Anda di halaman 1dari 44

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menjalankan amanat Pasal 25 ayat (3) Undang-Undang


Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, telah
ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Lembaga
Musyawarah Kelurahan (LMK).
Lahirnya LMK sejalan dengan akan berakhirnya masa bhakti Dewan
Kelurahan (Dekel) periode 2006-2011. Peralihan dari Dekel menjadi LMK
bukan hanya perubahan nama, namun menyangkut beberapa hal yang
berbeda antara dua lembaga kemasyarakatan tersebut.
LMK merupakan lembaga musyawarah pada tingkat Kelurahan yang
bertujuan untuk membantu Lurah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
untuk menampung aspirasi serta meningkatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.
Meskipun Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 sudah mengatur
secara komprehensif mengenai LMK, namun untuk lebih memperjelas bagi
masyarakat dalam pelaksanaannya, maka disusun Buku Pedoman Teknis
Lembaga Musyawarah Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta. Dalam Buku
Pedoman ini, diantaranya akan menguraikan secara teknis beberapa hal
seperti Tata Cara Pemilihan, Tugas Anggota LMK, Kesekretariatan dan
Kelengkapan Administrasi, serta Pergantian Antar Waktu.
Buku Pedoman ini dibuat dengan tujuan agar lebih memberikan
penjelasan dan rincian teknis pelaksanaan LMK kepada masyarakat.
Dengan adanya panduan yang jelas, maka proses peralihan dari Dekel
menjadi LMK diharapkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian LMK dapat
menjalankan tugas dan perannya dalam tatanan sosial kemasyarakatan.

Jakarta, 7 Maret 2011


a.n. GUBERNUR PROVINSI DAERAH
KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
SEKRETARIS DAERAH,

FADJAR PANJAITAN
NIP 19550826197601001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan..................................................................................2
BAB II PEDOMAN TEKNIS LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN..........3
A. Tata Cara Pemilihan.................................................................................3
1. Pembentukan Panitia Pemilihan.......................................................3
2. Pendaftaran Bakal Calon...................................................................8
3. Mekanisme Pemilihan...................................................................... 10
4. Hasil Pemilihan..................................................................................11
B. Tugas Anggota LMK...............................................................................13
C. Sekretariat dan Kelengkapan Administrasi........................................15
1. Sekretariat..........................................................................................15
2. Kelengkapan Administrasi...............................................................16
D. Pergantian Antar Waktu........................................................................18
BAB III PENUTUP..................................................................................................20

Lampiran : Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Lembaga


Musyawarah Kelurahan

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi


Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia Pasal 25 secara tegas mengamanatkan untuk
dibentuknya Lembaga Musyawarah Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta.
Untuk mengakomodir hal tersebut telah ditetapkan Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Lembaga Musyawarah Kelurahan.

Sebagai pengganti Dewan Kelurahan (Dekel), Lembaga


Musyawarah Kelurahan (LMK) diharapkan menjadi forum dan media
bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, penggerakan
partisipasi dan solidaritas masyarakat, pemberdayaan masyarakat,
penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan, perumusan usulan
kebutuhan masyarakat yang perlu dibantu pemerintah, serta membantu
pemerintah dalam mensosialisasikan peraturan perundang-undangan
dan program lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta menjamin tercapainya tujuan pembangunan di Provinsi
DKI Jakarta.

Pemberdayaan masyarakat sebagai upaya transformasi sosial dan


penguatan ekonomi rakyat menjadi tema sentral dalam Pembangunan
Jakarta. Pembangunan yang mengabaikan aspirasi warga dan
berorientasi pada kebijakan bersifat top down seringkali menimbulkan
penolakan atau penentangan dari warga. Oleh karena itu, keterlibatan
lembaga kemasyarakatan termasuk LMK memiliki peranan penting
dalam penyelengaraan pemerintahan di Jakarta.

Untuk memberikan gambaran yang jelas serta menjabarkan lebih


rinci Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta mengeluarkan Buku Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah
Kelurahan. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku
Pedoman adalah buku yang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan sesuatu.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


2

Buku Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan ini terdiri


dari 3 (tiga) Bab, pokok-pokok panduan teknis LMK terdapat di Bab
Kedua yang memuat tentang Tata Cara Pemilihan, Tugas Anggota
LMK, Sekretariat dan Kelengkapan Administrasi, dan Pergantian Antar
Waktu.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud penyusunan Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah


Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta adalah untuk memberikan
petunjuk dalam melaksanakan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2010 tentang Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) dan
meningkatkan kualitas peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

2. Tujuan

Memberi panduan/acuan bagi masyarakat dalam pembentukan dan


pelaksanaan kelembagaan LMK. Dengan dikeluarkannya Buku
Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan ini diharapkan
tidak terjadi perbedaan interpretasi di masyarakat dalam
mengimplementasikan Ketentuan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2010 tentang Lembaga Musyawarah Kelurahan, sehingga proses
peralihan Dewan Kelurahan (Dekel) menjadi Lembaga Musyawarah
Kelurahan (LMK) di Provinsi DKI Jakarta dapat berlangsung dengan
baik dan kondusif.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


3

BAB II
PEDOMAN TEKNIS
LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN

LMK merupakan lembaga musyawarah pada tingkat Kelurahan yang


bertujuan untuk membantu Lurah sebagai mitra dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan untuk menampung aspirasi serta meningkatkan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Jumlah keanggotaan LMK
sebanyak jumlah RW yang terdapat di masing-masing Kelurahan, dalam hal
ini setiap RW diwakili oleh 1 (satu) orang anggota LMK.

A. Tata Cara Pemilihan

1. Pembentukan Panitia Pemilihan

Untuk menyelenggarakan pemilihan bakal calon dan calon


anggota LMK, terlebih dahulu dibentuk Panitia Pemilihan Calon di
tingkat Kelurahan yang disingkat PPC dan Panitia Pemilihan Bakal
Calon di tingkat RW yang disingkat PPBC.

a. Pembentukan PPC

PPC dibentuk dan ditetapkan secara administrasi dengan


keputusan Lurah. Keanggotaan PPC berjumlah 3 (tiga) orang
yang terdiri dari Ketua dijabat oleh Wakil Lurah, Sekretaris dijabat
oleh Sekretaris Kelurahan, dan Anggota dijabat oleh Kepala
Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban. Apabila
diantara perangkat kelurahan tersebut (Wakil Lurah, Sekretaris
Kelurahan, Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan
Ketertiban) tidak lengkap atau terjadi kekosongan, maka Lurah
diperbolehkan untuk menunjuk atau menetapkan pejabat lainnya
dari perangkat Kelurahan yang ada.
Keputusan Lurah berisi tentang nama dan jabatan
keanggotaan PPC dan dilengkapi dengan uraian Tugas PPC
yaitu :

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


4

1) Menyusun jadwal pemilihan di Tingkat RW, dilakukan bersama


dengan PPBC dari masing-masing RW untuk merencanakan dan
menetapkan jadwal pelaksanaan pemilihan.

2) Mengawasi/memantau pelaksanaan pemilihan di Tingkat RW.


Pada setiap proses pemilihan anggota LMK yang
dilaksanakan oleh PPBC, harus dipantau oleh salah satu dari
keanggotaan PPC untuk mengetahui pelaksanaan pemilihan
agar berlangsung tertib dan demokratis.

