Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja
KESELAMATAN KERJA
Kelompok III
dr. Herman.
dr. Elbert Wiradarma
dr. Geraldo Tadika
dr. Larasayu Citra M.
dr. Luzelia M. S. Saldanha
dr. Nurul Irawati Hamzah
dr. Olivia Ayu A.
dr. Ramayani Batjun
dr. Ratu Suci Anggraini
dr. Tommy
dr. Ula Inda Rahmadhani
I. Latar Belakang
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitas pekerjaan. Dan saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek
kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja
harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah
keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh
komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan
marginal dalam perusahaan.
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita perorangan dan
penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal
akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang pertahun meninggal akibat sakit atau
kecelakaan kerja.
Pengetahuan keselamatan kerja sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-
masalah yang muncul akibat kerja untuk mencapai keamanan yang baik dan realistis dalam
memberikan rasa tentram dan kegairahan dalam bekerja pada tenaga kerja, agar dapat
mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
2
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat angkat-
angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi
penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang pengendalian
bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan SNI
No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)
di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan nomor
113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan teknis petugas K3 ruang terbatas
15. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan dan kesehatan kerja bekerja pada
ketinggian dengan menggunakan akses tali (rope access).
3
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, perusahaan bergerak dalam bidang
pembuatan dan penyediaan peralatan khusus dan bisnis lain yang termasuk di dalam
Industri konstruksi.
Kantor perusahaan dan fasilitas pabriknya berlokasi di Bukaka Industri 33 Estate, Jl.
Raya Bekasi Narogong, Km 19,5 Cileungsi, Bogor Jawa Barat. Perusahaan memulai aktivitas
usaha komersialnya sejak tahun 1981. Produksi garbarata, jembatan rangka baja, menara
listrik komunikasi dan segala pekerjaan yang berhubungan dengan power plant, 34
transmission lines, termasuk yang menyangkut kegiatan produksi minyak dan gas bumi.
Perkembangan perusahaan ini terjadi pada tahun 2006-2007 karena perusahaan
mendapatkan pengakuan standarisasi kualifikasi manjemen berdasarkan persyaratan ISO
berturut-turut untuk Steel Tower, Boarding Bridge Three Tunels, dan Oil and Gas.
Visi
Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka dibidang Engineering, Procurement,
Construction, Energi, dan Investasi di dunia.
Misi
Merekrut sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.
Menjadi perusahaan yang mempunyai daya saing tinggi, modern, inovatif, dan peduli
terhadap lingkungan.
Menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam segala aspek.
Memberikan kepuasan dan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.
Tujuan perusahaan
Profitability Growth , Market share,Social Responsive
4
c. Jumlah pegawai perusahaan
Jumlah pekerja sebanyak 175 orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi menjadi 1shift
utama. Bila permintaan produksi meningkat, maka jam kerja dapat ditambah hingga 2 shift.
d. Sektor usaha
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978 dan mulai beroprasi secara komersial pada
tahun 1979 Memulai usaha perbengkelan kendaraan bermotor dengan produk pertama yang
dibangun adalah Mobil Pemadam Kebakaran. Bidang Usaha Bukaka Engineering, Procurement
and Construction dan Kegiatan usaha utama yang dijalankan Bukaka, antara lain: Steel
Tower (pembangunan transmisi tegangan listik hingga menara komunikasi), Steel
Bridge (produsen jembatan rangka), Power Generation (pembangkit listrik), Boarding Bridge
(produksi garbarata), Plant System, Road Construction Equipment (memproduksi beragam
peralatan jalan, seperti Asphalt Mixing Plant, Asphalt Patch Mixer, Tandem Vibration Roller,
Slurry Seal, Asphalt Sprayer, Road Roller dan Stone Crusher, Vibratory Roller, serta Road
Maintenance Truck), Offshore Maintenance & Services (menangani kebutuhan konstruksi serta
pemeliharaan pada industri minyak dan gas bumi), Oil & Gas Equipment (memproduksi alat-
alat minyak dan gas seperti Beam Balance, Conventional Crank Balance, Mark II, Mud
Separator Tank, High Pressure Tank, dan Sucker Road), Special Purpose Vehicles
(memproduksi di antaranya adalah Fire Fighting Truck, Aerial Telescopic Ladder, Vacuum
Road Sweeper, Aerial Platform Articulating, Compactor Truck, Arm Roll Truck, Dump Truck,
Water Tank Truck, Vacuum Truck, Fire Jeep, Wrecker Truck, Catering Truck, Stick Boom
Crane Truck, dan Service & Recondition of Fire Fighting Truck) dan Galvanize.
