Anda di halaman 1dari 23

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA


15 JANUARI 2016

KESELAMATAN KERJA

Kelompok III
dr. Herman.
dr. Elbert Wiradarma
dr. Geraldo Tadika
dr. Larasayu Citra M.
dr. Luzelia M. S. Saldanha
dr. Nurul Irawati Hamzah
dr. Olivia Ayu A.
dr. Ramayani Batjun
dr. Ratu Suci Anggraini
dr. Tommy
dr. Ula Inda Rahmadhani

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA
PERIODE 11 18 JANUARI 2016
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitas pekerjaan. Dan saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek
kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja
harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah
keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh
komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan
marginal dalam perusahaan.
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita perorangan dan
penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal
akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang pertahun meninggal akibat sakit atau
kecelakaan kerja.
Pengetahuan keselamatan kerja sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-
masalah yang muncul akibat kerja untuk mencapai keamanan yang baik dan realistis dalam
memberikan rasa tentram dan kegairahan dalam bekerja pada tenaga kerja, agar dapat
mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.

II. Dasar Hukum


1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. UU Uap tahun 1930.
4. Peraturan Uap tahun 1930.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980 tentang
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980 tentang
syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982 tentang
bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat tenaga dan
produksi.

2
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat angkat-
angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi
penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang pengendalian
bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan SNI
No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)
di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan nomor
113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan teknis petugas K3 ruang terbatas
15. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan dan kesehatan kerja bekerja pada
ketinggian dengan menggunakan akses tali (rope access).

III. Profil Perusahaan


a. Sejarah perusahaan
PT Bukaka Teknik Utama Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Rancang
- Bangun Rekayasa, Konstruksi dan Manufaktur (Bidang Energi, Transportasi, dan
Telekomunikasi). Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Oktober 1978 dalam kerangka
undang-undang penanaman modal dalam negeri No.6 tahun 1968 undang - undang No.12 tahun
1970 berdasarkan akta No.149 yang diterbitkan oleh Notaris Haji Bebasa Daeng Lalo, SH. Akta
pendirian ini telah di sahkan olah Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat
Keputusan No. Y. A. 5/242/7 tanggal 21 Mei 1979, serta diumumkan dalam berita Negara
Republik Indonesia No.33 Tambahan No.251 tangggal 22 April 1980.

Anggaran dasar Perusahan telah mengalami beberapa kali perubahan seiring


dengan naik turunnya kemampuan ekonomi perusahan, perubahan terakhir dengan akta No.35
tanggal 8 November 1994 yang di terbitkan oleh Notaris Sujipto, SH., mengenai modal dasar
dan modal disetor perusahan sehubungan dengan rencana penawaran saham perusahaan kepada
masyarakat. Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan NO. C217532.HT.01.04 HT.94 tanggal 30 November 1994.

3
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, perusahaan bergerak dalam bidang
pembuatan dan penyediaan peralatan khusus dan bisnis lain yang termasuk di dalam
Industri konstruksi.

Kantor perusahaan dan fasilitas pabriknya berlokasi di Bukaka Industri 33 Estate, Jl.
Raya Bekasi Narogong, Km 19,5 Cileungsi, Bogor Jawa Barat. Perusahaan memulai aktivitas
usaha komersialnya sejak tahun 1981. Produksi garbarata, jembatan rangka baja, menara
listrik komunikasi dan segala pekerjaan yang berhubungan dengan power plant, 34
transmission lines, termasuk yang menyangkut kegiatan produksi minyak dan gas bumi.
Perkembangan perusahaan ini terjadi pada tahun 2006-2007 karena perusahaan
mendapatkan pengakuan standarisasi kualifikasi manjemen berdasarkan persyaratan ISO
berturut-turut untuk Steel Tower, Boarding Bridge Three Tunels, dan Oil and Gas.

b. Visi dan misi perusahaan


Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya,akan selalu berusaha untuk
menjadi perusahaan yang terdepan. PT. Bukaka TeknikUtama yang bergerak dalam
bidang jasa konstruksi berusaha menjadi perusahaan yang terdepan di bidangnya.Setiap
perusahaan pasti mempunyai visi dan misi untuk menjalankan usahanya tersebut.Visi dan
misi inilah yang menjadi landasan bagi PT Bukaka Teknik Utama Tbk dalam menjalan kan
segala kegiatan usahanya.

