CONTOH KASUS
1. Kasus :Pasien laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan mata kanan panas dan nyeri setelah
terkena percikan logam alumunium panas sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Mata pasien
merah, nrocoh, silau, dan pandangannya kabur. Kelopak mata pasien bengkak. Tidak ada riwayat
keluarnya darah dari mata pasien.
- Dari status oftalmologi mata kanan pasien:
Posisi bola mata ortophoria, gerakan bola mata orthoforia, penurunan visus: 1/60, palpebra
spasme, edema, dan entropion, konjungtiva didapatkan CI (+), PCI (+), iskemik limbus, luka
bakar, kornea, didapatkan erosi epitel seluruh kornea, COA dalam, Pupil notround, RP (-),
midmidriasis, Lensa kesan tampak jernih, TIO dengan pemeriksaan digital: peningkatan tekanan
intraokuler pada mata kanan.
- Sedangkan status oftalmologi mata kiri pasien:
Posisi bola mata ortophoria, gerakan bola mata orthoforia, visus: 5/5, palpebra edema dan
didapatkan corpus alienum margo palpebra superior dan inferior, konjungtiva didapatkan PCI
(+), kornea, didapatkan erosi di jam 7 paracentral sedalam epitel, COA dalam, Pupil round, RP
(+), 3mm, Lensa jernih, TIO dengan pemeriksaan digital: normal.
- Diagnosa :
Trauma oculi termis dan khemis grade IV dengan komplikasi keratopathy + OS trauma oculi
termis dan khemis grade I dengan komplikasi edema palpebra.
A. Pengertian
Trauma okuli adalahtindakan sengaja maupun tidak sengaja yang menimbulkan perlukaan
mata.Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan
kehilangan mata.
Ekstraksi corpus alienum dan eksplorasi untuk mengeksplorasi luka dan mencegah
perlukaan mata lebih lanjut akibat corpus alienum.
Irigasi RL 2L ODS untuk menetralisir efek bahan kimia dan panas pada mata.
Tobro ed 61 ODS merupakan antibiotik topikal untuk mencegah infeksi sekunder.
SA 1% 31 ODS sebagai sikloplegik untuk merelaksasikan iris sehingga mengurangi
nyeri dan mencegah sinekia posterior.
Timolol 0,5% 21 ODS sebagai agen penghambat beta adrenergik yang mengurangi efek
saraf simpatis dalam mendilatasi pupil.
Doksisiklin 2100 mg merupakan antibiotik sistemik untuk memperkuat efek antibiotik
topikal.
Vit C 2000 mg untuk membantu reepitelialisasi kornea dan mempercapat penyembuhan.
Oculotect eg 41 ODS untuk mencegah kekeringan mata dan mempercepat
reepitelialisasi kornea.
Repithel eo 41 ODS merupakan air mata buatan dengan kandungan vitamin A untuk
mempercepat reepitelialisasi kornea.
EDTA ed 31 OD sebagai buffer untuk mengikat ion-ion logam berat yang masih
tertinggal di mata.
Glaukon 2250 mg merupakan agen antiglaukoma yang bekerja sebagai inhibitor
karbonik anhidrase sehingga dapat mengurangi produksi humor aqueous.
D. Komentar
Penurunan visus pada pasien disebabkan adanya kerusakan pada kornea yang merupakan
media refraksi.Kerusakan kornea dapat disebabkan karena panas maupun derajat keasaman
logam aluminium.Panas dan nyeri pada mata pasien disebabkan oleh rangsangan logam
alumunium panas pada ujung-ujung saraf kornea dan konjungtiva.Rangsangan ini juga
meningkatkan sekresi kelenjar lakrimal sehingga terjadi epifora.Jaringan orbita yang terkena
rangsangan mengalami inflamasi.Inflamasi pada palpebra menyebabkan edema palbebra serta
entropion dan blefarospasme akibat nyeri.Inflamasi pada konjungtiva menyebabkan pelebaran
pembuluh darah konjungtiva yang tampak sebagai conjunctival injection dan pericorneal
injection.Akibat rangsangan panas juga terjadi iskemik pada limbus 360 dan luka bakar pada
konjungtiva.Kornea mata pasien mengalami kerusakan jaringan berupa erosi pada seluruh
permukaannya.Inflamasi pada iris dan rangsangan ujung saraf kornea menyebabkan dilatasi
pembuluh darah iris dan kontraksi iris sehingga pupil pasien tampak midmidriasis, reflek pupil
negatif, dan pasien mengalami fotofobia. Peningkatan TIO pada mata kanan pasien dapat
disebabkan inflamasi iris yang menyebabkan iris menempel pada lensa sehingga terjadi blok
pupil, dapat juga disebabkan adanya sel-sel inflamasi yang menyumbat trabekula meshwork
sehingga mengganggu aliran humor aqueous.
