Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata adalah organ yang paling menarik karena karakteristik fitrahnya obat. Untuk
penyakit mata, administrasi topikal biasanya lebih dipilih daripada administrasi sistemik,
sebelum mencapai penghalang anatomi kornea, setiap molekul obat diberikan melalui rute
okuler harus stabil hambatan prakornea. Ini adalah hambatan pertama yang memperlambat
penetrasi bahan aktif ke dalam mata dan terdiri dari film air mata dan konjungtiva. Obat,
setelah pembangkitan berangsur-angsur, merangsang mekanisme fisiologis pelindung, yaitu,
produksi air mata, yang mengerahkan pertahanan tangguh terhadap pemberian obat tetes mata.
Obat biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian
permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Pengobatan dengan menyisipkan dan
meresapkan obat telah dikembangkan untuk memberikan penglepasan obat secara terus
menerus. Penyisipan obat ini mempunyai kegunaan yang khusus pada obat-obat yang
pemberiannya diperlukan siang dan malam.

Anatomi dan Fisiologi Mata


Mata manusia secara umum terbagi atas segmen anterior dan posterior. Segmen anterior
yaitu kornea, konjungtiva, iris, badan siliari, cairan humor, dan lensa. Sedangkan
bagian posterior yaitu sclera, koroid, retina dan humor viterous. Kornea merupakan membran
transparan multilayer yang terletak paling luar pada bagian mata, tidak disuplai darah
danmendapatkan nutrisi yang diperoleh dari humor aquos dan kapiler limbal. Kornea
manusiaterdiri atas 5 lapisan, yaitu corneal epitelium, membran bowman, stroma, membran
descemet,endotelium. Humor aquor merupakan cairan yang terdapat pada segmen anterior
pada mata,merupakan sumber nutrisi terbesar untuk lensa dan kornea. Iris merupakan bagian
berwarnadari mata, terdiri atas sel epitel berpigmen dan otot sirkular. Bagian tengan dari iris
adalah pupil. Sfingter iris dan otot dilator membantu dalam menyesuaikan ukuran pupil yang
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata badan siliari, otot berbentuk cincin yang
menempel padairis terdiri dari otot siliari. Kontraksi dan relaksasi dari otot ciliary mengontrol
bentuk lensa.Lensa adalah unit kristal dan fleksibel yang terdiri dari lapisan jaringan tertutup
dalam kapsul. Konjungtiva adalah membran mukosa yang melapisi bagian dalam
kelopak mata yang jelas danmenyebar dari permukaan anterior sclera hingga limbus. Hal ini
memfasilitasi pelumasan matakarena adanya mukus dan tear film. Sclera adalah selubung putih

1
sekitar bola mata dan disebut "bagian putih mata". Ini bertindak sebagai perisai utama untuk
melindungi organ internal. Sclera ini disandingkan dengan jaringan vaskular dikenal sebagai
koroid, yang terdapat diantara retina dan sclera. Koroid menyediakan nutrisi ke sel-sel
fotoreseptor di retina. Retin aadalah sensori multilayer,jaringan sensitif terhadap cahaya yang
melapisi bagian dalam mata, berisi jutaan fotoreseptor atau elemen fotosensitif
yang menangkap cahaya dan mengkonversinya menjadi impuls listrik. Impuls ini menjalar di
sepanjang saraf optik ke otak , di manamereka diubah menjadi gambar. Humor vitreous adalah
zat seperti jelly atau matriks hidrogel, didistribusikan antara retina dan lensa.
Mata adalah struktur bola dengan dinding terdiri dari tiga lapisan; bagian terluar
sclera, bagian tengah lapisan koroid, ciliary tubuh dan iris dan bagian dalam saraf lapisan
jaringan retina. Sclera adalah lapisan berserat keras yang melindungi jaringan dalam pada mata
bagian putih kecuali area transparan pada bagian depan dan kornea memungkinkan cahaya
untuk masuk ke mata.
Lapisan koroid, terletak di sclera, mengandung banyak pembuluh darah yangdimodifikasi
pada depan mata sebagai iris berpigmen bagian berwarna dari mata (biru, hijau,coklat, cokelat,
atau abu-abu).

2
1. Struktur kornea
Kornea terletak pada bagian depan mata yang menyampaikan gambar ke bagian
belakang sistem saraf. Kornea dewasa memiliki radius sekitar 7-8mm yang
mencakupsekitar seperenam dari total luas permukaan bola mata yang merupakan jaringan
pembuluh darah yang menyediakan nutrisi dan oksigen yang
dipasok melalui cairanlakrimal dan cairan hmor dan juga dari pembuluh darah yang
terletak diantara korneadan sklera.
Kornea terdiri dari 5 lapisan, yaitu epitel, bowman, stroma, membran descemet,dan
endotelium, yang merupakan jalur utama permeasi obat pada mata. Epitel terbuatdari 5
hingga lapisan sel. Epitel skuamosa (5-6 lapisan sel) dengan ketebalan sekitar50-100 um
dan waktu turnover sekitar satu lapisan sel setiap hari. Sel-sel basaldikemas dengan tight
junction untuk membentuk penghalang yangefektif untuk partikel debu dan kebanyakan
mikroorganisme, dan juga untuk penyerapan obat. Jalur transelular atau paracellular
adalah jalur utama untuk absorbsi obat di epitel kornea. Obat lipofilik memilih rute
transelular sedangkan yang hidrofilikmemilih jalur paracellular untuk penetrasi (difusi
pasif atau difusi melalui intraseluler pada sel). Membran Bowman adalah lembar homogen
acellular dengan tebal 8 14 m yang terletak di antara membran basal epitel dan stroma.
Stroma, atau substania propria, mengandung air sekitar 85% dan sekitar 200-250
lamellae kolagen.

2. Konjungtiva
Konjungtiva melindungi mata dan juga terlibat dalam pembentukan dan
pemeliharaan precorneal tear film. Konjungtiva adalah membran transparan tipisterletak
pada permukaan bagian dalam kelopak mata. Molekul-molekul sampai 20.000Da bisa
menyeberangi conjuctiva, sementara kornea membatasi masuknya molekulyang berukuran
lebih besar dari 5000 Da.

3. Sistem drainase nasolacrimal


Sistem drainase Nasolachrymal terdiri dari tiga bagian; sistem sekresi,sistem
distributif dan sistem ekskresi. Bagian sekresi terdiri dari kelenjarlakrimal yang
mensekresikan air mata, menyebar di permukaan okular olehkelopak mata dengan adanya
kedipan. Sistem sekresi dirangsang oleh kedipandan perubahan suhu karena adanya
evaporasi air mata dan refluks secretorsyang memiliki saraf parasimpatis eferen yang
kemudian disekresikan sebagairespon pengaruh emosional, misalnya keadaan
menangis.Sistem distribusi terdiri dari kelopak mata dan meniskus air mata yang
3
menyebarkan air matadi atas permukaan okular dengan berkedip, sehingga mencegah
kering pada mata.
Bagian ekskretoris dari sistem drainase Nasolachrymal terdiri dari punctalakrimal,
bagian superior, bagian inferior dan kanalikuli; kantung air mata, dansaluran nasochrymal.
Pada manusia, dua puncta adalah bukan dari kanikulilakrimal yang terletak di tempat yang
tinggi dikenal sebagai papilla lakrimal. air mata dalam jumlah besar akan terabsorbsi
oleh mebran mukosa, dan hanyasebagian yang mencapai rongga hidung.

Anatomi dan Fisiologi Kelopak Mata


Kelopak mata atau sering disebut palpebra mempunyai fungsi melindungi bolamata
dari trauma, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film airmata di
depan kornea. Kelopak mata merupakan pelindung mata yang paling baik
denganmembasahi mata dan melakukan penutupan mata bila terjadi rangsangan dari luar.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan di bagian b
elakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Padakelopak mata
terdapat beberapa bagian antara lain; kelenjar sebasea, kelenjar keringatatau kelenjar Moll,
kelenjar zeis pada pangkal rambut bulu mata, serta kelenjarMeibom pada tarsus. Kelopak
mata bisa terjadi kelainan yaitu lagoftalmos (mata tidakmenutup bola mata), ptosis
(kelopak mata tidak bisa dibuka).

Anatomi dan Fisiologi Sistem Lakrimalis


Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistemik
skresi mulai pada pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal yang terletakdi
bagian depan rongga orbita, air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam
ronggahidung di dalam meatus inferior.

Anatomi dan Fisiologi Konjungtiva


Konjungtiva atau selaput lendir mata adalah membran yang menutupi sklera dan
kelopak bagian belakang.
Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang bersifatmembasahi bola mata
terutama kornea dihasilkan oleh sel Goblet. Terdapat tiga bagian konjungtiva yaitu
; konjungtiva tarsal yang menutup tarsus, konjungtiva bulbi membungkus bulbi okuli serta
menutupi sklera, dan konjungtiva forniks sebagaitempat peralihan konjungtiva tarsal den
gankonjungtiva bulbi.