5
e. Jam kerja
Factory : Jam Kerja : Shift I 08.00 15.55
Shift II 16.00 23.00
Office : Jam Kerja : 08.00 - 16.30
f. Asuransi
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
g. Sertifikasi perusahaan
Sertifikat Sistem Mutu SNI ISO 9001 Tahun 1990. Pada tahun 1995,perusahaan
Mendapatkan sertifikat American Petroleum Institute (API) untuk kegiatan bidang minyak Dan
gas bumi dan Memperoleh Sertifikat Quality Assurance & OHSAS.
6
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk
mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar
kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja. Keselamatan
kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapatberjalan
dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerjasecara
maksimal dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi
mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Menurut Sumamur pada tahun 1993
keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan,
dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Sumamur memperbaharui pengertian dari keselamatan
kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh Mangkunegara
(2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya
yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan
tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya.
Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan
pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang keselamatan
kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang
harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia
ini. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan
itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
7
c) Teliti dalam bekerja
d)Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan
dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti pernyataan Jackson (1999)
bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan mendetail
mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari yang paling ringan
sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard yang
dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi
membahayakan kesehatan dan keselamatan terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang komprehensif
tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar kejadian
sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab yang mungkin
ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara lain
adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops (Hazard and Operability Studies) d. What if e.
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) f. Audits g. Critical Incident Analysis h.
Fault Tree Analysis i. Event Tree Analysis j. Dll Dalam memilih metode yang digunakan
tergantung pada type dan ukuran risiko.
8
2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 ( tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di tempat
kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan penanggulangan
yang telah diambil;
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
2. Substitusi
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri
9
BAB II
PELAKSANAAN
10
BAB III
HASIL PENGAMATAN
PENGAMATAN STANDAR
Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak dari alat Memiliki tim
pemadam apiringan (APAR) oleh beberapa APAR telah diletakkan penanggulangan
pada posisi yang mudah dilihat dan dicapai juga berwarna merah. kebakaran yang terlatih
11
B . KONSTRUKSI TEMPAT KERJA
KONTRUKSI
PENGAMATAN STANDART
TEMPAT KERJA
Akses keluar masuk Pada oil and gas warehouse : Akses keluar masuk ruangan
Akseskeluar-masuk ruangan aman
terdiri dari3 jalur keluar-
masuk.
Kebersihan dan Pada Oil and Gas warehouse : Kebersihan dan kerapian tata
kerapian tata ruang Kebersihan dan kerapian ruang tidak berantakan dan
ruangan cukup terjaga. merintangi akses jalan
12
C. ALAT PELINDUNG DIRI
Sarung Berbahan kain, karet, Pekerja sebagian besar Seharusnya pekerja yang
Tangan sebatas pergelangan menggunakan sarung memiliki kontak dengan
tangan, berfungsi tangan berbahan kain, bahan kimia, ataupun
( welding di
untuk melindungi beberapa pekerja memakai panas ataupun mesin
bagian oil and
tangan dari pajanan sarung tangan hanya harus menggunakan
gas
api, dan percikan sebatas pergelangan sarung tangan sesuai
13
equipment) bahan kimia, benturan, tangan dan hanya satu standar, termasuk jika
luka. tangan. ada pekerjaan yang
membutuhkan sarung
tangan panjang.
14
D. TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI
Gambar : DAMKAR
Tanggap
Darurat & PENGAMATAN STANDART
Evakuasi
Fire Alarm Terdapat alarm kebakaran baik di dalam Terdapat di semua ruangan, dan
maupun di luar ruangan. juga terdapat di luar ruangan, di
setiap lorong
Jalur Evakuasi Tangga darurat dan tangga umum terdapat Tangga darurat dan tangga
pada gedung kantor. Namun dikarenakan umum, Pintu pintu jalur
gedung pabrik bukan merupakan bangunan evakuasi mudah terlihat dan
tingkat maka tidak terdapat tangga darurat semuanya tidak ada yang
maupun tangga umum. ditemui dalam keadaan terkunci.
15
Rambu Rambu sudah terdapat rambu-rambu yang Rambu rambu yang
Jalur Evakuasi menunjukan lokasi jalur evakuasi menunjukan lokasi jalur
evakuasi cukup jelas, berwarna
Tidak terdapat peta jalur evakuasi
hijau dengan kondisi yang cukup
Terdapat titik berkumpul baik.
APAR ( Alat Terdapat APAR di setiap ruangan dari Terdapat di setiap lorong, dalam
Pemadam Api masing-masing departemen dan APAR keadaan baik,mudah dijangkau.
Ringan) sudah di lengkapi tata cara penggunaannya. terdapat cara penggunaan,
maintenance nyadilaksanakan
Letak apar sudah cukup baik.
sesuai aturan, sesuai dengan
Dalam 1 tahun maintenance dilaksanakan seharusnya pengecheckan
sebanyak 2 sampai 3 kali. dilakukan 6 bulan sekali
Setiap bagian / divisi di PT. Bukaka memiliki tim yang bertanggung jawab dalam keadaan
darurat.
