Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sampah atau limbah merupakan segala bentuk sisa yang dihasilkan dari
aktivitas makhluk hidup. Limbah sudah menjadi hal yang tidak asing lagi
didengar di telinga setiap orang. Limbah memang menjadi hal yang sering
diperbincangkan seolah-olah masalah limbah ini tidak pernah ada habis-
habisnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang hanya mengetahui
limbah terbagi atas limbah yang dapat diurai oleh mikroorganisme dan
limbah yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Limbah tersebut disebut
limbah basah (organik) dan limbah kering (anorganik).
Pengetahuan yang minim akan limbah merupakan salah satu faktor
menurunnya angka kebersihan dan kesehatan diberbagai tempat. Hal ini
disebabkan karena minimnya pengetahuan tentang pengklasifikasian limbah
dan cara penanganannya. Oleh sebab itu, dilakukan studi kasus tentang
sistem pembuangan dan penanganan limbah yang di lakukan di laboratorium
STIKES Bina Mandiri Gorontalo.
Di dalam lingkup STIKES Bina Mandiri Gorontalo terutama di
laboratorium STIKES Bina Mandiri, terdapat beberapa jenis limbah yang
dihasilkan serta memiliki cara penanganannya tersendiri. Oleh karena itu,
mengetahui sistem penanganan dan pembuangan limbah pada laboratorium
merupakan hal yang sangat diperlukan guna untuk menghindari hal-hal yang
tidak diharapkan terjadi misalnya terjadi kerusakan lingkungan akibat limbah
sampai terkena penyakit akibat limbah yang tidak ditangani dengan benar.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan pada kali ini ialah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis limbah yang dihasilkan
laboratorium STIKES Bina Mandiri Gorontalo.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui sistem penanganan dan pembuangan
limbah di laboratorium STIKES Bina Mandiri Gorontalo.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah
Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau
kegiatan manusia (Rifka, 2012). Sampah dan limbah laboratorium adalah
semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan Laboratorium dan
kegiatan penunjang lainnya. Limbah laboratorium dapat mencemari
lingkungan penduduk di sekitar dan dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Hal ini dikarenakan dalam limbah laboratorium dapat mengandung berbagai
jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid,
kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang
ke lingkungan (Meilanda, 2010).
2.2. Jenis-jenis Limbah
2.2.1 Limbah Berdasarkan Jenis Senyawa
1. Limbah Organik
Limbah organik memiliki definisi berbeda yang
penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan
penggolongannya. Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah
organik merupakan segala limbah yang mengandung unsur karbon
(C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya
kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan sisa-sisa tumbuhan
mati), kertas, plastik, dan karet. Namun, secara teknis sebagian
besar orang mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang
hanya berasal dari mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah
busuk. Artinya, bahan-bahan organik alami namun sulit
membusuk/terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik
(buatan) yang juga sulit membusuk/terurai, seperti plastik dan
karet, tidak termasuk dalam limbah organik. Hal ini berlaku
terutama ketika orang memisahkan limbah padat (sampah) di
tempat pembuangan sampah untuk keperluan pengolahan limbah
(Rifka, 2012).

2
2. Limbah Anorganik
Limbah anorganik didefinisikan sebagai segala limbah yang
tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh
mikroorganisme pengurai. Dalam hal ini, bahan organik seperti
plastik, kertas, dan karet juga dikelompokkan sebagai limbah
anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit diurai oleh mikroorganisme
sebab unsur karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks
dan panjang atau polimer (Rifka, 2012).
2.2.2 Limbah Berdasarkan Wujud
1. Limbah Cair
Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan,
berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur
(tersuspensi) maupun terlarut dalam air (Rifka, 2012).
2. Limbah Padat
Limbah padat merupakan limbah yang terbanyak dilingkungan.
Biasanya limbah padat disebut sebagai sampah. Sampah organik
mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa
bahan-bahan organik yang mudah busuk. Sampah anorganik dan
organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik
atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme,
sehingga sulit membusuk, misalnya kertas, plastik, kaca dan logam
(Rifka, 2012).
3. Limbah Gas
Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari bermacam-
macam senyawa kimia. Misalnya, karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), Nitrogen oksida (NOx), Sulfur dioksida (SOx),
asam klorida (HCl), Amonia (NH3), Metana (CH4), dan Klorin
(Cl2). Limbah gas yang dibuang ke udara biasanya mengandung
partikel-partikel bahan padatan, disebut materi partikulat (Rifka,
2012).

