OLEH:
KELAS : C.4
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
TUGAS BESAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas besar ini, yang
merupakan salah satu kewajiban dari mata kuliah Geometrik Jalan Raya.
Tugas besar ini kami buat sebagaimana mestinya, sesuai literature yang kami
dapatkan baik dari buku maupun media lainnya. Oleh karena itu sangat berterima
kasih apabila ada yang menyampaikan saran serta kritikan demi kesempurnaan tugas
kami.
Disamping itu, tak lupa kami berterima kasih kepada dosen dan teman-teman
sejawat se-program Studi Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia yang telah
membimbing kami dan bantuan dari teman-teman sehingga tugas besar ini dapat
terselesaikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman yang semakin maju ini, transportasi menjadi hal vital dalam
kehidupan manusia. Kesuksesan bertransportasi sangatlah dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri. Salah satunya
adalah jalan raya.
Atas dasar itulah dirasa perlu untuk mengangkat Geometrik Jalan Raya
sebagai Tugas Besar yang wajib untuk di selesaikan.
1.4.2 Aplikatif
Secara aplikatif manfaat penulisan dan penyusunan tugas besar ini
adalah mahasiswa mampu menciptakan rancangan jalan raya yang dapat
memberikan pelayanan optimal berupa keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna jalan sesuai dengan fungsi jalan.
BAB IX PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan penyusunan tugas besar
geometric jalan raya.
BAB II
KRITERIA PERANCANGAN
Datar D <3
Bukit B 3 25
Pegunungan G >25
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Jadi, berdasarkan Soal Geometrik Jalan Raya maka aturan klasifikasi Medan
jalan yang di rencanakan termasuk dalam klasifikasi Bukit karena Kelandaian
daerah > 10%
Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan,
fungsi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Fungsi
jalan terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder.
Tabel 2.3 Klasifikasi Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan
2. 3 Tipe Daerah
Tujuan penentuan tipe daerah yakni untuk memperoleh salah satu kriteria
perancangan yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan batas superelevasi dan
berpengaruh terhadap detail komponen desain perencanaan geometrik jalan.
Adapun tipe daerah pada medan ini adalah daerah rural (antar kota).
Kemiringan Melintang
Normal Jalur Lalulintas % 2 b
Kemiringan Melintang
Normal Bahu Luar % 4 b
Superelavasi Maksimum
% 10 Soal
3. Jarak Pandang
Jari-jari Tikungan
Minimum Dengan M 1200 d hal 158
Kemiringan Normal
Panjang Tikungan M Tabel 2.11
Minimum 100
5.
Parameter Alinemen Vertikal
Landai Maksimum % 8
Tabel 2.15
Lampiran Referensi
Kecepatan Rencana
Tabel 2.6. Kecepatan Rencana V R, Sesuai Klasfifikasi Fungsi dan Klasifikasi Medan Jalan
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997, Hal 11, Tabel II.6
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997,
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Sumber :
A Policy on Geometric Design
of Highways and Street
(AASHTO, 2004)
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Tabel 2.14. Kemiringan Permukaaan Relative Maksimum Antara Tepi dan As Jalan Dengan
Pekerasan 2 Jalur
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Landai Maksimum
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Tabel 2.16. Panjang Jari-jari Minimum Lengkung Vertikal Cembung dan Cekung
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga) September 1997.
