FENOL
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK X
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Fenol dengan tujuan menentukan sifat-
sifat dari fenol. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah melakukan
karakterisasi sifat-sifat fenol dengan mereaksikannya terhadap reagen spesifik
secara kualitatif. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah perubahan warna
kertas lakmus biru menjadi merah, menghasilkan warna ungu dengan reagen FeCl3,
terbentuk endapan pada uji oksidasi, terbentuk dua fasa cairan dengan reagen air
brom, dan menghasilkan kristal coklat saat dilakukan nitrasi. Kesimpulan yang
didapatkan melalui percobaan ini adalah fenol memiliki sifat keasamaan, dapat
dioksidasi, dibromasi, dan dinitrasi.
BAB I
PENDAHULUAN
atau
2. Uji FeCl3
Fenol + Aquades + FeCl3 Larutan berwarna ungu muda
Resorsinol + Aquades + FeCl3 Larutan berwarna ungu
Asam salisilat + H2O + FeCl3 Larutan berwarna ungu pekat
3. Uji Oksidasi
KMnO4 + fenol dipanaskan
Endapan hitam
4. Uji Brominasi
Fenol + air brom Endapan putih
5 Uji Nitrasi
H2SO4
Fenol + NaOH + NaNO3 didinginkan Terbentuk kristal coklat
4.2. Pembahasan
Fenol (C6H5OH) atau disebut juga dengan benzonal atau asam karbol
merupakan zat kimia berupa kristal tak berwarna dan berbau khas yang memiliki
gugus hidroksil yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol (fenil alkohol)
merupakan zat yang mudah meleleh dan terlarut sempurna dalam air. Fenol
biasanya digolongkan ke dalam senyawa aromatik karena memiliki cincin
aromatik. Fenol dapat pula digolongkan sebagai alkohol sekunder. Alkohol primer
adalah alkohol yang gugus OH nya berikatan dengan karbon primer. Alkohol
primer dapat teroksidasi menjadi aldehid kemudian asam karboksilat. Reaksi
oksidasi alkohol primer dapat dilihat sebagai berikut:
H2SO4 H2SO4
CH3OH + KMnO4 CH2O + KMnO4 HCOOH
Sementara itu, alkohol senkunder merupakan alkohol dengan gugus OH
yang berikatan pada atom C sekunder. Hal ini lah yang mendasari kenapa Fenol
digolongkan sebagai alkohol sekunder. Alkohol sekunder kurang reaktif
dibandingkan dengan alkohol primer sehingga reaksi oksidasi alkohol sekunder
hanya akan menghasilkan suatu aldehid. Reaksi oksidasi fenol dapat dilihat pada
skema berikut:
Fenol banyak terdapat dialam, terutama pada tumbuhan. Fenol terdapat dalam
senyawa organik kompleks, dan menjadi spesifikasi keberadaan suatu senyawa.
Oleh karenanya suatu senyawa organik dapat ditentukan dengan reagen yang sama
seperti identifikasi fenol menggunakan FeCl3. Reaksi suatu fenol dengan FeCl3
menghasilkan warna ungu.
Gambar 3. Resorsinol Gambar 4. Asam salisilat
Reaksi fenol dengan air brom dapat diamati secara visual dengan hilangnya warna
air brom serta terbentuknya endapan putih. Endapan putih berasal dari senyawa
2,4,6-tribromofenol. Secara teoritik, gugus OH merupakan pengarah posisi 2 dan
4. Sehingga substitusi bromida terhadap fenol akan mengarah pada posisi 2 dan 4,
sangat sulit untuk didapatkan isomer dengan posisi 3.
Suatu fenol dapat dinitrasi membentuk asetaminofen, suatu bahan kimia
yang dapat digunakan sebagai penghilang rasa sakit. Reaksi nitrasi fenol dapat
dilihat sebagai berikut:
Penambahan NaOH pada fenol dimaksudkan untuk menetralkan pH fenol
dikarenakan sifatnya yang asam. Sedangkan penambahan H2SO4 (encer) berfungsi
sebagai katalis. Selanjutnya penambahan NaNO2 untuk substitusi fenol secara
elektrofilik. Gas racun NO2 dapat dikeluarkan dari reaksi ini sehingga reaksi harus
dilakukan dalam lemari asam. Reaksi ini harus dilakukan pada suhu dingin karena
produk yang dihasilkan memiliki sifat yang dapat meledak. Untuk itulah reaksi
harus dilakukan dalam penangas es. Suhu rendah juga diperlukan untuk
mendapatkan kristal hasil realsi. Pada suhu rendah, kelarutan suatu senyawa dapat
berkurang, sehingga kristal dapat terbentuk. Pada percobaan ini, kristal produk
berhasil terbentuk.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Fenol memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi dari air dan alkohol,
namun lebih kecil dari asam asetat.
2. Fenol dapat diidentifikasi menggunakan reagen FeCl3.
3. Fenol dapat dioksidasi menggunakan KMnO4.
4. Dalam reaksi brominasi fenol, gugus OH bertindak sebagai pengarah
posisi 2,4.
5. Fenol dapat dinitrasi dengan NaNO3 menghasilkan asetaminofen.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya kertas lakmus diganti dengan indikator universal agar
perbedaan keasaman dapat terbaca.
2. Bahan-bahan digunakan diharapkan tidak terkontaminasi, khususnya air
brom karena reaksi ini sangat sensitif.
3. Prosedur safety lab pada nitrasi fenol perlu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Sigkat Edisi Kesebelas.
Terjemahan dari Organic Chemistry, oleh Suminar Setiati Achmadi.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Levenspiel, Octave. 1972. Chemical Reaction Engineering, 2nd ed. John Wiley and
Sons Inc., Kanada.
Petrucci, R.H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Terjemahan dari
General Chemistry Principles and Modern Application, oleh Suminar Setiati
Achmadi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Stanley, Dennis. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Terjemahan dari
Organic Chemistry and Biological, oleh Suminar Setiati Achmadi. Penerbit
ITB, Bandung.
Wage, JR, L.G, 1995. Organic Chemistry Third Edition. Prentice-hall Inc., New
Jersey