Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di Panti Werdha Budhi
Dharma Bekasi Tahun 2013
Latar Belakang: Interaksi sosial adalah hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas
hidup, Berkurangnya interaksi sosial pada lansia dapat menyebabkan perasaan terisolir,
sehingga lansia menyendiri dan mengalami isolasi sosial dengan lansia merasa terisolasi dan
akhirnya depresi, maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui adanya hubungan interaksi sosial dengan kualitas
hidup pada lansia.
Metode Penelitian: Korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Tekhnik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling dengan tekhinik simple
random sampling, dengan jumlah populasi 110 orang dan pengambilan sampelnya
menggunakan tabel krecjie sebanyak 86 orang.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji statistik interaksi sosial terbanyakyaitu interaksi sosial
baik sebanyak 63 orang (73.3%) dan kualitas hidup terbanyak yaitu kualitas hidup baik
sebanyak 61 orang (70,9%).Nilai P Value = 0,001 < 0,05 dengan demikian uji hipotesis
menyatakan bahwa H1 gagal ditolak, yang berarti ada hubungan interaksi sosial dengan
kualitas hidup pada lansiadi panti Werdha Budhi Dharma Bekasi Tahun 2013.
Kesimpulan : semakin baik interaksi yang dilakukan oleh lansia, maka semakin tinggi tingkat
kualitas hidup pada lansia.
ABSTRACT
The Relationship of Social Interaction with the quality of life in elderly at Social
Werdha Budhi Dharma Bekasi 2013
Background: Social interaction is important to increase the quality of life. Reducing the
social interaction in elderly can made feel isolated on them, so the elderly felt lonely and
have social isolation and flew on to dipress condittion, so this can affect the quality of life
in elderly.
Research Objective: The aim of this researchis to knows the relationship of Social
Interaction with the quality of life in elderly
Method : Descriptive Correlation with the cross sectional design. The technique of
sampling was random sampling with the simple random sampling. The population of this
research were 110 respondent and using the krecjie table as many as 86 respondent.
Results :Based on statystical test the most interaction was good as 63 respondent (73,3%)
and the most quality of life is on good quality as many as 61 respondent (70,9%). The p
value was 0,001 <0,05, which meanH0 resected, there is a relation of Social Interaction
with the quality of life in elderly at Social Werdha Budhi Dharma Bekasi 2013.
Conclusion: Doing the interaction more intens to the elderly, can increase the quality of
life in elderly
Keyword : Social interactions, quality of life, elderly
References :2007-2012
Number of Page :xiv + 48
PENDAHULUAN
Usia lanjut merupakan suatu kesejahteraan psikologis pada orang-orang
kejadian yang pasti akan dialami oleh dewasa lanjut, ada banyak hal yang dapat
semua orang dan terjadinya tidak bisa menciptakan munculnya kepuasan
dihindari oleh siapapun.World Health akanhidup pada lansia salah satunya
Organization (WHO) menetapkan usia apabila lansia mampu menyelesaikan
lebih dari 65 tahunsebagaiusia yang tugastugas perkembangan.Adapun tugas
menunjukkan proses menua dan tugas perkembangan lansia adalah
berlangsung secara nyata. (WHO, menyesuaikan diri dengan kematian
2010).Menjadi tua merupakan proses pasangan hidup, membentuk hubungan
alamiahyang berarti seseorang telah dengan orang lain yang seusia dan
melalui tahapan yang berbeda, baik secara menyesuaikan diri dengan peran sosial
biologi maupun psikologi. Memasuki usia (Diener, dkk, 1998, dalam Vicky Tresnia,
tua berarti mengalami kemunduran, 2012).
