Anda di halaman 1dari 5

Penguatan dan Pelembagaan Administrasi Kependudukan

atau Pencatatan Sipil dan Statistik Hayati (PS2H)


yang Inklusif dan Akuntabel

ANALISIS SITUASI KABUPATEN BANTAENG

Latar Belakang
Sesuai Perpres 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, Pemerintah telah menetapkan lima bidang utama percepatan
perluasan layanan dasar sebagai prioritas nasional yang adalah:
a) Identitas hukum (yang diperoleh melalui administrasi kependudukan, termasuk: akta
kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta kematian, NIK, KTP-el, dan KK)
b) Kesehatan
c) Pendidikan
d) Layanan sosial
e) Infrastruktur dasar

Secara lebih luas, identitas hukum juga mendukung dua pilar utama strategi pengurangan
kemiskinan di samping perluasan cakupan pelayanan dasar, yaitu: perlindungan sosial
komprehensif dan penghidupan berkelanjutan.

Apa itu PS2H?


Identitas hukum berupa akta kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta kematian,
NIK, KTP-el, KK, dan sebagainya, dihasilkan oleh sebuah sistem yang secara internasional
dikenal sebagai sistem pencatatan sipil dan statistik hayati (disingkat PS2H) atau civil
registration and vital statistics (CRVS). Di Indonesia, sistem tersebut dikenal juga sebagai
sistem administrasi kependudukan (atau adminduk). Dengan demikian, akan sering terjadi
penggunaan bermacam istilah, baik PS2H maupun adminduk.

Administrasi kependudukan atau PS2H merupakan bagian tak terpisahkan dari strategi
pemerintah Indonesia dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Bagi
masyarakat, kepemilikan dokumen identitas hukum dapat terkait dengan kesempatan
melanjutkan pendidikan, meningkatnya pemanfaatan layanan kesehatan, terbukanya akses
pada sumber-sumber penghidupan dan ekonomi, dan memastikan perlindungan hukum. Bagi
pemerintah, statistik hayati yang lengkap dan akurat merupakan modal dasar perencanaan
dan penganggaran pelayanan publik yang efektif.

PS2H adalah sebuah sistem yang merekam dan


mencatat seluruh peristiwa-peristiwa penting
kehidupan semua penduduk secara terus-menerus,
universal, sewaktu, dan wajib, dan darinya
memperoleh data yang andal untuk pelayanan publik
yang menjadi hak penduduk.

Apa saja peristiwa penting kehidupan yang dimaksud?


Kelahiran, Perkawinan, Perubahan status anak, Perceraian, Kematian dan penyebab
kematian, serta Perpindahan penduduk.

1
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

MENGELUARKAN MENGHASILKAN DATA


DOKUMEN IDENTITAS POPULASI YANG
HUKUM BAGI INDIVIDU DINAMISSESUAI
PERISTIWA PENTING

MEMFASILITASI AKSES
INDIVIDU PADA MENJADI DASAR
LAYANAN DASAR DAN KEBIJAKAN, INVESTASI,
KESEMPATAN PELAKSANAAN, DAN
EKONOMI EVALUASI LAYANAN

AKSES PADA LAYANAN DASAR BERKUALITAS

Bagaimana PS2H diterapkan di Indonesia?

PS2H di Indonesia diatur dalam UU 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan dan


perubahannya dalam UU 24/2013. Berdasarkan kedua Undang-Undang tersebut dan
aturan-aturan turunannya, hukum di Indonesia mengatur dua sistem pencatatan PS2H yang
berjalan dan saling berkaitan, yaitu:

1. Pencatatan sipil yang mencatat peristiwa penting (hayat) tiap penduduk dan WNI
yang berdampak pada status hukum serta hak yang diterima dari negara dan
menghasilkan dokumen pencatatan sipil (akta). Pasal 1 dalam UU 24/2013
menyebutkan beberapa peristiwa penting yang memerlukan pengakuan negara yaitu
kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak,
pengangkatan anak, perubahan nama, dan perubahan status kewarganegaraan.

2. Pendaftaran penduduk yang mencatat pergerakan tiap penduduk dan WNI.


Berdasarkan ini, Pemerintah menerbitkan dokumen pendaftaran penduduk berupa kartu
tanda penduduk (KTP) bagi penduduk yang berusia 17 tahun ke atas (atau yang sudah
menikah), kartu keluarga (KK), serta surat keterangan kependudukan lainnya (pindah
datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap).
Pendaftaran penduduk ini berlaku bagi seluruh penduduk yang berdomisili di wilayah
Indonesia, termasuk warga negara asing (WNA) yang berencana tinggal di Indonesia
lebih dari 6 bulan.