Visi
Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka dibidang Engineering, Procurement,
Construction, Energi, dan Investasi di dunia.
Misi
Merekrut sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.
Menjadi perusahaan yang mempunyai daya saing tinggi, modern, inovatif, dan peduli
terhadap lingkungan.
Menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam segala aspek.
Memberikan kepuasan dan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.
Tujuan perusahaan
Profitability Growth , Market share,Social Responsive

4
c. Jumlah pegawai perusahaan
Jumlah pekerja sebanyak 175 orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi menjadi 1shift
utama. Bila permintaan produksi meningkat, maka jam kerja dapat ditambah hingga 2 shift.

d. Sektor usaha
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978 dan mulai beroprasi secara komersial pada
tahun 1979 Memulai usaha perbengkelan kendaraan bermotor dengan produk pertama yang
dibangun adalah Mobil Pemadam Kebakaran. Bidang Usaha Bukaka Engineering, Procurement
and Construction dan Kegiatan usaha utama yang dijalankan Bukaka, antara lain: Steel
Tower (pembangunan transmisi tegangan listik hingga menara komunikasi), Steel
Bridge (produsen jembatan rangka), Power Generation (pembangkit listrik), Boarding Bridge
(produksi garbarata), Plant System, Road Construction Equipment (memproduksi beragam
peralatan jalan, seperti Asphalt Mixing Plant, Asphalt Patch Mixer, Tandem Vibration Roller,
Slurry Seal, Asphalt Sprayer, Road Roller dan Stone Crusher, Vibratory Roller, serta Road
Maintenance Truck), Offshore Maintenance & Services (menangani kebutuhan konstruksi serta
pemeliharaan pada industri minyak dan gas bumi), Oil & Gas Equipment (memproduksi alat-
alat minyak dan gas seperti Beam Balance, Conventional Crank Balance, Mark II, Mud
Separator Tank, High Pressure Tank, dan Sucker Road), Special Purpose Vehicles
(memproduksi di antaranya adalah Fire Fighting Truck, Aerial Telescopic Ladder, Vacuum
Road Sweeper, Aerial Platform Articulating, Compactor Truck, Arm Roll Truck, Dump Truck,
Water Tank Truck, Vacuum Truck, Fire Jeep, Wrecker Truck, Catering Truck, Stick Boom
Crane Truck, dan Service & Recondition of Fire Fighting Truck) dan Galvanize.

5
e. Jam kerja
Factory : Jam Kerja : Shift I 08.00 15.55
Shift II 16.00 23.00
Office : Jam Kerja : 08.00 - 16.30

f. Asuransi
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan

g. Sertifikasi perusahaan
Sertifikat Sistem Mutu SNI ISO 9001 Tahun 1990. Pada tahun 1995,perusahaan
Mendapatkan sertifikat American Petroleum Institute (API) untuk kegiatan bidang minyak Dan
gas bumi dan Memperoleh Sertifikat Quality Assurance & OHSAS.

IV. Landasan Teori


Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya selalu dikaitkan
dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-
miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai
suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil
resiko terjadinya kecelakaan.
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan
keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak
selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya
dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya. Sedangkan pendapat
Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah
keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam
kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi
yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran,
ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,
penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan
atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan
latihan.

6
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk
mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar
kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja. Keselamatan
kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapatberjalan
dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerjasecara
maksimal dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi
mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Menurut Sumamur pada tahun 1993
keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan,
dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Sumamur memperbaharui pengertian dari keselamatan
kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh Mangkunegara
(2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya
yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan
tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya.
Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan
pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang keselamatan
kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang
harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia
ini. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan
itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

7
c) Teliti dalam bekerja
d)Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.

Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan
dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti pernyataan Jackson (1999)
bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.

Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan mendetail
mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari yang paling ringan
sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard yang
dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi
membahayakan kesehatan dan keselamatan terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang komprehensif
tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar kejadian
sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab yang mungkin
ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara lain
adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops (Hazard and Operability Studies) d. What if e.
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) f. Audits g. Critical Incident Analysis h.
Fault Tree Analysis i. Event Tree Analysis j. Dll Dalam memilih metode yang digunakan
tergantung pada type dan ukuran risiko.

