PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Panas hingga suhu 1500C dimana bata ini memiliki kemampuan tahan panas dan air
yang baik. Dalam proses pembakaran di kiln terjadilah proses perpindahan panas
secara alamiah baik secara konduksi, konveksi dan radiasi. Dalam perpindahan panas
ini mambahas perpindahan panas secara konduksi, dimana panas yang terjadi antara
didalam dan diluar kiln itu berbeda. Dalam hal ini membahas perpindahan yang
terjadi dari dalam hingga ke luar kiln dengan suhu bagian dalam 1500C yang dalam
prosesnya melewati beberapa hambatan baik dari material yang di panaskan hingga
dinding isolasi bata tahan api dan baja st 400 kemudian barulah kita bisa
mengetahui panas akhir setelah melewati hambatan-hanbatan tadi menggunakan
perhitungan perpindahan panas secara konduksi. Proses pembakaran yang terjadi pada
tanur kiln ini disebabkan karena adanya perpaduan antara bahan bakar batubara
dengan udara atau oksigen yang betekanan tinggi dimana batubara yang digunakan
adalah batubara yang telah dihaluskan hingga berbentuk seperti tepung yang dapat
menghasilkan semburan api hingga suhu 1500C .
Kiln memiliki dua lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam dimana pada lapisan
luar dilapisi dengan baja st 400 sedangkan pada lapisan dalam menggunakan bata
tahan api jenis CAST-15ES yang berfungsi sebagai isolasi untuk menahan panas yang
terjadi pada saat proses pembakaran terjadi untuk menahan.
Panas yang dihasilkan didalam tungku kiln tidak serta merta berimbas keluar
dikarena pada dinding kiln dilapisi oleh bata tahan api yang mampu menahan panas
yang sangat tinggi hingga 1600 0C sehingga lingkungan yang disekitar kiln tidak
terlalu panas pada saat kita berada disekitar area kiln. Di dalam proses pembakaran
pada kiln menggunakan bahan bakar Idustrial Diesel Oil (IDO) dan batubara yang
menjadi bahan bakar utama dalam proses pembakaran dengan kapasitas 15,40 ton per-
jam untuk membakar material yang ada didalam kiln, sedangkan untuk IDO digunakan
sebagai bahan bakar pemantik awal pada saat kiln hendak dinyalakan setelah shut
down. Pada dasarnya mengapa batu bara yang digunakan sebagai bahan bakarnya karena
biaya prosuksi nya lebih murah sehingga dapat mengurangi cos dibandingkan
menggunakan bahan bakar IDO.
BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam proses pembakaran pada kiln menggunakan bahan bakar Idustrial Diesel Oil
(IDO) dan batubara yang menjadi bahan bakar utama dalam proses pembakaran dengan
kapasitas 15,40 ton per-jam untuk membakar material yang ada didalam kiln,
sedangkan untuk IDO digunakan sebagai bahan bakar pemantik awal pada saat kiln
hendak dinyalakan setelah shut down. Pada dasarnya mengapa batu bara yang digunakan
sebagai bahan bakarnya karena biaya prosuksi nya lebih murah sehingga dapat
mengurangi cos dibandingkan menggunakan bahan bakar IDO. Kemudian pada dinding kiln
dilapisi oleh bata tahan api yang berfugsi untuk melindungi dinding kiln dari panas
yang terbuat dari besi dimaksudkan agar tidak meleleh pada saat proses pembakaran
berlangsung dimana untuk pemasangan bata tahan api kita menggunakan alat yang
disebut DAT dimana alat ini berfungsi untuk menekan bata agar dapat padat dan rapat
satu sama lainnya, berikut gambar proses pemasangan bata tahan api pada dinding
kiln.
Material yang telah mengalami kalsinasi sebesar 80-90% masuk ke dalam
rotary kiln secara perlahan-lahan untuk untuk dilakukan pembakaran sehingga
menyempurnakan reaksi kalsinasi dan pembentukan clinker. Pembakaran material di
dalam rotary kiln sampai mencapar temperatur 1450C. Rotary kiln merupakan slinder
bundar dengan diameter 4,4 m dengan panjang 68 m. diletakkan pada bidang horizontal
dengan kemiringan 5 dan kecepatan putaran maksimum 3 rpm. Rotary kiln dilapisi
dengan batu tahan api (fire brick) yang ketebalannya 0,2 m dan berfungsi untuk
menjaga ketahanan film shell dan mengurangi kehilangan panas selama terjadinya
pembakaran.
Batu tahan api ini terdiri dari berbagai jenis yang letaknya tergantung pada
temperatur, kondisi kimia, dan sifat sifat fisik bahan yang melalui dinding
bagian dalam kiln. Secara garis besar, proses pembakaran di dalam kiln terdiri dari
tiga derah zone, yaitu:
1. Daerah kalsinasi (calsinacing zone 820 - 900C)
Kalsinasi akan sempurna di dalam kiln dengan naiknya suhu sehingga dapat
menguraikan CO2.
2. Daerah pembentukan clinker (Sintering Zone 900 - 1400C)
Pada daerah ini terjadi pembentukan senyawa- senyawa: C2S, C3S, C4AF dan C3A.
3. Daerah pendinginan (cooling zone 1400-110C)
Daerah pendinginan terletak di ujung keluar material kiln. Di daerah ini material
mengalami pendinginan karena bercampur dengan udara sekunder dari cooler yang masuk
ke kiln.
Reaksi yang terjadi pada proses pembentukan clinker di dalam rotary kiln sebagai
berikut:
1. Kalsinasi dari CaCO3 dan MgCO3 atau pelepasan carbon dioxide (CO2) dari bahan
baku yang terjadi pada temperatur 450 - 900C
CaCO3 CaO + CO2
MgCO3 MgO + CO2
Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran dalam kiln dan calciner (dual
decarbonation Furnace (DDF)) adalah batu bara (coal) dan minyak solar (diesel oil).
Minyak solar digunakan pada saat pembakaran awal dan untuk selanjutnya digunakan
bahan bakar batu bara, bahan bakar batu bara sebelum dimasukkan ke DDF dan kiln
terlebih dahulu digiling di dalam coal mill.
Kebutuhan oksigen untuk pembakaran minyak dan batu bara ini berasal dari primary
air fan dan cooling fan, batu bara di giling di dalam coal mill sampai pada
kehalusan tertentu. Batu bara ini dikeringkan dengan udara panas sisa pembakaran
dari kiln yang dialirkan pada preheater dengan temperatur 400C. pada aliran udara
panas terdapat aliran udara masuk dan aliran udara keluar serta aliran udara
recycle. Hal ini bertujuan menjaga temperatur udara panas yang masuk ke coal mill.