Tujuan dan Target Pembangunan Nasional, Kawasan, dan Dunia Terkait PS2H
Di akhir 2019, Indonesia ditargetkan mencapai:
Cakupan pencatatan kelahiran secara nasional untuk anak (0-17 tahun) 85%
Nasional
(RPJMN) Cakupan pencatatan kelahiran untuk anak (0-17 tahun) dalam 2 kuintil terbawah
rumah tangga miskin 77.4%
Kepemilikan penuh NIK, KK, KTP-el, akta perkawinan, perceraian, serta identitas
nasional lainnya terkait pemenuhan hak-hak warga negara
Di akhir 2024, semua Negara peserta ditargetkan mencapai:
Kawasan Pencatatan sipil yang universal atas kelahiran, kematian, dan peristiwa penting
(Asia Pacific lainnya
Regional
Action Dokumen hukum untuk semua individu sesuai pencatatan kelahiran, kematian, dan
Framework peristiwa penting lainnya untuk membuktikan identitas, status sipilnya, dan
CRVS) menuntut hak-haknya sesuai kebutuhan
Statistik hayati yang akurat, lengkap, dan sewaktu yang dihasilkan berdasarkan
pencatatan sipil dan yang disebarluaskan
Dunia
Di akhir 2030, semua Negara ditargetkan mencapai identitas hukum untuk semua
(SDGs
orang, termasuk akta kelahiran.
Target 16.9)

2
Peraturan perundang-undangan di tingkat nasional terkait PS2H
1. Perubahan terhadap UU 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan melalui UU
24/2013 yang mengatur: pergeseran dari stelsel pasif menuju stelsel aktif, perubahan
asas peristiwa menjadi asas domisili, KTP-el berlaku seumur hidup (sepanjang tidak ada
perubahan data), pelayanan adminduk tidak dipungut biaya/gratis, pejabat dukcapil
diangkat dan diberhentikan oleh Mendagri, anggaran program kegiatan adminduk
bersumber dari APBN, dan data kependudukan untuk keperluan pembangunan dan
pemerintahan menggunakan data Kemendagri.
2. Perpres 25/2008 mengatur lebih teknis tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil berdasarkan UU 23/2006. Perpres ini akan diubah
dengan mengacu pada UU 24/2013.
3. Permendagri 11/2010 mengatur mekanisme khusus untuk mencatat dan menerbitkan
dokumen kependudukan bagi penduduk rentan administrasi kependudukan, termasuk
pengungsi, korban bencana alam dan sosial, orang terlantar dan komunitas terpencil.
4. Permendagri 9/2016 tentang Percepatan Peningkatan Cakupan Akta Kelahiran
5. SE No. 472.12/2701/Dukcapil tentang Peningkatan Pencatatan Peristiwa Kematian
mengatur agar setiap makam memiliki Buku Pokok Pemakaman
6. SE Mendagri No. 471/1768/SJ tentang Percepatan Penerbitan KTP-el dan Akta
Kelahiran mengatur bahwa pengurusan KTP-el dan Akta Kelahiran dilakukan tanpa
pengantar RT, RW, dan Kelurahan/Desa. Ketentuan ini digunakan untuk melengkapi
mekanisme percepatan kepemilikan akta kelahiran pada Permendagri 9/2016. SE
Mendagri ini juga mendorong Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)
secara aktif melaksanakan layanan jemput bola melalui kerja sama dengan Dinas
Kesehatan dan Dinas Pendidikan.

