JUDUL
TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN SHOULDER
HUMERUS ELBOW ANTERBRACHI DAN MANUS
DI SUSUN OLEH
DEDE RAMDANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya
kepada saya melalui ilmu-Nya Yang Maha Luas dan Tak Terkira sehingga saya bisa sedikit
menuliskan setetes dari lautan ilmu-Nya kedalam sebuah makalah sederhana ini. Shalawat
serta salam saya tujukan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman.
Saya bersyukur bahwa akhirnya kontribusi dapat diwujudkan dengan diiringi kesadaran
bahwa segala keterbatasan masih mengiringi makalah yang masih perlu untuk terus dikoreksi
ini agar dapat mencapai kesempurnaan. Dan saya ucapkan terima kasih kepada Dosen yang
membimbing matakuliah Tehnik Radiologi. Makalah ini dibuat tidak dengan proses yang
instan namun memerlukan proses yang cukup panjang untuk menciptakan sebuah makalah
yang dapat membuat pembaca semakin mengenal, mengerti dan memahami mengenai
Pemeriksaan CT Scan Ektremitas Atas.
Akhirnya, kami berharap makalah ini menjadi kontributif yang positif yang tidak ada
hentinya. Tak henti untuk terus dikoreksi, tak henti untuk melahirkan berbagai motivasi dan
inovasi serta tak henti untuk memberikan inspirasi kepada orang lain untuk juga memberikan
kontribusi yang jauh lebih baik dari kami. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.I
DAFTAR ISI..II
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.1
1.2..Rumusan Masalah2
1.3.Tujuan2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian CT Scan.3
2.2.sejarah CT scan dan perkembanganya ..4
2.3 tujuan pengunaan CT Scanl.4
2.4.Bagian bagian CT Scan..................5
2.5.Cara kerja CT Scan dan perkembangannya .6
2.6.Sistem computer dan system control .12
2.7. Peta distribusi besaran fisik.13
2.8.Kegunaan CT Scan ..13
2.9 .Kelebihan dan kekurangan CT Scan..18
2.10.Penatalaksanaan.18
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan.22
3.2.Saran... 22
DAFTAR PUSTAKA23
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian CT Scan
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan CT Scan
3. Untuk menjelaskan tentang tujuan dari CT Scan
4. Untuk mengetahui tentang bagian-bagian dari CT Scan
5. Untuk menjelaskan tentang prinsip kerja CT Scan
6. Untuk menjelaskan tentang system computer dan system control
7. Untuk mengetahui tentang peta distribusi besaran fisis
8. Untuk mengetahui kegunaan dari CT Scan
9. Untuk mengetahui kekurangan dari CT Scan
10. Untuk menjelaska tentang penatalaksanaan CT scan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila dioperasikan oleh operator
akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan waktu tertentu. CT Scan adalah suatu prosedur
yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dalam dari berbagai sudut kecil dari organ
tulang tengkorak dan otak serta dapat juga untuk seluruh tubuh. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :
a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c. Brain contusion.
d. Brain atrofi.
e. Hydrocephalus
f. Inflamasi
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien
yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg.
Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan
CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam
tanpa mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan
lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan
pemeriksaan CT Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material
sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya
alergi maka pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat
kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
Berikut ini merupakan istilah-istilah lain dari CT-Scan yang biasa digunakan, di antaranya:
a. Computed / Computerized Tomography (CT)
b. Computed Axial Tomography (CAT)
c. Computerized Aided Tomography
d. Computerize Transverse Axial Tomography (CTAT)
e. Recontructive Tomography (RT)
f. Computed Transmission Tomography (CAT)
g. Pada akhirnya, ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of Roentgenology"
dengan istilah Computed Tomography (CT)
2.2 Sejarah perkembangan CT-SCAN
a. Tahun 1917 , J.H. Radon melakukan transformasi radon, gambar dari objek yang tidak
diketahui dapat digambarkan dari proyeksinya
b. Tahun 1963 , A.M. Cormack mulai mengembangkan teknik untuk menentukan
distribusi penyerapan tubuh manusia
c. Tahun 1972 , G.N. Hounsfield dan J. Ambrose menghasilkan gambaran CT pertama
kali untuk keperluan klinis
d. Tahun 1974, 60 unit CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
e. Tahun 1975 , First Whole Body scanner in clinical use. Untuk pertama kalinya CT-
Scan dapat digunakan untuk pemeriksaan seluruh tubuh
f. Tahun 1979 , Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel
g. Tahun 1989, diperkenalkannya Spiral CT
h. Tahun 1998, diperkenalkannya Multislice CT
i. Tahun 2000, lebih dari 30000 clinical CT Installations
2.3 Tujuan
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa
radioisotope. . Dengan demikian CT scan hampir dapat digunakan untuk menilai semua organ
dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining menggantikan foto
rontgen dan ultrasonografi. Yang penting pada pemeriksaan CT scan adalah pasien yang akan
melakukan pemeriksaan bersikap kooperatif artinya tenang dan tidak bergerak saat proses
perekaman. CT scan sebaiknya digunakan untuk :
Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli
paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan pembuluh
darah lainnya.
Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker, dan
jenis kanker.
Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma
lainnya pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan kesadaran,
muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang
menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai mata dokter untuk melihat
lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya
kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda melakukan
2.4 Bagian-bagian CT Scan
Secara umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber radiasi, sistem
deteksi,manipulator mekanis, dan komputer beserta penampil. Fungsi
Sumber radiasi adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa generator sinar X atau
radioisotop yang menghasilkan radiasi X.
Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan, salah satu contoh
detektor yang biasa digunakan dalam CT-Scan adalah kristal natrium iodida yang dikotori
(itu bahasa yang tepat menurutku) dengan talium (kristal NaI(Tl).
Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris gerak pemayaran
yang bergantung pada keduduan CT-Scan.
Komputer berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian ditayangkan
pada penampil sehingga diperoleh gambar irisan tampang lintang dua dimensi atau peta
distribusi internal tiga dimensi obyek yang di mayar atau di scan. Serta satu perangkat
tambahan penting yaitu digital printer khusus untuk mencetak hasil obyek yang sudah di scan
2.5.Cara Kerja CT Scan dan Perkembangannya
Adapun cara kerja CT scan dapat dijelaskan sebagai berikut : Selama CT scan bekerja,
generator sinar X memberi daya ke tabung sinar X, sinar X dihasilkan oleh tabung sinar X
dan diemisikan seperti diputar mengelilingi pasien. Kemudian sinar X dilewatkan melalui
tubuh pasien ke detektor, yang mana ini sangat tergantung pada jenis dan model CT scanner,
mungkin terdiri dari ionisasi gas xenon atau kristal (seperti cesium-iodine atau cadmium-
tungsten). Selama satu putaran detektor menghasilkan sinyal listrik, yang dibangkitkan
setelah penyinaran sinar X. Sinyal listrik ini ditransfer ke komputer, diproses dan
direkonstruksi ke dalam gambar menggunakan algoritma yang telah deprogram sebelumnya.
Setiap putaran tabung sinar X dan detektor direkonstruksi ke dalam gambar yang
direferensikan sebagai irisan. Irisan dipresentasikan berupa potongan melintang dari detail
anatomi tubuh, dan memungkinkan susunan anatomi di dalam tubuh dapat divisualisasikan
hal yang tidak mungkin dengan radiography pada umumnya. Collimator ditempatkan didekat
tabung sinar X dan pada setiap detektor untuk memperkecil sebaran radiasi dan berkas sinar
X yang tepat dalam penggambaran pada saat scan. Tinggi collimator ditentukan untuk
mendapatkan ketebalan irisan yang diinginkan.
