Neuro Ba Case
Neuro Ba Case
Disusun oleh:
Nuvita Hasrianti
NIM : 030 10 210
Pembimbing :
dr. Julintari Indriyani, SpS
PERSETUJUAN
Presentasi Kasus
Judul:
CONTUSIO CEREBRI DI TEMPORAL DENGAN PNEUMOENCHEPALY
Pembimbing,
Cedera kepala adalah trauma mekanik terhadap kepala, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis (gangguan fisik, kognitif,
fungsi psikososial) baik temporer maupun permanen.1. Penyebab utama cedera kepala adalah
kecelakaan kendaraan bermotor, terpeleset atau jatuh, dan cedera olahraga.2 Sekitar 80 % orang
mengalami cedera kepala ringan, 10 % cedera kepala sedang dan sisanya 10% cedera kepala
berat.3
Menurut WHO 2012, sekitar 1,3 juta orang per tahun meninggal karena cedera kepala
di 90% negara berkembang.4 Berdasarkan data Depkes 2012, Cedera kepala di Indonesia
merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pasien dirawat di rumah sakit.4 Sekitar 5.3 juta
orang akan mengalami disabilitas yang disebabkan oleh cedera kepala dan konsekuensi dari
cedera kepala berat.5 Komplikasi dari cedera kepala adalah adanya cedera saraf kranial dan
pneumoencephali. Penyebab terbanyak pneumoencephali adalah trauma (75-90%).6
Berdasarkan study kasus di Malaysia, sekitar 0,5-1% dari cedera kepala berakibat
pneumoencephali.6 Prevalensi cedera saraf cranial pada pasien cedera kepala sekitar 5-23%.7
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 49 pasien dengan cedera kepala ringan,
didapatkan hasil sekitar 38 pasien (77.6%) mengalami paralisi saraf cranial tunggal dan
sisanya 11 pasien (22.4%) mengalami cedera saraf kranial multipel. Dan dari 62 kasus cedera
saraf kranial yang paling sering mengalami kerusakan adalah saraf olfaktorius (CN I), diikuti
saraf fasialis (CN VII), dan saraf okulomotor (CN III), sedangkan saraf trigerminal dan saraf
kranial lainnya yang memiliki inti lebih rendah jarang mengalami kerusakan. Saraf fasialis (CN
VII) dan vestibulokoklearis (CN VIII) adalah yang tersering mengalami cedera saraf secara
bersamaan.8
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M.I
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
ANAMNESIS
Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan pasien dan istriku pasien, tanggal 14
September 2016, pukul 11.30 WIB di Bangsal Lantai 9 Barat, RSUD Budhi Asih.
Keluhan tambahan : Mual, pusing, nyeri wajah sisi kanan, luka lecet pada wajah sisi
kanan, tangan kanan dan kaki, keluar cairan warna merah dari telinga kiri dan hidung.
Riwayat penyakit sekarang (RPS) :
Pasien, laki-laki usia 21 tahun, datang diantar ke IGD RSUD Budhi Asih pada
tanggal 07 September 2016 pukul 00.00 WIB dirujuk dari Klinik setempat dengan
muntah darah 4 kali sejak 3 jam SMRS. Pasien sebelumnya mengalami kecelakaan
bermotor pada tanggal 06 September 2016 sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut pasien,
motornya tiba-tiba diserempet oleh pengendara lain hingga terjatuh. Pasien
menggunakan helm, namun terlepas. Saat kejadian, pasien terlempar cukup jauh dari
motornya, kepala dan wajah sisi kanan pasien membentur aspal. Pasien sadar sebelum
dan sesudah kejadian, pasien mampu berdiri sendiri setelah kejadian, namun teriak
kesakitan. Kemudian pasien dibawa ke Klinik setempat. Dalam perjalanan pasien
mengeluhkan nyeri pada luka lecet disekitar tangan dan kaki, keluar darah dari telinga
kiri dan hidung, serta merasa mual dan muntah darah sebanyak 4 kali.
Dari Klinik pasien disarankan ke RSUD Budhi Asih. Dari IGD RSUD Budhi
Asih pasien diputuskan untuk dirawat. Selama masa perawatan pasien mengeluhkan,
muntah, nyeri kepala dan wajah sisi kanan, lemas dan mata kanan yang tidak dapat
dibuka.
Riwayat pengobatan: -
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pemeriksaan fisik pada hari Rabu, 14 September 2016 pukul 11.30 WIB
pada hari pertama perawatan.
A. Status generalis
1. Keadaan umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/m, regular, isi cukup
Pernafasan : 20 x/m, irama teratur
Suhu : 36.3oC axilar
3. Kepala
Mesosefali, rambut berwarna hitam, distribusi merata, tampak hematoma di
temporal kanan.
4. Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat anisokor diameter
6mm/4mm, reflek cahaya langsung (-/+), reflek cahaya tidak langsung (-/-),
hematoma palpebra (+/-), ptosis (+/-), visus 1/~ OD,
5. Telinga
Normotia (+/+), discharge (-/-)
6. Mulut
Bibir sianosis (-), luka (+)
7. Leher
Trakea terletak di tengah, Kelenjar Getah Bening dan tiroid teraba
membesar (-), tidak tampak jejas dileher
8. Thoraks
Inspeksi bentuk thoraks simetris, Retraksi intercostae (-/-)
Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : SI, SII murni, regular, murmur (-),
gallop (-)
9. Abdomen
Inspeksi : abdomen tampak datar, tidak tampak lesi
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani pada 4 kuadran abdomen
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
10. Extremitas
Superior Inferior
Akral Dingin -/- -/-
Akral Sianosis -/- -/-
Capillary Refill <2 <2
Time
B. Status neurologis
1. Rangsang meningen
Tidak dilakukan
2. Nervus cranialis
N. I (OLFAKTORIUS)
PENCIUMAN Tidak dilakukan
N. II (OPTIKUS)
Kanan Kiri
VISUS (kualitatif ) Menurun Baik
LIHAT WARNA Tidak dilakukan
KAMPUS (KONFRONTASI) Tidak dilakukan
FUNDUSKOPI Tidak dilakukan
N. III, IV, VI (OKULOMOTORIUS, TROKHLEARIS, ABDUSEN)
SIKAP BOLA MATA
- STRABISMUS :-/-
- NISTAGMUS : - /-
- DIPLOPIA :-
PERGERAKAN BOLA MATA Kanan Kiri
- LATERAL KANAN : negative baik
- LATERAL KIRI : negative baik
- MEDIAL KANAN : negative baik
- MEDIAL KIRI : negative baik
- ATAS : negative baik
- BAWAH : negatve baik
PUPIL
- BENTUK : Bulat
- ISOKOR : anisokor
- DIAMETER : 6mm / 4mm
Kanan Kiri
- REFLEKS CAHAYA
- Langsung - +
- Tidak langsung - -
N. V (TRIGEMINUS)
Kanan Kiri
MOTORIK
MEMBUKA MULUT Baik Baik
GERAKAN RAHANG Baik Baik
MENGGIGIT Baik Baik
SENSORIK Kanan Kiri
RASA RABA Baik Baik
RASA NYERI Baik Baik
RASA SUHU Tidak dilakukan
REFLEKS
REFLEKS KORNEA (+)
N. VII (FASIALIS)
SIKAP WAJAH (dalam istirahat) : simetris
Kanan Kiri
ANGKAT ALIS + +
KERUT DAHI + +
KEMBUNG PIPI + +
MENYERINGI + +
RASA KECAP (2/3 depan) Tidak dilakukan
N. VIII (VESTIBULOKOKHLEARIS)
VESTIBULARIS
Tidak dilakukan
KOKHLEARIS Kanan Kiri
- GESEKAN JARI Tidak dilakukan
- TES RINNE Tidak dilakukan
- TES WEBER Tidak dilakukan
- TES SCHWABACH Tidak dilakukan
N. IX, X (GLOSOFARINGEUS, VAGUS)
ARKUS FARING : Simetris
UVULA : Letak ditengah
MENELAN : Baik
REFLEKS MUNTAH : tidak dilakukan
N. XI (ASESORIUS)
Kanan Kiri
MENOLEH tidak dilakukan
ANGKAT BAHU tidak dilakukan
N. XII (HIPOGLOSUS)
JULUR LIDAH : simetris
GERAKAN LIDAH : baik
TREMOR :-
3. Motorik
DERAJAT KEKUATAN OTOT (0-5)
5555 5555
5555 5555
TONUS OTOT (Hiper, normo, hipo, atoni)
Kanan Kiri
LENGAN
- Fleksor Normotoni Normotoni
- Ekstensor Normotoni Normotoni
TUNGKAI
- Fleksor Normotoni Normotoni
- Ekstensor Normotoni Normotoni
TROFI OTOT
Kanan Kiri
LENGAN Normotrofi Normotrofi
TUNGKAI Normotrofi Normotrofi
4. Keseimbangan dan Koordinasi
- Telunjuk Hidung : Tidak dilakukan
- Jari-jari : Tidak dilakukan
- Disdiadokokinesis : Tidak dilakukan
- Tes Romberg : Tidak dilakukan
5. Refleks
REFLEKS FISIOLOGIS
- Biseps :+/+
- Triseps :+/+
- Patella :+/+
- Achilles :+/+
REFLEKS ABNORMAL
