Terdapat 4 fase penerapan Tata Kelola, yaitu fase identify needs (mengidentifikasi
kebutuhan), envision solution (meramalkan solusi), plan solution (merencanakan
solusi), dan implement solution (menerapkan solusi). Keempat fase tersebut
merupakan road map yang harus dilalui untuk menerapkan Tata Kelola TI
(Gambar III.1). Pada perancangan tata kelola ini penulis membatasi hanya sampai
pada tahan ketiga yaitu plan solution (merencanakan solusi)
Menumbuhkan
Kesadaran Manajemen
Target kematangan
Perbaikan
kepemimpinan dan
struktur
Pembuatan Dokumen tata
dokumen tata kelola kelola
Perbaikan proses
framework ini diharapkan tata kelola TI yang dihasilkan dapat sesuai dengan
kebutuhan Kabupaten karena terdapat langkah yang dengan jelas mengharuskan
adanya kajian terhadap kondisi TI (langkah 2) dan juga melakukan identifikasi
dan pemetaan proses TI dengan proses TI COBIT (langkah 3). Berikut
disampaikan penjelasan dari masing-masing tahapan yang ada di dalam
framework penyusunan di atas.
Metoda
Metoda yang dapat digunakan untuk membangkitkan kesadaran dan kepedulian
atas tata kelola TI ini antara lain dengan mengadakan seminar sehari tentang Tata
Kelola TI. Peserta seminar adalah para Pimpinan yaitu:
1. Bupati
2. Sekretaris Daerah
3. Kepala Dinas/Kantor/Badan
4. Kepala Bagian
Materi
Materi yang diberikan antara lain:
1. Latar belakang dan kegunaan Tata Kelola TI bagi Instansi
Pemerintah
2. Cakupan tata kelola TI di Kabupaten Ngawi.
3. Pemahaman dasar mengenai COBIT sebagai acuan framework
untuk tata kelola TI di Instansi pemerintah
31
Metoda
Untuk identifikasi kondisi TI metoda yang dapat digunakan adalah:
1. Wawancara terhadap para pimpinan .
Wawancara merupakan metoda yang cukup efektif dalam melakukan
pengukuran dimana dengan wawancara dapat diketahui dengan cukup jelas
kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing unit organisasi
di dalam . Kendala utama yang mungkin dihadapi adalah adanya birokrasi
yang mengharuskan tim survei dibekali dengan surat pengantar. Kemungkinan
masalah yang timbul dari hal ini adalah terbitnya surat pengantar dapat
memakan waktu yang cukup lama sehingga mengganggu kelancaran proses
pengukuran dengan metoda ini. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah
sambil menunggu terbitnya surat pengantar terbit tim survei tetap berusaha
melakukan wawancara kepada para pimpinan melalui jalinan kontak yang
informal.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa terdapat kondisi yang bersifat umum dan
berlaku untuk semua karena terkait dengan regulasi yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Pusat dan harus dipatuhi oleh semua maupun kondisi yang bersifat
spesifik dan hanya berlaku pada yang bersangkutan sesuai kebutuhan masing-
masing . Salah satu contoh regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintahan yang
berlaku bagi semua adalah Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi
Dan Komunikasi Nasional. Dalam Peraturan Menteri tersebut terdapat beberapa
hal terkait kepemimpinan, struktur organisasi, dan proses TI di Pemerintahan yang
perlu dikaji dan menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan tata kelola TI .
Sedangkan contoh untuk regulasi yang dikeluarkan oleh Menteri dari yang
bersangkutan dan hanya berlaku bagi tersebut adalah peraturan tentang pengelola
TI . Peraturan Menteri ini perlu dikaji untuk mengetahui siapa yang ditunjuk
sebagai pengelola TI dan apa wewenangnya.
Dari tahap ini diperoleh hasil kajian dokumen terkait tata kelola TI yang
berhasil dikumpulkan dan hasil wawancara tentang kepemimpinan, struktur dan
proses TI.
33
Metoda
Untuk melaksanakan pengukuran dapat digunakan metoda wawancara terhadap
para pimpinan . Terdapat dua perangkat bantu yang dapat digunkan pengukuran
nilai dan risiko TI ini yaitu:
1. Perangkat untuk mengukur nilai proses TI
2. Perangkat untuk mengukur risiko TI
34
Pengukuran nilai TI
Pengukuran nilai TI dilakukan dengan cara menanyakan tentang pentingnya setiap
proses TI yang ada dalam COBIT kepada Pimpinan . Seperti terlihat pada Tabel
Pengukuran Nilai TI, kolom Nilai Proses diisi berdasarkan jawaban Pimpinan
terhadap pertanyaan: Seberapa pentingkah peran proses bagi ?. Penilaian
untuk kolom Nilai Proses dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV. 2 Penilaian untuk Nilai TI
Nilai Keterangan
5 Sangat Penting
4 Penting
3 Cukup Penting
2 Tidak Penting
1 Sama Sekali Tidak Penting
Nilai
Proses COBIT
Proses
Nilai
Proses COBIT
Proses
Pengukuran risiko TI
Penerapan TI pada sebuah organisasi tentunya memiliki risiko TI tersendiri.
Risiko ini dapat dikurangi dampaknya dengan melakukan kontrol-kontrol tertentu.
Oleh karena itu untuk pengukuran risiko TI dapat dilakukan dengan memeriksa
keberadaan kontrol untuk setiap proses TI tersebut. Menurut COBIT, kontrol
36
dapat berupa kebijakan, prosedur, praktik dan struktur organisasi yang dapat
menjamin bahwa tujuan organisasi dapat dicapai dan hal-hal yang tidak
diinginkan dapat dihindari atau dideteksi.
Untuk mengukur risiko TI maka perangkat bantu di seperti ditunjukkan pada tabel
III.4 dapat digunakan. Kontrol kunci pada tabel tersebut diambil dari kontrol yang
didefinisikan oleh COBIT untuk setiap proses TI. Sebagai contoh untuk PO1
Mendefinisikan Rencana TI Strategis (Define a Strategic IT Plan), COBIT
mendefinisikan kontrolnya sebagai berikut:
Engaging with business and senior management in aligning IT strategic
planning with current and future business needs.
Understanding current IT capabilities.
Providing for a prioritization scheme for the business objectives that
quantifies the business requirements.
Dengan demikian maka kontrol kunci untuk PO1 tersebut adalah:
Keselarasan perencanaan strategis TI dengan kebutuhan bisnis saat ini dan
yang akan datang dibicarakan dengan manajemen bisnis dan senior
Memahami kemampuan TI saat ini
Memberikan skema prioritas untuk tujuan bisnis yang mengkuanfikasi
kebutuhan bisnis.
Kontrol kunci tersebut kemudian diukur dengan menanyakan kepada para
pimpinan apakah sudah ada atau belum, didokumentasikan atau tidak. Tabel IV.4
memperlihatkan contoh untuk 4 proses TI yaitu PO1, PO2, dan PO3.
37
Sebagian, Didokumentasikan
Seluruhnya, Ada yang tidak
Domain
COBIT dan Kontrol Kunci
Didokumentasikan
didokumentasikan
didokumentasikan
Sebagian, Tidak
Proses
Seluruhanya,
Per Aktivitas
Tidak yakin
Per Proses
1.00 0.75 0.50 0.25 0.00
Sebagian, Didokumentasikan
Seluruhnya, Ada yang tidak
Domain
COBIT dan Kontrol Kunci
Didokumentasikan
didokumentasikan
didokumentasikan
Sebagian, Tidak
Proses
Seluruhanya,
Per Aktivitas
Tidak yakin
Per Proses
1.00 0.75 0.50 0.25 0.00
dengan menggunakan
skema pengelompokkan
yang disetujui
PO3 Membentuk sebuah forum
Menentukan untuk memandu arsitektur
arahan dan memverifikasi
teknologi pemenuhan
Membangun rencana
teknis infrastruktur
seimbang terhadap biaya,
risiko dan kebutuhan
Mendefinisikan standar
teknis infrastruktur
berdasarkan pada
kebutuhan arsitektur
informasi
39
Per Aktivitas
COBIT dan Kontrol Kunci Status Profil
Per Proses
Proses
Proses
PO1 Keselarasan
Mendefinisikan perencanaan strategis
Rencana TI TI dengan kebutuhan
Strategis bisnis saat ini dan
yang akan datang
dibicarakan dengan
manajemen bisnis dan
senior
Memahami
kemampuan TI saat ini
Memberikan skema
prioritas untuk tujuan
bisnis yang
mengkuantifikasi
kebutuhan bisnis
PO2 Memastikan
Mendefinisikan keakuratan arsitektur
41
Risiko
Domain
Nilai
Per Aktivitas
COBIT dan Kontrol Kunci Status Profil
Per Proses
Proses
Proses
Penilaian ini dilakukan untuk semua proses TI dan diisikan dalam kolom Profil
seperti ditunjukkan pada tabel III.6 di atas. Proses TI yang kritikal tentunya proses
TI yang memiliki nilai profil Sedang dan/atau Tinggi. Tentunya setiap dapat
menentukan sendiri apakah proses TI kritikal adalah proses dengan profil
Sedang dan Tinggi atau hanya yang memiliki profil Tinggi saja.
