Anda di halaman 1dari 9

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor kesehatan Indonesia saat ini sedang berada dalam situasi

transisi epidemiologi (epidemiological transition) yang harus menanggung

beban berlebih (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular

(communicable disease) seperti penyakit cacar dan frambusia yang sudah bisa

ditangani, namun masih banyak penyakit lain seperti tuberkulosis, kusta dan

diare yang belum dituntaskan. Penyakit diare merupakan permasalahan

kesehatan yang masih penting karena sering menyebabkan kejadian luar biasa

(KLB).

Data United Nations International Children's Emergency Fund

(UNICEF), penyakit diare menyumbang sekitar 530.000 kematian per tahun, 9%

dari total kematian di antara anak-anak di bawah lima tahun, menjadikannya

penyebab kematian anak kedua paling umum di seluruh dunia (UNICEF, 2017).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2017, Penyakit diare adalah

penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan menyebabkan

kematian sebesar 525.000 anak setiap tahun. (WHO, 2017).

Penyakit diare di Indonesia berdasarkan Survei Morbiditas yang

dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan Republik Indonesia dari

tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 terlihat kecenderungan insidens naik.

Pada tahun 2000 insiden rate penyakit diare 301 per 1000 penduduk, tahun

2003 naik menjadi 374 per 1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 per

1
2

1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411 per 1000 penduduk (Kemenkes

RI, 2011).

Diare menyebar melalui praktik-praktik yang tidak hygienis seperti

menyiapkan makanan dengan tangan yang belum dicuci, setelah buang air

besar atau membersihkan tinja seseorang anak serta membiarkan seseorang

anak bermain di daerah dimana ada tinja yang terkontaminasi bakteri-bakteri

penyebab diare (Depkes, 2008).

Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering terjadi di Indonesia,

dengan case fatality rate (CFR) yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi

KLB di 69 Kecamatan di Indonesia dengan jumlah kasus 8133 orang,

kematian 239 orang CFR 2,94%. Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan

di Indonesia dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang

CFR 1,74%, dan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan di Indonesia

dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang CFR 1,74 %

(Kemenkes RI, 2011).

Insidensi penyakit diare di Indonesia untuk seluruh kelompok umur

tahun 2013 sebesar 3,5% dan angka prevalensi sebesar 7,0%. Lima provinsi

dengan insidensi dan prevalensi diare tertinggi di Provinsi Papua (6,3% dan

14,7%), Sulawesi Selatan (5,2% dan 10,2%), Aceh (5,0% dan 9,3%),

Sulawesi Barat (4,7% dan 10,1%), dan Sulawesi Tengah (4,4% dan 8,8%).

Insidensi dan prevalensi penyakit diare di Indonesia pada tahun 2013 untuk

kelompok umur 5 14 tahun sebesar 3,0% dan 6,2% (Riskesdas, 2013).


3

Penyakit diare harus terus diwaspadai karena di samping sering

menimbulkan KLB juga karena sifatnya yang akut dan sangat rentan terjadi

pada setiap lapisan masyarakat pada semua kelompok usia, terutama

masyarakat menengah ke bawah yang merupakan golongan mayoritas,

khususnya di Sulawesi Tenggara. Tinggi rendahnya kasus diare juga

mencerminkan kualitas hidup suatu masyarakat di daerah tertentu (Profil

Kesehatan Provinsi Sultra, 2017). Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara menunjukkan bahwa tahun 2014 prevalensi penyakit diare di

Sulawesi Tenggara sebesar 42.250 per 100.000 penduduk, tahun 2015 sebesar

41.071 per 100.000 penduduk, dan tahun 2016 sebesar 35.864 per 100.000

penduduk (Dinkes Prov. Sultra, 2017).

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe menunjukkan bahwa

prevalensi penyakit diare di Kabupaten Konawe tahun 2015 sebanyak 3.815

per 100.000 penduduk, tahun 2016 sebanyak 3.871 per 100.000 penduduk,

tahun 2017 pada bulan januari sampai bulan Juli sebanyak 2.301 per 100.000

penduduk (Dinkes Kabupaten Konawe, 2017).

Data Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe menunjukkan bahwa

prevalensi penyakit diare di Kecamatan Besulutu tahun 2015 sebanyak 134

per 100.000 penduduk, tahun 2016 sebanyak 144 per 100.000 penduduk,

tahun 2017 bulan Januari sampai Juli sebanyak 61 per 100.000 penduduk,

pada periode bulan Januari sampai Juli terdapat KLB di bulan Januari yaitu

sebanyak 2 orang, 1 perempuan dan 1 laki-laki (Puskesmas Besulutu, 2017).


4

Diare merupakan penyebab kurang gizi yang penting terutama pada

anak. Diare menyebabkan anoreksia (kurangnya nafsu makan) sehingga

mengurangi asupan gizi, dan diare dapat mengurangi daya serap usus

terhadap sari makanan. Dalam keadaan infeksi, kebutuhan sari makanan akan

meningkat, sehingga setiap serangan diare akan menyebabkan kekurangan

gizi. Jika hal ini berlangsung terus menerus akan mengakibatkan gangguan

pertumbuhan anak. Semua golongan usia dapat terkena penyakit diare, akan

tetapi golongan usia yang paling menderita akibat diare adalah anak-anak

karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah (Widoyono, 2011).

Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai metode.