- Hoffman Tromer :-/-
- Babinski :-/-
- Chaddok :-/-
- Oppenheim :-/-
- Gordon :-/-
- Shcaeffe :-/-
- Klonus kaki :-/-
6. Sensibilitas
EKSTEROSEPTIF
- Rasa raba : baik
- Rasa nyeri : baik
- Rasa suhu : tidak dilakukan
PROPRIOSEPTIF
- Rasa gerak dan arah : Tidak dilakukan
- Rasa sikap dan posisi : Tidak dilakukan
- Rasa getar : Tidak dilakukan
7. Fungsi otonom
- Miksi : baik
- Defekasi : baik
- Salivasi : tidak dilakukan
- Sekresi Keringat : baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 07/009/2016 jam 01:54
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Leukosit 28.0 ribu/Ul 4.5-13
Eritrosit 6.0 juta/uL 3.8-5.2
Hemoglobin 14.6 g/dL 12.8-16.8
Hematokrit 46 % 35-47
Index eritrosit
MCV 77.0 fL 80-100
MCH 24.4 pg 26-34
MCHC 31.5 % 32-36
RDW 14.0 % <14
Trombosit 311 ribu/uL 154-442
KIMIA KLINIK
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa Darah CITO 115 Mg/dl <110
ELEAKTROLIT
Elektrolit Serum
Natrium (Na) 144 Mmol /L 135 155
Kalium (K) 4.1 Mmo/L 3.6 - 5.5
Klorida (Cl) 109 Mmol/L 98 109
Kimia Darah
Ginjal
Ureum 37 Mg/dl 13-43
Kreatinin 1.59 Mg/dl < 1.2
Kimia Darah
Ginjal
Ureum 36 Mg/dl 13-43
Kreatinin 1.02 Mg/dl < 1.2
PEMERIKSAAN CT SCAN (07 September 2016)
Kesan : fraktur wajah dan temporal kanan, pneumoencephali di temporal kanan.
RESUME
Pasien laki-laki, usia 21 tahun, datang ke IGD dengan keluhan muntah 4 kali sejak 3
jam SMRS. Pasien sadar sebelum dan setelah kejadian. Pasien mengeluhkan keluar darah dari
telinga kiri dan hidung, nyeri kepala dan wajah sisi kanan, lemas dan mata kanan tidak bisa
dibuka.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis. Tekanan darah 110/80
mmHg, Nadi 80 x/m, pernafasan 20 x/m, dan suhu 36,3 0C. Didapatkan hematoma di temporal
kanan, hematoma palpebra kanan, visus mata kanan menurun dan ptosis mata kanan. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan pupil bulat anisokor 6mm/4mm, tidak dijumpai adanya
refleks cahaya langsung dan tidak langsung pada mata kanan,
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis dan hiperglikemia. Hasil CT
Scan didapatkan kesan fraktur linear temporal dextra dengan pneumoencepali temporal dextra.
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Cedera kepala berat (contusio serebri), rhinorrhea, otorrhea,
nyeri kepala, hematome palpebra kanan, ptosis mata kanan, pupil anisokor,
optalmoplegia dextra, visus mata kanan menurun.
Diagnosis etiologi : benturan dengan benda tumpul
Diagnosis topis : tulang temporal dextra.
Diagnosis patologi : trauma
KONSULTASI
Dokter Spesialis Bedah Saraf
Dokter Spesialis Mata
Dokter Spesialis THT
PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
Evaluasi KU, TTV, dan Tanda perdarahan
Medikamentosa
- IVFD Assering 500mg / 12 jam
- Injeksi Citicoline 2 x 500 mg iv
- Injeksi Ceftriaxone 2 x 2 gr iv
- Ranitidin 2 x 1 ampul iv
- Nutriflam 3 x 1 tablet/hari p.o
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : in dubia
FOLLOW UP
Pasien dirawat di ruang biasa. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan pupil
bulat -mm/4mm RCL -/+, RCTL -/- dengan pemeriksaan motorik tidak didapatkan
paresis. Terapi yang diberikan IVFD Assering 500 cc/12 jam , Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr,
Inj citicoline 2 x 500 mg, Nutriflam 3 x 1 tablet, ketesse drip dalam NaCl 100 cc 3x/hari,
observasi KU, TTV, dan Perdarahan (muntah kecoklatan).