16
tahun. terjadi dalam tempat kerja
wajib dilaporkan oleh
pengurus kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja
Pada perusahaan PT. Bukaka personil keselamatan kerja dibuat dalam bentuk kepanitiaan
yang disebut dengan P2K3, yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
memiliki Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris serta team-team yang terbagi lagi dibawahnya.
Panitia ini memiliki spesifikasi seperti berikut ini:
17
Proses Kerjanya : Bekerja sesuai apabila ada kejadian darurat atau
kebakaran
PJK3 : Sesuai kualifikasinya masing-masing:
AK3 Umum : 1 orang, sertifikasi dalam proses sertifikasian
AK3 : Belum ada
18
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
19
mengenai
pentingnya APD
dan cara
penggunaan APD
yang baik dan
benar.
Apabila dengan
briefing masih
terdapat banyak
pekerja yang tidak
menggunakan APD
disarankan kepada
perusahaan untuk
memberlakukan
sistem reward and
punishment sesuai
dengan ketentuan
perusahaan agar
baik perusahaan
maupun pekerja
tidak merugi.
Dengan sistem ini
diharapkan dapat
merubah perilaku
pekerja dalam hal
penggunaan APD
4 Tanggap darurat Pada PT. Bukaka Undang-undang no 18 Pemasangan rambu
dan jalur tidak ditemukan tahun 1999 tentang jasa evakuasi yang
evakuasi adanya tanda-tanda konstruksi mudah terlihat dan
arahan jalur Undang-undang dasar mudah dipahami
evakuasi bencana. no 1 tahun 1970 oleh pekerja, serta
Undang-undang No 28 ditentukan jalur
tahun 2002 tentang evakuasi dan titik
bangunan gedung. kumpul bila terjadi
suatu keadaan
darurat. Dan setelah
pemasangan rambu
evakuasi perlu
dilakukan evaluasi
mengenai
pemahaman pekerja
mengenai rambu-
rambu tersebut
5 Personil Personil Peraturan perundangan Masukan untuk
keselamatan Keselamatan kerja UU No. 1 tahun 1970 perusahaan yang
kerja pada perusahaan ini (Pasal 10 ayat 1, 2) terkait dengan
sudah cukup yang mewajibkan masalah personil
memadai, sudah perusahaan untuk keselamatan kerja
memiliki pembagian membentuk P2K ini, yaitu membuat
divisi pada bidang pelatihan lebih
20
K3 yaitu 2 personil sering dalam
untuk per divisi setahun bagi
bagian dan sudah personil
ada pelatihan yang keselamatan kerja
diadakan oleh agar dapat lebih
personil keselamatan meningkatkan
kerja yang dilakukan upaya-upaya
1 kali dalam setahun promosi tentang
keselamatan kerja
pada tenaga-tenaga
kerja di perusahaan
tersebut.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dari segi
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dapat dikatakan masih kurang dikarenakan tidak
seluruhnya ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat serta dijangkau, dan belum
sesuai dengan Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980, salah satunya adalah seluruh
APAR tidak ada tanda segitiga merah penunjuk APAR. Dari segi konstruksi tempat
kerja dan tanggap darurat sudah cukup baik tetapi terdapat kekurangan karena tidak
didapatkan informasi akan adanya jaminan keselamatan peralatan, bahan, dan benda
benda dalam ruangan dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda arahan jalur evakuasi
bencana. Dari segi penngunaan Alat Pelindung Diri (APD) terlihat banyak pekerja yang
tidak menggunakan alat pelindung diri ataupun menggunakan alat pelindung diri yang
tidak sesuai standar. Personil Keselamatan kerja pada perusahaan ini sudah cukup
memadai, sudah memiliki pembagian divisi pada bidang K3 yaitu 2 personil untuk per
divisi bagian dan sudah ada pelatihan yang diadakan oleh personil keselamatan kerja
yang dilakukan 1 kali dalam setahun.
B. SARAN
Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua
pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional. Perusahaan perlu membuat sosialisasi terhadap para perkerja tentang
penanggulangan kebakaran, pemasangan dan cara penggunaan alat pemadam api ringan
(APAR) dan Hydrant, menyediakan APD sesuai standart dan hazad bagi para pekerja
dan mensosialisasikannya, pemasangan rambu evakuasi yang mudah terlihat dan mudah
dipahami oleh pekerja, serta ditentukan jalur evakuasinya.
22
BAB VI
PENUTUP
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan
dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak selalu
berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan
yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak
ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor
di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja,
tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai
peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.
23