Secara garis besar metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan

metode sokratik. Metode didaktif yaitu metode yang dilakukan secara satu

arah. Misalnya ceramah, film, leaflet, buklet, dan poster. Selanjutnya, metode

sokratik yaitu metode yang dilakukan secara dua arah. Misalnya, diskusi

kelompok, debat, bermain peran, sosiodrama, permainan dan demonstrasi

(Maulana, 2012). Dalam penyuluhan kesehatan, metode penyuluhan yang

akan digunakan adalah bagian yang mempengaruhi tercapainya hasil

penyuluhan yang optimal.

Penyuluhan kesehatan sejak dini tentang pencegahan penyakit diare

kepada anak usia sekolah dasar, merupakan salah satu langkah untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian anak akibat penyakit diare yang

masih tinggi. Dalam penyuluhan kesehatan, metode ceramah adalah metode

yang sering digunakan, sedangkan metode monopoli adalah metode yang


5

baru dalam penyuluhan kesehatan. Pemberian pengetahuan lebih menarik jika

disampaikan dengan metode dan media yang menarik pula. Metode monopoli

dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media penyuluhan yang dapat

dengan mudah diterima dan digemari anak-anak sehingga melalui media ini

pengetahuan, sikap dan tindakan anak-anak di wilayah kerja Puskesmas

Besulutu dapat meningkat. Metode monopoli ini akan diterapkan di SDN

Andomesinggo dan penyuluhan metode ceramah akan diterapkan di SDN 3

Amosilu yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Besulutu.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat judul penelitian Pengaruh Metode Monopoli dan Ceramah

Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Kejadian Diare di

Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Pengaruh

Metode Monopoli dan Ceramah Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Tentang Kejadian Diare di Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe Tahun

2017?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Metode Monopoli dan Ceramah

Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Kejadian Diare di

Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe Tahun 2017.


6

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh metode monopoli terhadap pengetahuan

murid SD tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah

penyuluhan kesehatan di SDN Andomesinggo.

b. Untuk mengetahui pengaruh metode monopoli terhadap sikap murid

SD tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah

penyuluhan kesehatan di SDN Andomesinggo.

c. Untuk mengetahui pengaruh metode monopoli terhadap tindakan

murid SD tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah

penyuluhan kesehatan di SDN Andomesinggo.

d. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan metode ceramah terhadap

pengetahuan murid SD tentang pencegahan penyakit diare sebelum

dan sesudah penyuluhan kesehatan di SDN 3 Amosilu.

e. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan metode ceramah terhadap

sikap murid SD tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan

sesudah penyuluhan kesehatan di SDN 3 Amosilu.

f. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan metode ceramah terhadap

tindakan murid SD tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan

sesudah penyuluhan kesehatan di SDN 3 Amosilu.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi tentang

pencegahan penyakit diare sehingga menambah pengetahuan masyarakat

dalam pencegahan penyakit diare.

2. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan dan bahan

informasi yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh peneliti lain.

3. Manfaat Bagi Peneliti

a. Sebagai tambahan pengalaman, wawasan serta pengetahuan penulis

tentang pengaruh penyuluhan menggunakan metode monopoli

kesehatan pada anak Sekolah Dasar.

b. Penelitian ini bermanfaat sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Halu Oleo.

E. Ruang Lingkup/Batasan Penelitian

Penelitian ini membatasi pada :

1. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Kecamatan Besulutu.

Penelitian ini dibatasi pada peliputan subjek penelitian yaitu hanya pada

anak SDN Andomesinggo dan SDN 3 Amosilu.


8

2. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan penelitian ini berkaitan dengan pengaruh

metode monopoli dan ceramah terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan

tindakan anak SD tentang pencegahan penyakit diare.

F. Definisi dan Istilah, Glosarium

Istilah Definisi/Arti

Adenovirus Sekelompok virus yang bertanggung jawab untuk

berbagai penyakit pernapasan serta infeksi

lambung dan usus.

Agent Suatu organisme yang mampu menyebabkan

infeksi atau penyakit menular.

Dehidrasi Kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak

cairan daripada yang didapatkan sehingga tubuh

tidak punya cukup cairan untuk menjalankan

fungsi normalnya.

Fecal oral Rute penularan penyakit dari feses ke mulut.

Hipoglikemia Keadaan dimana kadar gula darah rendah.

Hiperperistaltik Gerakan usus yang meningkat.

Host Pejamu (berupa manusia dan hewan) yang dapat

memberikan kehidupan atau tempat tinggal untuk

agent penyakit (menular) dalam kondisi alamiah.

Imunisasi Pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu

penyakit dengan memasukan sesuatu ke dalam


9

tubuh agar tubuh tahan terhadap suatu penyakit.

Intraseluler Dalam sel.

Gastroenteritis Infeksi yang terjadi pada usus atau perut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus.

Malnutrisi Kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang

tidak tepat atau tak cukup.

Patogenesis Kemampuan yang dimiliki oleh bibit penyakit

untuk membuat orang menjadi sakit, atau untuk

membuat sekelompok penduduk yang terinfeksi

menjadi sakit.

Rotavirus Virus penyebab diare, penyebab dehidrasi parah

dan kematian akibat diare pada bayi nomor satu.

G. Organisasi / Sistematika

Proposal penelitian ini berjudul Pengaruh Metode Monopoli Kesehatan

dan Metode Ceramah terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang

Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Besulutu yang dibimbing oleh

Drs. La Dupai, M.Kes (Pembimbing I) dan Jumakil, S.K.M., M.P.H

(Pembimbing II)

Anda mungkin juga menyukai