Saat ini terdapat beberapa jenis CT scanner untuk penggunaan maupun konfigurasi
melakukan scanning berikutnya yang berbeda. CT scanner konvensional yang telah
dikenalkan pada tahun 1970, mempunyai kabel yang diletakkan pada susunan detektor, dan
oleh karena itu pada akhir putaran tabung sinar X, perakitan harus dikembalikan untuk
menghindari kebingungan kabel, CT konvensional yang kecepatan scanningnya paling
rendah. adalah CT scan spiral, yang juga dinamakan scanner helical atau volumetric dimana
mempunyai konfigurasi gelang seret yang memungkinkan rotasi satu putaran kontinyu.
Dalam scaning spiral meja pasien digerakkan melalui gantry, sementara tabung sinar X dan
detektor berputar seperti gerakan spiral mengelilingi pasien. Kecepatan scanning lebih cepat
jika irisan lebih tipis dan diperlukan breathhold pasien yang lebih pendek dari pada CT
konvensional. CT scan spiral dikenalkan pada tahun 1989, sejak dikenalkan dapat memberi
keuntungan dalam hal penggambaran CT, meningkatkan kecepatan dan kualitas scanning
dibandingkan dengan CT scanner konvensional.
Scanner multi irisan telah dikenalkan sejak tahun 1998 dipandang sebagai
pengembangan lanjut dalam penggambaran CT, detektor mempunyai arah gerakan multi row
yang memungkinkan akuisisi multi irisan gambar selama satu putaran tabung sinar X.
Tergantung pada model pabrikasi, scanner multi irisan mungkin delapan kali lebih cepat dari
pada scanner spiral irisan tunggal dan irisan dapat setipis setengah irisan yang tipis yang
dapat dicapai oleh scanner spiral. Teknologi multi irisan masih dalam tahap pengembangan
sejak tahun 2001. Berkas elektron CT scanner, juga dinamakan CT scanner ultra cepat,
menggunakan teknologi scanning yang berbeda dari pada CT scanner yang lain, dimana
putaran tabung sinar X secara mekanis. Berkas elektron CT scanner tidak memiliki bagian
yang bergerak, yang demikian ini memungkinkan melakukan scan dengan cepat. Berkas
elektron yang dibangkitkan dari elektron gun difokuskan pada putaran sinar X dan berkas
sinar X dikendalikan sepanjang ring sasaran tungsten. Waktu scan mendekati sepuluh kali
lebih cepat dari pada scaner multi irisan karena hanya berkas elektron yang bergerak selama
scanning. Berkas elektron CT scan telah dikenalkan pada pertengahan tahun 1980
dandirancang untuk penggambaran jantung dan penggambaran bagian tubuh yang bergerak
lainnya (seperti paru-paru) dan mempunyai kecepatan scaning tinggi.
Peralatan CT imaging sering disuplay dengan piranti pengarsipan gambar (CD, pita
kaset), untuk piranti gambar hardcopy (film sinar X, gambar laser) dan kemampuan jaringan,
tergantung pada fasilitas kebutuhan. Karena CT menggunakan cara digital, CT scanner
seringkali di buatkan jaringan dengan perangkat digital lainnya, seperi sistem MRI, untuk
memfasilitasi dalam memudahkan perbandingan gambar pada penglihatan monitor.
Kelebihan CT scan
Kekurangan CT scan
Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X
saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi kehamilannya
sebelum pemeriksaan dilakukan.
Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan
tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh
tertentu.
Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.
2.10 Penatalaksaan
A. Persiapan Pasien
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan menggunakan
kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien
dengan demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan.
Berpuasa 6 jam sebelum melakukan pemindaian. Pastikan untuk hanya minum air
putih saja dalam jumlah banyak.
Tidak minum obat diabetes oral atau suntikan insulin, lebih baik bawa obat-obatan
tersebut pada saat melakukan pemindaian.
Konsumsi obat diabetes oral dan suntikan insulin satu hari sebelum pemindaian
dilakukan.
