Seminar Rsjs Magelang
Seminar Rsjs Magelang
PENNDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan
sekedar terbebas dari gangguan jiwa , akan tetapi merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh
semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya. Serta mempunyai sikap
Gangguan jiwa di pandang karena kerasukan setan, hukuman karena pelanggaran sosial
atau agama. Penderita gangguan jiwa di aniaya, di hokum di jauhi di ejek dan di kucilkan di
masyarakat sampai abad ke-19, penderita gagguan jiwa dinyatakan tidak dapat di sembuhkan
dan di belenggu di penjara tanpa di beri makan, tempat berteduh atau makanan yang cukup.
American psyatric association.mendefinisikan gangguan jiwa sebagai suatu sindrom atau pola
psykologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi npada seseorang dan di
kaitkan dengan adanya distress atau di sabilitas ( kerusakan pada satu atau lebih fungsi area
penting ) atau di sertai penigkatan resiko kematian yang menyakitkan( Syaila 2008 )
Berdasarkan data rekam medis di salah satu Rumah Sakit Indonesia kejadian
schizophrenia menjadi jumlah kasus terbanyak dengan jumlah 1.893 pasien dari 2.551 pasien
yang tercatat dari jumlah seluruh pasien pada tahun 2005, itu berarti 72,7 % dari jumlah kasus
yang ada. Schizofrenia hebefrenik 471, paranoid 648, tak has 317, akut 231, katatonia 95,
residual 16, dalam remisi 15 ( rekam medis salah satu RSJ Di Indonesia 2008). Prevalensi
masalah kesehatan jiwa meningkat dengan bertambahnya umur, lebih tinggi pada perempuan,
pada tingkat pendidikan yang lebih rendah, pada kelompok tidak bekarja, di perdesaan, dan
1
Schizofrena adalahgangguan yang umumnnya di tandai oleh distressi fikiran dan
persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar atau tumpul (Harnawati
2008).
Halusinasi adalah persepsi sensori yang keliru dan melibatkan panca indra ( Isaacs ,
2002).Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkuungan tanpa stimulus yang nyata, artinya
klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus / rangsanagn dari luar ( Ade
Herman Surya Direja Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa Hal 109 )
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi
pada pasien dengan gangguan jiwa (schifronia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-sura
bising atau mendengung.tetapi paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk
kalimat yang mempengaruhi tingkah laku pasien, sehingga pasien menghasilkan respon
Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara suara biasanya
berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan tindakan/perilaku
pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan
Kebutuhan keselamatan dan keamanan tidak akan terpenuhi bila pasien mengalami
kecemasan, oleh karena itu perawat sebagai tenaga kesehatan professional yang dalam tugas
pokoknya adalah memenuhi kebutuhan dasar pasien, harus mampu memahami respon dan
masalah kecemasan yang terjadi pada pasien. perawat merupakan tenaga professional terbesar
memandang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang berespon secara
holistic dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis.
2
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada Tn. I dengan
halusinasi pendengaran di ruang Punta Dewa ( P1 ) RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan ini adalah pada asuhan keperawatan Tn I dengan halusinasi di ruang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatan jiwa pada klien Tn.I dengan
perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengarandi ruang Punta Dewa ( P1 ) RSJ Prof. Dr.
SOEROJO MAGELANG.
2. Tujuan Khusus
halusinasi pendengaran.
c. Pembuatan Analisa data pada klien Tn. I perubahan sensori persepsi : Halusinasi
halusinasi pendengaran
halusinasi pendengaran
halusinasi pendengaran
3
g. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien Tn. I dengan perubahan sensori
D. Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup Masalah, Tujuan penulisan,
Bab II Tinjauan Teori terdiri dari Pengertian Halusinasi,Etiologi Halusinasi,Tanda dan Gejala
Bab III Tinjauan Kasus terdiri dari Hasil Pengkajian,Analisa Data, Pohon Masalah,Diagnosa
Keperawatan,Rencana Keperawatan,Implementasi,Evaluasi
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Pikiran ) dan rangsangan eksternal ( dunia luar ). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsaangan yang nyatta. Sebagai contoh klen mengatakan
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, erabaan atau
penghidupan.
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkuungan tanpa stimulus yang nyata, artinya
klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus / rangsanagn dari luar ( Ade
Herman Surya Direja Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa Hal 109 )
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
sebagai berikut.