SKALA GAMBAR
BAB III
PERHITUNGAN AWAL
No. Titik X Y
1 A 610 2000
2 PI 860 1567
3 PI 1508 1510
4 PI 2015 1155
5 PI 2460 1225
6 PI 2843 1420
7 B 3253 1134
8 PI 3696 1609
9 PI 4104 1799
10 C 4901 1869
= (2 1)2 + (2 1)2
Patok A -PI
= (2 1)2 + (2 1)2
(x2 - x1)
= 180 - arc tan
(y2 - y1)
250
= 180 - arc tan
433
= 150
= -
= -
= 150 - 95
= 55
Koordinator
Patok Jarak (m) () ()
X Y
BAB IV
ALINYEMEN HORIZONTAL
Tikungan Spiral-Lingkaran-Spiral
Ya
Lc < 20 Tikungan Spiral-Spiral
Tidak
Ya
p < 0.2 m
Tikungan Lingkaran
Tidak
Ya
e < min (0.04
atau 1.5 en)
Tikungan Lingkaran
Tidak
Tikungan Spiral-Lingkaran-Spiral
Keterangan Gambar:
VR = Kecepatan Kendaraan
= Sudut Tikungan
Contoh Perhitungan:
Ditinjau PI 1
Diketahui: VR = 60 km/jam
= 55
Rd = 400 m
Tc = Rd tan
= 208,227 m
Lc =
180
55
= 3,14 400
180
= 383,972 m
Ec = Tc tan
= 50,952 m
Keterangan gambar :
= Sudut Tikungan
TS = Titik dari tangen ke spiral
E = Jarak dari PI ke busur lingkaran
c = Sudut lengkung spiral terhadap tangen
Rc = Jari-jari lingkaran
Keterangan gambar :
Rr = Jari-jari lingkaran
VR Rd Lebar jalan
Tikungan Nilai
(km/jam) (m) (m)
PI 1 400 0.6
PI 2 1000 0.3
PI 3 500 0.5
PI 4 1300 0.1
60 7
PI 5 300 0.8
B 250 0.9
PI 6 1000 0.3
PI 7 1200 0.2
A A 0+000
TC 0+291,773
PI 1 F-C
CT 0+675,745
TC 0+850,569
PI 2 F-C
CT 1+374,068
TC 1+523,106
PI 3 F-C
CT 1+907,078
TC 1+949,165
PI 4 F-C
CT 2+357,572
TC 2+401,414
PI 5 F-C
CT 2+726,045
TC 2+828,465
B F-C
CT 3+186,258
TC 3+424,556
PI 6 F-C
CT 3+808,528
TC 3+852,556
PI 7 F-C
CT 4+271,435
C 5+071,435
Keterangan :
FC = Full Circle
SS = Spiral Spiral
BAB V
DIAGRAM SUPERELEVASI
BAB VI
ALINYEMEN VERTIKAL
titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada perencanaan alinement vertikal
akan ditemui kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga
lengkung tersebut ditemui pula permukaan jalan yang datar.Jenis kelandaian yang
digunakan dipengaruhi oleh keadaan topografi yang dilalui oleh rute jalan rencana.
Data profil tanah asli diperoleh dari alinyemen horisontal dimana garis as
jalan yang memotong kontur diplot pada kertas berskala setelah itu dihubungkan
itu dapat membentuk cekungan atau cembung dengan demikian profil tanah asli
Profil tanah asli dari topografi lokasi perencanaan jalan dari stasiun 0+000
Elevasi tertinggi profil berada pada statiun 5+071,435 yaitu setinggi 1869 m,
sedangkan elevasi terendah berada pada statiun 0+000 yaitu setinggi 2000 m.
Contoh Perhitungan
Diketahui:
Elevasi : 263 m
Elevasi : 277 m
Elevasi : 283 m
Perhitungan Gradien
g= 100 %
(277263)
g A- PI1 = x 100 % = 2,800 %
500
(283277)
g PI1- PI2 = x 100 % = 0,922%
651
A= g (i) - g (i-1)
5021.878
Lv untuk PI1= = -12,041 m
390
LV
Titik A (%) Maks
Min Kr.1 Kr.2 Kr.3 Kr.4
PI1 -1.878 60 30 -12.627 -12.041 -75.134 60
PI2 -0.275 60 30 -1.852 -1.766 -11.018 60
PI3 0.909 60 30 6.113 5.829 36.374 60
PI4 -0.625 60 30 -4.204 -4.008 -25.013 60
PI5 -1.330 60 30 -8.942 -8.527 -53.209 60
B 1.015 60 30 6.826 6.509 40.615 60
PI6 -1.282 60 30 -8.618 -8.218 -51.282 60
PI7 0.542 60 30 3.641 3.472 21.667 60
C 0.125 60 30 0.840 0.801 5.000 60
A 0+000 263
500 2,800
PI1 0+500 277 -1,878 60 Cembung
651 0,922
-0,275 60
PI2 1+151 283 Cembung
619 0,646
PI3 1+770 287 0,909 60 Cekung
450 1,556
PI4 2+220 294 -0,625 60 Cembung
430 0,930
PI5 2+650 298 -1,330 60 Cembung
500 -0,400
B 3+150 296 1,015 60 Cekung
650 -0,6
PI6 3+800 300 1,015 60 Cekung
450 1,009
-1,282
PI7 4+250 297 60 Cembung
800
C 12+250 296 0.542 60 Cekung
2,800%
A PI1 PI2
500 651
Diketahui Lv PI1 = 60 m
A = -1,878%
g1 = 2,800%
g2 = 0,922%
x = x Lv = x 60 = 15 m
y = ( . A) Lv = x (-1,878//100) x 60 = -0,5635 m
= 367 m = 0+367
= 427 m = 0+427
= 226 m
= 277 m
0,922 0,646
651 m 619 m
Diketahui Lv PI2 = 60 m
A = 0,646 %
g1 = 0,922 %
