Anda di halaman 1dari 1

1. Depkes, R. I. (2002). Pemantauan Pertumbuhan Balita.

Jakarta: Departemen Kesehatan


RI.
2. Barness, L. A., & Curran, J. S. (2000). Nutrisi. Behrman, Kliegman, and Arvin, eds.
Nelson Ilmu Kesehatan Anak, 1, 15.
3. Departemen Kesehatan, R. I. (2006). Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita.
4. Penelitian, B., & Kesehatan, P. (2013). Laporan Riskesdas 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
5. Atmarita, F. T. (2004). Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat. Di dalam:
Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 17-19.
6. Arisman, M. B. (2004). Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC, 76-87.
7. Sudirman, H. (2006). Perbandingan Status Gizi Balita dengan indeks antropometri
berdasar baku rujukan WHO-NCHS dan baku WHO 2005. Buletin Penelitian
Kesehatan, 34(3 Sept).
8. Kementerian Kesehatan, R. I. (2011). Standar antropometri penilaian status gizi
anak. Jakarta: Direktorat Bina Gizi.
9. UNICEF. (2012). Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan Anak. Diakses dari http://www. unicef.
org/indonesia/id/A6_-_B_Ringkasan_Kajian_Gizi. pdf.(sitasi 12 Oktober 2014).
10. Saputra, W., & Nurrizka, R. H. (2012). Faktor demografi dan risiko gizi buruk dan gizi
kurang. Makara Kesehatan, 16(2), 95-101.
11. Istiono, W. W., Suryadi, H., & Haris, M. (2009). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi balita. Berita Kedokteran Masyarakat, 25(3), 150.
12. Azwar, A. (2004). Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang. Jakarta:
Direktorat Gizi Masyarakat, Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai