Disusun Oleh :
KELOMPOK V
I. PENDAHULUAN
Metode point-quarter merupakan salah satu jenis metode tanpa plot yang paling
sederhana dan efisien untuk menelaah komunitas vegetasi karena lebih cepat, peralatan tidak
banyak serta kebutuhan pekerja yang sedikit (Mitchell & Colleges, 2015). Metode point-
quarter digunakan berdasarkan jarak anatara vegetasi yang dihitung dari titik random. Metode
ini merupakan teknik yang baik digunakan untuk sampling komunitas vegetasi dimana
pohon-pohon tidak terlalu rapat. Metode point-quarter juga dapat digunakan untuk menelaah
populasi hewan, misalnya kerapatan sarang hewan, lubang-lubang (kepiting di hutan
mangrove dan lain-lain),hewan tidak bergerak (sessile atau sedentary) misalnya terumbu
karang dan lain-lain.
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah vegetasi dengan menggunakan
metode point-quarter.
V. PROSEDUR KERJA
Langkah-langkah dari praktikum berdasarkan kepada petunjuk praktikum yang telah
disiapkan. Untuk pelaksanaan praktikum diperlukan sejumlah titik yang dipilih secara
random pada suatu transek garis. Di sekitar titik random tersebut dibagi 4 bagian yang sama
(kuadran). Pembuatan kuadran dapat dibantu dengan kompas atau melalui pembuatan garis
silang yang saling tegak lurus di titik yang dipilih. Selanjutnya pohon yang terdekat dengan
titik pada tiap-tiap kuadran ditandai dan dilakukan beberapa pengukuran variabel seperti:
1. basal area (dbh),
2. jenis atau spesies pohon,
3. jarak antara pohon-pohon tersebut dengan titik acuan.
Proses kerja dari praktikum didasarkan kepada petunjuk praktikum yang telah
diberikan.
Ilustrasi pelaksanaan dari praktikum untuk kegiatan analisis vegetasi dan jumlah karbon
disajikan seperti pada gambar 1.
Setelah data sampling diperoleh, pertama-tama jarak titik ke pohon untuk semua
spesies dijumlahkan dan diarata-rata untuk mendapatkan nilai mean jarak titik ke pohon. Nila
mean jarak titik ke pohon jika dikuadratkan akan menunjukkan luas rata-rata daerah yang
ditumbuhi oleh satu pohon. Selain untuk menghitung spesifikasi komunitas yang
mendominasi, perlu dihitung juga:
1. Jumlah individu per spesies (kerapatan absolut),
2. Penjumlahan individu semua spesies,
3. Basal area per spesies (dominansi absolut),
4. Total basal area semua spesies,
5. Kehadiran tiap spesies (frekuensi absolut) dan
6. Total kehadiran semua spesies.
Selanjutnya, dengan data absolut tersebut dilakukan perhitungan harga relatif untuk
nilai keunggulan ekologis setiap spesies dengan rumus-rumus sebagai berikut:
Individu spesies
Kerapatan relatif spesies = X 100
total individu semua spesies
Basal area spesies
Dominansi relatif spesies = X 100
Total basal area semua spesies
Jumlah titik dimana spesies tsb. muncul
Frekuensi spesies =
Total titik sampling
Nilai frekuensi spesies tsb.
Frekuensi relatif spesies = X 100
Total nilai frekuensi semua spesies
I. PENDAHULUAN
Fungsi tanaman dalam ekosistem sangat penting karena kemampuannya untuk
mengikat karbon bebas dari udara untuk dijadikan carbon yang terikat dalam senyawa
organik. Proses pengikatan ini dibantu oleh energi dari matahari dan dikenal sebagai proses
fotosintesis. Senyawa karbon organik inilah yang akan menghidupi organisme lainnya dalam
ekosistem melalui rantai makanan. Hewan pemakan tanaman misalnya, membutuhkan energi
dalam bentuk senyawa kimia organik ini agar mereka dapat tumbuh dan berkembang.
Hutan, tanah laut dan atmosfer semuanya menyimpan karbon yang berpindah secara
dinamis diantara tempat-tempat penyimpanan tersebut sepanjang waktu. Dari keseluruhan
karbon hutan, sekitar 50% diantaranya terseimpan dalam vegetasi hutan (Sutaryo, 2009).
Setiap pohon memiliki kemampuan yang berbeda dalam memproduksi karbon organik.
Karbon ini tersimpan diseluruh tubuh tanaman, baik yang berada di atas permukaaan tanah,
maupun bagian yang ada di dalam tanah. Untuk menghitung jumlah karbon yang terdapat di
bagian bawah tanah adalah sangat sulit, sehingga dalam banyak pengukuran dilakukan hanya
karbon yang terkandung di bagian permukaan tanah.
Metoda yang terbaik untuk menghitung jumlah karbon dalam tanaman adalah dengan
menggunakan berat kering dari bagian-bagian tanaman. Metoda ini dapat dilakukan untuk
tanaman-tanaman kecil, akan tetapi akan sangat sulit dilakukan untuk pengukuran pada
tanaman yang berbentuk pohon besar. Hal ini karena pohon-pohon tersebut harus ditebang
dan diukur beratnya, sehingga perlakuan ini akan mengakibatkan kerusakan dalam ekosistem.
Untuk mengukur jumlah karbon pada pohon kemudian dapat didekati dengan
menggunakan persamaan allometris.
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah karbon yang tersimpan di dalam
pohon secara kasar, dengan demikian akan didapatkan berapa banyak karbon tersimpan di
dalam suatu ekosistem.
V. PROSEDUR KERJA
Dalam penghitungan jumlah karbon ini, biasanya menggunakan dua persamaan
allometris, yaitu untuk pohon lunak (Pinus dll.) dan pohon keras (pohon-pohon dikotil).
1. Data pohon menggunakan hasil pengamatan praktek analisis vegetasi point-centered
quarter method yang telah dilakukan.
2. Data dimasukkan dalam rumus:
B = a DBHb
Dimana:
B = Biomass (ton)
a dan b = konstanta
DBH = Diameter at Breast Height
3. Biomassa dihitung dari seluruh pohon dalam ton dengan menggunakan nilai a dan b
sebagai berikut :
Pohon lunak (Pinus, pisang dll) a = 0,006
b = 2,172
Pohon keras (Jati, mahoni dll) a = 0,133
b = 1,164
4. Biomassa dari setiap pohon dikonversi menjadi karbon dengan rumus:
Carbon = B x 0,5 ton (diasumsikan bahwa bagian dari biomass adalah Karbon)
5. Dari pengukuran di atas, dihitung jumlah karbon total yang tersimpan dalam semua
pohon dalam area seluas 1 hektar.
+1.0 +
1,20- Penutupan 600
Kanan 1 2.0 2 4 100-200 3 4 4 64 8
Tanah bertebing 0.90 70% pohon/ha
berbatu
-1.0
0.6- Penutupan 200
Kiri Bertebing 2 1.0 3 2 100-50 4 1 1 48 2.2
0.3 50% pohon/ha
menengah berbatu
Arrijani. Dede, Edi, G.s. dan Ibnul, Q. 2006. Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman
Nasional Gunung Gede-Pangrango. Jurnal Biodiversitas, Volume 7.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Mitchell, K., & Colleges, W.S. 2015. Quantitative Analysis by Point-Centered Quarter
Method. Retrieved from http://people.hws.edu/mitchell/PCQW.pdf
Sutaryo, D. 2009. Perhitungan Biomassa Sebuah Pengantar Untuk Studi Karbon dan
Perdagangan Karbon. Bogor.