Peraturan perundang-undangan di tingkat daerah Kabupaten Bantaeng dan Provinsi


Sulawesi Selatan terkait PS2H

Muatan Aturan Nama Peraturan Isi Pasal

Peraturan yang Peraturan Daerah Provinsi Pengakuan terhadap pemenuhan dan pemajuan hak-hak
mengandung Sulawesi Selatan Nomor 4 sipil, meliputi antara lain akta kelahiran dan KTP
Peluang/Terobosan Tahun 2013 Tentang (Pasal 6 ayat (2))
Sistem Perlindungan Anak
(Perda Provinsi Sulsel
4/2013)

Peraturan yang Peraturan Daerah 1. Proses pencatatan untuk penduduk rentan administrasi
mengandung aspek Kabupaten Bantaeng kependudukan (Pasal 59).
inklusi Nomor 1 Tahun 2010 2. Proses pencatatan bagi penduduk yang tidak mampu
Tentang Penyelenggaraan melaksanakan sendiri pelaporan peristiwa pendidik dan
Administrasi kependudukan (Pasal 60).
Kependudukan (Perda
Kab. Bantaeng 1/2010) Dua pasal di atas mengacu pada Permendagri 11/2010 dan
Perpres 25/2008, namun tidak memberikan peraturan lebih
lanjut mengenai teknis pencatatannya.

Peraturan Perda Kab. Bantaeng 1. Setiap penduduk dikenakan sanksi berupa denda
mengenai 1/2010 sebesar Rp. 100.000 (WNI) atau Rp. 1.000.000 (WNA)
Denda/Retribusi apabila melampaui batas waktu pelaporan peristiwa
kependudukan (Pasal 87).
2. Setiap penduduk dikenakan sanksi berupa denda
sebesar Rp. 100.000,00 apabila terlambat melaporkan
peristiwa penting (Pasal 88).

3
Peraturan yang Perda Kab. Bantaeng 1. Pasal 29 mencantuman bahwa setiap peristiwa penting
bertentangan 1/2010 yang dialami oleh Penduduk dilaksanakan dengan asas
dengan Peraturan peristiwa, sementara UU 24/2013 membuka peluang
Nasional/Peraturan untuk pencatatan dengan menggunakan asas domisili
(Pasal 102 huruf b UU 24/2013). Untuk
Lainnya mempermudah pencatatan peristiwa penting, ke-dua
asas seharusnya dapat diterapkan sesuai dengan kondisi
khusus dari penduduk yang bersangkutan.
2. Pasal 33 menyatakan bahwa pencatatan kelahiran yang
melampaui batas waktu 1 tahun sejak tanggal kelahiran
baru bisa dilakukan setelah mendapatkan penetapn
Pengadilan Negeri. Aturan ini sudah tidak relevan lagi,
mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
18/PUU-XI/2013.

Pengaturan Perda Kab. Bantaeng 1. Pasal 3 mengatur mengenai Pendatang (90hari 1


Lainnya 1/2010 tahun) dan Tamu (Kurang dari 7 hari) yang
diwajibkan untuk melapor ke Disdukcapil.
2. Mengakomodir prosedur pengesahan anak, namun
dikecualikan bagi orang tua yang agamanya tidak
membenarkan pengesahan anak yang lahir diluar
hubungan perkawinan yang sah (Pasal 50 ayat (4)).
Pasal ini mengacu pada UU 24/2013.

4
Status PS2H Kabupaten Bantaeng

Posisi Posisi Target Target Target


Situasi Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019
Cakupan 70.9% 61.5% - - - Estimasi
kepemilikan NIK SUSENAS
pada penduduk 0-5 olahan
tahun PUSKAPA
Cakupan 88.8% 87.7% - - - Estimasi
kepemilikan NIK SUSENAS
pada penduduk 0-17 olahan
tahun PUSKAPA
Cakupan 95.4% 95.1% - - - Estimasi
kepemilikan NIK SUSENAS
pada semua olahan
penduduk PUSKAPA
Cakupan 41.0% 38.0% - - - Estimasi
kepemilikan akta SUSENAS
kelahiran untuk olahan
anak usia 0-5 tahun PUSKAPA
Cakupan 54.7% 57.80% 80% 82.5% 85.0% Situasi: Estimasi
kepemilikan akta SUSENAS
kelahiran untuk olahan
anak usia 0-17 tahun PUSKAPA

Target 2017-
2019: RPJMN
2015-2019
Cakupan 49.1% 49.9% 71% 74% 77.4% Situasi: Estimasi
kepemilikan akta SUSENAS
kelahiran untuk olahan
anak usia 0-17 tahun PUSKAPA
di kelompok rumah
tangga 40% Target 2017-
terbawah (dua 2019: RPJMN
kuintil pendapatan 2015-2019
terbawah)
Sumber Data: SUSENAS 2015 & SUSENAS 2016 (Kuartal 1).Angka cakupan kepemilikan diperoleh dari
responden yang menjawab Ya punya dan bisa menunjukkan dokumen.

Anda mungkin juga menyukai