g2 = 0,646 %
x = x Lv = x 60= 15 m
y = ( . A) Lv = x (-0,275/100) x 60 = -0,0826 m
= 1+015,140 m
= 1+075 m
= 282,938 m
= 283,103 m
Properti Lengkung
Titik Stationing Vertikal Elevasi
Ev x y
A 0 - - - 263
BCPI1 365.790 276.301
PI1 395.790 0.1409 15 -0.564 277.141
ECPI1 425.790 277.981
BCPI2 1015.140 282.938
PI2 1045.140 0.021 15 -0.083 283.021
ECPI2 1075.140 283.103
BCPI3 1964.090 286.738
PI3 1994.09 0.068 15 0.273 286.932
ECPI2 2024.090 287.126
BCB 2477.050 293.486
PI4 2507.050 0.047 15 0.188 293.953
ECB 2537.050 294.000
BCPI4 2839.300 297.621
PI5 2869.300 0.100 15 0.399 297.900
ECPI4 2899.300 298.179
BCPI5 3220.780 295.956
B 3250.78 0.076 15 -0.305 296.076
ECPI5 3280.780 296.196
BCPI6 3825.970 300.281
PI6 3855.970 0.096 15 -0.385 300.096
ECPI6 3885.970 299.912
BCPI6 4151.820 296.759
PI7 4151.820 0.041 15 0.163 296.959
ECPI7 4151.820 297.159
BCPI7 4645.290 295.953
C 4675.290 0.009 15 0.038 295.991
ECPC 4705.290 296.028
atas dapat dilihat bahwa beberapa posisi penempatan aliement vertikal tidak
disebabkan karena beberapa tikungan memiliki jarak lurus yang cenderung kecil
dan turunan akibat keberadaan banyak lengkung baik cembung dan cekung, maka
penempatan lengkung diefisienkan pada jarak lurus yang pendek antara dua tikungan
tersebut.
Selain itu, beberapa tikungan memiliki jari-jari yang relatif kecil (tikungan
untuk melewatinya, maka diperlukan pemanfaatan informasi rambu dan marka pada
lokasi tertentu pada rencana jalan ini. Hal ini dilakukan untuk menjaga faktor safety
pengendara.
Jh.
kendaraan berhenti.
(1)
Di mana :
Pers.(1) disederhanakan :
2
J h = 0,694 V r + 0,004 ............................. Pers
(2)
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
J d minimum (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
BAB VII
POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION)
Ruang Milik Jalan (Rumija), dibatasi oleh lebar yang sama dengan
Rumaja ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 meter dan
kedalaman 1,5 meter. Ruang Pengawasan Jalan(Ruwasja), adalah ruang
sepanjang jalan di luar Rumaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu,
diukur dari sumbu jalan, sebagai berikut :
o Jalan Arteri, minimum 20 meter
o Jalan Kolektor, minimum 15 meter
o jalan Lokal, minimum 10 meter
Untuk keselamatan pemakai jalan, Dawasja di daerah tikungan
d itentukan oleh jarak pandang bebas
Jalan yang direncanakan adalah jalan kolektor primer 2 lajur 2 arah tak
a: Jalur lalu lintas dengan lebar 3.5 m tiap lajur. Kemiringan normal =
Saluran Samping
dan CT untuk tipe Full Circle, TS, SC,CS dan ST untuk tipe S-C-S, serta TS
Berikut ini contoh poongan melintang yang diambil pada dua statiun
ARISTO
ARISTO AMIR
AMIR 03120140214
5959 03120140214
TUGAS BESAR
ARISTO AMIR
AMIR 60 03120140214
ARISTO 03120140214
60
TUGAS BESAR
ARISTO
ARISTO AMIR
AMIR 03120140214
6161 03120140214
TUGAS BESAR
ARISTOAMIR
ARISTO AMIR 03120140214
62
62 03120140214
TUGAS BESAR
BAB VIII
GALIAN DAN TIMBUNAN
jalan.
b) Kepadatan timbunan
Ringkasan: Total Volume Cut and Fill with Curve Correction 1, with
Avgendreia Method (dari Land Desktop Companion):
- Total Galian : 3,466,071 m3
- Selisih : 12,193,113 m3
Total volume galian yang diperoleh ialah sebesar 3,466,071 m3 dan total
volume timbunan diperoleh sebesar 15,659,184 m3 yang dimana volume timbunan
lebih besar dari pada volume galian dan mendapatkan selisih sebesar 12,193,113 m3.
BAB IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
5. Tipe dan status jalan yang didesain adalah 2 lajur dan 2 arah tidak terbagi
(2/2 UD).
9.2 Saran
mendaki atau menurun. Selain itu dalam merencanakan trase jalan juga
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR
PROFIL
MEMANJANG
BLANGKO
SOAL
TRASE