Metoda
Metoda pengukuran yang dapat dipakai adalah wawancara terhadap pimpinan .
Kematangan dapat dihitung dengan menggunakan alat bantu seperti diperlihatkan
pada tabel di bawah ini. Alat bantu tersebut menggunakan model kematangan
proses TI dimana terdapat 5 (lima) tingkatan yaitu:
a. Tingkat 1 Initial/Ad Hoc
43
ditetapkan dalam model kematangan COBIT perlu diukur. Hal ini dikarenakan
sebuah proses meskipun belum memenuhi secara sempurna persyaratan sebuah
tingkat kematangan namun mungkin sudah memenuhi sebagian dari persyaratan
tersebut dan hal ini tentu saja perlu mendapatkan apresiasi dan penilaian. Sebagai
contoh untuk mengukur tingkat kematangan proses TI PO1 Mendefinisikan
Rencana TI Strategis (Define a strategic IT plan) maka perlu diukur pemenuhan
dari proses TI yang terjadi di sebuah organisasi dengan persyaratan dalam setiap
tingkat kematangan di dalam COBIT mulai dari tingkat 1 sampai 5 sebagai
berikut.
Tingkat Kematangan: 1
Sangat setuju
Agak setuju
tertentu
Nilai
No. Pernyataan
Sangat setuju
Agak setuju
tertentu
Nilai
No. Pernyataan
proyek).
Pemenuhan
Tingkat Kematangan: 2
Sangat setuju
Agak setuju
tertentu
Nilai
No. Pernyataan
Sangat setuju
Agak setuju
tertentu
Nilai
No. Pernyataan
1 0.34
2 0.66
3 1.00
4 1.33
5 1.67
Tingkat Kematangan
Selain pengukuran tingkat kematangan proses TI saat ini, perlu juga ditetapkan
target tingkat kematangan yang ingin dicapai oleh yang bersangkutan. Tingkat
kematangan yang menjadi target dapat ditetapkan oleh pimpinan dengan
mempertimbangkan:
Kondisi kematangan proses TI saat ini.
Kemampuan dari tersebut untuk mencapainya.
Tingkat urgensi dan kebutuhan organisasi atas proses TI tersebut
termasuk yang disebabkan oleh regulasi.
48
Sesuai batasan masalah penelitian ini, maka template dokumen tata kelola TI yang
diberikan sebatas kerangka dokumennya. Template dokumen Tata Kelola TI
untuk memiliki kerangka sebagai berikut:
50
Ringkasan Eksekutif
Berisi ringkasan tentang informasi yang dapat diperoleh dari Dokumen Tata
Kelola TI ini. Isinya antara lain tentang alasan dan manfaat tata kelola TI bagi
dan penanggung jawabnya. Disebutkan juga bahwa dokumen ini terdiri dari
kebijakan, standard dan prosedur yang terkait dengan kepemimpinan, struktur dan
proses tata kelola TI.
1. PENDAHULUAN
1. Tujuan
Dokumen ini berisi penjelasan tentang kebijakan, standard dan
prosedur terkait tata kelola TI untuk , yang menjadi panduan dalam
menjalankan tata kelola TI di lingkungan .
2. Cakupan dan Batasan
Dokumen Tata Kelola TI dibuat berdasarkan hasil kajian dan
pengukuran nilai serta risiko TI dan difokuskan pada proses-proses TI
yang dinilai memiliki risiko menengah dan tinggi.
Proses Profil
Proses 1 Rendah/Sedang/Tinggi
Proses 2 Rendah/Sedang/Tinggi
Proses 3 Rendah/Sedang/Tinggi
Proses 4 Rendah/Sedang/Tinggi
Proses 5 Rendah/Sedang/Tinggi
Standard Proses
Prosedur Proses
Standard dan prosedur hanya dibuat bila memang dibutuhkan untuk
menjalankan sebuah kebijakan.
3.3. Penomoran
Standard penomoran digunakan dalam penulisan dokumen tata kelola TI
ini untuk memudahkan pencarian dan pengelompokkan. Berikut
penjelasan dari penomoran tersebut
Contoh penomoran:
TKTI.A.BB
Penjelasan:
TKTI = Tata Kelola IT, sama untuk semua
A = 1 untuk kelompok kepemimpinan dan struktur
2 untuk kelompok proses
B = nomor urut kebijakan/standard/prosedur
Standard/Prosedur
Tanggal berlaku
Efektif