Kesadaran Nasional Indonesia
Kesadaran Nasional Indonesia
Disusun Oleh :
1. Steven
N
asionalisme atau kesadaran nasional didefinisikan sebagai kesadaran
keanggotaan suatu bangsa yang secara bersama-sama
mencapai, mempertahankan, mengisi kekuatan bangsa itu. Kesadaran
nasional pertama kali setelah munculnya Budi Utomo dan penderitaan rakyat
Indonesia yang dijajah oleh penjajah.
Kesadaran tidak terlepas oleh pengaruh dari Politik Etis dari van Deventer pada
1901 yang memberikan pendidikan bagi semua rakyat Indonesia yang berada di
bawah jajahan Belanda saat itu. Sehingga banyak perubahan yang terjadi dalam
merebut kemerdekaan di Indonesia sebagai berikut.
Kaum terpelajar ini tidak lepas dari sistem Politik Etis oleh van Deventer pada
1901 dimana sistem edukasi dari politik etis sangat membantu kesadaran nasional
Indonesia. Contoh dari kaum terpelajar adalah Soekarno, M. Hatta, Sutan Syahrir,
dan dr. Sutomo. Kaum terpelajar inilah yang menjadi pemimpin dimasa Indonesia
telah mendapat kemerdekaan seperti Soekarno yang menjadi presiden pertama
Indonesia.
Ir. Soekarno
Tetapi dengan kesadaran nasional, organisasi menjadi rapi dan tertata, tidak lagi
berkegantungan ke pemimpin, dan sudah jelas siapa yang menggantikan pemimpin
bila pemimpin hilang.
Boedi Oetomo
Didirikan pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan merupakan
Organisasi gerakan Nasional Indonesia pertama, 20 Mei ditetapkan sebagai hari
Kebangkitan Nasional di Indonesia.
1. Pengajaran
2. Pertanian, Peternakan, dan Perdagangan
3. Teknik dan Industri
4. Kebudayaan
Pada 1912, Boedi Oetomo ikut mendukung Volksraad yaitu seperti Dewan
Perwakilan Rakyat untuk Hindia-Belanda. Melalui dewan ini aspirasi rakyat
Indonesia bisa disuarakan.
Boedi Oetomo mulai mundur karena adanya Sarekat Islam yang lebih
melawan ketidakadilan di Indonesia dan yang menjadi partai politik pada tahun 1917
sehingga Boedi Oetomo pun mundur.
Sarekat Islam
Berdiri pada tahun 1911 oleh H. Samanhudi yang awalnya organisasi ini
namanya Sarekat Dagang Islam, H. Samanhudi adalah pedagang batik dari
Laweyan Solo.
1. Agama
Sesuai namanya, organisasi ini berdasarkan agama Islam
2. Ekonomi
Memperkuat kemampuan para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan
pedagang asing seperti dari Tionghoa dan India.
Nama dan visi baru itu tercerminkan pada Akte Notaris 10 September 1912
dengan tujuan baru sebagai berikut :
1. Memajukan perdagangan
2. Membantu para anggota yang berkesusahan dalam mendapat modal
3. Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk pribumi
4. Memajukan kehidupan agama Islam
Muhammadiyah
Pada periode ini Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk meraih
kemerdekaan, tidak hanya seperti ketiga organisasi diatas yang nonpolitik (kecuali
Sarekat Islam yang menjadi partai politik).
Contoh organisasi nya adalah : Indische Partij, Gerakan Pemuda, dan Gerakan
Perempuan.
Indische Partij
Indische Partij (IP) didirikan oleh Tiga Serangkai ( Ernest Douwes Dekker, dr.
Cipto Mangunkusumo, dan Suwandi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara ) di
Bandung pada 25 Desember 1912
Gerakan pemuda yang muncul pertama kali adalah Trikoro Dharmo (TK) yang
didirikan oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, dkk. di gedung STOVIA Jakarta 1915 yang
menjadi cikal bakal Jong Java
Visi dan misi itu pun dikembangkan menjadi tiga tujuan Trikoro Dharmo yaitu :
Kondisi hak perempuan di abad ke-19 masih jauh tertinggal dengan kaum
laki-laki. Seperti sekolah-sekolah hanya untuk laki-laki, sehingga perempuan
hanya mendapat pengetahuan tentang rumah tangga dan itu pun sangat terbatas
masih.
Keadaan ini mulai mengalami sedikit perubahan ketika R.A. Kartini (putri dari
bupati Jepara) mengenyam pendidikan dari pemerintah Belanda dan
menuangkan pemikiran nya tentang kondisi perempuan pada zaman beliau
melalui tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisan tersebut ditulis dalam bentuk
korespondensi dengan sahabatnya di Belanda seperti Stella Zeehandelar dan
Profesor F.K. Anton. Kemudian surat ini dikumpulkan dalam buku bernama
Habis Gelap Terbitlah Terang
1. Doktrin Wilson
Salah satu isi Doktrin Wilson yang menarik anggota organisasi pergerakan
adalah Hak Menentukan Nasib Sendiri, contoh gerakannya adalah
Perhimpunan Indonesia yang mencantumkan asas perjuangan yaitu self-help
dan self-reliance.
1) Perhimpunan Indonesia
Self-help : ideologi menolong diri sendiri bahwa Indonesia bisa membantu diri
sendirinya
Nonkooperatif : tidak bekerjasama dengan Belanda
Marhaenisme : mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan.
Partai ini pun pecah menjadi dua yaitu Partai Indonesia dan Pendidikan Nasional
Indonesia atau PNI-Baru
Periode Bertahan
Organisasi yang tercakup adalah Parindra, GAPI, dan Gerindo. Partai berikut
memaksimalkan kegunaan Volksraad sebagai wadah perjuangan kemerdekaan
Volksraad mencapai titik baliknya pada 1940 karena saat itu Jepang mencoba
menduduki Nusantara dan Belanda di Eropa sedang diduduki oleh Nazi.
1) Taman Siswa
Organisasi ini tidak bersifat politik tetapi merupakan resep unggulan dalam
memajukan bangsa, didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada 3 Juli 1922 di
Yogyakarta.
Organisasi ini menjalankan cara kooperatif dalam wadah partai yang lebih besar,
pada tanggal 24-26 Desember 1935 diselenggarakan kongres yang menyatukan
Budi Utomo dengan PBI. Kongres ini menghasilkan Parindra.
Mesikipun berupa kesatuan, organisasi merupakan federasi yang berarti tiap partai
memiliki kemerdekaan terhadap program nya masing-masing.
Pada 1940 saat Belanda diduduki oleh Nazi, Volksraad digantikan dengan Parlemen
Indonesia yang lebih tertata. Komisi ini dinamakan Komisi Visman.
Penutup
Walaupun itu, organisasi di Indonesia yang telah ada telah membantu Indonesia
mencapai kemerdekaan.