Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat dalam peran dan fungsinya memiliki banyak kewajiban terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan. Salah satu peran yang dilakukan perawat
adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam perencanaan pulang pada
pasien di ruang rawat inap. Nursalam & Efendi (2008) menyatakan bahwa
perencanaan pulang merupakan proses sistematis untuk menyiapkan pasien
meninggalkan rumah sakit baik secara fisik, psikologis dan sosial agar perawatan
dirumah atau unit perawatan komunitas tetap berlanjut, prosesnya dimulai segera
setelah klien masuk rumah sakit.
Pendidikan kesehatan sangat penting dilakukan oleh seorang perawat.
Pendidikan kesehatan merupakan proses yang direncanakan dengan sadar, agar
individu bisa belajar serta meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan demi
kesehatannya (Nursalam & Efendi,F, 2008). Hidayat (2004) mengatakan bahwa
peran perawat sebagai pendidik dilakukan dengan membantu klien meningkatkan
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan prilaku dari klien dan meningkatkan kemandiriannya.
Sebelum melaksanakan pendidikan kesehatan perawat perlu mengkaji
masalah klien dan bagaimana pendapat klien tentang masalah tersebut. Sebab
bisa saja klien tidak menyadari kalau hal yang akan dibicarakan tersebut adalah
masalah yang perlu ditangani lebih lanjut. Hasil penelitian Wu, Tung, Liang & lee
(2014) di Taiwan tentang pendidikan kesehatan pada pasien menyatakan bahwa
terdapat perbedaan persepsi antara pasien dan perawat tentang cara perawatan
diri yang baik pada pasien DM (p<0.000). Pasien merasa sudah dapat melakukan
perawatan dirinya dengan baik namun menurut perawat kemampuan pasien
masih kurang. Oleh sebab itu perawat harus menciptakan suasana yang
menyenangkan agar klien bisa memahami informasi yang diberikan oleh perawat.
Perawat perlu mengetahui apa yang akan disampaikan dan cara yang baik
dalam memberikan pendidikan kesehatan. Teknik pendekatan yang digunakan

1
pada pendidikan pasien dalam perencanaan pulang di fokuskan pada 6 area
penting yang dikenal dengan istilah METHOD (Medications, Environment,
Treatments, Health Teaching, Outpatient referral, Diet). Tujuan dari Pendidikan
kesehatan agar pasien dan keluarga mengetahui tentang obat yang diberikan,
lingkungan yang baik untuk pasien, terapi dan latihan yang perlu untuk kesehatan
pasien, infomasi waktu kontrol ulang dan pelayanan di komunitas serta diet
(Timby, 2009).
Hal-hal lain yang harus diketahui klien sebelum pulang adalah informasi
tentang penyakit yang dideritanya. Informasi tersebut diantaranya adalah
pengertian penyakit, penyebab , masalah dan komplikasi yang dapat terjadi serta
cara mengantisipasinya, informasi tertulis tentang perawatan dirumah dan
informasi tentang sumber pelayanan di yang dapat dimanfaatkan untuk kontrol,
nomor telepon layanan perawatan, dokter dan kunjungan rumah bila klien
memerlukan (Nursalam & Efendi, 2008). Dengan memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluarga dapat bermanfaat untuk meningkatkan
derajat kesehatan pasien.
Banyak manfaat dari pemberian pendidikan kesehatan dalam perencanaan
pulang. Menurut World Health Organisation (WHO) tahun 2005 dengan
pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga
tentang masalah kesehatannya, mengurangi insiden komplikasi penyakit,
menurunkan kecemasan pasien dan keluarga, meningkatkan kemandirian dalam
melakukan aktifitas sehari-hari dan memungkinkan perawatan berkelanjutan
setelah pasien pulang ke rumah atau komunitas. Jika pendidikan kesehatan pasien
tidak dilakukan dengan baik akan dapat menimbulkan dampak yang tidak baik
pula pada pasien.
Dampak yang dapat terjadi ketika perawat tidak memberikan pendidikan
kesehatan yang baik dapat menyebabkan lamanya hari rawat dan meningkatnya
angka kekambuhan pasien setelah berada di rumah (Nursalam

& Efendi, 2008). Ini disebabkan karena pasien dan keluarga belum mampu
untuk melakukan perawatan secara mandiri dan tidak patuh untuk kontrol.

2
Pendidikan kesehatan berguna bagi pasien, keluarga dan perawat.
Pendidikan pasien diatur dalam keputusan bersama mentri kesehatan dan
kepala badan kepegawaian negara Nomor 733/Menkes/SKB/VI/2002
tentang jabatan fungsional dan angka kreditnya. Dalam keputusan tersebut
tercantum tentang jabatan fungsional dan angka kreditnya. Dalam
keputusan tersebut dinyatakan bahwa pemberian pendidikan kesehatan pada
pasien yang dilakukan oleh perawat mendapat nilai kredit point, dan nilai
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk kenaikan jabatan
fungsional atau pangkat perawat sehingga dapat memotivasi perawat dalam
melaksanakan pendidikan kesehatan pada pasien.
Pendidikan kesehatan dalam perencanaan pulang yang dilakukan
oleh perawat sebaiknya menggunakan media dan metoda yang tepat.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 004 tahun 2012 menyatakan bahwa
dalam strategi pendidikan kesehatan harus diperkuat dengan metode dan
media yang tepat (Kemenkes RI, 2012). Metode pendidikan kesehatan yang
baik dapat dilakukan pada pasien rawat inap adalah konseling di tempat
tidur (bedside conseling). Media komunikasi yang digunakan adalah lembar
balik (flashcards), gambar/foto dan VCD/DVD yang berisi informasi
tentang penyakit pasien.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pendidikan kesehatan keluarga?
2. Bagaimanakah pengkajian kebutuhan edukasi keluarga?
3. Bagaimanakah media (alat peraga) pendidikan kesehatan?
4. Bagaimanakah memilih media dalam komunikasi kesehatan?

B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan keluarga
2. Untuk mengetahui pengkajian kebutuhan edukasi keluarga
3. Untuk mengetahui media (alat peraga) pendidikan kesehatan
4. Untuk mengetahui memilih media dalam komunikasi kesehatan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pendidikan Kesehatan Keluarga


1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan ( health education ), merupakan salah satu kegiatan
yang ditujukan dalam rangka promosi kesehatan ( health promotion ).
Pendidikan kesehatan merupakan penyampaian pesan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat agar mereka memperoleh
pengetahuan kesehatan sehingga nantinya berpengaruh terhadap sikap dan
perubahan perilaku kesehatannya. Perubahan yang terjadi di masyarakat, dapat
dipengaruhi oleh peran kesehatan, sasaran penerima pesan kesehatan yang
dalam hal ini adalah masyarakat, juga dipengaruhi oleh bagaimana pesan

4
tersebut sampai di masyarakat dengan memperhatikan aspekwaktu, kesesuaian
metode dan media/ alat peraga yang digunakan, kesediaan sarana dan fasilitas
yang ada dimasyarakat, tujuan penyampaian pendidikan kesehatan, besarnya
kelompok masyarakat yang akan diberikan pesan kesehatan dan kemampuan
masyarakat dalam menerima pesan kesehatan tersebut (Jhonson R, 2010).

2. Tujuan Pemilihan Metode Pendidikan Kesehatan


Pemilihan metode pendidikan kesehatan tergangtung daripada tujuan yang
akan dicapai yaitu terjadinya perubahan perilaku, berikut ini beberapa metode
pendidikan kesehatan untuk merubah masing-masing unsure perilaku yang
diharapkan (Jhonson R, 2010)
a. Perubahan pengetahuan / knowledge, dapat menggunakan metode ceramah,
seminar, studikasus, curah pendapat, dan panel.
b. Perubahansikap / attitude, dapat menggunakan metode diskusi kelompok,
Tanya jawab, roleplay, pemutaran film, dan siaran terprogram.
c. Perubahan tindakan / practice, dapat menggunakan metode demontrasi,
latihan mandiri, dan eksperimen.
3. Macam Metode Pendidikan Kesehatan
Pada sasaran individu dan keluarga, perawat komunitas dapat menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, demontrasi. Sedangkan pada sasaran kelompok,
dan masyarakat, perawat komunitas dapat menggunakan metode ceramah,
diskusi kelompok, ,demontrasi, studikasus, dan roleplay.
a. Ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode penyampaian informasi yang
disampaikan oleh perawat komunitas kepada masyarakat untuk menjelaskan
ide, pengertian, atau pesan kesehatan, disertai diskusi dan Tanya jawab
secaral angsung. Keuntungan penggunaan metode ceramah adalah dapat
dipakai pada orang dewasa dengan kelompok besar, tidak melibatkan terlalu
banyak alat bantu, mudah untuk menyelenggarakannya, dapat dilakukan
pada masyarakat berpendidikan tinggi.
b. Diskusi kelompok
Diskusi kelompok dapat dilakukan bila peserta diskusi kurang dari 15
orang. Agar semua peserta diskusi dapat berpartisipasi, diperlukan tata letak
duduk berhadapan dan saling memandang satu sama lainnya, seperti saat

5
melakukan kegiatan refleksi diskusi kasus. Keuntungan dari diskusi
kelompok yaitu dapat mendorong rasa kesatuan dan menciptakan rasa
kepemimpinan bersama dengan saling member pendapat dan memperoleh
pendapatdari orang lain.
c. Curah pendapat
Curah pendapat merupakan proses pemecahan masalah dimana anggota-
anggotanya mengusulkan semua kemungkinan pemecahan yang difikirkan
olehnya, tanpa ada kritik dan evaluasi atas pendapat mereka. Keuntungan
curah pendapat, dapat digunakan oleh kelompok besar maupun kecil dengan
cara membangkitkan dan merangsang pendapat baru tanpa memberikan
evaluasi atas pendapat yang disampaikan , merangsang semua peserta untuk
berbicara dan mengeluarkan pendapatnya.

d. Demonstrasi
Demonstrasi merupakan cara penyampaian ide yang dipersiapkan
dengan teliti untuk mengevaluasi adanya perubahan psikomotor dengan
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, prosedur
dengan disertai alat peraga. Keuntungan demonstrasi yaitu lebih meyakinkan
masyarakat karena dapat segera ditiru dan dibuktikan , tidak hanya sekedar
memberikan berita yang didengar dan dibaca saja.
e. Studi kasus
Studi kasus merupakan gambaran sekumpulan situasi masalah termasuk
detail detail yang memungkinkan kelompok menganalisa masalah.
Permasalahan yang digambarkan merupakan bagian dari kehidupan
masyarakat yang memerlukan analisa diagnose dan terapi, dapat disampaikan
secara lisan dan tertulis.

B. Pengkajian Kebutuhan Edukasi Keluarga

1. Pendidikan pasien dan keluarga di rencanakan dengan melakukan


pengkajian kebutuhan pendidikan dan pengajaran meliputi penilaian tentang
kepercayaan dan nilai-nilai yang di anut pasien dan keluarganya, kecakapan

6
baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa, hambatan emosional dan motivasi,
keterbatasan fisik dan kognitif serta kemampuan pasien untuk menerima
informasi yang diberikan.

2. Proses pengkajian kebutuhan edukasi dilaksanakan dengan efektif sehingga


dapat menghasilkan keputusan tentang pengobatan pasien yang harus segera
di lakukan dan kebutuhan pengobatan lanjutan untuk emergensi, efektif atau
pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah.

3. Proses pengkajian pasien adalah proses yang terus menerus yang digunakan
pada sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan dan di catat pada
form pengkajian keperawatan rawat inap dan rawat jalan.

4. Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga diidentifikasikan pada saat


melakukan pengkajian awal pasien termasuk kebutuhan sarana dan
interpreter`

5. Proses pengkajian pada pasien anak-anak dan pasien dengan penurunan


kesadaran dilakukan kepada orang tua pasien, keluarga atau penanggung
jawab pasien.

6. Prosedur pelaksanaan pendidikan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Beri salam

b. Perkenalkan diri

c. Siapkan sarana dan prasarana untuk edukasi

d. Berikan edukasi sesuai dengan kebutuhan keluarga dengan


menggunakan bahasa yang mudah dipahami

e. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya, memberi pendapat dan


terlibat dalam pengambilan keputusan

7
f. Pastikan bahwa keluarga memahami apa yang telah diberikan oleh
edukator

g. Lakukan dan tulis evaluasi pada keluarga tentang edukasi yang sudah
disampaikan

h. Beri reinforcement terhadap pastisipasi keluarga dalam mengambil


keputusan

i. Tulis tanggal edukasi yang terlah dilakukan

j. Tulis metode yang digunakan dalam edukasi dan durasi waktu


pemberian edukasi

C. Media (Alat Peraga) Pendidikan Kesehatan


Faktor yang mempengaruhi proses pendidikan kesehatan antara lain
tergantung pada media atau alat bantu yang di gunakan, disamping faktor
masukan (imput) berupa sasaran pendidikan, juga factor metode, materi yang
ingin di sampaikan serta factor pemberi informasi kesehatan
(Ajik,1995,Notoatmodjo,1993). Kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan
perawat komunitas, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap pesan yang disampaikan, dapat lebih mudah diterima bila meggunakan
media (alat bantu) yang sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Alat bantu
merupakan alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan pendidikan. Alat
bantu lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi memperagakan sesuatu
untuk membantu agar pesan yang disampaikan lebih jelas dan masyarakat dapat
menerima pesan secara jelas pula, dengan memanfaatkan seluruh panca indra
sehingga memudahkan masyarakat menerima pesan yang disampaikan.

8
Media digunakan sebagai alat bantu penyampaian pesan pendidikan
kesehatan dengan menjelaskan adanya factor-faktor, prosedur, tindakan secara
lebih sisitimatis. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima pesan
semakin jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Media dapat mempermudah
penyampaian pesan kesehatan kepada masyarakat, dapat menghindari kesalahan
persepsi dengan menampilkan pbjek secara jelas sehingga mencapai sasaran
lebih banyak dan membantu sasaran belajar lebih cepat dan jelas.
Menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran, sehingga sasaran dapat
menyampaikan dam meneruskan pesan kepada orang lain yang ada
disekelilingnya.
Penggunaan alat peraga harus disesuaikan dengan sasaran, apakah individu
atau kelompok/masyarakat, basa yang digunakan oleh sasaran, minat dan
perhatian sasaran,pengetahuan dan pengalaman sasaran dalam menerima pesan
yang disampaikan, adat istiadat serta kebiasaan sasaran, serta kategori sasaran
seperti pendidikan, umur, pekerjaan sasaran. Sehingga pembuatan alat peraga
harus memenuhi kebutuhan masyarakat, sesuai dengan situasi dan kondisi
sasaran.
Media/ alat peraga mempunyai faedah untuk menimbulkan minat sasaran,
mencapai sasaran lebih banyak, membantu dalam mengatasi banyak masalah
dalam penyampaian, mempermudah penyampaian bahan oleh pendidik,
mempermudah penerima informasi oleh sasaran serta merangsang sasaran untuk
pesan-pesan yang diterima orang lain.
Jenis alat peraga yang sederhana, yang dalam dilakukan pada saat kunjungan
keluarga di rumah seperti leflet, buku cerita bergambar, diorama, flash card,
benda nyata. Sedangkan penggunaan di instansi seperti kantor, rumah sakit,
puskesmas dan sekolah seperti papan tulis, poster, diorama, fflannel graph, fliph
chart, buku cerita bergambar. Media/alat peraga yang sering digunakan di
masyarakat seperti leflet, poster, flipchart, lembar balik, pemutaran film, VCD,
over head projector (OHP), papan tulis, televise, stiker, majalah.

9
1. Leflet
Leflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang
masalah kesehatan tertentu tang ingin disampaikan, untuk menambah
pengetahuan sasaran, dapat digunakan sebagai bahan diskusi sehingga
mencapai sasaran yang lebih luas. Leflet dapat disebarkan kepada sasaran
oleh perawat komunitas sebelum atau sesudah penyampaian pendidikan
kesehata, agar sasaran lebih memahami informasi yang di sampaikan.
Leflet dibawa pulang dan dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi
kepada sasaran yang lebih luas seperti keluarga dan masyarakat lain yang
ada di lingkungannya.
Leflet harus dibuat semenarik mungkin, dengan warna dan gambar yang
sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, menerangkan pesan
kesehatan selengkap mungkin. Hindari kesalahan penulisan karena hal ini
dapat mempengaruhi kesalahan persepsi sasaran. Leflet berisi tulisan yang
terdiri dari 200-400 kata, isi leflet harus dapat ditangkap dengan sekali
baca, lefletarus dapat menerangkan dirinya sendiri, ukuran leflet 20 x 30
cm.
2. Poster
Poster merupakan selembar kertas dalam bentuk gambar untuk
pempengaruhi seseorang agar tertarik terhadap pesan yang akan
disampaikan. Poster dibuat dengan gambar dan warna yang merangsang,
dapat menerangkan pesan yang disampaikan secara jelas, dibuat tidak lebih
dari 7 kata dan dapat dibaca dengan jarak 6 meter. Poster biasanya dipasang
di tempat-tempat umum atau ditempat banyak orang berkumpul seperti di
pemberhentian bis, dekat pasar, persimpangan jalan, rumah sakit,
puskesmas, sekolah. Poster harus dapat mengunggah emosi bagi
masyarakat yang melihatnya, sehingga mudah untuk merubah perilaku
masyarakat, poster dibuat dengan ukuran 50 x 70 cm atau 35 x 50 cm.

3. Papan tulis
Papan tulis bisanya digunakan oleh perawat komunitas saat
melakukan pendidikan kesehatan pada petting sekolah. Papan tulis dapat

10
digunakan berulang kali, untuk mengungkapkan berbagai macam
informasi yang akan disampaikan. Pemanfaatan papan tulis harus
disesuaikan dengan tempat duduk sasaran, bagian bawah papan tulis harus
diletakan sejajar dengan mata sasaran agar sasaran tidak menengada atau
terlalu merunduk. Papan tulis diletaakan pada tempat yang mudah dilihat
dan tidak terdapat pantulan sinar yang dapat mengganggu pandangan
sasaran. Tulisan ynang ingin disampaikan harus jelas, singkat, mudah
dibaca sasaranm, jangan menghalangi sasaran menghadap papan tulis.

4. Flipchart
Flipchart merupakan koleksi chart yang disusun dalam urutan
tertentu, dengan ukuran sama dengan poste. Flipchart dapat dibawa
kemana-mana, urutan penyajian dapat ditur dengan tepat. Penulisan dan
jumlah flipchart tergantung pesan yang ingin disampaikan dan waktu
penyampaian. Sebelum memulai pendidikan kesehatan, sebaiknya chart
ditutup dahulu,urutan penyajian dapat diatur dengan tepat sesuai kebutuhan.
Leflet, poster,majalah, lembar balik, stiker merupakan media cetak,
dengan fungsi utamanya memberikan informasi kesehatan melalui gambar,
kata-kata dan foto dalam tata warna yang menarik. Media cetak tidak dapat
menstimulir efek suara dan gerak, biaya murah, tidak memerlukan listrk
dan dapat dibawa kemana-mana. Sedangkan media elektronik seperti
televise, film, VCD,merupakan bedia bergerak, dapat dilihat dan didengar
melalui alat bantu elektronik. Media elektronik lebih mudah memberi
pemahaman ke masyarakat, dengan mengikutsertakan semua panca indera,
lebih menarik karena terdapat gambar dan suara, jangkauan telatif lebih
luas. Tetapi penggunaan media elektronik memerlukan biaya tinggi, perlu
persiapan matang dan memerlukan keterampilan khusus untuk
operasionalnya, perlu listrik dan sedikit rumit.
Selain factor media, factor individual subjek sasaran juga
mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan seperti umur, tingkat
pendidikan, kepercayaan dan adat istiadat sehingga silit untuk berubah,
lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan

11
perilaku, disamping pengaruh kondisi fisik dan psikologi sasaran seperti
pengamatan, intelegensi, daya tangkap, ingatan, motivasi (Notoatmadjo,
1993). Factor pemberi pesan kesehatan seperti petugas kesehatan juga
mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan seperti kurangnya
persiapan, kurangnya penguasaan materi yang akan disampaikan, Bahasa
yang disampaikan kurang dapat dimengerti sasaran, penampilan kurang
meyakinkan sasaran, suara terlalu kecil, penyampaian materi terlalu
monoton sehingga membosankan, disamping pemilihan tempat dan
penetapan waktu yang tidak sesuai dengan keinginan sasaran (Effendy,
1998).

5. Bulletin
Bulletin merupakan alat peraga yang nerukuran 90 x 120 cm yang
biasanya ditempelkan gambar, tulisan dari topik tertentu. Prinsip pembuatan
bulletin, tepatkan pada tempat yang mudah dilihat, gunakan pada peristiwa
tertentu saja seperti pada waktu libur, judul harus menarik, tentukan juga
waktu pemasangan supaya tidak mebosankan seperti 1-2 minggu untuk
sekolah dan 3 minggu untuk ruangan umum. Keuntungan bulletin antara lain
merangsang perhatian sasaran, menghemat waktu dan membiarkan pembaca
belajar masalah dalam urutan tertentu, sebagai review terhadap bahaya yang
pernah diajarkan.
6. Flash card
Flash card merupakan alat peraga berupa kartu bergambar ukuran 25
x 30 cm untuk menyampaikan masalah tertentu, tulisan diletakan di
belakang gambar. Keuntungan penggunaan flash card, mundah membawa
kemana-mana, dapat disimpan.

7. Buku cerita bergambar


Buku cerita bergamar merupakan alat peraga berupa buku yang
berisi gambar, garis-garis, foto yang terdiri dari 12 halaman, dapat
digunakan sebagai bahan diskusi kelompok, keterangan gambar ditulis pada
setiap gambar. Keuntungan penggunaan buku cerita bergambar adalah
mudah dibuat, murah, mudah dibawa keman-man.

12
8. Chart
Chart merupakan penyampaian pesan dengan menggunakan gambar
atau diagram dengan ukuran 50 x 75 cm atau 75 x 100 cm, yang digunakan
pada kelompok kecil. Keuntungan chart adalah mudah dibuat, pesan yang
ruwet dapat diperhatikan dengan cara sederhana.

9. Diorama
Diorama merupakan visualisasi tiga dimensi yang disajikan seolah-
olah seperti bentuk nyata. Figure orang dan lainnya disusun tata letak untuk
menggambarkan situasi
10. Flannel Graph
Flannel graph merupakan alat peraga yang menggunakan papan
kertas ditutup dengan flannel.

D. Memilih Media Dalam Komunikasi Kesehatan


Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan
dengan melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui Komunikasi
kesehatan. Komunikasi kesehatan memiliki tujuan utama mengubah
pengetahuan masyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang diharapkan.
Peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap
mendukung perilaku sehat, bila didukung faktor pemungkin dan pendorong akan
membentuk perilaku sehat.
Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi
metode yang digunakan. Beberapa metode Komunikasi kesehatan dikenal antara
lain metode Komunikasi perorangan, kelompok dan massa. Metode Komunikasi
perorangan dapat berupa bimbingan dan penyuluhan (konseling) serta
wawancara. Metode Komunikasi kelompok dapat dilakukan dengan ceramah,
diskusi kelompok, curah pendapat, metode bola salju, permainan peran dan
permainan simulasi. Metode Komunikasi massa umumnya bersifat tidak
langsung (satu arah) seperti ceramah umum, pidato di media massa, simulasi,
sinetron, tulisan di media massa, spanduk, poster, dan lain-lain.

13
Media dalam Komunikasi kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan
kesehatan. Menurut fungsi sebagai saluran pesan media komunikasi kesehatan
dapat dikelompokkan atas media cetak, media elektronik dan media papan
(billboard). Beberapa media cetak dikenal antara lain booklet, leaflet, selebaran
(flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto. Media
elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, film strip dan sekarang
dikenal internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat
umum yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis
dengan foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara
kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat
peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau gagasan
yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.

BAB III
KESIMPULAN

A. Simpulan

14
Dari pembahasan yang dijelaskan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pendidikan kesehatan merupakan penyampaian pesan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat agar mereka memperoleh
pengetahuan kesehatan sehingga nantinya berpengaruh terhadap sikap dan
perubahan perilaku kesehatannya.
2. Pada sasaran individu dan keluarga, perawat komunitas dapat menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, demontrasi.

3. Pendidikan pasien dan keluarga di rencanakan dengan melakukan


pengkajian kebutuhan pendidikan dan pengajaran meliputi penilaian tentang
kepercayaan dan nilai-nilai yang di anut pasien dan keluarganya, kecakapan
baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa, hambatan emosional dan motivasi,
keterbatasan fisik dan kognitif serta kemampuan pasien untuk menerima
informasi yang diberikan.

4. Alat bantu merupakan alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan


pendidikan. Alat bantu lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi
memperagakan sesuatu untuk membantu agar pesan yang disampaikan lebih
jelas dan masyarakat dapat menerima pesan secara jelas pula.

5. Metode Komunikasi kelompok dapat dilakukan dengan ceramah, diskusi


kelompok, curah pendapat, metode bola salju, permainan peran dan
permainan simulasi.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca mengenai edukasi dan media keperawatan keluarga.Diharapkan kritik
dan saran dari para pembaca agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Indeks

15
Drs. Muhammad Jufri, M.Si,2012. Mata Kuliah Komunikasi Kesehatan. Palu:
STISIPOL Panca Bhakti.
Leny R, Jhonson R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Jakarta: Nuha Medika.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam praktik. Jakarta :
EGC
Murwani, A, 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : MITRA
CENDIKA Press

16

Anda mungkin juga menyukai