misalnya kemunduran fisik yang ditandai Kualitas hidup bisa juga dilihat
dengan kulit yang mengendur, rambut dari angka harapan hidup. Angka harapan
memutih, daya ingat kurang, gigi mulai hidup di Indonesia sudah mulai meningkat
ompong, pendengaran kurang pada tahun 2012 mencapai usia 71,62
jelas,penglihatan semakin memburuk, tahun. Menurut The World Factbook CIA,
gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak rata-rata harapan hidup Indonesia berada
proporsional(Fatmah, 2010). jauh di bawah Singapura dan Brunei
Pertambahan usia lansia dapat Darussalam. Dua negara tetangga ini
menimbulkan berbagai masalah baik secara berada masing-masing diperingkat 4
fisik, mental, serta perubahan kondisi sosial (83,75) dan 77 (76,37), Indonesia dianggap
yang dapat mengakibatkan penurunan pada lebih rendah ketimbang warga di Tepi
peran-peran sosialnya. Selain itu,dapat Barat dan Jalur Gaza yang kerap berkonflik
menurunkan derajat kesehatan, kehilangan dengan usia harapan hidup masing-masing
pekerjaan dan dianggap sebagai individu 75,24 tahun dan 74,16 tahun. Usia harapan
yang tidak mampu. Hal ini hidup di negara maju relatif memiliki usia
akanmengakibatkan lansia secara perlahan harapan hidup yang lebih tinggi, sedang
menarik diri dari hubungan dengan negara berkembang memiliki usia harapan
masyarakat sekitar sehingga dapat hidup relatif rendah, Sehingga negara
mempengaruhi interaksi sosial. Indonesia angka harapan hidup masih jauh
Berkurangnya interaksi sosial pada lansia lebih rendah di banding dengan negara
dapat menyebabkan perasaan terisolir, maju. (Lismawati, 2012)
sehingga lansia menyendiri dan mengalami Interaksi sosial
isolasi sosial dengan lansia merasa merupakanhubungan timbal balik atau
terisolasi dan akhirnya depresi, maka hal hubungan yang saling mempengaruhi antar
ini dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia yang berlangsung sepanjang
lansia.(Andreas, 2012) hidupnya didalam masyarakat. Interaksi
Kualitas hidup merupakan satu sosial dapat berdampak positif terhadap
komponen utama yang bersifat subyektif kualitas hidup karena dengan adanya
untuk kesejahteraan hidup interaksi sosial maka lansia tidak merasa
manusia.Komponen dari kualitas hidup kesepian, oleh sebab itu interaksi sosial
salah satunya adalah kepuasan hidup. harus tetap dipertahankan dan
Kepuasan hidup selalu mengorientasikan dikembangkan pada kelompok lansia.
diri pada proses pengalaman masa lalu dan Kemampuan lanjut usia untuk terus
masa kini. Jika di masa tua lansia memiliki menjalin interaksi sosial merupakan kunci
perilaku seperti murung, suka menyendiri, mempertahankan status sosialnya
terisolasi dari kegiatan di luar rumah, ada berdasarkan kemampuannya bersosialisasi
suatu kemungkinan bahwa sebenarnya (Noorkasiani, 2009). Melalui interaksi
mereka masih memiliki kebutuhan dimasa sosial, lansia dapat berpikir positif dan
lalu yang belum dipuaskan.Kualitas hidup optimis tentang kehidupan. Interaksi sosial
digunakan secara luas sebagai indeks dapat terwujud melalui keanggotaan dalam
sebuah perkumpulan, memelihara 2009).Berdasarkan jumlah lansia tersebut
keharmonisan dalam keluarga, melakukan yang mengalami pikun atau dimensia
interaksi dengan orang lain, mencegah sebanyak 69,43% dari jumlah penduduk
isolasi, dan promosi kesehatan mental yang lansia,Eka mengatakan dari 24 juta lansia
baik serta aktivitas fisik sehingga interaksi yang ada pada saat ini, sekitar 5%
sosial dapat dipertahankan (The Australian mengalami depresi. Angka ini akan
Psychological Society, 2009 Dalam bertambah besar sampai 13,5% pada lansia
Andreas 2012). yang mengalami gangguan medis dan harus
Berdasarkan Survei Penduduk mendapatkan perawatan di rawat inap.(
Antar Sensus (SUPAS) 2005 jumlah Eka, 2012)
penduduk di Indonesia adalah sebanyak Survei awal yang dilakukan oleh
213.375.287 dengan jumlah lansia peneliti tanggal 16 september 2012 di Panti
sebanyak 15.537.710 orang. Peningkatan Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma
jumlah lanjut usia terjadi baik di negara Bekasi menunjukan bahwa jumlah lansia
maju maupun berkembang salah satu 110 dan pengurus PSTW menyatakan ada
negara di dunia dengan peningkatan jumlah lansia yang mau bersosialisasi dan ada juga
yang cukup signifikanadalah Indonesia. lansia yang tidak mau bersosialisasi dengan
Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS) sesama lansia di PSTW. Hasil wawancara
menyatakan bahwa penduduk Indonesia langsung yang dilakukan oleh peneliti pada
pada tahun 2010 berjumlah 237.641.326 7 lansia, bahwa 5 lansia senang berinteraksi
dengan jumlah penduduk Lansia sebanyak dan 2 lansia tidak suka berinteraksi dengan
18.118.699 jiwa(Susenas, lansia lain.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian Peneliti sudah memastikan bahwa
Desain penelitian yang digunakan data yang diperoleh sudah terisi lengkap,
dalam penelitian ini adalah desain korelasi tulisan sudah jelas terbaca, dan tidak ada
deskriptif dengan pendekatan cross sectional. kesalahan dalam penafsiran data.
Desain korelasi deskriptif digunakan untuk b. Scoring
mengetahui hubungan yang terjadi pada Peneliti sudah memberikan nilai
sebuah fenomena.(Putra, 2012). Rancangan pada setiap jawaban sesuai dengan skoring.
cross sectional adalah jenis pengukuran yang Menurut Welastyani, 2011 Interaksi sosial
menekankan waktu pengukuran atau dibagi 3 yaitu interaksi sosial baik, cukup,
opservasi data variabel independen dan buruk.
dependen hanya satu kali pada satu saat. c. Entry Data
(Nursalam, 2008).Tujuan penelitian ini adalah Peneliti sudah memasukan data
untuk mengetahui hubungan interaksi sosial variabel interaksi sosial dan variabel kualitas
dengan kualitas hidup pada lansia. hidup dengan menggunakan softwarestatistik.
d. Cleaning
Prosedur Pengumpulan Data Peneliti sudah melakukan pengecekan
1. Tahap Persiapan kembali dan data sudah dipastikan tidak ada
a. Merancang dan membuat kuesioner dengan kesalahan atau kekeliruan.
membuat daftar pertanyaan yang berkaitan e. Tabulating
dengan judul, menyusun pertanyaan secara Peneliti memasukan data-data
sistematis dan mengkoreksi kuesioner kedalam tabel sesuai dengan kriteria yang
sebelum digunakan. sudah ditetapkan.
b. Melakukan observasi dilokasi penelitian. f. Coding
c. Menentukan populasi dan sampel yang Peneliti memberikan kode berupa
dijadikan subyek untuk pengambilan data. angka agar memudahkan kegiatan pengolahan
data, untukvariabel interaksi sosial dengan
Pengelolaan dan Analisa Data coding (1= buruk, 2=cukup, 3=baik) dan
1. Pengolahan data kualitas hidup dengan coding (1= buruk,
Hasil dari pengumpulan data diolah 2=cukup, 3=baik).
dengan menggunakan software statistik yang a. Analisa univariate
digunakan dalam mengolah data univariat, Analisa data univariat dilakukan
bivariat. Adapun tahap-tahap dalam dengan menggunakan software statistik
pengolahan data yang telah dilakukan adalah untuk menggambarkan distribusi frekuensi
sebagai berikut: responden dengan menggunakan sistem
a. Editing
proporsi atau porsentase. Dalam penelitian ini b. Analisa Bivariat
analisa univariat dilakukan untuk Analisa bivariate dalam penelitian
menggambarkan porsentase interaksi sosial ini dilakukan untuk mencari hubungan antara
dan kualitas hidup. Menggunakan bantuan interaksi sosial dengan kualitas hidup pada
SPSS versi 20. lansia.Menggunakan bantuan SPSS versi 20.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1
Distribusi Frekuensi interaksi sosial pada lania
Di panti Werdha Budhi Dharma Bekasi Tahun 2013
Interaksi sosial N %
Buruk 2 2,3
Cukup 21 24,4
Baik 63 73,3
Total 86 100
Berdasarkan analisa univariat tabel 1, sosial paling rendah yaitu interaksi sosial
distribusi frekuensi interaksi sosial pada buruk sebanyak 2 orang (2,3%) dan interaksi
lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Bekasi sosial yang tinggi yaitu interaksi sosial baik
menunjukan bahwa lansia yang interaksi sebanyak 63 orang (73,3%).
Tabel 2
Distribusi Frekuensi kualitas hidup pada lansia
Di panti Werdha Budhi Dharma Bekasi Tahun 2013
Kualitas hidup N %
Buruk 3 3,5
Cukup 22 25,6
Baik 61 70,9
86 100
Total
Berdasarkan analisa univariat tabel paling rendah yaitu kualitas hidup buruk
5.2, distribusi frekuensi kualitas hidup pada sebanyak 3 orang (3,5%) dan kualitas hidup
lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Bekasi tertinggi yaitu kualitas hidup baik sebanyak
menunjukan bahwa yang kualitas hidup 61 orang (70,9%).