8
2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 ( tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di tempat
kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan penanggulangan
yang telah diambil;
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
2. Substitusi
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri

9
BAB II
PELAKSANAAN

I. Tanggal dan Waktu Pengamatan


Kunjungan perusahaan ke PT Bukaka Teknik Utama ini dilakukan pada hari
Jumat tanggal 15 Januari 2015 pukul 07.00-11.30

II. Lokasi Pengamatan


Lokasi PT. Bukaka Teknik Utama Tbk Bukaka Industri 33 Estate, Jalan Raya
Bekasi Narogong, Km 19,5 Cileungsi, Bogor Jawa Barat

10
BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PENGAMATAN STANDAR

Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak dari alat Memiliki tim
pemadam apiringan (APAR) oleh beberapa APAR telah diletakkan penanggulangan
pada posisi yang mudah dilihat dan dicapai juga berwarna merah. kebakaran yang terlatih

Alat pemadam apiringan (APAR) tidak seluruhnya ditempatkan Memiliki system


pada posisi yang mudah dilihat serta dijangkau. Ada APAR yang proteksi kebakaran.
diletakkan di balik tiang dan diletakkan bersamaan dengan barang- Dan terdapat APAR
barang lainnya. APAR menggantung pada tembok dan tiang serta yang pemasanganya
diatas lantai, jumlahnya terbilang cukup yaitu, 5 6 APAR per sesuai dengan
ruangan besar. Tabung alat berwarna merah, bentuk dari tabung Permenakertrans no.
tersebut tidak berlubang ataupun cacat. Namun adapun yang belum Per-04/MEN/1980
sesuai dengan Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980, salah
satunya adalah seluruh APAR tidak ada tanda segitiga merah
penunjuk APAR, tidak digantung dengan ketinggian 1,20 m dan
juga tidak terdapat adanya lemari atau peti untuk penyimpanan
tabung tersebut.

Tanggal pemeriksaan berkala pada APAR tercatat dilaksanakan Melaksanakan


dalam tahun 2015 ini baru sekali yaitu bulan april 2015. pemeriksaan dan
pengujian komponen
yang berkaitan dengan
penaggulangan
kebakaran minimal 6
bulan1 kali.

11
B . KONSTRUKSI TEMPAT KERJA

KONTRUKSI
PENGAMATAN STANDART
TEMPAT KERJA

Akses keluar masuk Pada oil and gas warehouse : Akses keluar masuk ruangan
Akseskeluar-masuk ruangan aman
terdiri dari3 jalur keluar-
masuk.

Kebersihan dan Pada Oil and Gas warehouse : Kebersihan dan kerapian tata
kerapian tata ruang Kebersihan dan kerapian ruang tidak berantakan dan
ruangan cukup terjaga. merintangi akses jalan

Jaminan keselamatan Tidak didapatkan informasi Terdapatjaminankeselamatan


peralatan, bahan dan akan adanya jaminan peralatan, bahan, danbenda
benda benda di keselamatan peralatan, bahan, bendadalamruangan
dalam ruangan dan bendabenda dalam
ruangan.
Tanda peringatan Terdapat tanda tanda Terdapat tanda peringatan
peringatan pada pada daerah dengan resiko
tempattempat tertentu tinggi. Tersedia arahan jalur
yang merupakan tempat evakuasi penanggulangan
dengan resiko tinggi. bencana.
Tidak ditemukan
adanya tanda-tanda
arahan jalur evakuasi
bencana.

12
C. ALAT PELINDUNG DIRI

APD PENGAMATAN STANDART

Helm Berwarna putih Terdapat beberapa pekerja Pekerja yang di tempat


berbahan keras, yang tidak menggunakan fabrikasi, ekstrusi,
(di tempat
berguna sebagai helm. remodelling, anodizing,
fabrikasi,
pelindung kepala dari powder coating
ekstrusi,
benturan, terantuk menggunakan helm.
remodelling,
atau kejatuhan benda.
anodizing,
powder
coating)

Masker gas Berwarna hitam. Terdapat bebrapa pekerja Pekerja seharusnya


Terdapat elemen tidak menggunakan menggunakan masker
(Anodizing
penyaring. masker gas. gas pada area yang
area)
menghasilkan uap.
Untuk menyaring
udara saat bekerja dan
mencegah terhirupnya
gas dan uap.