3) Menerima berkas Berita Acara Pemilihan Calon di Tingkat RW


dari PPBC.
Berita Acara Pemilihan Calon Anggota LMK yang disampaikan
oleh PPBC direkap dalam satu daftar yang berisi tentang 3
(tiga) orang nama calon anggota LMK yang memperoleh
suara terbanyak berikut biodata dari masing-masing PPBC.
Hasil rekapitulasi tersebut disampaikan kepada Lurah untuk
selanjutnya diteruskan kepada Camat.

Apabila dalam pelaksanaan proses pemilihan terjadi


permasalahan yang tidak dapat ditangani dan diselesaikan pada
tingkat PPBC, maka dapat difasilitasi untuk diselesaikan di
tingkat PPC.

b. Pembentukan PPBC

Pembentukan PPBC dilakukan dalam Rapat Musyawarah


Kelurahan yang dihadiri oleh Ketua RW, Perwakilan Ketua RT,
dan Tokoh Masyarakat dari masing-masing RW yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Rapat Musyawarah Kelurahan
dipimpin oleh Ketua PPC untuk membentuk dan menetapkan
PPBC yang hasilnya dilaporkan kepada Lurah. Proses Pemilihan
dan Pembentukan PPBC dilakukan melalui musyawarah dan
mufakat. Daftar nama yang telah ditetapkan menjadi PPBC tidak
dapat mencalonkan diri menjadi anggota LMK.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


5

PPBC dibentuk dan ditetapkan secara administrasi dengan


Keputusan PPC. Keanggotaan PPBC berjumlah 3 (tiga) orang
yang terdiri dari Ketua yang berasal dari Ketua atau Pengurus
RW, Sekretaris yang berasal dari Ketua atau pengurus RT dan
Anggota yang berasal dari perwakilan unsur masyarakat.
Keputusan PPC memuat tentang nama dan jabatan keanggotaan
PPBC dari setiap RW yang dilengkapi dengan uraian tugas
PPBC yang berpedoman dalam Pasal 5 ayat (6) Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2010 yaitu

1) Menyusun dan menetapkan tata cara pemilihan

PPBC menyusun jadwal tahapan proses pemilihan yang diawali


dengan membuat lembaran pengumuman pendaftaran calon dan
tata cara pemilihan. Untuk mendapatkan legitimasi atas hasil
pelaksanaan pemilihan, PPBC dapat memberlakukan batasan
minimal (kuorum) terhadap kehadiran jumlah pemilih yang akan
memberikan hak suara. Batasan minimal (kuorum) kehadiran
jumlah pemilih dapat menggunakan ketentuan sekurang-
kurangnya 50 % (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) untuk
dijadikan pedoman. Apabila tidak terpenuhi maka proses
pemilihan ditunda dan dilakukan pemilihan putaran kedua. Untuk
efektivitas waktu, jika pada saat dilangsungkannya pemilihan
putaran kedua masih tetap tidak terpenuhi kuorum tersebut maka
proses pemilihan dapat dilanjutkan dan hasilnya dinyatakan sah.

2) Mengumumkan persyaratan untuk menjadi anggota LMK

PPBC membuat lembaran pengumuman pendaftaran calon


anggota LMK yang memuat tentang persyaratan calon, waktu
dan tempat pendaftaran. Lembar pengumuman tersebut
ditempatkan/dipasang pada tempat/lokasi yang strategis dan
mudah diakses oleh masyarakat. Lembaran pengumuman
calon anggota LMK seperti contoh di bawah ini :

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


6

PENGUMUMAN

Panitia Pemilihan Bakal Calon (PPBC) Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) RW


Kelurahan dengan ini mengumumkan kepada warga yang bertempat tinggal di
lingkungan RW Kelurahan tentang Pendaftaran Calon Anggota LMK Periode Masa
Bhakti Tahun s/d tahun , dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Warga Negara Republik Indonesia yang telah berusia sekurang-kurangnya 21 tahun ;
2. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan dari
Dokter Puskesmas atau Rumah Sakit;
3. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia pada Pancasila dan UUD 1945;
4. Berpendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau sederajat;
5. Tidak pernah tersangkut pidana dengan ancaman hukuman minimal 5 (lima) tahun
penjara (yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisan atau SKCK);
6. Tokoh masyarakat yang mempunyai integritas, moralitas, wawasan dan pengaruh dalam
lingkungan masyarakat;
7. Sanggup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai LMK (dilengkapi
dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Tugas yang ditandatangani di
atas materai);
8. Bertempat tinggal di wilayah RW yang bersangkutan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
terakhir secara terus menerus yang dibuktikan dengan identitas penduduk (KTP, KK dan
Surat Keterangan dari RT/RW setempat);
9. Bagi pengurus RT, RW dan/atau Lembaga Kemasyarakatan yang terpilih sebagai
anggota LMK harus mengundurkan diri.
10. Bagi anggota TNI-Polri dan Pegawai Negeri Sipil dilengkapi rekomendasi dari
pimpinannya.

Bagi warga yang memenuhi persyaratan dapat mendaftarkan diri sebagai calon
anggota LMK dengan menyerahkan kelengkapan persyaratan sebagaimana di atas kepada
PPBC pada :
a) Hari : s/d
b) Waktu : s/d
c) Tempat :
Batas waktu pendaftaran sampai dengan 14 (empat belas) hari sejak pengumuman
ini disampaikan. Demikian untuk diketahui sebagaimana mestinya.

Jakarta,

Nama Tanda Tangan


Ketua PPBC () ()
Sekretaris PPBC () ()
Anggota PPBC () ()

3) Menerima dan meneliti berkas persyaratan Bakal Calon anggota


LMK

PPBC melakukan penelitian dan verifikasi terhadap berkas


pendaftaran calon anggota LMK dengan berpedoman pada
ketentuan Pasal 4 Perda Nomor 5 Tahun 2010 tentang
persyaratan calon. Bagi calon anggota LMK yang tidak
melengkapi persyaratan sebagaimana ketentuan sampai dengan

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


7

batas waktu pendaftaran, maka yang bersangkutan


dinyatakan tidak lolos verifikasi oleh PPBC dan tidak dapat
mengikuti proses tahapan berikutnya.

4) Menerima dan memeriksa mandat tertulis Ketua RT yang


diwakili oleh pengurus RT

Ketua RT yang menjadi anggota PPBC, mencalonkan diri


menjadi anggota LMK, atau tidak dapat hadir dalam
pelaksanaan pemilihan, dapat memberikan
mandat/mewakilkan kepada salah seorang pengurus RT
secara tertulis yang ditandatangani Ketua RT dan dibubuhi
stempel. Pengurus RT yang mewakili dapat memberikan hak
suara dengan menunjukkan mandat tertulis kepada PPBC.

5) Menerima Berita Acara penetapan perwakilan tokoh


masyarakat dari tiap RT yang disampaikan oleh pengurus RT

PPBC menerima Berita Acara daftar nama calon pemilih yang


berjumlah 7 (tujuh) orang dari para Ketua RT yang
ditandatangani dan dibubuhi stempel untuk selanjutnya dibuat
dalam satu rekapitulasi daftar nama calon pemilih.

6) Melaksanakan pemilihan calon anggota LMK

PPBC membuat undangan kepada PPC, para calon anggota


LMK dan pemilih dari masing-masing RT yang menjelaskan
tentang hari, tanggal, waktu dan tempat pemilihan. Pemilihan
dilangsungkan secara demokratis dengan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Penghitungan suara
disaksikan oleh PPC, calon anggota LMK, dan para pemilih.