Tabel 3
Hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup pada lansia
Di panti Werdha Budhi Dharma Bekasi Tahun 2013
Interaksi Kualitas hidup P
Total
Sosial Buruk Cukup Baik Value
N % N % N % N %
0,001
Buruk 0 0 2 2,3 0 0 2 2,3
Cukup 3 3,5 8 9,3 10 11,6 21 24,4
Tabel 5.3 diatas menunjukan bahwa orang (14%) kualitas hidup cukup, 51 orang
responden dengan interaksi sosial buruk (59,3%) kualitas hidup baik.
memiliki kualitas hidup cukup sebanyak 2 Berdasarkan hasil uji statistik
orang, 21 responden dengan interaksi sosial diperoleh nilai P Value = 0,001 < 0,05
cukup, 3 orang (3,5%) kualitas hidup buruk, 8 dengan demikian uji hipotesis menyatakan
orang (9,3%) kualitas hidup cukup dan 10 bahwa H1 gagal ditolak, yang berarti ada
orang (11,6%) kualitas hidup baik, 63 hubungan interaksi sosial dengan kualitas
responden dengan interaksi sosial baik, 12 hidup pada lansia.
PEMBAHASAAN
Interaksi Sosial
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa Sebagian dari lansia ada yang
dari 86 responden, lansia yang interaksi tinggal bersama keluarga yaitu anak dan
sosialnya buruk sebanyak 2 orang (2,3%), cucunya, namun sebagian lagi ada yang
cukup sebanyak 21 orang (24,4%), dan baik menghabiskan masa hidupnya di panti
sebanyak 63 orang (73,3%). jompo. Panti jompo adalah suatu tempat
Menurut Simmons, mengemukakan yang akan menjadi tempat perkembangan
bahwa kemampuan lansia untuk terus interaksi sosial, dikarenakan mereka akan
menjalin interaksi sosial merupakan kunci hidup bersama dengan sesama lanjut usia,
untuk mempertahankan status sosialnya selain itu pada panti jompo, mereka akan
berdasarkan kemampuan untuk berinteraksi. mendapatkan pelatihan-pelatihan yang
Pada umumnya hubungan sosial yang bertujuan untuk memberdayakan para orang
dilakukan pada para lanjut usia adalah lanjut usia agar tetap produktif.
karena mereka mengacu pada teori Perkembangan fisik dan kesehatan orang
pertukaran sosial. Dalam teori pertukaran lanjut usia akan mendapat kontrol yang
sosial sumber kebahagiaan manusia efektif (Putri, 2008).
umumnya berasal dari hubungan sosial. Dari hasil penelitian yang
Hubungan ini menimbulkan kepuasan yang dilakukan oleh peneliti, banyak lansia yang
timbul dan prilaku orang lain. Pekerjaan interaksi sosialnya baik, tetapi ada juga yang
yang dilakukan seorang diripun dapat interaksi sosialnya cukup dan kurang itu pun
menimbulkan kebahagiaan seperti halnya hanya sebagian lansia.lansia yang
membaca buku, membuat karya seni dan berinteraksi dengan sesama misalnya lansia
sebagainya, karena pengalaman tadi dapat mengikuti senam pagi, ikut dalam
dikomunikasikan dengan orang lain. perkumpulan lansia, memang masih ada
Menurut Rahmi (2008) menyebutkan bahwa lansia yang tidak bisa mengikuti senam
dengan interaksi sosial yang bagus ataupun perkumpulan lansia karena
memungkinkan lansia untuk mendapatkan keterbatasan fisik mereka. Apabila ada salah
perasaan memiliki suatu kelompok sehingga satu lansia yang mengalami sakit biasanya
dapat berbagi cerita, berbagi minat, berbagi lansia yang interaksi sosialnya baik mereka
perhatian, dan dapat melakukan aktivitas akan menjenguk yang mengalami sakit. Hal
secara bersama-sama yang kreatif dan ini menunjukan bahwa lansia di Panti
inovatif.Lansia dapat berkumpul bersama Werdha memiliki interaksi sosial yang baik
orang seusianya sehingga mereka dapat karena memberikan perhatian kepada
saling menyemangati dan berbagi mengenai sesama lansia dan juga bisa ikut dalam
masalahnya. perkumpulan lansia.