1.Pasien datang di pusat pencitraan 30 menit sebelum waktu perjanjian agar bisa
dilakukan pemeriksaan gula darah.
Bawa serta hasil pemindaian sebelumnya seperti : PET/CT, MRI, CT, rontgen (sinar X),
ultrasound, tes darah, dan laporan biopsi. Jika tersedia, bawa serta CD atau filmnya
Gunakan pakaian yang nyaman dan tidak menggunakan perhiasan. Simpan barang berharga
di rumah.
Tidak melakukan olahraga keras atau aktivitas yang melelahkan sehari sebelum waktu
pemeriksaan.
Siapkan waktu selama 3 jam untuk pelaksanaan pemeriksaan di tempat tersebut. Khusus bagi
diabetesi, mereka perlu mengatur kadar gula darahnya hingga normal dan harus tinggal lebih
lama di tempat tersebut.
Anda akan disuntikkan bahan radioaktif dalam jumlah kecil yang akan dimetabolisme
oleh tubuh dan beberapa tumor.
Reaksi atau efek samping yang disebabkan oleh bahan radioaktif jarang terjadi,
namun dalam kondisi yang sangat jarang, efek ringan dapat terjadi. Risiko yang
dihubungkan dengan kadar radioaktivitas ini, bila ada, diyakini sangat kecil dan
hampir selalu dibenarkan oleh manfaat yang diperoleh guna mendiagnosis atas
penyakit yang mungkin terjadi.
Setelah disuntik, ada periode waktu selama jam untuk bisa dilakukan pencitraan.
Sesi pemindaian dapat berlangsung antara 20-30 menit. Setelah pemindaian
dilakukan, dokter akan memeriksa gambaran yang dibutuhkan. Contoh sederhananya,
pemindaian yang ditunda bisa jadi diperlukan karena pertimbangan dari dokter
pengobatan nuklir.
Hadir tepat waktu. Bila Anda memelukan penjadualan ulang, Anda harus memberi
tahu klinik 48 jam sebelumnya.
Prosedur ini tidak disarankan bagi pasien yang sedang atau kemungkinan akan hamil.
Segera hubungi kami jika Anda memerlukan keterangan lebih lanjut.
B. Prosedur
3.1 Kesimpulan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi gambar
penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan komputer. Gambar-gambar
yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh
seperti Anda akan melihat bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus,
mengambil gambar dari potongan tubuh.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan
film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya,
sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang
tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh
tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu
CT-Scanner (Computed Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti
neutron, sinar gamma dan sinar-x. Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada
daerah tertentu.
3.2 Saran
1. Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan
klien yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah
145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan
pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan
untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan
dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
2 . Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan
pemeriksaan CT
3. Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml.
Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka
pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras sudah
harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id .update : 10 Juni 2010 pukul : 15.10
(acces online)
Harnawati . 2008. CT Scan. www.wordpass.com update : 10 Juni 2010 pukul:15.20 (acces
online)
Putu Adi . 2009. Protocol pemeriksaan CT Scan . www.wordpress update : 10 Juni 2010 pukul :
15.35 (acces online)
Arie . 2010. CT Scan dan kegunaannya. www.wordpress . update : 10 Juni 2010 pukul : 15.40
(acces online)
Yanuar . 2010. Prinsip kerja CT Scan. www.wordpress . update : 10 Juni 2010 pukul : 16.00
(acces online)
http://dessydoank.community.undip.ac.id/2010/09/26/aplikasi-fisika-dalam-kehidupan-
sehari-hari/
http://margionobdil.blogspot.com//
http://keladitikus.info/pemeriksaan-a-pengobatan to follow
Diposting oleh moza furqon di 19.38
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Posting Komentar
Mengenai Saya
moza furqon
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2015 (3)
o Juni (3)
MAKALAH CT - SCAN
MAKALAH SINAR - X
Teknik Pemeriksaan Os Humerus