3
2.2.3 Limbah Berdasarkan Resiko Berbahaya
1. Limbah Infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut yaitu
limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, limbah jaringan tubuh meliputi organ,
anggota badan, darah dan cairan tubuh, limbah sitotoksik adalah
bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan
obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan
terapi sitotoksik, limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat
kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak
memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-
obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-
obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan
limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan (Meilanda,
2010).
2. Limbah B3
Limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan
proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
(B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity)
serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan,
atau membahayakan kesehatan manusia (Padmaningrum, 2010).

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Hasil
Pengamatan
No. Jenis Limbah Keterangan
Tidak
Ada
Ada
Pembuangan limbah cair melalui wastafel
1 Limbah Cair Untuk penanganan limbah cair yang pekat
dilakukan pengenceran terlebih dahulu
sebelum dibuang melalui wastafel
Limbah padat Limbah padat organik dilaboratorium juga
termasuk limbah infeksius dan limbah
mikrobiologi. Contoh : faeces dan media
Untuk penanganan limbah padat organic
dilakukan dengan cara pemberian
a) Organik desinfektan atau disterilkan menggunakan
2 autoklaf
Pembuangan limbah langsung dibuang
ketempat (wadah) non medis dan dibuang
ke tempat pembuangan akhir
Pembuangan limbah anorganik langsung
b) Anorganik dibuang diwadah medis
Limbah anorganik dilaboratorium berupa
handscun, masker dan lain-lain.
Limbah infeksius dilaboratorium berupa
faeces, sputum, darah dan push
3 Limbah Infeksius Penanganan limbah dilakukan dengan
memberikan desinfektan berupa lisol atau
alkohol
Dibuang pada wadah non medis
Limbah mikrobiologi dilaboratorium
berupa media
Untuk penanganan limbah mikrobiologi
4 Limbah Mikrobiologi dilakukan proses sterilisasi dengan autoklaf
Pembuangan limbah dapat dilakukan
melalui wastafel dengan catatan
dihancurkan terlebih dahulu agar tidak
menyumbat wastafel

5
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada Laboratorium STIKES Bina Mandiri
Gorontalo mengenai sistem pengolahan limbah melalui wawancara terhadap
narasumber bapak Mulyadi Maruni, S.Pd dan bapak Natan Pasiga, Amd.AK.,
S.ST dapat diketahui bahwa limbah yang dihasilkan laboratorium ialah
terbagi atas beberapa golongan yaitu limbah cair, limbah padat, limbah
infeksius dan limbah mikrobiologi.
Limbah cair adalah limbah yang berwujud cairan. Di laboratorium,
limbah cair yang dihasilkan ialah sisa-sisa reagen yang tidak dapat
digunakan. Penanganan limbah cair dilakukan dengan cara membuangnya
langsung ke dalam wastafel. Tetapi, limbah yang dibuang secara langsung
ialah limbah cair yang konsentrasinya kecil. Sehingga, penanganan limbah
cair yang konsentrasinya pekat dilakukan pengenceran terlebih dahulu
sebelum dibuang melalui wastafel. Hal ini bertujuan agar menghindarkan
pencemaran dari limbah cair terhadap lingkungan. Akan tetapi, ketersediaan
wastafel yang digunakan untuk pembuangan limbah masih tergolong minim.
Hal ini dikarenakan dari 4 laboratorium yaitu laboratorium kimia,
mikrobiologi, fitokimia dan farmakologi hanya 2 laboratorium saja yang
dilengkapi wastafel yaitu laboratorium kimia dan laboratorium mikrobiologi.
Pembuangan akhir dari limbah cair diteruskan ke selokan. Limbah yang telah
diteruskan di selokan ini sudah melewati tahap pengenceran ataupun
sterilisasi sehingga aman bagi lingkungan.
Limbah padat adalah limbah yang berwujud padatan. Di laboratorium,
limbah padat yang dihasilkan ialah terdiri atas limbah organik dan limbah
anorganik. Limbah padat organik merupakan limbah padat yang mudah
terurai. Limbah padat organik di laboratorium juga termasuk limbah infeksius
dan limbah mikrobiologi misalnya faeces dan media pertumbuhan bakteri.
Penanganan limbah padat organik dilakukan dengan cara pemberian
desinfektan atau disterilkan menggunakan autoklaf. Pembuangan limbah
langsung dibuang ke tempat (wadah) non medis dan dibuang ke tempat
pembuangan akhir. Limbah padat anorganik ialah limbah yang tidak dapat
terurai. Limbah padat anorganik di laboratorium dapat berupa handscun,