Kualitas Hidup
Berdasarkan hasil penelitian yang kemunduran yang dialami, adanya
dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa penghargaan dan perlakuan yang wajar dari
dari 86 responden, bahwa lansia yang lingkungan lansia tersebut. (kuntjoro, 2002
kualitas hidupnya buruk sebanyak 3 orang dalam dalam Ekawati 2011).
(3,5%), cukup sebanyak 22 orang (25,6%),
dan yang baik sebanyak 61 orang (70,9%). Berdasarkan hasil penelitian yang
Menurut Neugarten, kualitas hidup dilakukan oleh peneliti, menjunjukkan
adalah ukuran kebahagian dan mempunyai 5 bahwa banyak lansia yang tinggal di Panti
aspek, yaitu: merasa senang dengan aktivitas Werdha Budhi Dharma Bekasi mayoritas
yang dilakukan sehari-hari, menganggap dengan kualitas hidup baik.Hal tersebut
hidupnya penuh arti dan menerima dengan dikarenakan lansia masih bisa menerima
tulus kondisi hidupnya, merasa telah keadaan yang ada pada dirinya, bisa
berhasil mencapai cita-cita atau sebagian melakukan aktivitasnya sesuai dengan
besar hidupnya, mempunyai citra diri yang kemampuannya, tetap merasa bahagia, dan
positif, mempunyai sikap hidup yang juga bisa menikmati masa tua dengan penuh
optimis dan suasana hati yang bahagia makna, berguna dan berkualitas.Contohnya
(Fitriyana Fauziah, 2010).Kualitas hidup sebagian lansia menyadari dan menerima
mendeskripsikan istilah yang merujuk pada dengan kondisi fisik yang sudah mulai
emosional, sosial dan kesejahteraan fisik menurun namun mereka masih tetap
seseorang, juga kemampuan mereka untuk semangat dan bisa melakukan kegiatan yang
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dianjurkan oleh pengurus PSTW. Memang
(Donald, 2001).Kualitas hidup lansia di ada beberapa lansia tidak bisa mengikuti
pengaruhi beberapa faktor yang kegiatan tersebut karena sakit, misalnya
menyebabkan seorang lansia untuk tetap kegiatan senam, perkumpulan lansia karena
bisa berguna dimasa tuanya, yakni sakit pada sendi dan sudah tidak kuat untuk
kemampuan menyesuaikan diri dan berjalan, hal tersebut yang mempengaruhi
menerima segala perubahan dan kualitas hidup pada lansia.
Hubungan Interaksi Sosial Dengan
Kualitas Hidup Pada Lansia
Berdasarkan hasil penelitian yang sosial, dengan lansia meningkatkan
telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan semangat dan kepuasan hidup serta mental
bahwa responden terbanyak dengan interaksi yang sehat maka kualitas hidup lansia pun
sosial baik dengan jumlah sebanyak 63 akan meningkat.(Andreas, 2012).
responden, sebanyak 12 orang (14%)
kualitas hidup cukup dan 51 orang (59,3%) Menurut teori aktivitas yang
kualitas hidup baik. Selanjutnya 21 dikemukakan oleh Neugarten dan teman-
responden dengan interaksi sosial cukup, teman yang menyatakan bahwa agar usia
sebanyak 3 orang (3,5%) kualitas hidup lanjut berhasil maka usia lanjut harus tetap
buruk, 8 orang (9,3) kualitas hidup cukup seaktif mungkin, bahwa semakain tua
dan 10 orang (11,6%) kualitas hidup baik. seseorang akan semakin memelihara
Hanya 2 responden dengan interaksi sosial hubungan sosial, baik fisik maupun
buruk, dengan 2 orang (2,3%) kualitas hidup emosionalnya. Kepuasan hidup orang tua
cukup. sangat tergantung pada kelangsungan
keterlibatannya pada berbagai kegiatan.
Menurut Lemon et al. dalam Potter Teori ini mendukung para usia lanjut yang
dan Perry (2005), lansia yang aktif secara masih aktif dalam berbagai kegiatan, bekarja
sosial lebih cenderung menyesuaikan diri dan sebagainya. Orang tua akan memperoleh
terhadap penuaan dengan baik. Interaksi kepuasan bila ia masih terlibat atau
sosial merupakan kunci untuk melakukan dilibatkan dalam berbagai kegiatan.