7) Membuat Berita Acara Pemilihan Calon Anggota LMK

PPBC membuat laporan hasil pemilihan calon anggota LMK


dalam lembar Berita Acara yang memuat tentang jumlah
pemilih dan nama-nama calon berikut jumlah suara yang
diperoleh.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


8

2. Pendaftaran Bakal Calon

Pendaftaran bakal calon anggota LMK dilakukan dengan


menyerahkan biodata/riwayat hidup bersama kelengkapan
persyaratan sebagaimana Pasal 4 Perda Nomor 5 Tahun 2010
kepada PPBC. Contoh formulir biodata bakal calon anggota LMK
sebagai berikut :

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


BAKAL CALON ANGGOTA
LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Pekerjaan :
Status :
Nomor KTP :
Alamat :
Nomor Telepon :
Kewarganegaraan :
Pendidikan Formal

SD. Tamatan Tahun Lulus Berijazah


SLTP Tamatan Tahun Lulus Berijazah
SLTA... Tamatan Tahun Lulus Berijazah
AKADEMI.. Tamatan Tahun Lulus Berijazah
SARJANA.. Tamatan Tahun Lulus Berijazah

Pendidikan Informal
.Bersertifikat Tahun.
.....Bersertifikat Tahun.

Pengalaman Organisasi
......
......

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta,
Yang membuat,

(....)

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


9

Jumlah bakal calon anggota LMK tidak dibatasi dan tidak


berdasarkan jumlah RT yang terdapat dalam satu RW. Waktu
Pendaftaran dibuka selama 14 (empat belas) hari dimulai sejak
tanggal diumumkan, dan jika tidak terdapat calon yang mendaftar
maka dibuka pendaftaran tahap kedua selama 7 (tujuh) hari.

Apabila hingga batas waktu pendaftaran tahap kedua tidak ada


yang mendaftar, maka PPBC membuat berita acara yang
menyatakan bahwa pada RW dimaksud tidak terdapat Calon
Anggota LMK. Contoh Berita Acara sebagaimana dimaksud dapat
dilihat pada contoh berikut ini :

PANITIA PEMILIHAN BAKAL CALON (PPBC)


RW
KELURAHAN

BERITA ACARA HASIL PEMILIHAN CALON ANGGOTA LMK

PADA HARI INI, HARI....TANGGALBULAN.TAHUN, PANITIA


PEMILIHAN BAKAL CALON ANGGOTA LMK RWKELURAHAN
MENETAPKAN SEBAGAI BERIKUT :

1. HASIL PENGUMUMAN PENDAFTARAN TAHAP PERTAMA SELAMA 14 (EMPAT


BELAS) HARI YANG DIMULAI DARI TANGGAL ..S/D TANGGAL. DAN
PENGUMUMAN TAHAP KEDUA SELAMA 7 (TUJUH) HARI YANG DIMULAI DARI
TANGGAL ..S/D TANGGAL.TERNYATA TIDAK ADA BAKAL CALON ANGGOTA
LMK YANG MENDAFTAR.

2. BERDASARKAN HASIL PENGUMUMAN PENDAFTARAN TAHAP PERTAMA DAN


TAHAP KEDUA, DENGAN INI DILAPORKAN BAHWA DI LINGKUNGAN RW
KELURAHANTIDAK ADA CALON ANGGOTA LMK.

DEMIKIAN BERITA ACARA HASIL PEMILIHAN CALON ANGGOTA LMK INI UNTUK
DIKETAHUI SEBAGAIMANA MESTINYA.

JAKARTA,

PANITIA PEMILIHAN BAKAL CALON LMK RW.

NAMA TANDA TANGAN


KETUA PPBC () ()
SEKRETARIS PPBC () ()
ANGGOTA PPBC () ()

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


10

Tempat Pendaftaran/Sekretariat PPBC dapat menggunakan


Sekretariat RW atau Balai Warga sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan setempat.

3. Mekanisme Pemilihan

Pemilihan Calon Anggota LMK dilaksanakan secara demokratis


untuk memilih salah satu calon melalui musyawarah mufakat
dan/atau pemungutan suara. Proses pemilihan calon anggota LMK
dilakukan dengan mengundang PPC, calon anggota LMK dan para
pemilih yang telah terdaftar oleh PPBC. PPBC membuat undangan
yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris PPBC yang berisi
tentang waktu dan tempat pelaksanaan pemilihan. Pemilih yang
terdaftar sebagimana dimaksud adalah Ketua RT dan 6 (enam)
orang perwakilan Tokoh Masyarakat dari wilayah RT bersangkutan
yang ditetapkan melalui Berita Acara Daftar Nama Pemilih Calon
Anggota LMK yang ditandatangani oleh Ketua RT bersangkutan
sebagaimana contoh berikut ini :

BERITA ACARA
DAFTAR NAMA PEMILIH CALON ANGGOTA LMK
RT .. / RW ..

Berdasarkan musyawarah pengurus RT./ RW...


Kelurahan..
pada hari .tanggal bulan. tahun... telah ditetapkan Daftar Nama
Pemilih Calon Anggota LMK dari RT.dengan susunan sebagai berikut :
1. (Ketua atau Pengurus RT)
2. (Tokoh Masyarakat)
3. (Tokoh Masyarakat)
4. (Tokoh Masyarakat)
5. (Tokoh Masyarakat)
6. (Tokoh Masyarakat)
7. (Tokoh Masyarakat)

Demikian untuk diketahui sebagaimana mestinya.

Ketua RT...............
Ttd*

Cap
stempel
RT

.
*) ditandatangani dan cap stempel RT

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


11

Tokoh masyarakat yang telah ditetapkan sebagai pemilih calon


anggota LMK dalam daftar berita acara yang ditandatangani Ketua
RT, pada hari pelaksanaan pemilihan tidak dapat diwakilkan atau
diganti dengan orang lain. Sedangkan untuk Ketua RT yang
mempunyai hak pilih namun tidak menggunakan hak pilihnya karena
menjadi calon anggota LMK, sekretaris PPBC atau berhalangan
hadir dapat memberikan mandat tertulis kepada salah seorang
pengurus RT.

Mekanisme atau tata cara pemilihan mengacu pada ketentuan


yang telah ditetapkan oleh PPBC (baca uraian tugas PPBC). Dalam
proses pemilihan, PPBC dan calon anggota LMK tidak mempunyai
hak pilih/suara. Namun jika pemilihan calon anggota LMK
menghasilkan jumlah suara terbanyak sama, maka PPBC (Ketua,
Sekretaris, Anggota) dapat memberikan hak suaranya untuk
menentukan calon anggota LMK terpilih.

Sebelum dilaksanakannya pemilihan, PPBC memperkenalkan


calon anggota LMK yang terdaftar sekaligus dapat memberikan
kesempatan kepada calon anggota LMK untuk menyampaikan visi,
misi dan program.