6
masker dan lain-lain. Pembuangan limbah anorganik langsung dibuang
diwadah medis.
Dalam hal ini, terdapat 2 macam wadah limbah yaitu limbah medis dan
non medis. Limbah medis ialah limbah yang dihasilkan dari aktivitas medis
dan limbah non medis ialah limbah yang dihasilkan bukan dari aktivitas
medis. Tetapi, hal ini perlu ditangani lebih serius lagi karena penggunaan
wadah limbah medis dan non medis tidak dilakukan pemilahan sehingga
wadah tersebut tidak digunakan sesuai dengan fungsinya.
Limbah infeksius adalah limbah yang dapat menyebabkan infeksi kepada
orang lain. Limbah infeksius dalam laboratorium dapat berupa faeces,
sputum, darah dan push. Untuk menangani limbah infeksius dilakukan
dengan memberikan desinfektan berupa lisol atau alkohol. Pemberian lisol
atau alkohol dimaksudkan untuk membunuh bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi. Selain itu, limbah infeksius lainnya ialah dispo (spuit)
bekas. Dalam hal ini, untuk menanganinya dilakukan sterilisasi dan
dimasukkan ke wadah medis yang kemudian akan dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
Limbah mikrobiologi adalah limbah yang dihasilkan pada laboratorium
mikrobiologi. Limbah mikrobiologi ialah media pertumbuhan yang tidak lagi
digunakan. Penanganan limbah mikrobiologi dilakukan proses sterilisasi
dengan autoklaf. Hal ini bertujuan agar limbah yang akan dibuang nantinya
tidak akan menyebabkan penyakit bagi lingkungan dan manusia.
Pembuangan limbah dapat dilakukan melalui wastafel dengan catatan
dihancurkan terlebih dahulu agar tidak menyumbat wastafel.

7
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Laboratorium STIKES Bina Mandiri menghasilkan beberapa jenis limbah
yaitu limbah cair, limbah padat, limbah infeksius dan limbah
mikrobiologi.
2. Penanganan limbah laboratorium di STIKES Bina Mandiri ialah dengan
cara memberikan desinfektan pada limbah ataupun melakukan proses
sterilisasi pada limbah. Pembuangan limbah laboratorium di STIKES
Bina Mandiri ialah dengan cara pembuangan langsung melalui wastafel
dan penampungan limbah pada wadah medis dan non medis.
4.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan ialah dari segi fasilitas, dilaboratorium
STIKES Bina Mandiri perlu adanya alat incinerator untuk memusnahkan
limbah padat berbahaya dan infeksius. Jika memungkinkan, STIKES Bina
Mandiri dapat membuat IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah). Selain itu,
pihak Yayasan Bina Mandiri dapat menggalakkan kebersihan kepada seluruh
pihak dikampus terutama pada mahasiswa untuk melakukan pemilahan
limbah sehingga mahasiswa tidak dapat menyalahgunakan fungsi dari wadah
limbah

8
DAFTAR PUSTAKA

Meilanda. D., Feriyadi R., Riska A.D., Seli P.H.Y., Zulfi D.W. 2010. Pengelolaan
Limbah Laboratorium Klinik. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Jawa Barat
Padmaningrum. R.T. 2010. Penanganan Limbah Laboratorium Kimia. Bantul
Rifka. H., Intan D.M., Ita K., Restiti., Ni Made R.W., Ria A., Tiana L., Yekti O.
2012. Penanganan Limbah dan Sisa Reagen di Laboratorium Kimia Analitik.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta. Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai