ISSN : 2087-2879
PERBANDINGAN PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 15 ADIDARMA
BANDAACEH TENTANG DUKUNGAN KELUARGA DAN TEMAN SEBAYA
TERHADAP PERILAKU MEROKOK
Comparison of Student Perceptions of SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh about
Family and Peer Support Against Smoking Behavior
Rachmalia1 dan Putri Indriyana2
1
Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa dan Komunitas, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Mental Health and Community Health Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail: rachma_lia@yahoo.com
ABSTRAK
Perilaku merokok merupakan perilaku yang dipelajari dan dilakukan oleh banyak orang diantaranya adalah
remaja yang pada fase perkembangannya merupakan fase pencarian identitas diri sesuai keinginan dan
persepsinya. Perilaku merokok yang dilakukan remaja dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya disebabkan
oleh faktor dalam diri tetapi juga disebabkan oleh faktor dukungan keluarga dan dukungan teman sebaya.
Tujuan penelitian untuk membandingkan persepsi siswa SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh tentang
dukungan keluarga dan teman sebaya terhadap perilaku merokok. Desain penelitian deskriptif komparatif,
dengan pendekatan cross sectional study dan cara pengambilan sampel dilakukan dengan metode total
sampling. Sampel penelitian ini adalah dependent sampel dengan 30 responden yang merokok. Pengumpulan
data dilakukan pada tanggal 26 April 2011 dengan kuisioner dalam bentuk dichotomous choice. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan 63.3 % siswa mempersepsikan dukungan keluarga terhadap perilaku merokok
berada dalam kategori rendah sedangkan 56.7 % siswa mempersepsikan dukungan teman sebaya terhadap
perilaku merokok berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa remaja, pola interaksi
mereka lebih banyak dihabiskan dengan teman-teman sebayanya daripada keluarga, dan melalui uji t-test
dependent diperoleh mean dukungan teman sebaya lebih tinggi daripada dukungan keluarga terhadap
perilaku merokok (34.1 versus 25.8, p< 0.05), maka jelas terlihat ada perbandingan persepsi siswa SMA
Negeri 15 Adidarma tentang dukungan keluarga dan teman sebaya terhadap perilaku merokok. Diharapkan
kepada remaja khususnya siswa SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh agar tidak mudah menerima
pengaruh yang bersifat negatif dan harus lebih bisa selektif dalam mepersepsikan dan menerima pengaruh
apapun dari lingkungan sekitarnya.
ABSTRACT
Smoking behavior is a learned behavior done by many people; many of them are teenagers who are in
development phase and looking for self-identity as their wish and perception. The smoking behavior done by
the teenagers in their daily life is not only caused by internal factors, but it is also caused by family and peer
support factors. The purpose of this research was to compare the perception of State Senior High School 15
(SMA Negeri 15) Adidarma Banda Aceh about the family and peers supports towards the smoking behavior.
The research design was comparative design by using cross sectional study approach, and sampling
technique used in this research was dependent sample with 30 smokers as respondents. The data were
collected on April 26, 2011 by using questionnaire in dichotomous choice form. Based on the research
results, 63.3% of the students perceived that the family support towards the smoking behavior was in low
category level; meanwhile 56.7 % of the students perceived that the peer support towards the smoking
behavior was in high category level. This meant that interaction pattern of the teenagers was spent more
hours interacting with their peers than family, and from dependent T-test was obtained that the mean scores
for peer support were significantly higher than family support towards the smoking behavior (34.1 versus
25.8, p< 0.05), thus it was clear that there were the comparison of perception of SMA Negeri 15 Adidarma
students about the family and peer support towards the smoking behavior. It is expected to teenagers,
especially the SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh students do not accept negative influence easily and
they should be more selective in giving perception and accepting any influences from their surroundings.
111
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
112
Idea Nursing Journal Rachmalia, dkk
113
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
1) Remaja awal (12-14 tahun), pada terdiri dari jenis kelamin yang sama,
tahap ini, remaja masih merasa heran mempunyai keinginan dan kemampuan
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi yang sama serta saling mempengaruhi satu
pada dirinya dan dorongan-dorongan yang sama lain. b) Kelompok kecil, kelompok ini
menyertai perubahan-perubahan tersebut. terdiri dari kelompok teman-teman dekat
Mereka mulai mengembangkan pikiran- yang pada awalnya terdiri dari jenis
pikiran baru, cepat tertarik pada lawan kelamin yang sama, kemudian meliputi
jenis, dan mudah terangsang secara erotis. kedua jenis kelamin. c) Kelompok besar,
Kepekaan yang berlebihan ini ditambah kelompok ini terdiri dari beberapa
dengan berkurangnya pengendalian kelompok kecil dan kelompok teman dekat,
terhadap ego dan menyebabkan remaja sulit kemudian berkembang menjadi kelompok
mengerti dan dimengerti oleh orang besar. Kelompok besar seperti ini,
dewasa. 2) Remaja pertengahan (15-17 penyesuaian minat antara anggota-anggota
tahun), pada tahap ini, remaja sangat kelompok berkurang karena terdapat jarak
membutuhkan teman-teman. Ada sosial yang lebih besar di antara mereka.
kecendrungan narsistik yaitu mencintai d) Kelompok yang terorganisasi, kelompok
dirinya sendiri, dengan cara lebih menyukai ini adalah kelompok yang dibina oleh orang
teman-teman yang mempunyai sifat-sifat dewasa, dibentuk oleh sekolah dan
yang sama dirinya. Pada tahap ini remaja organisasi masyarakat untuk memenuhi
berada dalam kondisi kebingungan karena kebutuhan sosial para remaja yang tidak
masih ragu harus memilih yang mana, peka mempunyai kelompok besar. e) Kelompok
aatau peduli, ramai - ramai atau sendiri, geng, remaja yang tidak termasuk
optimis atau pesimis, dan sebagainya. kelompok atau kelompok besar dan merasa
3) Remaja akhir (18-21 tahun), tahap ini tidak puas dengan kelompok yang
adalah masa mendekati kedewasaan yang terorganisasi akan mengikuti kelompok
ditandai dengan pencapaian : a) Minat yang geng. Anggotanya biasanya terdiri dari
semakin mantap terhadap fungsi-fungsi remaja yang mempunyai minat utama
intelek. b) Egonya mencari kesempatan mereka untuk menghadapai penolakan
untuk bersatu dengan orang-orang lain dan teman-teman melalui perilaku anti sosial.
mendapatkan pengalaman-pengalaman
baru. c) Terbentuknya identitas seksual Konsep Merokok
yang tidak akan berubah lagi. d) Menurut Amstrong (dikutip dari
Egosentrisme (terlalu memusatkan Kemala, 2007), merokok merupakan overt
perhatian pada diri sendiri) diganti dengan behavior dimana perokok menghisap
keseimbangan antara kepentingan diri gulungan tembakau yang berbalut daun
sendiri dengan orang lain. e) Tumbuh nipah atau kertas yang dibakar ke dalam
dinding pemisah antara diri sendiri dengan tubuh dan menghembuskannya kembali
masyarakat umum. keluar. Kemala mengidentifikasi merokok
sebagai overt behavior karena merokok
Perubahan Sosial pada Masa Remaja merupakan perilaku yang dapat terlihat
Salah satu tugas perkembangan masa karena ketika merokok individu melakukan
remaja yang tersulit adalah yang suatu kegiatan yang nampak yaitu
berhubungan dengan penyesuaian sosial. menghisap asap rokok yang dibakar ke
Remaja harus menyesuaikan diri dengan dalam tubuh.
lawan jenis dalam hubungan yang Rokok merupakan hasil olahan
sebelumnya belum pernah ada dan harus tembakau terbungkus, termasuk cerutu atau
menyesuaikan diri dengan orang dewasa di bentuk lainnya, yang dihasilkan dari
luar lingkungan keluarga dan sekolah. tanaman nicotina tabaccum, nicotina
Kelompok sosial yang paling sering rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
ditemukan pada masa remaja adalah yang mengandung nikotin dan tar dengan
(Hurlock, 2001) : a) Teman dekat, remaja atau tanpa bahan tambahan. Nikotin
biasanya mempunyai dua atau tiga orang merupakan zat atau bahan senyawa
teman dekat, atau sahabat karib. Mereka pirolidin yang terdapat dalam nicotina
114
Idea Nursing Journal Rachmalia, dkk
115
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
116
Idea Nursing Journal Rachmalia, dkk
117
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
118
Idea Nursing Journal Rachmalia, dkk
119
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
120
Idea Nursing Journal Rachmalia, dkk
121
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
nilai t-tabel (7.308 > 2.045) jadi terdapat misalnya saja remaja tersebut merokok