4. Hasil Pemilihan

Hasil pemilihan Calon Anggota LMK dituangkan dalam Berita


Acara yang ditandatangani oleh Ketua, Sekretaris dan Anggota
PPBC. Berita Acara hasil pemilihan Calon Anggota LMK
disampaikan kepada PPC. Contoh Berita Acara Hasil Pemilihan
Calon Anggota adalah sebagai berikut :

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


12

PANITIA PEMILIHAN BAKAL CALON (PPBC)


RW
KELURAHAN

BERITA ACARA HASIL PEMILIHAN CALON ANGGOTA LMK

PADA HARI INI, HARI..TANGGALBULAN.TAHUN., PANITIA PEMILIHAN


BAKAL CALON (PPBC) RW KELURAHAN TELAH MENGADAKAN PEMILIHAN
CALON ANGGOTA LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN DENGAN HASIL SEBAGAI
BERIKUT :

1. JUMLAH PEMILIH YANG MEMPUNYAI HAK SUARA :..


(..) ORANG;
2. JUMLAH PEMILIH YANG MEMBERIKAN HAK SUARA : ..
(..) ORANG;
3. HASIL PEROLEHAN SUARA :

NO. NAMA JUMLAH SUARA NOMOR URUT HASIL

1
2
3
dst.

4. BIODATA YANG BERSANGKUTAN : TERLAMPIR

DEMIKIAN BERITA ACARA HASIL PEMILIHAN CALON ANGGOTA LMK INI DIBUAT
UNTUK DIKETAHUI SEBAGAIMANA MESTINYA.

JAKARTA,

PANITIA PEMILIHAN BAKAL CALON (PPBC) RW..

NAMA TANDA TANGAN


KETUA PPBC () ()
SEKRETARIS PPBC () ()
ANGGOTA PPBC () ()

Selanjutnya PPC merekap Berita Acara Hasil Pemilihan dalam satu


daftar yang memuat 3 (tiga) nama calon anggota LMK yang
memperoleh suara terbanyak berikut biodata. Hasil rekapitulasi tersebut
disampaikan kepada Lurah untuk selanjutnya diteruskan kepada Camat.

Camat menghimpun daftar nama calon Anggota LMK terpilih


beserta biodata untuk selanjutnya disampaikan kepada
Walikota/Bupati. Walikota/Bupati menetapkan nama-nama dan masa
bhakti keanggotaan LMK dengan Keputusan Walikota/Bupati.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


1
3

B. Tugas Anggota LMK

Anggota LMK mempunyai tugas :

1. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada Lurah,


dapat dilakukan dengan cara :

a. menerima aspirasi masyarakat baik lisan maupun tertulis;


b. melakukan cek ulang atas usulan dan saran yang disampaikan
masyarakat;
c. menyampaikan aspirasi yang berupa usulan dan saran
masyarakat kepada Lurah secara tertulis;
d. mengadakan Rapat Eksternal LMK bersama Lurah untuk
membahas usulan dan saran yang disampaikan masyarakat;
e. melaporkan hasil pembahasan usulan dan saran kepada
masyarakat;
f. ikut serta secara aktif dalam rapat-rapat di tingkat RW;
g. ikut serta dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat Kelurahan.

2. Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan partisipasi,


dapat dilakukan dengan cara :

a. lisan maupun tertulis kepada Lurah;


b. mengadakan pertemuan dengan warga;
c. mengadakan rapat dengan Pengurus RT-RW atau dengan
lembaga kemasyarakatan lainnya.

3. Menggali potensi untuk menggerakan dan mendorong peran serta


masyarakat, dapat dilakukan dengan cara :

a. menggerakan masyarakat untuk mendukung program


pemerintah;
b. menggerakan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan
(kerja bakti, kebersihan, penghijauan dll);
c. menghimpun potensi swadaya masyarakat untuk penataan dan
pengelolaan lingkungan melalui kesepakatan bersama dengan
warga dan RT-RW setempat yang diketahui Lurah.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


1
4

4. Menginformasikan kebijakan Pemerintah Daerah kepada


masyarakat, dapat dilakukan dengan cara :

a. berkoordinasi dengan Instansi Pemerintah terkait untuk


memperoleh produk perundang-undangan;
b. menyebarluaskan informasi mengenai produk perundang-
undangan (Pusat dan Daerah) baik langsung maupun tidak
langsung (pembagian pamflet, booklet, brosur, dll);
c. menyampaikan informasi terkait dengan program dan kebijakan
Pemerintah Daerah baik lisan maupun tertulis.

5. Ikut serta dalam menyelesaikan masalah Kelurahan, dapat


dilakukan dengan cara :

a. membantu penegakan peraturan perundang-undangan (Perda


dan Pergub) bersama Lurah;
b. memberikan solusi dan pertimbangan kepada Lurah terhadap
permasalahan Kelurahan;
c. menjadi fasilitator atau mediator apabila program Pemerintah
Daerah dalam pelaksanaannya menghadapi kendala di
masyarakat.

6. Membuat rencana kerja tahunan, dapat dilakukan dengan cara :


a. penyusunan rencana kerja tahunan dibuat dalam Rapat
Eksternal LMK yang dihadiri oleh unsur Kelurahan dan para
Ketua RW;

b. rencana kerja tahunan disusun selambat-lambatnya pada akhir


bulan Januari pada setiap tahunnya;
c. materi rencana kerja tahunan memuat tentang berbagai program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu selama
1 (satu) tahun;
d. laporan hasil rencana kerja tahunan disampaikan selambat-
lambatnya pada minggu ke-4 (empat) bulan Desember pada
setiap tahunnya dalam forum Rapat Eksternal LMK yang dihadiri
Lurah, Ketua RW, perwakilan RT dan Tokoh Masyarakat.
Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan
15

7. Menyusun Tata Tertib LMK, dapat dilakukan dengan cara :


a. Tata Tertib LMK harus sudah disusun paling lama 1 (satu) bulan
sejak terpilihnya Ketua dan Wakil Ketua definitif;
b. Tata Tertib LMK disusun dalam Rapat Internal LMK;
c. Tata Tertib LMK memuat materi yang mengatur tentang ketentuan
waktu/jam kerja, mekanisme dalam menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat, mekanisme dalam
menyampaikan masukan kepada Lurah, Jadwal Rapat dan lain-
lain yang dianggap perlu.

C. Sekretariat dan Kelengkapan Administrasi

1. Sekretariat

Untuk menunjang operasional LMK di Kelurahan, dibentuk


Sekretariat yang berkedudukan di Kantor Kelurahan atau tempat lain
yang ditentukan dan dipimpin oleh seorang Sekretaris. Penempatan
ruang Sekretariat LMK ditentukan oleh Lurah dengan
mempertimbangkan kondisi prasarana dan sarana Kantor
Kelurahan. Apabila Kantor Kelurahan dari aspek prasarana dan
sarana tidak memadai untuk penggunaan ruang Sekretariat LMK,
maka Lurah bersama LMK melakukan musyawarah untuk mencari
tempat di luar kantor Kelurahan.

Sekretaris LMK dijabat oleh perangkat Kelurahan setempat, yaitu


Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban yang
ditetapkan dengan Keputusan Lurah. Apabila di Kelurahan setempat
terjadi kekosongan jabatan Kepala Seksi Pemerintahan,
Ketentraman dan Ketertiban, untuk sementara dapat dijabat oleh
salah satu Kepala Seksi dari perangkat Kelurahan yang ditetapkan
dengan Keputusan Lurah.

Sekretaris LMK bertugas membantu dan memfasilitasi


pelaksanaan tugas LMK yang berhubungan dengan pelayanan
administrasi, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Sekretaris LMK dibantu oleh staf
Kelurahan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Secara

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


1
6

teknis operasional Sekretaris LMK bertanggung jawab kepada Ketua


LMK dan secara teknis administrasi bertanggung jawab kepada
Lurah.