Walaupun trauma mata ini tidak mengancam nyawa, prognosis pada pasien ini dubia et
malam karena adanya kerusakan kornea secara menyeluruh sehingga visus mata yang mengalami
trauma sulit untuk dikembalikan. Di samping itu, adanya luka bakar dan iskemik limbus 360
pada konjungtiva menyebabkan proses penyembuhannya lebih sulit. Secara kosmetik, hasilnya
juga kurang baik karena adanya luka bakar pada bagian wajah.
2. Kasus :Perempuan, 18 tahun datang ke Poli mata RSUP NTB dengan keluhan keduamata merah. Pada awalnya
mata kiri merah sejak 4 hari yang lalu, 2 hari kemudiandiikuti oleh mata kanan. Mata bengkak(+) rasa berpasir
pada mata (-), perih (+)kotoran (++) berwarna kekuningan terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan
mataterasa perih, gatal (+), berair (+), silau (-), demam (-).Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6,
kulit palpebra superior etinferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra inferior hiperemi (+),
folikel (-),injeksi konjungtiva (+). Margo palpebra kotoran (-). Kornea, bilik mata depan dan irisdalam batas
normal. Pupil ukurannya 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+),lensa jernih. TIO kesan normal. Tes
sensibilitas normal. Pada mata kiri di dapat : visus6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-
), hiperemi (-). Konjungtiva palpebrainferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva (+).
Margo palpebra kotoran (-).Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil
ukurannya 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes
sensibilitas normal.
- Diagnosa :
Pasien didiagnosis dengan konjungtivitis Alergika OD et OS.
a. Pengertian
Konjungtivitis merupakan peradangan atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak
mata.Penyakit ini bervariasi dari hiperimia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan
banyak sekret purulen kental.
Konjungtivitis dapat di klasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu : Konjungtivitis bakteri,
Konjungtivitis virus, Konjungtivitis klamidia, Konjungtivitis alergi.
b. Tanda dan Gejala
Gejalapenting pada konjungtivitis adalah sensasi adanya benda asing pada mata,gatal, dan fotofobia.
Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemi, mata berair, eksudasi, hipertropi papiler,
pseudoptosis, kemosis, folikel, pseudomembran,granuloma.
Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata.Ciri khasnya adalahkeluar kotoran mata
dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan.Palpebralengket pada saat bangun tidur dan kadang-
kadang terjadi edema palpebra.Infeksi biasanya dimulai pada satu mata dan menular ke smata
sebelah melalui tangan. Infeksidapat menyebar ke orang lain.Pada konjungtivitis virus, mata sangat
berair.Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit.Konjungtivitis klamidia merupakan suatu
bentuk konjungtivitis kronik yangdisebabkan olehChlamydia trachomatis.Pasien mengeluhkan
fotofobia, mata gataldan mata berair.Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan folikel pada
konjungtivatarsus superior, secret yang jernih bila tidak ada infeksi sekunder.Dapat puladitemukan
panus dan jaringan parut.Sedangkan pada konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata.
