Awal Juni 1975, Wahjoe Sardono alias Dono, mahasiswa Sosiologi UI,
bergabung. Selang setahun kemudian masuk Indrojoyo Kusumonegoro alias Indro,
yang rumahnya bersebelahan dengan radio Prambors.Jadwal ngamen plus
ngelawak mereka kian padat. Warkop Prambors sering tampil mengisi acara.
Penggemarnya tersebar di mana-mana, hingga ke luar Jawa. Pada awal 1979,
mereka masuk dapur rekaman. Siapa sangka jika album perdana Warkop meledak,
sebanyak 180 ribu kaset terjual dalam waktu 45 hari. Total, album ini terjual 260 ribu
kopi. Mereka kemudian merilis album-album berikutnya.
Kesuksesan juga mereka raih ketika main film. Film perdana Warkop, Mana
Tahaaan.Dalam film-filmnya, Warkop menghadirkan humor-humor cerdas yang
bermuatan kritik politik, sosial, ataupun ekonomi yang bernada kritik pada
formalisme dan birokrasi Orde Baru.Hal itu tidak mengherankan, karena Warkop
lahir ketika gelombang ketidakpuasan mahasiswa terhadap rezim Orde Baru mulai
marak. Total, ada 34 film yang sudah mereka rilis. Corak film mereka pun tidak tetap
alias mengikuti zaman. Sutradara dan produsernya pun beragam nama.
Sebagaimana mereka katakan, seringnya penggantian sutradara adalah untuk
mencari yang paling cocok. Film-film mereka selalu menuai sukses. Mereka bukan
hanya mengandalkan kekuatan entertain tapi juga menggarap strategi
pemasarannya dengan serius. Misalnya, mereka kerap memasarkan film di sekitar
Lebaran. Tapi kritik bukannya tak menimpa mereka. Belakangan film-film Warkop
mulai kehilangan greget dan humor-humor cerdasnya. Cenderung slapstik dan
memamerkan cewek-cewek cantik nan seksi.
Rudy Badil kemudian lebih memilih berprofesi sebagai wartawan. Nanu
meninggal dunia dalam usia muda. Formasi Warkop akhirnya tinggal Dono, Kasino,
dan Indro. Namun, sinar terang masih menghinggapi Warkop. Pada 1986,
manajemen mereka akhirnya pisah dari manajemen Prambors dan mengganti nama
jadi Warkop DKI.Nama mereka mulai meredup ketika stasiun televisi swasta
bermunculan. Karena industri film terpuruk, Warkop akhirnya teken kontrak
membuat sinetron. Tapi sinetron mereka tak sesukses film. Di tengah perjalanan,
Warkop harus kehilangan Kasino yang meninggal di penghujung 1997 karena
penyakit kanker otak dan Dono pada 2001karena penyakit kanker pada bokongnya
lalu menjalar menjadi kanker. Hingga akhirnya, Indro sendirian tetap berjuang
mempertahankan kelangsungan hidup Warkop.