2. Kelengkapan Administrasi

Untuk menunjang pelaksanaan tugas LMK dalam proses


administrasi surat-menyurat, LMK dapat menggunakan kop surat
dan stempel. Adapun contoh kop surat dan stempel adalah sebagai
berikut :

a. Kop Surat

1. Kop surat memuat sebutan LMK yang bersangkutan, diikuti


Nama Kota/Kabupaten Administrasi, Kecamatan dan
Kelurahan, Alamat Sekretariat, Nomor Telepon, Nomor
Faksimili dan Kode Pos.

2. Contoh Bentuk dan isi kop surat LMK sebagaimana tercantum


di bawah ini :

Contoh I

LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN


KELURAHAN DURI KOSAMBI
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Jln...No.Telp Faks. Kode Pos .

Contoh II

LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN KELURAHAN PULAU UNTUNG JAWA KABUPATEN


ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU
Jln..No.Telp Faks. Kode Pos .

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


1
7

b. Stempel

Stempel LMK berbentuk lingkaran.

1. Stempel terdiri dari:

a. Garis lingkaran luar;


b. Garis lingkaran dalam;
c. Dua garis tengah;
d. Isi Stempel.

2. Ukuran stempel yaitu :

a. Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel adalah 4 cm;


b. Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel adalah 2,7
cm;
c. Jarak antara 2 garis yang terdapat pada lingkaran dalam
1 cm.

3. Stempel berisi nama LMK yang terletak diantara dua garis


tengah lingkaran dalam, lingkaran di bagian atas nama
Kota/Kabupaten Administrasi dan pada lingkaran di bagian
bawah nama Lembaga Musyawarah Kelurahan, di bawah
garis tengah lingkaran dalam nama Kelurahan.

4. Stempel menggunakan tinta berwarna ungu. Stempel


dibubuhkan pada bagian kiri dari tanda tangan Ketua atau
Wakil Ketua LMK yang menandatangani surat.

5. Contoh Bentuk, ukuran dan isi stempel dapat dilihat


sebagaimana contoh di bawah ini:

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


18

Isi Stempel:

Penggunaan stempel LMK hanya digunakan untuk Ketua atau


Wakil Ketua LMK. Apabila Ketua LMK berhalangan, maka Wakil
Ketua LMK dapat menggunakan stempel atas persetujuan Ketua
LMK.

D. Pergantian Antar Waktu

Anggota LMK yang berhenti antar waktu sebagaimana ketentuan


Pasal 10 ayat (1) Perda 5 Tahun 2010 antara lain :

1) meninggal dunia
2) tidak lagi bertempat tinggal di wilayah RW yang diwakilinya
3) melanggar sumpah/janji
4) melakukan perbuatan tercela yang berdampak pada proses hukum
5) tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota LMK
6) mengundurkan diri atas permohonan secara tertulis

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


19

Bagi anggota LMK yang meninggal dunia, tidak lagi bertempat


tinggal di wilayah RW yang diwakilinya baik secara fisik dan/atau
administrasi, melanggar sumpah/janji, tidak lagi memenuhi persyaratan,
mengundurkan diri atas permohonan secara tertulis, maka yang
bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan LMK.

Sedangkan untuk anggota LMK yang melakukan perbuatan tercela


sehingga berdampak pada proses hukum dan/atau berlanjut ke
pengadilan maka yang bersangkutan harus dinonaktifkan dari
keanggotaannya. Apabila keputusan pengadilan menetapkan bersalah,
maka yang bersangkutan diberhentikan, namun jika dinyatakan tidak
bersalah dapat aktif kembali dalam keanggotaan LMK. Proses
penonaktifan yang bersifat sementara dilakukan dalam Rapat Eksternal
LMK yang hasilnya dilaporkan kepada Lurah.

Anggota LMK yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud di


atas, digantikan oleh calon anggota LMK lainnya sesuai dengan daftar
urut yang terdapat dalam Berita Acara PPBC. Apabila calon anggota
pengganti antar waktu bersangkutan tidak bersedia, maka digantikan
dengan nomor urut di bawahnya. Namun apabila tidak terdapat calon
pengganti antar waktu dalam Berita Acara pemilihan, maka dilakukan
pemilihan ulang sesuai dengan mekanisme pemilihan LMK.

Proses pergantian antar waktu dilakukan dalam Rapat Eksternal


LMK yang dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua LMK. Hasil Rapat yang
memuat tentang nama calon pengganti antar waktu diusulkan kepada
Lurah. Selanjutnya Lurah menyampaikan kepada Camat untuk
kemudian diteruskan kepada Walikota/Bupati. Walikota/Bupati
mengeluarkan surat keputusan yang menetapkan anggota LMK
pengganti antar waktu yang dikukuhkan melalui pengambilan
sumpah/janji anggota LMK oleh Camat.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


2
0

BAB III
PENUTUP

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta terdiri dari 267 Kelurahan


yang terdapat pada 5 (lima) wilayah Kota Administrasi dan Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu. Perbedaan interpretasi terhadap Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Lembaga Musyawarah Kelurahan
sangat mungkin terjadi di masyarakat, yang jika tidak diantisipasi dapat
menimbulkan perbedaan pola dan mekanisme pembentukan serta
pelaksanaan LMK.
Tanpa bermaksud menafikan pluralitas dan perbedaan di masyarakat,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merasa perlu membuat Buku Pedoman
Teknis LMK demi penyeragaman dan tertib administrasi. Hal ini semata
dimaksud agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam proses pembentukan
dan pelaksanaan LMK.
LMK yang terbentuk nantinya diharapkan dapat menjalankan peran
dan tugasnya secara optimal serta dapat berkontribusi dalam pembangunan
di Provinsi DKI Jakarta. LMK sebagai perwujudan pemberdayaan
masyarakat akan berperan dalam upaya transformasi sosial masyarakat
ibukota Jakarta.
Kami menyadari bahwa untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah
mudah, oleh karena itu sangat diharapkan dukungan dari berbagai pihak.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih atas segala masukan dan saran yang
selama ini disampaikan pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, termasuk
ketika dilaksanakan Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010
sehingga Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan ini dapat
dibuat.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan


Lampiran :

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010


Tentang
Lembaga Musyawarah Kelurahan
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 5 TAHUN 2010

TENTANG

LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 Ayat (3) Undang-


Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga
Musyawarah Kelurahan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi

Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3298) ;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389) ;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan


Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4744) ;
2

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang


Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan ;

7. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi


Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 10);

8. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan


Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1);

Dengan Persetujuan Bersama

DEW AN PERW AKILAN RAKYAT DAERAH


PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
dan
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LEMBAGA MUSYAWARAH


KELURAHAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
5. Kota Administrasi adalah Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
3

6. Kabupaten Administrasi adalah Kabupaten Administrasi di Provinsi Daerah


Khusus Ibukota Jakarta.
7. Walikota adalah Walikota di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

8. Bupati adalah Bupati di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


9. Dewan Kota/Dewan Kabupaten adalah Dewan Kota/Dewan Kabupaten di
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
10. Kecamatan adalah Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
11. Camat adalah Camat di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
12. Kelurahan adalah Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
13. Lurah adalah Lurah di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
14. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
dan merupakan mitra Lurah dalam pemberdayaan masyarakat.
15. Lembaga Musyawarah Kelurahan yang selanjutnya disingkat LMK, adalah
lembaga musyawarah pada tingkat kelurahan untuk menampung aspirasi serta
meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
16. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW, adalah bagian dari wilayah kerja
Lurah.
17. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT, adalah bagian dari RW yang
dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan
pemerintahan dan kemasyarakatan.
18. Warga Masyarakat adalah penduduk yang bertempat tinggal di Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan kependudukan.
19. Panitia Pemilihan Calon yang selanjutnya disingkat PPC adalah Panitia
Pemilihan Calon Anggota LMK pada tingkat Kelurahan yang anggotanya
dibentuk dan ditetapkan oleh Lurah.
20. Panitia Pemilihan Bakal Calon yang selanjutnya disingkat PPBC. adalah Panitia
Pemilihan Bakal Calon anggota LMK pada tingkat RW yang keanggotaanya
dibentuk dan ditetapkan oleh PPC.

Bagian Kedua
Tujuan

Pasal 2

LMK merupakan lembaga musyawarah pada tingkat Kelurahan yang bertujuan untuk
membantu Lurah sebagai mitra dalam penyelenggaraan pemerintahan dan untuk
menampung aspirasi serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat
4

BAB II
SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN

Bagian Kesatu
Susunan

Pasal 3

(1) Anggota LMK dipilih secara demokratis pada tingkat RW.


(2) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah satu orang perwakilan
tokoh masyarakat yang dipilih pada tingkat RW.

Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 4

Calon Anggota LMK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Warga Negara Republik Indonesia yang telah berusia sekurang-kurangnya 21 tahun;

b. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan
dari Dokter Puskesmas atau Rumah Sakit;
c. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia pada Pancasila dan UUD 1945;
d. Berpendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau sederajat ;

e. Tidak pernah tersangkut pidana dengan ancaman hukuman minimal 5 (lima)


tahun penjara;
f. Tokoh masyarakat yang mempunyai integritas, moralitas, wawasan dan
pengaruh dalam lingkungan masyarakat ;
g. Sanggup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota LMK ;
h. Bertempat tinggal di wilayah RW yang bersangkutan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun terakhir secara terus menerus yang dibuktikan dengan identitas penduduk ;
i. Bagi pengurus RT, RW dan/atau Lembaga Kemasyarakatan yang terpilih sebagai
anggota LMK harus mengundurkan diri.
j. Bagi anggota TNI-Polri dan Pegawai Negeri Sipil, dilengkapi rekomendasi dari
pimpinannya.
5

BAB III
MEKANISME PEMILIHAN ANGGOTA LMK

Bagian Kesatu
Panitia Pemilihan

Pasal 5

(1) PPC Anggota LMK tingkat Kelurahan dibentuk oleh Lurah, selanjutnya PPC Tingkat
Kelurahan membentuk dan menetapkan PPBC Anggota LMK Tingkat RW.

(2) PPC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari Ketua
dijabat oleh Wakil Lurah, Sekretaris dijabat oleh Sekretaris Kelurahan, serta Anggota
dijabat oleh Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban.

(3) PPC sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) mempunyai tugas :

a. menyusun jadwal pemilihan di Tingkat RW ;


b. mengawasi/memantau pelaksanaan pemilihan di Tingkat RW ;
c. menerima berkas Berita Acara Pemilihan Calon di Tingkat RW dari PPBC ;
d. menyampaikan usulan nama-nama calon anggota terpilih kepada Camat
melalui Lurah.

(4) PPBC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 3 (tiga) orang, terdiri
dari 1 (satu) orang Ketua atau Pengurus RW, 1 (satu) orang perwakilan Ketua
atau Pengurus RT dan satu orang perwakilan unsur masyarakat.

(5) Susunan keanggotaan PPBC sebagaimana dimaksud pada ayat (4), terdiri dari
Ketua dijabat oleh Ketua atau Pengurus RW, Sekretaris dijabat oleh Ketua atau
Pengurus RT, dan Anggota adalah perwakilan unsur masyarakat.

(6) PPBC sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mempunyai tugas :

a. menyusun dan menetapkan tata cara pemilihan ;


b. mengumumkan persyaratan untuk menjadi anggota LMK ;
c. menerima dan meneliti berkas persyaratan Bakal Calon anggota LMK ;
d. menerima dan memeriksa mandat tertulis Ketua RT yang diwakili oleh
pengurus RT;
e. menerima Berita Acara penetapan perwakilan tokoh masyarakat dari tiap RT
yang disampaikan oleh pengurus RT;
f. melaksanakan pemilihan calon anggota LMK ;
g. membuat Berita Acara Pemilihan Calon Anggota LMK.
6

Bagian Kedua
Tata Cara Pemilihan

Pasal 6

(1) PPBC Anggota LMK Tingkat RW mengumumkan secara tertulis persyaratan dan
waktu pendaftaran menjadi anggota LMK.

(2) Waktu pendaftaran Bakal calon anggota LMK selama 14 (empat belas) hari
dimulai sejak tanggal diumumkan.

(3) Pendaftaran Bakal calon anggota LMK dengan menyerahkan persyaratan yang
telah ditentukan.

(4) Apabila tidak ada yang mendaftar sampai batas waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), maka dibuka pendaftaran tahap kedua.

(5) Apabila tahap kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ternyata tidak ada
yang mendaftar, maka PPBC membuat berita acara yang isinya menyatakan
bahwa pada RW dimaksud tidak ada calon anggota LMK.

(6) Para calon anggota LMK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipilih oleh para
Ketua RT dan 6 (enam) orang perwakilan tokoh masyarakat dari wilayah RT yang
bersangkutan.

(7) Ketua RT yang berhalangan hadir pada proses pemilihan, dapat memberikan mandat
secara tertulis kepada salah seorang dari pengurus RT yang bersangkutan.

(8) Apabila hasil pemilihan menghasilkan jumlah suara terbanyak sama, maka
PPBC memiliki hak suara.

(9) Berita acara pemilihan calon anggota LMK ditandatangani oleh Ketua, Sekretaris
dan anggota PPBC selanjutnya disampaikan kepada PPC.

Pasal 7
(1) Nama-nama calon anggota LMK terpilih tiap RW sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (9) direkap dalam satu daftar untuk disampaikan Lurah kepada
Camat dengan surat pengantar beserta biodata.

(2) Apabila calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
mengikuti proses selanjutnya karena mengundurkan diri dan/atau berhalangan
tetap, maka digantikan oleh calon lain sesuai daftar urutan hasil pemilihan.

(3) Camat menghimpun daftar nama calon anggota LMK terpilih dari setiap Kelurahan
untuk disampaikan kepada Walikota/Bupati dengan surat pengantar berikut biodata.
7

BAB IV

PENETAPAN, PERESMIAN DAN MASA BHAKTI SERTA PEMBERHENTIAN DAN


PERGANTIAN ANTAR WAKTU ANGGOTA LMK

Bagian Kesatu
Penetapan dan Peresmian

Pasal 8

(1) Walikota/Bupati menetapkan anggota LMK berdasarkan daftar urut calon anggota
terpilih dari para Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3).

(2) Peresmian anggota LMK dilakukan dalam suatu upacara yang ditandai dengan
pengucapan sumpah/janji menurut agama/ kepercayaan masing-masing yang
dipandu oleh Camat atas nama Walikota/Bupati.

Bagian Kedua
Masa Bhakti

Pasal 9

(1) Anggota LMK melaksanakan tugas terhitung sejak mengucapkan sumpah/janji.

(2) Masa Bhakti Anggota LMK selama 3 (tiga) tahun dan berakhir bersamaan
dengan pengucapan sumpah/janji anggota LMK yang baru periode berikutnya.

(3) Anggota LMK dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya.

Bagian Ketiga
Pemberhentian dan
Pergantian Antar Waktu

Pasal 10

(1) Anggota LMK berhenti antar waktu karena :

a. meninggal dunia ;
b. tidak lagi bertempat tinggal di wilayah RW yang diwakilinya ;
c. melanggar sumpah/janji ;
d. melakukan perbuatan tercela yang berdampak pada proses hukum ;
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ;
f. mengundurkan diri atas permohonan secara tertulis.
8

(2) Anggota LMK yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diganti oleh calon Anggota LMK sesuai daftar urut di bawahnya yang terdapat
dalam Berita Acara Pemilihan pada Tingkat RW sebelumnya.

(3) Calon pengganti antar waktu anggota LMK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diusulkan oleh Lurah kepada Camat untuk diteruskan kepada Walikota/Bupati.

(4) Anggota Pengganti Antar Waktu bertugas terhitung sejak pengucapan sumpah/janji
sampai dengan selesainya masa bhakti anggota yang digantikannya.

BAB V
TUGAS, RAPAT-RAPAT DAN PIMPINAN LMK

Bagian Kesatu
Tugas

Pasal 11

LMK mempunyai tugas :

a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada Lurah ;


b. memberikan masukan dalam rangka meningkatkan partisipasi;
c. menggali potensi untuk menggerakan dan mendorong peran serta masyarakat ;
d. menginformasikan kebijakan Pemerintah Daerah kepada masyarakat ;
e. ikut serta dalam menyelesaikan masalah kelurahan ;
f. membuat rencana kerja tahunan; dan
g. menyusun Tata Tertib LMK .

Bagian Kedua
Rapat-rapat

Pasal 12

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, LMK
menyelenggarakan :

a. Rapat Internal ;
b. Rapat Eksternal.

(2) Rapat Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan rapat
antar pengurus LMK atau dengan Sekretariat LMK.
9

(3) Rapat Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan rapat
dengan Lurah beserta perangkatnya dan/atau rapat dengan unsur masyarakat.
Pasal 13

(1) Paling lama 3 (tiga) hari setelah mengucapkan sumpah/janji sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1), anggota LMK mengadakan rapat pertama yang dipimpin
oleh anggota usia tertua sebagai Ketua Sementara dan anggota usia termuda
sebagai Wakil Ketua Sementara masing-masing merangkap sebagai anggota.

(2) Ketua dan Wakil Ketua Sementara memimpin rapat-rapat sampai dengan
terpilihnya Ketua dan Wakil Ketua Definitif.

(3) Ketua dan Wakil Ketua Sementara beserta Anggota, paling lama dalam waktu 7
(tujuh) hari kerja sudah dapat memilih Ketua dan Wakil Ketua Definitif yang
dilaksanakan secara demokratis.

(4) Ketua dan Wakil Ketua Definitif dipilih dari Anggota LMK.

(5) Masa jabatan Ketua dan Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
sama dengan masa bhakti anggota LMK.
(6) Paling lama 1 (satu) bulan setelah terpilih, Ketua dan Wakil Ketua Definitif
sudah menyusun Tata Tertib LMK.

Bagian Ketiga
Pimpinan LMK

Pasal 14

(1) Ketua LMK memimpin kegiatan LMK.

(2) Kegiatan LMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. membagi tugas antara Ketua, Wakil Ketua dan Anggota ;


b. mengoordinasikan kegiatan anggota LMK ;
c. memimpin rapat-rapat LMK ;
d. menyimpulkan hasil pembahasan dalam rapat yang dipimpinnya;
e. menyampaikan keputusan rapat kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

Pasal 15

(1) Apabila Ketua berhalangan memimpin kegiatan LMK, diganti oleh Wakil Ketua.

(2) Apabila Ketua dan/atau Wakil Ketua berhalangan tetap, maka dilakukan
pemilihan Ketua dan/atau Wakil Ketua.
10

Bagian Keempat
Pengambilan Keputusan

Pasal 16

(1) Rapat LMK dihadiri sekurang-kurangnya oleh 50% (lima puluh persen) anggota
LMK.

(2) Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat.

(3) Apabila pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
tercapai maka dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak.

(4) Apabila terjadi hasil pemungutan suara yang sama dua kali berturut-turut maka
diberikan hak suara istimewa kepada Ketua untuk memutuskan.

BAB VI
SEKRETARIAT DAN PEMBIAYAAN LMK

Bagian Kesatu
Sekretariat

Pasal 17
Untuk membantu pelaksanaan kegiatan LMK dibentuk Sekretariat yang
berkedudukan di kantor Kelurahan dengan tempat/gedung terpisah dari Kantor Lurah
dan di pimpin oleh seorang Sekretaris.

Bagian Kedua
Pembiayaan

Pasal 18

(1). Anggaran untuk kegiatan LMK dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sumber-
sumber lain yang sah.

(2) Kegiatan LMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Operasional anggota LMK;
b. Kesekretariatan;
c. Kegiatan sesuai tugas LMK.

(3). Ketentuan lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaturan pembiayaan (anggaran
LMK) diatur dengan Peraturan Gubernur.
11

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Operasional kelembagaan LMK dimulai pada saat diresmikannya keanggotaan LMK


dan/atau berakhirnya masa bakti anggota Dewan Kelurahan.

Pasal 20

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2000
tentang Dewan Kelurahan (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
JakartaTahun 2000 Nomor 38), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 21

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah


ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
12

PENJELASAN
ATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS


IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 5 TAHUN 2010

TENTANG

LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN

I. UMUM
Sesuai dengan amanat Pasal 25 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa untuk membantu Lurah dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan dibentuk Lembaga Musyawarah
Kelurahan yang anggota-anggotanya dipilih secara demokratis. Lembaga
Musyawarah Kelurahan merupakan lembaga kemasyarakatan tertinggi di Kelurahan
untuk memusyawarahkan berbagai persoalan yang ada, tumbuh dan berkembang
dalam komunitas masyarakat Kelurahan.

Lembaga Musyawarah Kelurahan diharapkan menjadi forum dan media bagi


masyarakat untuk memusyawarahkan penyampaian aspirasi, pengerakan partisipasi
dan solidaritas masyarakat, pemberdayaan masyarakat, penyelesaian masalah sosial
kemasyarakatan, perumusan usulan kebutuhan masyarakat yang perlu dibantu
pemerintah, serta membantu pemerintah dalam mensosialisasikan peraturan
perundang-undangan dan program lainnya. Dalam memusyawarahkan berbagai hal
tersebut, LMK dapat mengundang tokoh masyarakat dan pihak lain sesuai dengan
materi yang dibahas.

