Anda di halaman 1dari 8

Hardness

Hardness didefinisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk menerima tekanan


benda keras (Combe, 1992). Hardness dapat pula diartikan sebagai kemampuan menahan
suatu goresan, sehingga kekerasan merupakan ketahanan terhadap indentasi. Indentasi
dihasilkan pada permukaan suatu bahan dari gaya yang diaplikasikan dari ujung tajam atau
partikel abrasive yang berasal dari interaksi sejumlah sifat. Sifat-sifat yang berhubungan
dengan kekerasan suatu bahan adalah kekuatan, batas keseimbangan, dan kelenturan.
Disamping itu kekerasan juga sebagai energi deformasi elastik atau plastik yang diperlukan
untuk mematahkan suatu bahan dan merupakan ukuran dari ketahanan terhadap fraktur.

Kekerasan bergantung pasa kekuatan dan kelenturan, sehingga semakin tinggi


kekuatan dan semakin tinggi kelenturan (regangan plastis total) maka semakin besar
kekerasan. Intinya bahan keras umumnya kuat, namun suatu bahan yang kuat belum tentu
keras.

Ada beberapa jenis uji kekerasan, yang berdasarkan pada kemampuan permukaan
suatu bahan untuk menahan penetrasi benda tajam dibawah beban tertentu, diantaranya
Brinell, Barcol, Rockwell, Shore, Vickers, dan Knoop (Anusavice, 2004).
Brinell hardness test merupakan salah satu uji tertua yang digunakan untuk
menentukan kekerasan logam. Dalam pengujian Brinell, sebuah bola logam keras di tekan
dengan bebabn tertentu pada permukaan bahan. Angka kekerasan Brinell disebut Brinell
Hardness Number (BHN). Sehingga semakin kecil indentasi, semakin besar angkanya dan
semakin keras bahan tersebut. Uji brinell dalam penerapan dalam kedokteran gigi ialah dapat
menentukan kekerasan bahan bersifat logam yang digunakan dalam kedokteran gigi
(amalgam).

Rockwell Hardness Test


5

Rockwell hardness test hampir mirip dengan Brinell hardness test, namun pada
Rockwell hardness test digunakan bola logam atau ujung berlian yang konus. Beberapa titik
indentasi dengan ukuran yang berbeda juga tersedia untuk menguji berbagai macam bahan,
sedangkan untuk angka kekerasan Rockwell disebut Rockwell Hardness Number (RHN).
Karena uji Rockwell yang mudah dilakukan dan kedalaman identasinya bisa langsung dapat
dibaca, uji ini semaikin luas penggunaannya, termasuk dalam kedokteran gigi. Seperti
berguna untuk mengevaluasi kekerasan permukaan bahan plastik yang digunakan di
Kedokteran Gigi.

2.1.2 Kekuatan Fatik

Kekuatan fatik adalah kekuatan dimana ketika sebuah material mengalami kelelahan
akibat tegangan berkali kali. Dapat disebut juga batas kelelahan, yaitu jumlah siklus stress
karakter yang spesifik spesimen bahan dapat menahan sebelum kegagalan alam tertentu
terjadi. Dipengaruhi oleh faktor faktor lingkungan seperti korosi. Kekuatan fatik dapat pula
disebut juga sebagai nilai kekuatan yang diperoleh dari suatu pengukuran kegagalan
menanggung beban bila gaya ditingkatkan bertahap. Untuk bahan rapuh dengan permukaan
kasar, batas ketahanannya lebih rendah dibandingkan dengan permukaan bahan yang terpoles
dengan baik. Untuk beban tertentu yang diaplikasikan semakin kasar permukaan bahan,
semakin kecil siklus beban yang dapat menimbulkan kegagalan.

Beberapa bahan atau piranti gigi tiruan menunjukkan kelelahan statik, suatu gejala
yang berhubungan dengan interaksi tekanan tarik konstan dengan retakan struktur setelah
jangka waktu tertentu. Larutan berair menyebabkan degradasi korosif dari bahan keramik
kedokteran gigi dengan memperpanjang permukaan retakan setelah jangka waktu tertentu
selama adanya tekanan tarik. Braket ortodonsi dari keramik dan kawat yang diaktifkan pada
bracket mewakili suatu sistem klinis yang dapat menunjukkan kegagalan lelah statik.