Tanggal 08 September 2016 (Hari perawatan ke-2) pasien sempat muntah 1 kali,
keluar sedikit, warna coklat, nyeri kepala hebat, dan lemas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum pasien composmentis dengan GCS 15, tekanan darah 120/70
mmHg, OD hematoma palpebra (+), dan ptosis (+). Pada pemeriksaan neurologist
didapatkan pupil bulat anisokor 6mm/4mm, RCL -/+, RCTL -/-, Parese N.III dextra
et cause trauma, dengan pemeriksaan motorik tidak didapatkan paresis. Pemeriksaan
CT Scan menunjukkan lesi temporal dextra dengan pneumoencephali di frontal dextra
dan sinistra. Terapi yang diberikan IVFD Assering 500 cc/12 jam , Inj. Ceftriaxone 2 x
1 gr, Inj citicoline 2 x 500 mg, Inj dexamethason 4 x 10mg untuk 2 hari dan 3 x 10 mg
untuk 1 hari selanjutnya, Inj Ranitidin 2 x 10 mg untuk 1 hari dan 2 x 5 mg untuk 1 hari
sampai selesai, Nutriflam 3 x 1 tablet, ketesse drip dalam NaCl 100 cc 3x/hari jika perlu,
observasi KU, TTV, dan Perdarahan (muntah kecoklatan). Pasien dikonsulkan ke
Sp.THT.
Tanggal 09 September 2016 (Hari perawatan ke-3), pasien tidak mengeluhkan
muntah, keluhan nyeri kepala dan lemas mulai berkurang. Pada pemeriksaan fisik
keadaan umum pasien CM dengan GCS 15 dengan tekanan darah 120/80 mmHg, OD
hematoma palpebra (+), dan ptosis (+). Pada pemeriksaan neurologist didapatkan pupil
bulat anisokor 6mm/4mm, RCL -/+, RCTL -/-, Parese N.III dextra et cause trauma,
dengan pemeriksaan motorik tidak didapatkan paresis. Terapi tetap lanjut dan pasien
dikonsulkan dengan Sp. Mata. Belum ada jawaban dr Sp. THT.
Tanggal 10 September 2016 (Hari perawatan ke-4), pasien tidak mengeluhkan
muntah, keluhan nyeri kepala, lemas, dan nyeri wajah mulai berkurang. Pada
pemeriksaan fisik keadaan umum pasien CM dengan GCS 15 dengan tekanan darah
120/60 mmHg, OD hematoma palpebra (+), dan ptosis (+). Pada pemeriksaan
neurologist didapatkan pupil bulat anisokor 6mm/4mm, RCL -/+, RCTL -/-, Parese
N.III dextra et cause trauma, dengan pemeriksaan motorik tidak didapatkan paresis.
Terapi tetap lanjut dan pasien dikonsulkan dengan Sp. Bedah Saraf. Sudah dapat
jawaban dari dr Sp. THT, Sp. Mata dan Sp. Bedah Saraf.
Tanggal 11 September 2016 - 12 September 2016 (Hari perawatan ke-5 dan ke-
6), pasien di follow up oleh dr Jaga ruangan, keluhan cegukan dan terapi tetap lanjut.
Tanggal 13 September 2016 (Hari perawatan ke-7), pasien tidak mengeluhkan
muntah, keluhan pusing hilang timbul, keluhan lemas dan muntah disangkal pasien,
kelopak mata kanan sudah dapat dibuka. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien
CM dengan GCS 15 dengan tekanan darah 120/60 mmHg, OD hematoma palpebra (+),
dan ptosis (+). Pada pemeriksaan neurologist didapatkan pupil bulat anisokor
6mm/4mm, RCL -/+, RCTL -/-, Parese N.III dextra et cause trauma disertai
optalmoplegia OD, dan visus OD menurun, dengan pemeriksaan motorik tidak
didapatkan paresis. Terapi yang diberikan IVFD Assering 500 cc/12 jam + lapibal 1
gr/12jam , Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr selesai, Inj citicoline 2 x 500 mg selesai, Inj
dexamethason 3 x 10 mg selesai, Inj Ranitidin 2 x 10 mg selesai, Nutriflam 3 x 1 tablet,
dari neuro pasien boleh berobat jalan.
