapan

Rumah Sakit Umum Tk. II 03.05.01 Dustira Cimahi sebagai Rumah Sakit Umum

Kelas B.

Penetapan tersebut tercapai karena adanya komitmen yang tinggi dari

pimpinan dan seluruh pemegang kebijakan untuk mencapai mutu pelayanan yang

prima sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan sebagai Rumah Sakit

Umum TK II atau Kelas B.

C. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi Rumah Sakit kebanggaan prajurit, PNS dan keluarganya serta

masyarakat di wilayah Kodam III Siliwangi yang bermutu dalam pelayanan,

pendidikan, dan penelitian.

2. Misi

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna.

b. Memberikan dukungan kesehatan yang handal.

c. Menyelenggarakan pendidikan, dan pelatihan, serta penelitian dan

pengembangan yang bermutu dalam rangka pelaksanaan rumah sakit

pendidikan.

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor

Perkasad/265/XII/2007 tanggal 31 Desember 2007 tentang Organisasi Kesehatan


5

Komando Daerah Militer (Orgas Kesdam), Rumah Sakit (Rumkit) Tk. II 03.05.01

Dustira sebagai Rumah Sakit rujukan tertinggi di wilayah Kodam III/SLW,

memiliki tugas :

1. Kesehatan Preventif, menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan

untuk mencegah terjangkitnya penyakit pada Prajurit, PNS Angkatan Darat,

dan keluarganya.

2. Kesehatan Kuratif dan Rehabilitatif, menyelenggarakan segala usaha,

pekerjaan dan kegiatan untuk penyembuhan dan pemulihan pada Prajurit,

PNS Angkatan Darat, dan keluarganya yang sakit.

3. Kesehatan Militer, menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan

yang berkaitan dengan pekerjaan dan kehidupan Prajurit serta penugasan

Prajurit pada berbagai kondisi lingkungan.

E. Tujuan

1. Membangun budaya organisasi yang kondusif dan sense of service.

2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima berbasis kepuasan

pelanggan.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terintegrasi sesuai standar,

menuju persaingan di tingkat nasional.

4. Mengintegrasikan pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk

meningkatkan mutu pelayanan dengan mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran.

F. Motto

TERPESONA (Tertib, Ramah, Professional, Empati, Solid, Nyaman, dan

Aman).
6

G. Falsafah

Visi tanpa aksi, hanya mimpi

Aksi tanpa visi, buang waktu

Visi dengan aksi bangun perubahan

Anda mungkin juga menyukai