Fraktur yang tertunda dari mahkota tiruan keramik gigi molar yang dipajan siklus gaya
periodik dapat menyebabkan kegagalan lelah dinamik. Bahan restorasi kedokteran gigi dapat
menunjukkan kegagalan lelah statik dan dinamik, bergantung pada sifat beban.
(Anusavice,2004)

2.1.3 Tensile stress


Tensile stress adalah kekuatan untuk mempertahankan diri terhadap deformasi
(perubahan) karena force or load yang mempunyai kecenderungan untuk menarik atau
menambah panjang material yang ditimpanya atau tekanan maksimal yang diterima material
bisa bertahan sebelum patah. Tensile strength kadang-kadang juga ditulis U.T.S atau Ultimate
Tensile Strength. Ini sering diukur dengan pemberian beban tensile secara langsung pada
spesimen, untuk menjamin spesimen tercekam dengan baik maka bagian ujungnya biasanya
dibuat lebih besar daripada bagian tengah bahan yang mempunyai ductility kecil (bahan yang
dicekam). Cara lain untuk pengujian tensile strength bahan yang getas adalah
mempergunakan diametral compression test, untuk ini disiapkan spesimen berbentuk silinder
atau disk, lalu diberi beban tekanan secara diametral. Tensile strength timbul dalam arah
tegak lurus terhadap beban yang diberi. Besarnya tensile strength dihitung dengan rumus
berikut:

=
Di mana P adalah beban untuk mematahkan atau memecah material, t dan d
masing-masing tebal dan diameter spesimen.

Kekuatan tensile akan terjadi jika dua bahan bergabung menghasilkan gaya tarik
menarik yang menimbulkan kekuatan perlekatan satu bahan dengan bahan lain karena
terjadinya kohesi (tarik menarik antara mol yang sama) dan adhesi (tarik menarik antara
molekul yang berlainan) sehingga membutuhkan uji tarik suatu material tertentu.

Contoh kekuatan tensile di Kedokteran Gigi adalah material cetak

alginate. Bahan ini berbentuk bubuk garam alginat yang digunakan buat mencetak gigi

(bahan cetak gigi untuk pasien orthodonsi, gigi palsu, dan beberapa jenis tambalan). kalau

bubuk ini dicampur air, lama-lama jadi seperti agar-agar. perubahan bentuk ini yang

dimanfaatkan untuk membuat replika bentuk gigi, susunannya, dan jaringan di sekitarnya.

Alginat ini berasal dari asam alginat pada ganggang (rumput laut). Tensile strength terjadi

ketika campuran air dan alginat pada saat memasuki masa setting. (Hutagalung, 2008)

2.1.4 Kompresi
Tekanan kompresi terjadi apabila suatu benda ditempatkan di bawah beban yang
cenderung menekan. Ketahanan internal terhadap beban disebut tekanan kompresi. Tekanan
kompresi ini bersifat menekan dan mengarah kepada pemendekan material. Pada tekanan
kompresi yang mengalami stress maksimum dapat menyebabkan fraktur. (Combe, 2002)

Ada pula tes uji kompresi merupakan alternative uji kekuatan, selain tensile, untuk
material rapuh untuk menentukan kekuatan dengan cara memberi beban pada material .
Kompresi digunakan untuk menentukan batas elastis, proporsional limit, titik luluh, kekuatan
luluh dan, untuk beberapa bahan, kekuatan tekan.

Kekuatan kompresi ini digunakan untuk membandingkan material yang rapuh dan
lemah pada tegangan. Material yang dibandingkan adalah dental amalgam, resin komposit,
dan semen.

Contoh tekanan kompresi dalam aplikasi kedokteran gigi, antara lain uji tekanan pada
mahkota jembatan dan pembuktian bahwa dalam kondisi gips lebih banyak air maka
kekuatan kompresi makin rendah (Van Noort, 2007).

2.2 SIFAT BIOLOGIS


2.2.1 Non-Iritatif
Iritasi dapat diartikan sebagai suatu radang yang terjadi tanpa campur

tangan antibody dan system imun. Contoh iritasi diantaranya adalah lesi, ruam/kemerahan,
pembengkakan, dan rasa sakit. Dalam pengaplikasian material kedokteran gigi, material
harus non-iritatif, tidak menyebabkan iritasi baik pada pasien maupun pada tenaga medis.

Resin akrilik sampai yang sering digunakan pembuatan basis gigi tiruan lepasan,
karena harganya relatif murah, mudah direparasi, proses pembuatannya mudah dan peralatan
yang digunakan sederhana. Salah satu jenis dari resin akrilik adalah resin akrilik rapid heat
cured. Berdasarkan petunjuk pabrik, jenis resin akrilik ini hanya memerlukan waktu selama
20 menit untuk polimerisasinya. Proses polimerisasi yang singkat tersebut akan menyebabkan
kandungan monomer sisa tinggi. Proses polimerisasi yang tidak

9
tepat dan benar yaitu dilakukan dalam waktu singkat akan menyebabkan proses polimerisasi
tidak sempurna, sehingga kandungan monomer sisa tinggi. Tingginya kandungan monomer
sisa tersebut karena faktor proses kuring yang tidak adekuat Apabila monomer sisa tersebut
terlepas dalam saliva akan menyebabkan iritasi jaringan mulut, yang berupa kemerahan,
pembengkakan serta rasa sakit pada mukosa.