kegiatan sosial, Apabila lansia aktif dengan Suardiman (2011)
keterlibatan sosial, maka lansia memiliki
semangat dan kepuasan hidup yang tinggi Pendapat yang dikemukakan oleh
serta kesehatan mental yang lebih positif Liliweri, bahwa interaksi sosial merupakan
dari pada lansia yang kurang terlibat secara suatu proses yang dilakukan setiap orang
ketika bertindak dalam sebuah hubungan Sesuai dengan temuan Krause
dengan orang lain. Aspek sosial dan spiritual bahwa kualitas hidup dipengaruhi oleh aspek
senantiasa meningkat dengan berlanjutnya sosial dan spiritual, kehidupan sosial adalah
usia yang mencapai puncaknya pada usia suatu interaksi yang dilakukan oleh lansia,
75-80 tahun. Beberapa perkembangan dalam kegiatan keagamaan lansia
spiritual antara lain: (1) agama/kepercayaan membutuhkan interaksi dengan sesama,
semakin terintegrasi dalam kehidupan, dan karena tanpa interaksi sosial lansia tidak bisa
(2) lanjut usia semakin matur dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di
kehidupan keagamaannya yang terlihat PSTW oleh sebabi itu interaksi sosial sangat
dalam cara berpikir dan bertindak sehari- penting untuk lansia. kegiatan keagamaan
hari. Perkembangan spiritual pada usia 70 berpengaruh terhadap kualitas hidup pada
tahun yaitu berpikir dan bertindak dengan lansia, misalnya lansia menyadari bahwa
cara memberi contoh cara mencintai dan tanpa Tuhan tidak mungkin lansia bisa
keadilan (Nugroho, 2008).Krause (2009) sampai ke umur sekarang ini. Apabila
dalam temuan studi yang diamati dari efek interaksi sosial baik maka kulitas hidup juga
kehadiran pada pelayanan keagamaan dan meningkat. Penelitian ini berbanding lurus
dukungan emosional bahwa hal itu dengan penelitian Agung sanjaya yang
membantu lansia mencari kesejahteraan dan berjudul hubungan interaksi sosial dengan
tujuan dalam hidup.Sebuah studi lain kesepian pada lansia, Hasil uji korelasi
menunjukkan bahwa lansia yang lebih sering pearson pada penelitian agung sanjaya
menghadiri pelayanan keagamaan besar menunjukkan bahwa interaksi sosial dan
memiliki kemungkinan untuk bertahan kesepian pada lansia memiliki hubungan
hidup dibandingkan dengan lansia yang yang signifikan. Hal ini bermakna bahwa
tidak pergi ke acara-acara keagamaan. semakin besar interaksi sosial maka semakin
Keterlibatan yang lebih besar dalam besar perasaan tidak kesepian.
keagamaan juga terkait dengan tingkat
kualitas hidup (Krause, 2008 dalam Andreas
2012).
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang juga memanfaatkan kemampuan lansia
telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa untuk kegiatan seperti menyulam.
dari hasil penelitian tentang Hubungan 2. Bagi Institusi STIKes Medistra
Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Indonesia
Pada Lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Disarankan kepada institusi
Bekasi Tahun 2013 dapat disimpulkan pendidikan untuk memberikan materi
sebagai berikut : tentang interaksi sosial dan kualitas hidup
1. Interaksi sosial lansia di Panti Werdha pada lansia dimaksudkan supaya mahasiswa
Budhi Dharma Bekasi terbanyak dengan dan mahasiswi lebih memahami apa yang
interaksi sosial baik yaitu sebanyak 63 orang terjadi pada kehidupan lansia dan dapat
(73,3%). memberikan asuhan keperawatan yang lebih
2. Kualitas hidup lansia di Panti Werdha Budhi baik kepada lansia ketika praktik lapangan.
Dharma Bekasi terbanyak dengan kualitas
hidup baik yaitu sebanyak 61 orang (70,9%). 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
3. p value =0,001< = 0,05 yang berarti ada Disarankan untuk peneliti
hubungan antara interaksi sosial dengan selanjutnya untuk lebih mengembangkan
kualitas hidup. lagi hasil dari penelitian ini ketahap yang
lebih tinggi sehingga menyempurnakan
SARAN penelitian ini dengan kuantitatif tentang
1. Bagi Pengurus Panti Sosial Tresna Werdha kualitas hidup lansia.
Budhi Dharma Bekasi
Disarankan kepada pengurus panti
untuk lebih memperhatikan interaksi sosial
yang terjadi dan kualitas hidup pada lansia.
misalnya lebih meningkatkan lagi
perkumpulan lansia seperti senam, kerja
bakti dan kegiatan keagamaan, agar
hubungan antar lansia tetap harmonis dan
SUMBER PUSTAKA