Tandanya,selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga
seringkalidirasakan dihidung.Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.Pada pasien ini
didapatkan tanda dan gejala berupa mata merah, berair, bengkak,kadang terasa gatal dan kotoran yang
banyak berwarna kekuningan. Selain itu jugaterdapat keluhan adanya perasaan perih pada mata, adanya
demam disangkal oleh pasien.Pada pemeriksaan di dapatkan injeksi konjungtiva dan hiperemi
padakojungtiva palpebra.
c. Tindakan
Untuk diagnosis pasti pada kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada sekret.Jika
ditemukan PMN berarti merupakan konjungtivitis bakteri.Jikaleukosit yang ditemukan adalah
MN berarti merupakan konjungtivitis viral.Dan jika pada pemeriksaan didapatkan eosinofil hal
ini menunjukkan bahwa pasien tersebutmenderita konjungtivitis alergika.Jika sudah dapat
ditegakkan pasien ini menderita konjungtivitis alergika penanganan pada pasien ini dengan
memberikan terapi medikamentosa yaitu dengan pemberian antihistamin peroral, serta
vasokonstriktor untuk mengurangi hiperemi.Selain itu berikan KIE pada pasien yaitu :
1. Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok gosok matanya. Setiap kali pasien memegang mata yang sakit
pasien harus mencuci tangan.
2. Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yangdapat memperparah gejala.
d. Komentar
Untuk mengobati konjungtivitis karena bakteri, diberikan salep yang mengandung polimiksin
dengan basitrasin, eritromisin atau tetrasiklin, yang dioleskan langsung ke mata.50% pasien yang
menderita konjungtivitis klamidia juga menderita infeksi klamidia di bagian tubuh lainnya, kaena
itu juga diberikan eritromisin per-oral (melalui mulut).''
Konjungtivitis karena virus herpes diobati dengan obat tetes mata atau salep trifluridin dan
salep idoksuridin. Juga diberikan obat anti virus asiklovir dengan pertimbangan bahwa virus
telah menyebar atau akan menyebar ke otak dan organ lainnya.
Salep kortikosteroid tidak diberikan karena akan memperburuk infeksi klamidia maupun
infeksi virus herpes.
Untuk mencegah konjungtivitis, kepada pasien secara rutin diberikan salep atau tetes mata
perak nitrat, eritromisin atau tetrasiklin
3.Kasus :Seorang penderita perempuan, umur 18 tahun datang ke poli klinik mata RSUDProf. Dr.
R. D Kandou pada tanggal 21 Juni 2011 dengan keluhan utama benjolandimata kanan. Benjolan
pada kelopak mata kanan bawah dialami penderita sejak 4 bulan yang lalu.Benjolan tesebut tidak
sakit, tidak gatal, pada perabaan keras,tidak ada nyeri pada penekanan, dan tidak ada penurunan
penglihatan.Pemeriksaan fisik : Status Oftalmologis OD: Benjolan di palperbra inferior
bagianmedial, benjolannya keras, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit,
tidak hiperemis, nyeri tekan (-), dan pada ujung kelenjar meibom terdapat masa kuningdari
sekresi yang tertahan.
- diagnosa :Kalazion Palpebra Inferior Oculus Dextra.
a. Pengertian
Kalazion merupakan peradangan lipogranuloma pada kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis
yang tersumbat.Penyebabnya tidak diketahui danmengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit
pada kelopak.Dapat mengenaisatu atau beberapa kelenjar dan terjadi secara perlahan-lahan
sampai beberapaminggu.
Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dan kelenjar Zeis.Kelenjar Zeis pada
pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus.kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea yang
menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata dengan infeksi ringan dan
mengakibatkan peradangankronis pada kelenjar tersebut. Kalazion dapat mengenai semua umur.
b. Tanda dan Gejala
Pada awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak,
nyeri dan mengalami iritasi.Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang dan
meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara
perlahan.Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu.
c. Tindakan
Pengobatan Kalazion yaitu dengan memberikan kompres hangat selama10-20 menit 4 kali
sehari dengan pijatan ringan diatas lesi.Berikan antibiotikatopikal dan steroid disertai kompres
hangat.Jika kalazion tidak bisa sembuhsetelah 3-4 minggu melalui terapi medis yang tepat dan pasien ingin
kalaziondihilangkan maka dilakukan insisi dan kuretase.Kalazion dapat hilang beberapa bulan atau diserap
setelah beberapa tahun.Bila kecil dapatdisuntik steroid danyang besar dilakukan pengeluaran
isi.Dan bila terdapat sisa dapat diberikankompres hangat.
