Disusun oleh:
Kelompok
Kelas J
Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran
2017
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah makalah. Adapun makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas yang diberikan dosen Toksikologi Lingkungan.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah yang kami susun
ini, karena pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah yang telah kami selesaikan
dengan judul Pencemaran Tanah yang kami rasa dapat memberikan manfaat bagi kita untuk
mengetahui dan mempelajarinya.
Akhir kata penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi tujuan
sebagaimana mestinya yang diharapkan. Khususnya bagi kepentingan penulis dan para
pembaca umumnya. Mudah-mudahan Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga
memberikan banyak manfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu
kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan
yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi
yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia
banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka
panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui segala aspek tentang pencemaran tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 Pencemarana Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida,
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau
limbah. Air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Sumber pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan
pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya
juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida
nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan
dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan
terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit,
sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun
tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
A. Limbah domestik
2
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk;
perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
Limbah padat
Berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh
mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan
tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Sampah anorganik tidak ter-
biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan
berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang.
Limbah cair
Berupa tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah
B. Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Tembaga, timbal, perak,
khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat
yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan
mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat
penting terhadap kesuburan tanah..
C. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan
3
merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak
dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan
penggunaan pestisida dapat mematikan mikroorga-nisme yang berguna di dalam
tanah.
Karet
Logam
Pecahan Kaca
Sampah Plastik
Limbah domestik ini memiliki arti sisa hasil pembuangan yang berasal dari rumah-
rumah penduduk di sekitar. Limbah domestik yang bersifat cair ini bisa dengan
mudah larut di dalam tanah dan mencemari tanah. Contoh dari limbah domestik cair
ini, seperti :
Dampak lingkungan dari adanya irigasi ini bisa merubah kualitas dan kuantitas tanah beserta
juga air. Irigasi mengambil alih sebagian besar air yang berasal dari sungai dan
mendistribusikannya ke area yang diirigasi. Dampak langsung dari adanya hal ini ialah
berkurangnya debit hilir sungai dan terjadi peningkatan evaporasi. Salah satu contohnya jika
irigasi mengambil air yang berasal dari air di dalam tanah, maka tinggi muka air tanah juga akan
4
menurun. Dari semua dampak langsung yang dihasilkan ini, terdapat juga dampak yang tidak
langsung, dan akan terus mengikutinya, seperti terjadi :
Memang, dengan adanya irigasi ini bisa menguntungkan dalam kondisi finansial (keuangan)
bagi perekonomian individu, wilayah dan juga negara. Sudah sekitar sebanyak 16% dari seluruh
kawasan pertanian di seluruh dunia berhasil diirigasikan. Akan tetapi, dampak negatif dari
irigasi memang kerap kali diabaikan walaupun signifikan. Irigasi telah mengurangi kualitas air
sungai, karena air bilasan yang berasal dari lahan pertanian bisa jadi mengandung beberapa
bahan, seperti garam, pestisida, hingga pupuk yang bisa terakumulasi di sungai. Air bilasan
yang berasal dari lahan pertanian ini bisa mengalami perkolasi dan bisa mencemari air tanah.
Peningkatan tinggi muka air tanah bisa menyebabkan air yang menggenang, dan bisa juga
menyebabkan akar tanaman menjadi terendam oleh air.
4. Hujan Asam
Hujan asam bisa diartikan sebagai segala macam hujan yang memiliki pH di bawah dari 5,6.
Hujan asam disebabkan oleh adanya belerang (sulfur) yang merupakan pengotor di dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen yang ada di udara bereaksi dengan oksigen dan akhirnya
membentuk nitrogen oksida dan sulfur dioksida. Zat-zat yang seperti ini akan berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk bisa membentuk asam sulfat dan juga asam nitrat yang
mudah larut dan jatuh bersama dengan rintik-rintik air hujan.
Di era modern seperti ini, kian banyak industri yang serta merta membuang limbahnya secara
sembarangan, baik itu dibuang ke aliran sungai hingga di buang di tanah begitu saja.
Limbah industri cair, seperti :
5
Unsur kimia yang terkandung di dalamnya tentu jenis-jenis berbahaya dan tidak main-main.
Apabila limbah cair yang dihasilkan tersebut mengenai tanah, maka secara otomatis juga bisa
merusak kesuburan dari tanah itu. Sama halnya apabila limbah cair dibuang di sungai, maka
sungai akan menjadi tercemar dan habitat yang ada di sungai menjadi rusak. Sementara itu,
limbah industri padat, seperti, sisa hasil proses industri yang tak mempunyai nilai ekonomis.
6
Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem
Pencemaran pada tanah dapat dapat diatasi dengan remediasi atau bioremediasi.
Bioremediasi adalah penggunaan mikroba yang memiliki kemampuan biodegradasi,
sehingga dapat memulihkan kondisi lingkungan, salah satunya adalah tanah.
7
2. Bioaugmentasi
Penambahan mikroorganime spesifik pada tanah yang tercemar.
Mikroorganisme yang digunakan sudah diketahui perannya, dan
kemampuannya teruji.
3. Pengomposan
Pencampuran kompos dengan tanah atau bahan yang tercemar. Kompos yang
digunakan sudah terdapat mikroorganisme
4. Landfarming
Penambahan mikroorganime bioremediasi dengan cara melakukan
pengolahan tanah.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10