perbandingan persepsi siswa SMA Negeri hanya pada saat berkumpul dengan teman-
15 Adidarma tentang dukungan keluarga temannya.
dan teman sebaya terhadap perilaku Berdasarkan hasil pengolahan data
merokok. Dukungan teman sebaya terhadap untuk membandingkan nilai rata-rata dari
perilaku merokok berada dalam kategori masing-masing variabel yaitu dengan uji
tinggi dibandingkan dukungan keluarga. perbandingan rata-rata untuk data sampel
Hal ini menunjukkan bahwa pada dependent yaitu uji t-test dependent, di
masa remaja, pola interaksi mereka lebih dapatkan p-value = 0,000 < 0,05 dan nilai
banyak dihabiskan dengan teman-teman T-Hitung yang lebih besar dari nilai T-
sebayanya daripada keluarga, karena secara Tabel (7.308 > 2.045) maka Ho ditolak dan
psikososial Mahreni (Soetjiningsih, 2007) Ha diterima yaitu Terdapat perbandingan
mengungkapkan bahwa pada periode masa persepsi siswa SMA Negeri 15 Adidarma
remaja keterikatan remaja dengan keluarga Banda Aceh tentang dukungan keluarga dan
terutama orangtua mulai melemah. Dengan dukungan teman sebaya terhadap perilaku
demikian dapat dipahami bahwa merokok 2011.
kemungkinan keluarga bukan lagi menjadi
role model yang utama bagi remaja KESIMPULAN
melainkan teman sebaya yang mempunyai Berdasarkan hasil pengumpulan data
peran yang sangat berarti karena pada masa yang telah dilakukan pada 26 April 2011
tersebut remaja mulai memisahkan diri dari terhadap 30 responden di SMA Negeri 15
orangtua dan mulai bergabung dengan Adidarma Banda Aceh, maka dapat
teman sebaya. Kebutuhan untuk dapat diketahui bahwa ada perbandingan persepsi
diterima sering kali membuat remaja siswa SMA Negeri 15 Adidarma Banda
berbuat apa saja agar dapat diterima oleh Aceh tentang dukungan keluarga dan teman
kelompoknya. Sehingga dapatlah sebaya terhadap perilaku merokok 2011.
dimengerti bahwa remaja harus dapat Adapun kesimpulan dari hasil
menjalankan peran dan tingkah lakunya penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
sesuai dengan harapan kelompok agar dapat 1) 19 (63.3%) siswa mempersepsikan
tetap bergabung menjadi anggota dukungan keluarga terhadap perilaku
kelompok. Mulai dari sikap, pembicaraan, merokok berada dalam kategori rendah.
minat dan penampilan remaja dituntut untuk 2) 17 (56.7%) siswa mempersepsikan
sesuai dengan kelompoknya. Demikian pula dukungan teman sebaya terhadap perilaku
jika mayoritas kelompok memiliki merokok berada dalam ketegori tinggi.
kebiasaan merokok, maka setiap 3) Dukungan teman sebaya mempunyai
anggotanya mau tidak mau akan dan harus mean yang lebih tinggi daripada dukungan
mengikuti aktivitas tersebut tanpa keluarga terhadap perilaku merokok, yaitu
memperdulikan perasaan mereka sendiri 34.1 versus 25.8 dan nilai t-hitung yang
(Hurlock, 2001). lebih besar dari nilai t-tabel (7.308 > 2.045)
Selain dorongan dari teman sebaya, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu
kebiasaan merokok pada remaja juga terdapat perbandingan persepsi siswa SMA
dipengaruhi adanya kesempatan untuk Negeri 15 Adidarma Banda Aceh tentang
merokok seperti lingkungan sekolah di dukungan keluarga dan dukungan teman
mana mereka belajar memungkinkan sebaya terhadap perilaku merokok 2011.
mereka untuk merokok, dan lingkungan
pergaulan juga memungkinkan mereka REKOMENDASI
untuk merokok. Adanya kesempatan bagi Berdasarkan hasil penelitian yang
para remaja untuk merokok dengan tanpa telah disimpulkan di atas, maka peneliti
adanya teguran dari pihak lain akan memberikan rekomendasi sebagai berikut:
mendukung mereka untuk tetap melakukan
kebiasaan merokoknya. Terlebih lagi para Untuk pihak sekolah :
remaja tersebut melakukan kebiasaan a) Perlu dilakukannya pengawasan
merokok hanya pada saat moment tertentu, yang ketat oleh pihak sekolah mengenai
122
Idea Nursing Journal Rachmalia, dkk
kebiasaan merokok siswa serta pemberian penelitian ini disarankan untuk meneliti
sanksi yang tegas bagi mereka yang tentang perbandingan perilaku merokok
kedapatan merokok di lingkungan sekolah, remaja yang mencakup semua faktor yang
sehingga diharapkan dapat membuat efek mempengaruhi perilaku merokok, seperti
jera bagi siswa yang lain. b) Perlu dibentuk pada dukungan iklan dan tingkat stress
grup-grup diskusi (peer group) di sekolah terhadap perilaku merokok.
untuk membicarakan masalah yang sedang
terjadi di kalangan remaja, misalnya seperti KEPUSTAKAAN
merokok dan narkoba sehingga sesama Aditama, T.Y. (2006). Rokok dan
remaja dapat bertukar pikiran menggunakan Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta :
metode pendidikan teman sebaya. c) Perlu Universitas Indonesia.
peningkatan sosialisasi tentang bahaya
merokok khususnya oleh guru agama atau Al-Ghifari. (2003) . Remaja Korban Mode.
guru penjaskes agar murid dapat Bandung : Mujahid.
mengurangi konsumsi merokok.
1) Pada masa remaja terdapat Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
kecendrungan mencari hal-hal baru sebagai Penelitian : Suatu Pendekatan
bentuk pencarian jati diri sehingga remaja Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
mudah dipengaruhi oleh lingkungannya.
Seharusnya pada saat remaja dalam fase ini, Badan Pusat Statistik (BPS). (2004).
diharapkan siswa atau remaja tidak mudah Statistik kesehatan 2004 hasil survey
menerima pengaruh dari luar yang bersifat sosial ekonomi. Jakarta: BPS
negatif dan remaja harus lebih bisa selektif Indonesia.
dalam menerima pengaruh apapun dari
lingkungan sekitarnya. 2) Bagi Orang tua Basyir. (2005). Remaja & Rokok.
yang menginginkan anaknya tidak merokok http://www.e-
maka anggota keluarga disarankan agar psikologi.com/remaja/050602.html
tidak merokok atau tidak memberikan Diakses pada tanggal 29 Oktober
pengukuhan positif ketika remaja merokok. 2010.
Begitu juga dengan teman sebaya yang
akan memberikan kontribusi yang cukup Berry, J.W., Pootinga, YPEH.,Segall, M.H.,
besar kepada remaja untuk merokok, dalam Dasen, P.R. (1992). Cross-cultural
hal ini orang tua perlu waspada terhadap psychology : research & application.
pengaruh teman sebaya anaknya dalam Cambridge : Cambridge University.
perilaku merokok yang merugikan
kesehatan dan menyebabkan Danusantoso. ( 2001 ). Rokok dan Perokok.
ketergantungan. 3) Perilaku merokok lebih Jakarta : Aksara.
didasarkan atas pertimbangan emosional.
Berkaitan dengan masalah tersebut Darvill Wendy & Powell, Kesley.
diharapkan kepada institusi pendidikan (2002). The Puberty Book
keperawatan khususnya Program Studi Ilmu (Panduan Untuk Remaja). Jakarta :
Keperawatan Fakultas Kedokteran Gramedia.
Universitas Syiah Kuala, khususnya
mahasiswa yang melakukan praktik Dinas Kesehatan Provinsi. (2007). Profil
dilapangan tahap profesi di bidang Kesehatan Provinsi NAD 2007. Dari
komunitas agar dapat memberikan upaya http:// www.dinkes.aceh prov.go.id.
preventif maupun kuratif dengan lebih Diakses pada tanggal 29 September
aplikatif untuk pengambil kebijakan, tidak 2010.
dengan menggunakan pendekatan kognitif
yang sering dilakukan pada penyuluhan Handoko, Dwi Dharma. (2003). Persepsi
seperti pemberian informasi bahaya-bahaya Masyaraka tentang Perilaku
atau dampak negatif merokok. 4) Kepada Merokok. Semarang: IKIP Semarang
penulis yang lain yang ingin melanjutkan Press.
123
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
124