Masker debu Berwarna Putih Pekerja menggunakan Pekerja seharusnya


berbahan kain, dengan masker tetapi hanya menggunakan masker.
(powder
tali sebagai pengait, menutupi mulutnya saja Masker harus menutupi
coating area)
berfungsi untuk mulut dan hidung.
menyaring debu dan
cegah terhirupnya
partikel-partikel kecil.

Sarung Berbahan kain, karet, Pekerja sebagian besar Seharusnya pekerja yang
Tangan sebatas pergelangan menggunakan sarung memiliki kontak dengan
tangan, berfungsi tangan berbahan kain, bahan kimia, ataupun
( welding di
untuk melindungi beberapa pekerja memakai panas ataupun mesin
bagian oil and
tangan dari pajanan sarung tangan hanya harus menggunakan
gas
api, dan percikan sebatas pergelangan sarung tangan sesuai

13
equipment) bahan kimia, benturan, tangan dan hanya satu standar, termasuk jika
luka. tangan. ada pekerjaan yang
membutuhkan sarung
tangan panjang.

Sepatu Sepatu yang Semua pekerja memakai Semua pekerja


digunakan berwarna sepatunya menggunakan sepatunya
(Tempat gear
coklat, berbahan kulit
manufacturing
dengan alas karet.
dan oil and
Berguna untuk
gas
melindungi kaki dari
equipment)
bahan kimia, bahaya
panas, dan benturan
juga luka.

Kacamata Sebagai pelindung Semua pekerja tidak Semua pekerja


safety mata ketika bekerja menggunakan kacamata menggunakan kacamata
dan mencegah mata safety safety
Tempat di oil
dari terkena benda
and gas
asing
equipment

Pelindung Berfungsi sebagai Sebagian pekerja tidak Semua pekerja tidak


wajah (face pelindung wajah dari menggunakan pelindung menggunakan pelindung
shield) percikan benda asing wajah wajah pada saat
maupun kimia saat dilakukan penyemprotan
(Tempat
bekerja pada profil untuk
welding)
mencegah terpaparnya
bahan kimia pada wajah

14
D. TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI

Gambar : DAMKAR

Tanggap
Darurat & PENGAMATAN STANDART
Evakuasi

Fire Alarm Terdapat alarm kebakaran baik di dalam Terdapat di semua ruangan, dan
maupun di luar ruangan. juga terdapat di luar ruangan, di
setiap lorong

Emergency Tidak terdapat Emergency Lamp Terdapat Emergency Lamp di


Lamp semua ruangan

Jalur Evakuasi Tangga darurat dan tangga umum terdapat Tangga darurat dan tangga
pada gedung kantor. Namun dikarenakan umum, Pintu pintu jalur
gedung pabrik bukan merupakan bangunan evakuasi mudah terlihat dan
tingkat maka tidak terdapat tangga darurat semuanya tidak ada yang
maupun tangga umum. ditemui dalam keadaan terkunci.

Tidak terdapat pintu-pintu evakuasi Jalur cukup terawat dengan baik,


maupun jalur evakuasi. terbuka, tidak terdapat benda
yang membahayakan disekitar
area evakuasi, cukup lebar, dan
untuk menuju titik area evakuasi
dapat menggunakan jalur yang
sudah ditandai dengan garis-
garis kuning.

15
Rambu Rambu sudah terdapat rambu-rambu yang Rambu rambu yang
Jalur Evakuasi menunjukan lokasi jalur evakuasi menunjukan lokasi jalur
evakuasi cukup jelas, berwarna
Tidak terdapat peta jalur evakuasi
hijau dengan kondisi yang cukup
Terdapat titik berkumpul baik.

Peta jalur evakuasi juga jelas


terdapat di setiap ruangan.

Tempat berkumpul Titik Point


berada pada lahan yang kosong.

APAR ( Alat Terdapat APAR di setiap ruangan dari Terdapat di setiap lorong, dalam
Pemadam Api masing-masing departemen dan APAR keadaan baik,mudah dijangkau.
Ringan) sudah di lengkapi tata cara penggunaannya. terdapat cara penggunaan,
maintenance nyadilaksanakan
Letak apar sudah cukup baik.
sesuai aturan, sesuai dengan
Dalam 1 tahun maintenance dilaksanakan seharusnya pengecheckan
sebanyak 2 sampai 3 kali. dilakukan 6 bulan sekali

Setiap bagian / divisi di PT. Bukaka memiliki tim yang bertanggung jawab dalam keadaan
darurat.

E. KEJADIAN KECELAKAAN KERJA


PENGAMATAN STANDART

Angka kejadian MenurutPT. Bukakaangka Pimpinan PT. Bukaka lebih


kecelakaan kerja kejadian kecelakaan kerjadari memperhatikan keselamatan
tahun ke tahun semakin kerja pegawainya dengan
(saat ditanyakan ke pihak
berkurang. menerapkan budaya K3 di
PT. Bukaka)
perusahaannya serta
Berdasarkan data peninjauan
melakukan pengawasan dan
oleh PT. Bukaka, tingkat
pembinaan terhadap
angka kejadian kecelakaan di
penerapan keselamatan
perusahaan adalah 0,96 % per
kerja.Kecelakaan kerja yang

16
tahun. terjadi dalam tempat kerja
wajib dilaporkan oleh
pengurus kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja

Angka kejadian Spanduk dan poster tentang Pihak pimpinan PT.


kecelakaan kerja keselamatan kerja dan Bukakasebaiknya
peraturan tentang penggunaan memperhatikan keselamatan
(setelah dilakukan
alat pelindung diri di setiap kerja bagi tenaga kerjanya
kunjungan perusahaan)
bidang perusahaan masih agar produktivitas dapat
sudah cukup banyak meningkat, yaitu dengan
melakukan promosi kesehatan
Dalam penggunaan alat
yang bersifat kontinu, saat
pelindung diri, masih terdapat
sampai ke tahapan evaluasi,
pegawai yang belum tepat
benar-benar dievaluasi apakah
menggunakannya maupun
ada perubahan perilaku dari
tidak menggunakannya,
pegawainya untuk mencegah
sehingga meningkatkan risiko
kecelakaan kerja, seperti
terjadinya kecelakaan kerja di
misalnya penggunaan apd
perusahaan tersebut
yang baik dan benar.

F. PERSONIL KESELAMATAN KERJA

Pada perusahaan PT. Bukaka personil keselamatan kerja dibuat dalam bentuk kepanitiaan
yang disebut dengan P2K3, yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
memiliki Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris serta team-team yang terbagi lagi dibawahnya.
Panitia ini memiliki spesifikasi seperti berikut ini:

Total anggota P2K3 : 16 orang


Petugas P2K3 : sudah dibagi menurut divisi masing-masing
Pelatihan : Pelatihan kebakaran, Tanggap Darurat untuk
Pemadam Kebakaran dan Pelatihan Kebersihan Lingkungan
Sertifikasi P2K3 : Sedang dalam proses sertifikasi

17
Proses Kerjanya : Bekerja sesuai apabila ada kejadian darurat atau
kebakaran
PJK3 : Sesuai kualifikasinya masing-masing:
AK3 Umum : 1 orang, sertifikasi dalam proses sertifikasian
AK3 : Belum ada

18
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran


1 Konstruksi Dari segi Undang-undang dasar Ditambahkan
tempat kerja keselamatan no 1 tahun 1970, adanya informasi
konstruksi semuanya undang-undang no 18 akan adanya
sudah cukup baik, tahun 1999 tentang jasa jaminan
namun tidak konstruksi. keselamatan
didapatkan informasi peralatan, bahan,
akan adanya jaminan dan benda benda
keselamatan dalam ruangan.
peralatan, bahan,
dan benda benda
dalam ruangan.
2 Sarana Hampir seluruh Permenakertrans No Dilakukannya
penanggulangan pekerja telah 4/MEN/tahun 1980 sosialisasi dari
kebakaran mengetahui letak perusahaan terhadap
dari alat pemadam para perkerja
api ringan (APAR), tentang
namun alat penanggulangan
pemadam api ringan kebakaran,
(APAR) tidak pemasangan APAR
seluruhnya dan cara
ditempatkan pada penggunaan alat
posisi yang mudah pemadam api ringan
dilihat serta (APAR) dan
dijangkau Hydrant.
Sosialisasi dapat
dilakukan per divisi
sehingga semua
informasi dapat
tersalurkan kepada
semua pekerja
3 Alat pelindung Dari hasil Peraturan menteri Perusahaan bersedia
diri pengamatan terlihat tenaga kerja dan menyediakan APD
banyak pekerja yang transmigrasi RI nomor yang sesuai dengan
tidak menggunakan PER.08/MEN/VII/2010 standard dan hazard
alat pelindung diri tentang Alat Pelindung yang ada di
ataupun Diri lingkungan tempat
menggunakan alat kerja sebanyak
pelindung diri yang jumlah pekerja yang
tidak sesuai standar. bekerja. Selain itu
lebih baik lagi
Dari perusahaan apabila sebelum
tersebut belum ada memulai pekerjaan
penjelasan (briefing) diberikan suatu
mengenai APD briefing singkat

19
mengenai
pentingnya APD
dan cara
penggunaan APD
yang baik dan
benar.
Apabila dengan
briefing masih
terdapat banyak
pekerja yang tidak
menggunakan APD
disarankan kepada
perusahaan untuk
memberlakukan
sistem reward and
punishment sesuai
dengan ketentuan
perusahaan agar
baik perusahaan
maupun pekerja
tidak merugi.
Dengan sistem ini
diharapkan dapat
merubah perilaku
pekerja dalam hal
penggunaan APD
4 Tanggap darurat Pada PT. Bukaka Undang-undang no 18 Pemasangan rambu
dan jalur tidak ditemukan tahun 1999 tentang jasa evakuasi yang
evakuasi adanya tanda-tanda konstruksi mudah terlihat dan
arahan jalur Undang-undang dasar mudah dipahami
evakuasi bencana. no 1 tahun 1970 oleh pekerja, serta
Undang-undang No 28 ditentukan jalur
tahun 2002 tentang evakuasi dan titik
bangunan gedung. kumpul bila terjadi
suatu keadaan
darurat. Dan setelah
pemasangan rambu
evakuasi perlu
dilakukan evaluasi
mengenai
pemahaman pekerja
mengenai rambu-
rambu tersebut
5 Personil Personil Peraturan perundangan Masukan untuk
keselamatan Keselamatan kerja UU No. 1 tahun 1970 perusahaan yang
kerja pada perusahaan ini (Pasal 10 ayat 1, 2) terkait dengan
sudah cukup yang mewajibkan masalah personil
memadai, sudah perusahaan untuk keselamatan kerja
memiliki pembagian membentuk P2K ini, yaitu membuat
divisi pada bidang pelatihan lebih

20
K3 yaitu 2 personil sering dalam
untuk per divisi setahun bagi
bagian dan sudah personil
ada pelatihan yang keselamatan kerja
diadakan oleh agar dapat lebih
personil keselamatan meningkatkan
kerja yang dilakukan upaya-upaya
1 kali dalam setahun promosi tentang
keselamatan kerja
pada tenaga-tenaga
kerja di perusahaan
tersebut.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dari segi
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dapat dikatakan masih kurang dikarenakan tidak
seluruhnya ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat serta dijangkau, dan belum
sesuai dengan Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980, salah satunya adalah seluruh
APAR tidak ada tanda segitiga merah penunjuk APAR. Dari segi konstruksi tempat
kerja dan tanggap darurat sudah cukup baik tetapi terdapat kekurangan karena tidak
didapatkan informasi akan adanya jaminan keselamatan peralatan, bahan, dan benda
benda dalam ruangan dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda arahan jalur evakuasi
bencana. Dari segi penngunaan Alat Pelindung Diri (APD) terlihat banyak pekerja yang
tidak menggunakan alat pelindung diri ataupun menggunakan alat pelindung diri yang
tidak sesuai standar. Personil Keselamatan kerja pada perusahaan ini sudah cukup
memadai, sudah memiliki pembagian divisi pada bidang K3 yaitu 2 personil untuk per
divisi bagian dan sudah ada pelatihan yang diadakan oleh personil keselamatan kerja
yang dilakukan 1 kali dalam setahun.

B. SARAN
Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua
pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional. Perusahaan perlu membuat sosialisasi terhadap para perkerja tentang
penanggulangan kebakaran, pemasangan dan cara penggunaan alat pemadam api ringan
(APAR) dan Hydrant, menyediakan APD sesuai standart dan hazad bagi para pekerja
dan mensosialisasikannya, pemasangan rambu evakuasi yang mudah terlihat dan mudah
dipahami oleh pekerja, serta ditentukan jalur evakuasinya.

22
BAB VI
PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan
dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak selalu
berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan
yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak
ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor
di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja,
tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai
peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

23

Anda mungkin juga menyukai