Tanggal 14 September 2016 (Hari perawatan ke-8), pasien tidak mengeluhkan
muntah, keluhan pusing hilang timbul, keluhan lemas dan muntah disangkal pasien,
kelopak mata kanan sudah dapat dibuka. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien
CM dengan GCS 15 dengan tekanan darah 107/80 mmHg, OD hematoma palpebra (+),
dan ptosis (+). Pada pemeriksaan neurologist didapatkan pupil bulat anisokor
6mm/4mm, RCL -/+, RCTL -/-, Parese N.III dextra et cause trauma disertai
optalmoplegia OD, dan visus OD menurun, dengan pemeriksaan motorik tidak
didapatkan paresis. Terapi yang diberikan Aff infuse dan DC , dan pasien boleh berobat
jalan. Obat pulang, mecobalamin tablet 500 mg 2 x 1 perhari dan kontrol di Poli Neuro.
KONSULTASI
Konsultasi ke spesialis Bedah Saraf (dijawab tanggal 10/09/2016)
pasien dikonsulkan dengan GCS 15.
pro craniotomi debridement dengan dekompresi N.II
inform contsent pasien tetap buta, tapi bisa membuka mata kanan. ada resiko
meninggal, terapi yang diberikan Inj. Ceftriaxon 2 x 2 gr, Dexamethason tapp
of 4 x 1 ampul, hari selanjutnya 2 x 1 ampul dan stop. Inj. Metilprednisolon 4
x 250 mg, dan inj. Rantin diganti dengan omeprazole 2 x 1 gr.
Prognosis ad vitam pasien ini adalah dubia ad bonam. Berdasarkan pemeriksaan fisik,
tidak didapatkan penurunan kesadaran dan peningkatan tekanan intrakarnial selama masa
perawatan. Dan pada CT Scan tidak ditemukan adanya gambaran lesi hiperdens
(perdarahan) yang berat.17 Sedangkan untuk ad functionam pasien adalah dubia ad malam.
Disebabkan adanya perbaikan untuk nervus II memerlukan waktu cukup lama, studi
mengatakan pasien dapat peningkatan ketajaman penglihatan sampai hitung jari pada jarak
2 kaki memerlukan waktu 5 minggu.18 Sedangkan untuk pemulihan nervus III memerlukan
waktu 6 minggu sampai beberapa bulan.18 Untuk nervus IV, pemulihannya memerlukan
waktu lebih dari satu tahun.18 Prognosis ad sanationam pasien adalah in dubia, sebab tidak
dapat diprediksi kemungkinan tidak mengalami kecelakaan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
7. Bathoe CHS. Trauma to the cranial nerves. Indian Journal of Neurotrauma (IJNT), Vol.
4, No. 2, 2007.
8. Coello AF, Canals AG, Gonzalez JM, Martin JJ. Cranial nerve injury after minor head
trauma. J Neurosurg. 2010 Sep;113(3):547-55. doi: 10.3171/2010.6.JNS091620.
11. Chen, Pai, Wang, et al. Case Report. Isolated Oculomotor Nerve Palsy from Minor
Head 11. Kerby JD, Griffin RL, MacLennan P, Rue LW 3rd. Stress-induced
hyperglycemia, not diabetic hyperglycemia, is associated with higher mortality in
trauma. Ann Surg. 2012 Sep; 253(3):446-52. Doi:10.1097/SLA.0b013e3182654549.
available at http://www.ncbi.nih.gov/m/pubmed/22868366/Trauma. Br J Sport Med
2005;39(34): 1-2
12. Japardi I. Perawatan Penderita di Ruang Perawatan dan ICU. Dalam: Cedera Kepala.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. 2004.p.83-5,92.
17. National Hospital Discharge Survey (NHDS), 2010; National Ambulary Medical Care
Survey (NHAMCS), 2010; National Vital Statistics Systes (NVSS), 2010. All data
sources are maintained by the CDC National Center for Health Statistics.
18. Patel P, Kalyanaram S, Reginald J, etc. Post-Traumatic Cranial Nerve Injury. Indian
Journal Of Neurotrauma. 2005;2(1):27-32.