Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DILA PUTRI KRISTIYANTI

NPM : 1102012066

1. Sebutkan macam-macam demam


2. Sebutkan kriteria batasan demam
3. Apa saja antipriteik yang dibolehkan pada anak dan sebutkan merk dagangnya

Dalam protokol Kaiser Permanente and Advice Call Center tahun 2000 demam untuk anak,
didefinisikan sebagai berikut: temperature rektal di atas 380C, aksila di atas 370C, dan di atas
38,2 0C pada pengukuran membrane timpani. Sedangkan demam tinggi adalah bila suhu tubuh di
atas 39,50C dan hiperpireksia bila suhu >41,10C.
Penyakit yang paling sering menyebabkan demam tanpa kausa jelas pada anak, ialah penyakit
infeksi (50%) diikuti penyakit vascular-kolagen (15%), neoplasma (7%) inflamasi usus besar
(4%) dan penyakit lain (12%). Penyakit infeksi meliputi sindrom virus, infeksi saluran nafas atas,
saluran nafas bawah, traktus urinarius, gastrointestinal, osteomyelitis, infeksi susunan saraf
pusat, tuberculosis, bacteremia, endocarditis bakterialis subakut, mononucleosis, abses,
bruselosis, dan malaria, sedangkan penyakit vascular-kolagen meliputi artritis rheumatoid, SLE
dan vasculitis . keganasan yang sering menimbulkan demam tanpa kausa jelas adalah leukemia,
limfoma dan neuroblastoma.
Canadian Paediatric Society (CPS) memberikan rekomendasi mengenai suhu tubuh normal pada
anak dengan berbagai cara pengukuran seperti yang dpat dilihat pada tabel di bawah ini:
Metode pengukuran Suhu normal
Rektal 36,60C 380C
Membran timpani 35,80C 380C
Oral 35,50C 37,50C
Aksila 34,70C 37,30C
Tabel 1. Suhu normal Menurut Metode Pengukuran
Beberapa pola demam dapat dimiliki oleh satu penyakit tergantung dari fase penyakit, missal
pada awal penyakit demam tifoid, pola demam bisa berupa remiten dan selanjutnya bisa berupa
kontinu. Namun tidak selalu suatu penyakit mempunyai pola demam yang spesifik.
Di bawah ini adalah berbagai pola demam yang dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
1. Demam kontinu
Demam dengan variasi diurnal diantara 1,0 1,50F (0,55 0,820C). Dalam kelompok ini,
demam meliputi penyakit pneumonia tipe lobar, infeksi kuman gram negative, riketsia,
demam tifoid, gangguan sistem saraf pusat, tularemia, dan malaria falciparum.
2. Demam intermiten
Demam dengan variasi diurnal >10C, suhu terendah mencapai suhu normal missal:
endocarditis bakterialis, malaria, bruselosis
3. Demam remiten
Demam dengan variasi normal lebar >10C, tetapi suhu terendah tidak mencapai suhu
normal, ditemukan pada demam tifoid fase awal dan berbagai penyakit virus
4. Pola demam tersiana dan kuartana merupakan demam intermiten yang ditandai dengan
periode demam yang diselang dengan periode normal. Pada demam tersiana, demam
terjadi pada hari ke-1 dan ke-3 (malaria oleh Plasmodium vivax) sedangkan kuartana
pada hari ke-1 dan ke-4 (malaria oleh Plasmodium malariae)
5. Demam saddleback/ pelana (bifasik), penderita mengalami beberapa hari demam tinggi
disusul oleh penurunan suhu, lebih kurang satu hari, dan kemudian timbul demam tinggi
kembali. Tipe ini didapatkan pada beberapa penyakit seperti dengue, yellow fever,
Colorado tick fever, Rit valley fever, dan infeksi virus misalnya influenza, poliomyelitis,
dan koriomeningitis limfositik
6. Demam intermiten hepatic (Demam Charcot), dengan episode demam yang sporadic,
terdapat penurunan temperature yang jelas dan kekambuhan demam. Hal ini adalah pola
yang sering terjadi dan dapat dipercayai pada kolangitis, biasanya terkait dengan
kolelitiasis, ikterik, leukositosis, dan adanya tanda-tanda toksik.
7. Demam Pel-Ebstein, ditandai oleh periode demam setiap minggu atau lebih lama dan
periode afebrile yang sama durasinya dengan berulangnya siklus. Keadaan ini terjadi
pada penyakit Hodgkin, bruselosis dari tipe Brucella melitensis
8. Kebalikan dari pola demam diurnal (typhus inversus), dengan kenaikan temperature
tertinggi pada pagi hari bukan selama senja di awal malam. Kadang-kadang ditemukan
pada tuberculosis milier, salmonellosis, abses hepatic, dan endocarditis bacterial
9. Reaksi Jarisch-Herxheimer, dengan peningkatan temperature yang sangat tajam dan
eksaserbasi manifestasi klinis, terjadi beberapa jam sesudah pemberian terapi penisilin
pada sifilis primer atau sekunder, keadaan ini dapat pula terjadi pada leptospirosis, dan
relapsing fever, juga sesudah terapi tetrasiklin atau kloramfenikol pada bruselosis akut.
10. Relapsing fever
Seperti demam Pel-Epstein namun serangan demam berlangsung setiap 5-7 hari
11. Fachtitious fever atau self induced fever, mungkin merupakan manipulasi yang disengaja
untuk memberi kesan adanya demam.

Tatalaksana demam
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan pusat pengatur suhu di hipotalamus secara
difusi dari plasma ke susunan saraf pusat. Keadaan ini tercapai dengan menghambat
siklooksigenase, enzim yang berperan pada sintesis prostaglandin.

Indikasi pemberian antipiretik


Pada umumnya obat anti piretik digunakan bila suhu tubuh anak lebih dari 38,5 0C.
Seharusnya antipiretik tidak diberikan secara otomatis, tetapi memerlukan pertimbangan.
Pemberian antipiretik harus berdasarkan pada kenyamanan anak, bukan dari suhu yang
tertera pada angka thermometer.
Indikasi pemberian antipiretik, antara lain adalah :
1. Demam lebih dari 390C yang berhubungan dengan gejala nyeri atau tidak nyaman,
biasa timbul pada keadaan otitis media atau mialgia
2. Demam lebih dari 40,50C
3. Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme. Keadaan
undernutrition, penyakit jantung, luka bakar, atau pasca operasi memerlukan
antipiretik.
4. Anak dengan riwayat kejang atau delirium yang disebabkan demam.
Klasifikasi antipiretik
Obat antipiretik dapat dikelompokan dalam empat golongan, yaitu para aminofenol
(Parasetamol), derivate asam propionate (Ibuprofen dan Naproksen), Salisilat (Aspirin,
Salisilamid) dan asam asetik (Indometacin).
Paracetamol (Asetaminofen)
Merupakan metabolit aktif asetanilid dan fenacetim. Paracetamol dipakai sebagai antipiretik dan
analgesic dalam pengobatan demam pada anak. Keuntungannya, terdapat dalam sediaan sirup
atau eliksir dan supositoria dengan dosis yang sama daya terapewtik anti piretiknya setara
dengan aspirin,hanya paracetamol tidak mempunyai daya anti inflamasi,oleh Karena itu tidak
digunakan pada penyakit jaringan ikat seperti artritis rheumatoid. Paracetamol juga efektif
menurunkan suhu dan efek samping lain yang berasal dari pengobatan dengan sitokin,seperti
interveren dan pada pasien keganasan yang menderita infeksi. Merk dagang obat paracetamol
yang saat ini ada di pasaran Indonesia diantaranya adalah Sanmol, Tempra, Pamol, Alphamol
dan Mirasic.
Dosis (mg/kg/BB) Penurunan suhu (0C) yang diharapkan
(Temperatur awal lebih dari 39,5 0C)
5 0,3 0,4
10 15 1,2 1,4
20 1,4 1,6
Tabel 2. Efek antipiretik tiga jam setealah pemberian paracetamol
Dosis yang biasa dipaki terlihat pada tabel dua, dosis 5 mg/kg/BB tidak akan menurunkan suhu,
tetapi dosis yang tidak memadai ini sering dipakai orang tua pasien dilain pihak, dosis 10 15
mg/kg/BB direkomendasikan setiap 4 jam. Dosis 20/mg/kg/BB tidak akan menambah daya
penurunan suhu tapi memperpanjang daya antipiretik sampai 6 jam.
Setelah pemberian dosis terapeutik paracetamol, penurunan demam terjadi setelah 30 menit,
puncak dicapai sekitar 3 jam, dan demam akan rekurens 3 4 jam setelah pemberian. Kadar
puncak plasma dicapai dalam waktu 30 menit
Organ Manifestasi klinis
Saluran cerna Muntah, Nyeri perut,Mual
Sistem hemopoetik Purpura yang disebabkan trombositopenia
Susunan saraf pusat Pusing,Gelisa, Penglihatan kabur
Kulit Ruam (Urtikaria), Dermatitis eksfoliativa
Paru Spasme brongkus
Lain - Lain Hipoglikemia, Hipotermia
Tabel 3. Efek samping paracetamol

Ibu profen
Adalah suatu derivate asam propionate yang mempunyai kemampuan antipiretik, analgesic, dan
antiinflamasi. Seperti antipiretik lain dan NSAID, ibuprofen bereaksi dengan metabolik sintesis
PGE2 melalui penghambatan siklooksigenase. Kadar efek maksimal untuk antipiretik (sekitar 10
mg/L) dapat dicapai dengan dosis 5 mg/kgBB, yang akan menurunkan suhu tubuh 2 0C selama 3-
4 jam. Awitan antipiretik tampak lebih dini dan efek lebih besar pada bayi daripada anak yang
lebih tua. Merk dagang obat ibu profen yang saat ini ada di pasaran Indonesia diantaranya adalah
Proris, Relaven dan Farsiven
Efek antiinflamasi serta analgesic ibuprofen menambah keunggulan dibandingkan dengan
parasetamol dalam pengobatan beberapa penyakit infeksi yang berhubungan dengan demam.
Indikasi kedua pemakaian ibuprofen adalah artritis rheumatoid. Dengan dosis 20-40
mg/kgBB/hari efeknya sama dengan dosis aspirin 60-80 mg/kgBB/hari disertai efek samping
yang lebih rendah.

Obat pereda demam melalui anus


Obat demam anak terbaik di apotik tipe Parasetamol atau ibuprofen juga bisa diberikan melalui
anus dinamakan pun supositoria. Biasanya diberikan kepada bayi maupun anak yang sedang
mengalami muntah hebat sehingga menjadi susah untuk bisa menerima obat yang diberikan per
oral. Merk dagang obat paracetamol yang saat bisa kita beli ialah Proris dan Propiretic.

Sumber: Soedarmo S, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2012. Hal 32 44.

Anda mungkin juga menyukai