Penyulit pada Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmant dan bilaterjadi Kalazion
berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaanhistopatologik untuk menghindarkan
kesalahan diagnosa dengan kemungkinanadanya karsinoma sel sebasea.
d.Komentar
Diagnosis pada pasien ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaanoftalmologis. Dari
anamnesis pada pasien didapatkan adanya benjolan padakelopak bawah mata kanan bagian medial,
benjolannya keras, tidak nyeri pada penekanan, dan tidak hiperemis, Keadaan ini sesuai dengan
kepustakaan yangmenyatakan bahwa Kalazion berupa benjolan yang tanpa keluhan, rabaan
keras,tidak hiperemis, tida ada nyeri tekan, melekat pada tarsus akan tetapi lepas darikulit.
Terjadinya perlahan-lahan sampai beberapa minggu.Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan benjolan
yang tidak nyeri pada palpebra inferior okulus dextra, tidak hiperemis. Benjolan yang melekat
padatarsus akan tetapi lepas dari kulit, pada ujung kelenjar meibom terdapat masakuning dari sekresi yang
tertahan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwaKalazion merupakan paradangan pada
kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis yangtersumbat.Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat
selama 10-20 menit4x sehari, antibiotik topikal dan steroid. Maksud pengompresan akan
melunakkanminyak yang mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliranserta
penyembuhan. Sedangkan pemberian antibiotika topikal adalah untuk mengobati infeksi dan
pemberian steroid untuk mengobati peradangan.Kalaziondapat hilang dalam beberap bulan atau diserap
setelah beberapa tahun.Bila kecildapat disuntik steroid dan yang besar dilakukan insisi dan kuretase.
4. Kasus : - Identitas pasien
Nama : Tn.D
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Kampung B.Alaim Subulussalam, Aceh Singkil
No.MR : 75-76-31
Tgl.Masuk :27 September 2010
- Keluhan utama : mata sebelah kiri sakit. Hal ini telah dialami pasien sejak 1 bulan yang
lalu sebelum datang ke RSUPM. Awalnya mata sebelah kiri pasien terkena serbuk kayu,
kemudian karena gatal dan pedih maka pasien mengkucek-kucek matanya hingga merah.
Penglihatan pada mata sebelah kiri menurun (+) diseratai dengan mata berair. Mata sebelah kiri
silau dan terasa perih apabila melihat cahaya.
- STATUS OPTHALMICUS
Pemeriksaan Oculi Dextra Oculi Sinistra
. - Diagnosa : Kerato-Uveitis OS
a. Pengertian
Keratouveitis adalah istilah yang digunakan ketika ada kombinasi keratitis dan
uveitis.Uveitis adalah peradangan di dalam mata.
Keratitis terjadi ketika kornea menjadi meradang.Kornea adalah "jendela" yang jelas, di
mana cahaya masuk ke mata.Itu selalu ditutupi dengan lapisan air mata. Karena merupakan
lapisan luar dari depan mata, perlu untuk melindungi mata dari dunia luar, seperti kulit kita tidak.
Namun, tidak seperti kulit yang dengan mudah dapat kembali normal setelah meradang, kornea
dipengaruhi lebih serius oleh peradangan karena mudah terluka dan bisa kehilangan
kejernihannya.
5. Kasus : Seorang penderita pria, usia 64 tahun, suku Minahasa, bangsa Indonesia, agama Islam,
pekerjaan Pegawai swasta, alamat Karombasan utara Manado, datang berobat di Poliklinik Mata
RSU Prof. dr. R. D. Kandou pada tanggal 2 Februari 2011 dengan keluhan utama penglihatan
kabur pada mata kanan.Nyeri pada mata kanan sejak satu minggu yang lalu.Nyeri pada mata
kanan mulai dirasakan penderita pada malam hari sesudah penderita menjalani operasi katarak.
Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk menjalar ke seluruh kepala. Mata kanan penderita juga merah,
bengkak dan sukar dibuka.Penglihatan penderita kabur.Tiga hari kemudian penglihatan penderita
menghilang dan penderita semakin merasa nyeri.Gerak mata penderita masih baik.
-Diagnosa : endoftalmitis pasca operasi katarak.
a. Pengertian
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah
trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata
dan struktur di dalamnya. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan memberikan abses di
dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur yang masuk
bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran darah (endogen).