5
3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikel menunjukan terjadinya
b. Psikologis
dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
c. Sosial budaya
2. Faktor presifitasi
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus
asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap sterssor dan masalah koping dapat
Halusinasi Pendangaran :
1. Data Objektif :
d. Menutup Telinga
2. Data Subjektif :
6
b. Mendengar suara yang mengajak berrcakap cakap
D. Proses terjadinya
1. Fase Pertama ( F. Comporting ) pada fase ini memberikan rasa nyaman tingkat
2. Fase kedua ( F. Condeming ) pada fase ini menyalahkan, tingkat kecemasan berat,
3. Fase ketiga ( F.Controlling ) pada fase ini mengontrol, tingkat kecemasan berat,
4. Fase keempat ( F. Conquering ) pada fase ini klien sudah di kuasai halusinasi dan
klien panik.
E. Akibat
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (resiko mencidrai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan ). Hjal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai tahap ke-4,
dimana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya.
Dalam situasi ini melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak lingkungan .
Tanda dan gejala : muka merah, pandangan tajam, otot tegang,dan nada suara tinggi,
berdebat , sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas , memukul jika tidak
senang.
7
F. Pohon Masalah
G. Diagnosa Keperawatan
Tindakan
1.1.Salam
8
1.2 Beri kesempatan mengungkapkan perasaan
1.3.Empati
Tindakan :
2.2. Obsevasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan non verbal)
2.3. Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara yang didengar apa
yang dikatakan oleh suara itu katakan bahwa perawat percayaklien mendengar suara itu, tetapi
2.4. Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu, frekuensi, terjadinya halusinasi
2. waktu munculnya halusinasi : waktu sebelum tiddur, pagi hari, saat sendiri, atau saat makan.
4. hal yang menimbulkan halusinasi : saat melamun, saat sendirian, dan saat klien marah.
9
3.2 diskusikan cara yang digunakan bila adaptip berikan pujiam
b. Berbincang- bincang dengan orang lain : saat berhalusinasi datang klien mengabaikan dan langsung
c. Mengatur jadwal aktifitas : mengatur kegiatas sesuai dengan kebiasaan sehari-hari dan sesuai
dengan kegiatan yang di sukainya sehingga tidak ada kesempatan klien untuk sendiri
d. Menggunakan obat secara teratur : menganjurkan klien untuk tidak putus obat dan efek jika putus
Tindakan :
4.1. berikan pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala, cara, memutus halusinasi,
cara merawat, informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan.
Tindakan :
5.1. Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efeksamping minum obat
5.2. bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar ( nama. Pasien, obat, dosis, cara dan waktu)
5.4 beri inforcement positif bila klien minum obat yang benar.
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Tn.I
Umur : 33 tahun
No rm : 89-66
Nama : Ny, F
Umur : 42 Tahun
11
Alamat : Kebumen
Pekerjaan : Buruh
B. ALASAN MASUK
Klien di bawa ke Rsj di antar oleh keluarganya pada tanggal 04-06-13 dengan keluhan utama
klien suka tertawa sendiri sejak satu minggu sebelum di bawa kerumah sakit, klien kadang
terlihat mondar mandir. Keluarga di rumah sudah berupaya untuk menenangkan klien saat
klien mondar mandir tetapi klien tidak dapat di kontrol sehingga keluarga membawanya ke
RSJ .
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya , pada tahun 2010 dan sekarang
meupakan sakit jiwa yang ke 6 kalinya pada tahun 2013, dengan keluhan klien suka
2. Waktu umur 27 tahun pasien pernah mengalami aniaya fisik dan kekerasan dalam
keluarga sebagai korban, karena di pukuli oleh kakanya karena pasien sering keluar
malam dan main cewe. Klien melakukan aniaya seksual sebagai pelaku pada usia 30
tahun, di buktikan dengan pernyataan klien waktu itu saya pergaulan saya bebas dan
saya pernah menstubuhi ponakan saya sendiri. Klien tidak mengalami penolakan sebagai
pelaku korban maupun saksi.Pada masa remaja klien pernah melakukan tindakan kriminal
sebagai pelaku pada usia 18 tahun di buktikan dengan pernyataan saya pernah mencuri
entog tetangga saya bersama teman teman sayaSalah satu anggota keluarga pasien ada
yang mengalami gangguan jiwa seperti klien. Di buktikan dengan pernyataan klien anak
12
bibi dari ibu saya ada yang mengalami gangguan jiwa. Gejala yang di derita oleh saudara
klien sama dengan gejala yang di derita klien. Di buktikan dengan pernyataan klien
saudara saya dulunya kaya saya. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak berhasil, di
buktikan dengan pernyataan klien sodara saya masih di rawat di RSJ Semarang.
D. FAKTOR PRESIPITASI
1. Masa anak anak, klien tidak mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, di buktikan
2. Masa remaja, pada masa remaja klien tidak mengalami hal yang tidak menyenangkan, di
buktikan dengan pernyataan klien saya mempunyai banyak teman dan saya senang
3. Masa dewasa, klien mengalami hal yang tidak menyenangkan karena pada usia 27 tahun
karena di tinggal mati oleh pacarnya, di buktikan dengan penyataan klien saya ingin
E. PEMERIKSAAN FISIK
klien tidak mengalami kenaikan BB selama di RSJ di buktikan dengan pernyataan klien
3.Klien tidak mengalami keluhan fisik di buktikan dengan pernyataan klien saya tidak
13
F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
X X
Keterangan :
: Perempuan
: Perempuan meninggal
X
: Laki Laki meninggal
X
: Menikah
: Laki-Laki
14
: Tinggal serumah
: Klien
Klien tinggal serumah dengan orang tuanya dan kakak perempuannya,pengambil keputusan
dalam keluarga klien adalah ibunya.klien di rumah berperan sebagai seorang adik.orang
terdekat dengan klien adalah ibunya karena menurut klien ibunya adalah orang yang paling
men$yayanginya..
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien tidak mengalami gangguan Citra tubuh, di buktikan dengan pernyataan klien
tidak ada yang saya benci dari tubuh saya, saya terima aja sebagai anugrah tuhan
b. Identitas Diri
Klien tidak mengalami gangguan identistas diri, sebelum di rawat klien adalah seorang
anak. Klien puas dengan posisinya sebagai seorang laki-laki di buktikan dengan
c. Peran
Klien tidak mengalami gangguan peran, klien menjalankan tugas dan perannya sebagai
seorang anak yaitu dengan membantu orang tua, di buktikan dengan pernyataan saya
15
d. Ideal Diri
Klien berharap jika sembuh dia cepat bekerja di buktikan dengan pernyataan klien jika
pulang saya ingin cepat bekerja supaya bisa mendapatkan uang untuk membantu ibu
saya.
3. Hubungan sosial
Orang terdekat dalam kehidupannya tempat mengadu, tempat bicara, dan tempat meminta
bantuan adalah ibunya di buktikan dengan pernyataan saya paling dekat dengan ibu saya.
Klien jarang mengikuti kegiatan di desa, kerja bakti, pos ronda. Di buktikan dengan
pernyataan saya malas keluar rumah.Dan saat di rumah sakit klien sering menyendiri di
kamar saat ditanya, klien menjawab saya lebih suka di kamar main gitar.
4. Spiritual
Menurut klien penyakit nya adalah cobaan di buktikan dengan pernyataan mungkin ini
b. Kegiatan ibadah
Klien sholat 5 waktu baik d RSJ maupun di rumah dibuktikan dengan pernyataan saya
shalat 5 waktu dan jika shalat itu membuat hati saya tenang
16
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien berpakaian rapih, karena pakaian klien sesuai dengan seragam rsj, baju semua di
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien pelan dan lambat, kurang berkonsentrasi saat berbincang bincang
3. Aktivitas motorik
Aktivitas klien saat di ruangan terlihat mondar-mandir, jika di ruangan klien jarang
melakukan aktivitas klien melakukan aktifitas jika di suruh oleh perawat seperti klien
mau menyapu.
4. Alam perasaan
5. Afek
Afek klien sesuai, karena pada saat di berikan cerita sedih raut muka klien mengalami
perubahan sedih.
Kontak mata klien kurang saat, klien kadang tertawa sendiri saat di ajak bicara.
7. Persepsi halusinasi
dengan pernyataan saya mendengar suara-suara, suara itu terdengar seperti bisikan,
suara itu menyuruh saya memukul, suara itu muncul pada saat malam hari saat saya ingin
17
tidur, suara-suara itu kadang muncul 1x sehari atau lebih, saat suara itu datang saya
tertawa
8. Proses pikir
Klien termasuk dalam sirkumstansial karena klien selalu berbelit-belit tetapi sampai pada
tujuan pembicaraan
9. Isi pikiran
Obsesi karena pikiran yang selalu muncul walaupun klien selalu berusaha untuk
bahwa dia berada di RSj , klien tau kalau jam 12 waktunya jam makan siang, klien
11. Memory
a. Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang di buktikan dengan klien
masih mengingat orang yang mengantar dia ke rsj 3 bulan yang lalu di buktikan
dengan pernyataan klien saya diantar oleh ibu dan kakak saya
c. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat saat ini saat ditanya di siang hari di tanya
apa menu makanan pagi klien menjawab benar di buktikan pagi adi saya makan
18
12. Tingkat konsentrasi berhitung
Tingkat konsentrasi berhitung klien baik di buktikan pada saat klien di beri pertanyaan
misalkan kamu beli roti harganya Rp.1000 lalu kamu membayarnya dengan Rp. 5000,
jadi berapa kembalianya. pasien menjawab saya kembali kan Rp. 4000rb.
ketika di berikan pertanyan apakah cuci tangan dulu atau makan dulu,klien menjawab
Klien tidak mengalami gangguan daya tilik diri di buktikan dengan pernyataan saya
1. Makan : Mandiri
Klien makan 3 kali sehari sesuai menu yang sudah di sediakan oleh rumah disediakan
oleh rumah sakit, klien makan menggunakan sendok, kemampuan klien dalam
Klien pergi ke WC sendiri dan ketika sudah BAB / BAK klien mamp merapihkan
19
3. Mandi : Mandiri
Klien mandi 2 x dalam sehari tanpa bantuan orang lain, klien mampu menjaga
kebersihan tbuhnya di tandai dengan klien tidak bau, kuku klien terlihat bersih.
Klien sudah mandiri dalam berpakaian dan berhias, klien berganti pakaian 1 x sehari
Klien tidur siang selama 3 jam dari jam 11 sampai jam 12. Klien tidur malam selama 10
jam dari jam 19.00 sampai jam 05.00. Biasanya sebelum tidur klien berdoa
Klkien minum obat 2 kali sehari jenis obat yang di minum Haloperidol, tryhexypenidil,
clorpromazine, waktunya pagi dan sore hari , dalam meminum obat klien selalu
7. Pemeriksaan kesehatan
Klien akan melakukan konsultasi/kontrol di RS cardinal tegal setalah keluar dari RSJ
Jika klien pulang ke rumah klien akan membantu orang tuanya untuk melakukan
kegiatan sehari hari seperti nyapu mencuci mengepel. Di buktikan dengan pernyataaan
klien kalau saya pulang nanti saya akan bantu ibu saya ngepel nyapu bantu ibu saya
20
Klien mengatakan kadang-kadang saya belanja untuk keperluan sehari-hari
H. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping individu klien maladaptif mencidrai diri dan orang lain di tandai dengan
saya pernah memukul orang lain dan saya juga suka merusak barang barang di rumah.
saya minder dan saya malas ngobrol sama warga disini karena warga disini selalu ngejek
c. Klien tidak mengalami masalah dengan perumahan di tandai dengan pernyataan klien
J. KKURANG PENGETAHUAN
Klien kurang pengetahuan mengenai penyakit jiwanya karena menurut pandangan klien
21
K. ASPEK MEDIK
Tryhexypenidil 2 x 1 tablet
Clorpromazine 2 x 1 tablet
L. ANALISA DATA
13/
1. 10.00 Ds. Klien mengatakan: Gangguan sensori
sehari
Do :
ajak bicara
mandir
22
-saya malas keluar rumah diri
gitar
Do :
-Pembicaraan pelan
-saya suka marah marah klau lagi orang lain dan lingkungan
kesel
bisikan
Do :
melakukan kegiatan
yang mengganggu.
23
M. POHON MASALAH
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
O. IMPLEMENTASI EVALUASI
24
f
2. Mengidentifikasi bisikan
4. Mengidentifikasi tidur
halusinasi dengan
pasien - Klien
memasukkan mampubmemprakt
25
dalam jadwal ekkan cara
halusinasi dengan
cara menghardik
- Kontak mata
kurang
- Klien kooperatif
- Klien menulis
jadwal kegiatan
dengan bantuan
A : Sp I opimal
P : - Lanjutkan sp 2
halusinasi dengan
berbincang-bincang
selama 15 menit di
halaman depan
- Anjurkan klien
ujntuk
mempraktekkan
cara mengontrol
halusinasi dengan
menghardik
26
2. 11-09-2013 Gangguan SP 2 S : Klien mengatakan
memasukkan nulis
dalam kegiatan
tenang
- Klien mampu
menjelaskan
mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik
- Klien belum
mampu
mempraktekkan
cara mengontrol
halusinasi dengan
27
cara berbincang-
bincang
- Klien menulis
kegiatan sendiri
A : SP 2 belum kompeten
poin 2
P : - optimalkan sp 2
berbincang-bincang
selama 15 m3nit
dihalaman depan
- Anjurkan pasien
untuk
mempraktekkan
cara berbicang-
bincang dengan
halusinasi muncul
28
n bincang dengan hobi nya sepak
- Klien menulis
jadwal kegiatan
sendiri
- Kontak mata
kurang
A: SP2 kompeten
P: - lanjutkan SP3
mengontrol halusinasi
kegiatan (menyapu)
tanggal 13-09-2013
- Anjurkan klien
untuk
mempraktekkan
cara halusinasi
dengan cara
29
berbincang-
bincang jika
halusinasi muncul
pasien ) O:
-Klien mampu
mempraktekan cara
menonrtol halusinasi
-klien koperatif
30
A: Sp 3 kompeten
P: lanjutkan sp 4
09-2013,tempat di
selama 15 menit
mempraktekan cara
mengontrol halusinasi
halusinasi muncul
2013 sensori 1.memvalidasi masalah dan ambil sapu dan serop lalu
31
mnum obat) Benar nama benar dosis benar
dengan menyapu
-klien kooperatif
tanggal18-09-2013 jam 10
halaman depan
32
2013 sensori 1. menjelaskan cara kotrol trhexpenidil warna putih dosis
13.00 halusinasi minum obat( prinsip 5 warna pink dosis 2mg,di minum
rute
A : Sp 4 kompeten
P : perawaat : lanjutkan Sp 1
33
Klien : Anjurkan klien untuk
minum obat.
