Anda di halaman 1dari 6

A.

Reproduksi pada Invertebrata


Menurut Kastawi (2003), reproduksi pada Invertebrata terdiri dari 2 cara
antara lain:
a. Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi
dengan cara:
1. Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada
protozoa (hewan bersel satu), misalnya Amoeba, Paramaecium,
dan Euglena. Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti
sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua
bagian yang masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus
tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan diikuti
pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan
lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri
dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista
tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak
individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi
lingkungan membaik, dinding kista akan pecah dan individu-individu
baru akan keluar, tumbuh dan berkembang menjadi Amoeba dewasa.
2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong
bagian tubuh, kemudian potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi
individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi
adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi
yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua
bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi
dua ekor cacing Planaria.

3. Pembentukan Tunas
Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru
merupakan bagian tubuh dari induk yang terlepas kemudian tumbuh.
contoh Hewan yang berkembang biak dengan membentuk tunas
ialah Hydra sp. Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra
dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh
induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan tunas
misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.
4. Sporulasi
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan
multipel) yang menghasilkan spora. Hewan yang melakukan reproduksi
dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plasmodium adalah protozoa
bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria. Dalam
siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif
dan fase vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk
Anopheles betina, sedangkan fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh
penderita penyakit malaria.

b. Perkembangbiakan seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun
kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan,
sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis,
sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada
lebah jantan dan semut jantan. Serta dengan pembuahan, dapat dibedakan
atas konjugasi dan anisogami.
Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat
reproduksinya misalnya Paramecium. Sedangkan Anisogami, yaitu
peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan
mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma
dengan ovum di dalam rahim.
1. Invertebrata
1.1 Platyhelminthes
Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (ovarium)
pada Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga disebut
hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral
tubuh. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.
Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan
tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.
Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh
inangnya. Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air
tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap. Platyhelminthes yang
parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air,
sapi, babi, atau manusia.
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan
aseksual. Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.
Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).
Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.
Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.
Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi
aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian
regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
1.2 Nemathelminthes
Nemathelminthes umumnya bereproduksi
secara seksual karena sistem reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu
alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang
berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal. Hasil fertilisasidapat
mencapai lebih dari 100.000 telur per hari. Saat berada di lingkungan
yang tidak menguntungkan, maka telur dapat membentuk kista untuk
perlindungan dirinya.
1.3 Annelida
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
Klitelum adalah struktur reproduksi yang mengsekresi cairan dan
membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang
bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ
seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris)
melalui larva trochophore berenang bebas.
1.4 Arthropoda
Secara normal udang adalah diossious, hanya dalam keadaan
luar biasa mereka adala hermafrodit. Alat reproduksi jantan adalah
testis terletak di bawah pericardial sinus. Dua vasa differensia yang
terbuka melalui coxopodite pada kaki jalan ke 5. Alat reproduksi
betina adalah ovarium yang berupa testis baik bentuk maupun
letaknya. Sebuah oviduct terbuka pada coxopodite pada kaki jalan
ketiga. Kopulasi udang biasanya terjadi pada bulan September,
Oktober, Nopember pada tahun pertama. Mereka hidup bersama
setelah umur mereka lebih satu bulan. Kopulasi kedua terjadi pada
musim hujan kedua.
1.5 Moluscca
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing
organ seksual saling terpisah pada individu lain. Fertilisasi dilakukan
secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur
berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu
dewasa.

1.6 Echinodermata
Secara umum filum Echinodermata, menglami seks secara
terpisah dengan beberapa perkecualian. Gonad yang relatif besar
terletak di sebelah luar dengan pembuluh sederhana, jumlah ovum
banyak sekali dan pembuahan terjadi dalam air, larva mikroskopis,
bersilia dan transparan serta biasanya hidup bebas dengan berenag-
renang dalam air, bermetamorfosis yang kompleks. Beberapa spesies
vivipar, beberapa berkembang biak dengan aseksual yaitu dengan
pembelahan sel, memiliki daya regenerasi yang besar sekali bila
terdapat bagian yang rusak atau terlepas.
Contohnya pada bintang laut, seks bintang laut terpisah yakni
ada yang jantan atau betina. Alat reproduksi strukturnya bercabang-
cabang pada masing-masing lengan terdapat dua cabang yang berada
di bagian dasar pertemuan lengan. Pada hewan betina alat seksnya
dapat melepaskan 2,5 juta telur dalam tiap 2 jam, sehingga tiap
musim bertelur dapat melepaskan telur sebanyak kurang lebih 200
juta. Hewan jantan pun dapat menghasilkan sperma lebih banyak dari
jumlah sel telur telur betina. Fertilisasi atau pembuahan terjadi dalam
air, kemudian akan tumbuh menjadi larva bipinria.
1.7 Porifera
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual
reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan
gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan
menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air
tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel
ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.
1.8 Coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan
seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan
tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang
berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap
melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni.
Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum
dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk
medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata
berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

Daftar Pustaka: Kastawi, Yusuf, dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang: Jica.

Anda mungkin juga menyukai