Pembentukan Lembaga Musyawarah Kelurahan ini diharapkan menjadi motor


penggerak bagi masyarakat dalam membantu Kelurahan untuk meningkatkan
persatuan dan kesatuan, pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan dalam
lingkup komunitas masyarakat Kelurahan menuju masyarakat yang sejahtera.
13

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup
jelas Pasal 2
Cukup
jelas Pasal 3
Ayat (1) Cukup
jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan tokoh-tokoh yang mewakili masyarakat adalah tokoh
agama, tokoh cendekiawan, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan atau
tokoh dalam bidang lain yang mempunyai integritas, wawasan dan pengaruh
dalam masyarakat pada wilayah kecamatan tersebut.
Pasal 4
Huruf
a
Cukup
jelas Huruf b
Cukup
jelas Huruf c
Cukup
jelas Huruf d
Melampirkan copy Ijazah SLTA atau sederajat yang telah di legalisir.
Huruf e
Melampirkan surat keterangan kelakuan baik dari kantor kepolisian
setempat.
Huruf f Cukup
jelas
Huruf g
Bakal calon melampirkan pernyataan kesanggupan melaksanakan
tugas yang ditandatangani di atas materai.
14

Huruf h
Yang dimaksud dengan identitas penduduk antara lain Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) serta Surat keterangan dari
RT/RW setempat.
Huruf i
Yang dimaksud dengan Lembaga kemasyarakatan adalah
termasuk pengurus Koperasi Kelurahan
Huruf j
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Usulan nama-nama dibuat dalam 1 (satu) daftar yang merupakan
rekapitulasi nama-nama anggota LMK terpilih dari tiap RW
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan Pengurus RW adalah Wakil Ketua RW dan/atau
Sekretaris RW, sedangkan Pengurus RT adalah Sekretaris RT dan/atau
Bendahara RT.
Ayat (5)
Cukup jelas

Ayat (6)
Huruf a
Cukup jelas
15

Huruf b
Pengumuman persyaratan berisikan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 serta mencantumkan waktu dan tempat

pendaftaran.

Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Surat mandat harus ditandatangani oleh Ketua RT dan dibubuhi
stempel RT
Huruf e
Berita Acara ditandatangani oleh Ketua RT dan dibubuhi stempel
RT Huruf f
- Pelaksanaan pemilihan calon anggota LMK diawali dengan
mengundang para Ketua RT beserta 6 (enam) orang perwakilan
tokoh masyarakat dari tiap RT dan para Calon anggota LMK.
- Pemilihan dilakukan secara demokratis yang diselenggarakan
pada tiap RW
Huruf g
Lembaran Berita Acara memuat antara lain :
1) Nomor Urut ;
2) N a m a ;
3) Tempat dan Tanggal Lahir ;
4) A l a m a t ;
5) Jumlah Perolehan Suara, dan
6) Keterangan
Dalam lembaran berita acara disiapkan Nama Ketua, Sekretaris,
dan Anggota PPBC Tingkat Rukun Warga yang akan
menandatangani.
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan mengumumkan secara tertulis adalah menempatkan
pengumuman pada lokasi strategis yang mudah dilihat oleh masyarakat,
seperti Kantor Sekretariat RW dan lain-lain.
16

Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan pendaftaran tahap kedua adalah dengan
mengumumkan kembali secara tertulis persyaratan dan waktu pendaftaran.
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan 6 (enam) orang perwakilan tokoh Masyarakat RT
adalah tokoh masyarakat setempat yang ditentukan dalam Rapat Pengurus
RT dan ditetapkan dalam Berita Acara RT.
Ayat (7)
Surat pemberian mandat ditandatangani oleh Ketua RT dan dibubuhkan
stempel
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Lembaran Berita Acara sudah disiapkan sesuai Pasal 5 ayat (6) huruf g dan
disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah pemilihan.

Pasal 7
Ayat (1)
Batas waktu penyampaian selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah diterima
dari tiap PPBC Tingkat RW.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas

Pasal 8
Ayat (1)
Penetapan anggota LMK dengan Keputusan Walikota/Bupati
17

Ayat (2)
Bunyi sumpah/janji sebagai berikut :
1). Untuk Agama Islam : Demi Allah saya bersumpah ; untuk Agama
Kristen Protestan/Katolik : Demi Tuhan saya Berjanji ; untuk Agama
Hindu Om Ata Parawisesa ; untuk Agama Budha Demi Shangyang Adi
Budha ;
2) Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota
Lembaga Musyawarah Kelurahan dengan sebaik-baiknya dan seadil-
adilnya ;
3) Bahwa saya akan memegang teguh Pancasila dan menegakkan UUD
1945 serta peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
4) Untuk Agama Kristen Protestan/Katolik diakhiri dengan kalimat Semoga
Tuhan Menolong Saya.
Pasal 9
Cukup jelas

Pasal 10
Cukup jelas

Pasal 11
Huruf a
Yang dimaksud dengan menampung dan menyalurkan aspirasi adalah
a. menerima aspirasi masyarakat baik lisan maupun tertulis,
selanjutnya dilakukan cek ulang yang hasilnya disalurkan kepada
Lurah secara kumulatif sesuai Tata Tertib.
b. ikut serta dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat Kelurahan.

Huruf b
Yang dimaksud dengan memberikan masukan adalah penyampaian
masukan kepada Lurah dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis
sesuai Tata Tertib
Huruf c
Yang dimaksud potensi yaitu dapat berupa materi dan inmateri
18

Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Yang dimaksud ikut serta dalam menyelesaikan masalah kelurahan yaitu
mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak/antar pihak,
antara lain dengan cara mediasi.
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Materi Tata Tertib antara lain mengatur :
1) Ketentuan Waktu (Jam) Kerja ;
2) Mekanisme dalam menampung Aspirasi Masyarakat ;
3) Mekanisme dalam menyalurkan Aspirasi Masyarakat ;
4) Mekanisme dalam menyampaikan masukan kepada Lurah;
5) Jadwal Rapat ; dan
6) Lain-lain yang dianggap perlu.

Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Rapat Eksternal, antara lain :
1.Rapat penyampaian aspirasi masyarakat
2.Rapat penyusunan rencana kerja tahunan
3.Rapat pertanggungjawaban hasil rencana kerja tahunan
4.Rapat akhir masa bakti anggota LMK
5.Rapat-rapat lainnya

Pasal 13
Ayat (1)
Rapat pertama dilaksanakan dalam rangka konsolidasi sekaligus
persiapan penyusunan tata cara pemilihan ketua dan wakil ketua
19

Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Susunan pengurus LMK terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan
anggota. Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas

Pasal 14
Cukup jelas

Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Pemilihan Ketua dan/atau Wakil Ketua dilakukan melalui proses pemilihan
secara demokratis sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (4).

Pasal 16
Cukup jelas

Pasal 17
- Ruangan sekretariat LMK diatur oleh Lurah dengan mempertimbangkan kondisi
kantor.
- Sekretaris dijabat oleh Pegawai Neger Sipil yang bertugas di Kelurahan

Pasal 18
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan sumber-sumber lain yang sah bersifat tidak mengikat
dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan, antara
lain : 1).Swadaya masyarakat
20

2) Bantuan Pemerintah
3) Hasil usaha LMK

Ayat (2)
Huruf a
Biaya operasional anggota LMK dibiayai sesuai kemampuan
APBD Huruf b
Biaya kesekretariatan dibiayai sesuai kemampuan
APBD Huruf c
Biaya kegiatan sesuai tugas LMK dapat dibiayai dari sumber-sumber
keuangan lainnya
Ayat (3)
Cukup jelas

Pasal 19
Cukup jelas

Pasal 20
Cukup jelas

Pasal 21
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


NOMOR 2

Anda mungkin juga menyukai