Pemakaian gigi tiruan / denture, memungkinkan terjadinya iritasi. Denture yang tidak
pas lagi dengan mukosa rongga mulut anda akan menyebabkan iritasi dan keradangan pada
daerah sekitar gusi dan bisa jadi menyebabkan sumber masalah pada waktu berbicara dan
ketika dipakai waktu makan. Oleh karena itu, denture harus diperiksakan secara rutin untuk
memastikan bahwa denture dalam kondisi yang baik dan tidak menyebabkan iritasi bagi
pemakai. lebih disarankan untuk menggunakan valplast, karena iritasi yang mungkin
disebabkan oleh valplast jauh lebih minimal daripada denture lainnya.

Pada penggunaan perangkat orthodontic, juga dapat menyebabkan iritasi terutama


pada awal pemakaiannya. Biasanya pasien akan mengalami lesi seperti sariawan pada
mukosa. Hal ini disebabkan sifat iritatif perangkat akibat proses adaptasi jaringan
periodontal. Iritasi dapat berkurang seiring dengan kemampuan adaptasi jaringan periodontal
terhadap benda asing (perangkat orhodontic). (Wordpress, 25/03/2010: 06.30PM)

2.2.2Sensitivitas

Sensitivitas adalah suatu respons radang yang memerlukan partisipasi suatu system
antibodi tertentu terhadap bahan alergen yang dipertanyakan. Kesensitifan gigi terhadap
material dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin, umur gigi, jumlah sklerosis yang ada,
jarang terhadap pulpa, kedalam lesi karies vs ketebalan dentin reperatif yang terbentuk.

10

Sensitivitas dapat diantisipasi dan diminimalkan dengan pemberian pasta gigi


desensitizing yang mengandung potassium nitrat dengan berbagai metode pemakaian
tergantung kondisi gigi dan gusinya. Efek dari pemakaian Pada bahan kedokteran gigi yang
mengandung banyak komponen yang disebut sebagai allergen, seperti kromium, kobal,
merkuri, eugenol, komponen dari bahan dasar resin, colophonioum, dan formaldehid (gigi
tiruan). (drgdondy.blogspot.com, 27/03/2010:04.00AM)

Contoh: alergi terhadap lateks

Hipersentivitas pada produk yang menggunakan lateks bisa mencerminkan alergi pada lateks
yang sebenarnya atau reaksi terhadap bahan aselerator dan antioksidan yang digunakan dalam
proses pembuatan lateks.Sarung tangan karet lateks yang dipakai oleh dokter gigi merupakan
bahan penyebab reaksi alergi.

Selama ini, kasus alergi terbanyak adalah stomatitis, pada rongga mulut akan timbul
luka kecil dalam jumlah yang banyak. Faktor pemicu alergi bermacam-macam, antara lain
komposisi bahan, komponen toksik, produk degradasi, konsentrasi komponen yang diserap
dan itimbun, serta factor lain yang berkaitan dengan kebocoran substansi bahan-bahan dasar.

Dari pemeriksaan, sering diketahui adanya kasus alergi bahan tambal gigi yang
bervariasi, dapat menyebabkan gusi menjadi kemerahan dan terasa perih hingga panas seperti
terbakar. Alergi ini tergantung pada kekebalan tiap individu. (Wordpress, 25/03/2010:
06.30PM)

BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Sifat mekanis pada dental aplikasi diantaranya adalah:
a. Hardness
Merupakan suatu kemamapuan untuk menerima tekanan benda keras ataupun
untuk menahan suatu goresan
12
b. Kekuatan fatik
Kekuatan dimana sebuah material mengalami kelelahan akibat tegangan berkali-
kali
c. Tensile stress
Kekuatan untuk mempertahankan diri terhadap deformasi
d. Kompresi
Terjadi apabila suatu benda ditempatkan dibawah beban yang cenderung
menekan
Sifat biologis aplikasi dental antara lain :
a. Non iritatif
Bentuk iritasi local ini berupa karang gigi, gigi berlubang, susunan gigi tidak rata
atau adanya sisa akar gigi yang tidak dicabut.
b. Sensitifitas
Adalah suatu respon radang yang memerlukan parsitipasi suatu system antibody
tertentu terhadap bahan allergen yang dipertanyakan.
c. Alergi

Adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam
bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik.

Anda mungkin juga menyukai