di lakukan Membanting tv
nafas dalam
34
19-09- Resiko Sp 2 : S : Klien mengatakan :
- Klien mampu
mempraktekan cara
mengontrol prilaku
konvensi energi
(mencabut rumput)
harian
- Klien kooperatif
35
A : Sp 2 kompeten
P : Perawata : Lanjutkan Sp 3
36
harian cara mengontrol mrah dengan
Klien kooperatif
kegiatan sendiri
A: SP3 optimal
kamar pasien
37
jakarta, dan hobinya sama
lain
punya teman
-Klien kooperatif
A: SP2 kompeten
selama 15 menit
38
09 - Perilaku 1. Memvalidasi Mba boleh engga aku minta
memasukan dalam
baik.
- Klien mampu
mempraktekan cara
mengontrol marah
harian sendiri
- Kooperatif
A : Sp 4 kompeten
39
P : perawat : lanjutkan Sp 5
teras depan
lebih.
- Klien mampu
mempraktekan cara
berinteraksi
40
- Kontak mata kurang
A : Sp 3 Kompeten
P : perawat : lanjtkan sp 5
dengan kelompok.
41
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa
bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa , akan tetapi merupakan suatu hal yang di
butuhkan oleh semua orang. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, erabaan atau penghidupan. Proses terjadinya halusinasi yaitu Fase
empat( F. Conquering ).
B. Saran
1. Pihak akademik
Persiapan PBL lebih dimantapkan kembali terutama dalam memilih lahan tempat
PBL sehingga mahasiswa lebih bisa memaksimalkan kemampuan yang ada serta jadwal
PBL sebaiknya tidak terlalu dekat dengan PBL Mata Kuliah yang lain.
yang telah di pelajari untuk diterapkan dalam kehidupan yang menyangkut kesehatan
jiwa.
42
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT , hanya berkat rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyusun laporan pengkajian yang berjudul Asuhan
keperawatan pada Tn.I dengan gangguan sensori persepsi: Halusinasi Pendengaran di ruang
Puntadewa (P1) RSJ Prof dr soerojo. Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak dalam bentuk moril maupun materil.
Untuk itu pada kesempatanbaik dari kami mengucapkan terima kasih kepada:
3. Ibu Ns.Titi Suyanti, S.Kep selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan selain itu penulis berharap laporan ini dapat
43
bermanfaat khususnya bagi penulis serta hasilnya dapat bermanfaat demi kemajuan profesi
keperawatan. Semoga Allah selalu melindungi dan memberi kemudahan kepada kita semua. Aamiin.
September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Halusinasi.......................................................................................... 5
B. Etiologi Halusinasi .............................................................................................. 5
C. Tanda dan Gejala halusinasi ............................................................................... 6
D. Akibat Halusinasi ................................................................................................ 7
E. Pohon Masalah .................................................................................................... 8
F. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 8
G. Rencana Keperawatan ......................................................................................... 8
44
A. Hasil Pengkajian ................................................................................................. 11
B. Analisa Data ........................................................................................................ 22
C. Pohon Masalah .................................................................................................... 24
D. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 24
E. Rencana Keperawatan ......................................................................................... 24
E. Implementasi .......................................................................................................
F. Evaluasi ...............................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Direja,Ade hermawan surya.2011. Buku Ajar asuhan keperawatan jiwa cetakan 1. Yogyakarta: Nuha
Medika
45