4
Anatomi dan Fisiologi Bola Mata
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata
serta bagian putih pada bola mata yang bersama kornea sebagai pembungkus dan
pelindung isi bola mata. Kekurangan pada sclera memepengaruhi bola mata.
b. Kornea
Merupakan selaput bening mata dan bagian terdepan dari sklera yang
bersifattransparan sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kornea
berperan meneruskan dan memfokuskan cahaya ke dalam bola mata.
Pembiasanterkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan
sinarmasuk kornea dilakukan oleh kornea.
Kornea terdiri dari beberapa lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan
yaitu epitel, membrane bowman, stroma, membrane descement dan endotel. Saraf
sensoris yang mempersarafi kornea yaitu saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke
V saraf siliar longus berjalan suprakoroid yang masuk ke dalam stroma kornea
menembus membran Bowman dan melepaskanselubung Schwannya.
c. Bilik-bilik dalam mata
Bola mata mempunyai 2 bilik yaitu, bilik mata depan yang merupakan
ruangandibatasi oleh kornea, iris, lensa dan pupil serta berisi humor aquos yang
membawamakanan untuk jaringan mata sebelah depan. Kemudian bilik mata belakang
yang paling sempit pada mata.

d. Humor Aquos
Humor aquos atau cairan mata merupakan bagian dari mata yang dihasilkan oleh
badan siliar masuk ke bilik mata melalui pupil serta berfungsi memberikan makanan
dan oksigen untuk mempertahankan kornea dan lensa.
e. Uvea
Uvea merupakan lapis vaskuler di dalam bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah yaitu ; iris, badan siliar, koroid. Iris atau selaput pelangi
mempunyaikemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata.
Badan siliar mengandung otot untuk melakukan akomodasi sehingga lensa dapat
mencembung dan merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem ekskresi

5
dibelakang limbus. Koroid itu sendiri lapis tengah pembungkusbola mata yang banya
k mengandung pembuluh darah dan memberikan makan lapis luar retina.
f. Pupil
Pupil pada anak-anak pupil berukuran kecil karena belum berkembangnya
sarafsimpatis. Orang dewasa ukuran pupil sedang dan orang tua pupil mengecil akibat
rasasilau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Pada waktu tidur pupil
mengalami pengecilan akibat dari berkurangnya rangsangan simpatis dan kurang
rangsanganhambatan miosis. Mengecilnya pupil berfungsi untuk mencegah aberasi
kromatis padaakomodasi.
g. Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor dan
akanmeneruskan rangsangan cahaya yang diterimanya berupa bayangan.Dalam
retina terdapat makula lutea atau bintik kuning yang merupakan bagian kecil dari
retina dan area sensitif paling rentan pada siang hari.
Saraf yang ada di mata
1. Saraf optikus, membawa gel. Saraf yang dihasilkan didalam retina ke otak.
2. Saraf Lakrimalis, merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.
3. Saraf lainnya, menghantarkan sensasi ke bag. Mata yang lain dan merangsang otot pada
tulangorbita
Pembuluh darah yang melewati bagian mata
Arteri opthalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata
kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena opthalmika dan vena retinalis.
Pembuluh darahini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang. Arteri inilah juga yang
akan menyalurkandarah ke cabang arteri lainnya :
1. Arteri retina sentralis,
2. Arteri lakrimalis,
3. Arteri siliaris posterior longa dan brevis, atau
4. Arteri palpebralis.
Karakteristik Organ Mata
Kornea tidak mempunyai pembuluh darah tetapi banyak mengandung akan ujung
saraf.Ketika sediaan topikal diberikan untuk mata, akan terpapar pertama kali oleh kornea
dankonjungtiva, mewakili hambatan utama untuk penetrasi obat. Epitelium dan endotelium
darikornea banyak mengandung lipid, sehingga menjadi penghalang untuk senyawa yang
larutdalam air. Stroma adalah lapisan hidrofilik mengandung 70% sampai 80% air,
menjadi penghalang untuk senyawa yang tidak larut dalam air. Sklera mengandung
6
banyak pembuluhdarah yang mensuplai darah ke jaringan anterior pada mata. Konjungtiva
dan permukaan korneadilumasi oleh sebuah lapisan cairan yang disekresikan oleh kelenjar
air mata dan konjungtiva.Kelenjar lakrimal menghasilkan cairan yang disebut dengan
air mata. Kelenjar sebaceous menghasilkan cairan berminyak yang akan tersebar dilapisan
mata.
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf
kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf
lainnya.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot
pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah
ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

Struktur pelindung

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke
segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan
bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya
masih bisa masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh
darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

7
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara
refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang
sangat terang.

Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan
ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban
tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata
adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi
membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah
penguapan air mata.
Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan
air mata yang encer.
8
Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus
memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi
menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil
yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya
infeksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perjalanan obat dalam mata?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi absorpsi dan bioavailabilitas?
3. Apa saja Jenis jenis sediaan intraokular?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui perjalanan obat dalam mata
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi absorpsi dan bioavailabilitas
3. Mengetahui jenis jenis sediaan intraocular

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Drug delivery System Mata


Ophthalmic drug delivery hanya digunakan untuk pengobatan lokal pada mata.Obat
tetes mata tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, yaitu salep, larutan, suspensi, dan strip.
Beberapa diantaranya memerlukan perhatian khusus.
Menurut FI IV halaman 12 larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing,
merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada
mata. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan
obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu
pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat. Perhatian yang sama juga dilakukan
untuk sediaan hidung dan telinga.
Menurut FI III halaman 10, Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau
suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar
kelopak mata dari bola mata.
DOM Martin : 880 Tetes mata adalah seringkali dimasukkan ke dalam mata yang terluka
atau kecelakaan atau pembedahan dan mereka kemudian secara potensial lebih berbahaya
daripada injeksi intavena.Menurut Scovilles halaman 221, Larutan mata merupakan cairan
steril atau larutan berminyak dari alkaloid garam-garam alkaloid, antibotik atau bahan lain
yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam mata.
Ketika cairan, larutan harus isotonik, larutan mata digunakan untuk antibakterial,
anstetik, midriatikum, miotik atau maksud diagnosa. Larutan ini disebut juga tetes mata dan
collyria (singular collyrium).
Route utama pengobatan mata
1. Topical obat diberikan langsung pada conjungtiva (mencegah metabolisme obat)
2. Sistemik pengobatan di bagian posterior mata (saraf ,retina,uveal tract)
3. Intraocular suntikan dan implant, steroid dan antibiotic,pengobatan glaucoma
Route lain ialah membrane controlled patch.

2.2 Bentuk Sediaan Intraokular dan Metode Sistem Pengiriman Sediaan Obat Mata
Berdasarkan kondisi fisik:
a. Intravitreal suntikan (IVT)
Disuntikan ke dalam mata vitreous humor antara lensa dan retina.
10
Suntikan intravitreal melibatkan agen terapi suntikan (obat/udara/gas) di dalam rongga
vitreous Pars Plana melalui tindakan pencegahan aseptik di bawah.

b. SubTenon
Digunakan untuk menggambarkan suntikan melalui membran yang menutupi otot-otot dan
saraf di bagian belakang bola mata.
c. Sub-retina
Disuntikan dibawah retina.
d. Obat tetes mata
Sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan
obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.
e. Salep Mata
Salep yang digunakan pada mata.Berbeda dengan salep dermatologi salep mata yang baik
yaitu :
- Steril
- Bebas hama (bakteri)
- Tidak mengiritasi mata
- Difusi bahan obat keseluruh mata yang dibasahi, Karena sekresi cairan mata
- Dasar salep harus mempunyai titik lebur atau titik leleh mendekati suhu tubuh.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Obat Mata


Diantaranya kelebihan dan kekurangan salah satu sediaan obat mata yaitu obat tetes mata
adalah :
Kelebihan :
Larutan mata memiliki kelebihan dalam hal kehomogenan, bioavailabilitas dan
kemudahan penangananan. Suspensi mata memiliki kelebihan dimana adanya partikel zat
aktif dapat memperpanjang waktu tinggal pada mata sehingga meningkatkan waktu
terdisolusinya oleh air mata, sehingga terjadi peningkatan bioavailabilitas dan efek
terapinya.

11
Kekurangan :
Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas ( 7 L) maka
larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal cavity lalu masuk ke jalur GI menghasilkan
absorpsi sistemik yang tidak diinginkan. Misalnya -bloker untuk perawatan glaukoma
dapat menjadi masalah bagi pasien gangguan jantung atau asma bronkhial.( Codex, 162)
Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskularisasi, selain itu kapiler pada retina
dan iris relatif non permeabel sehingga umumnya sediaan untuk mata adalah efeknya
lokal/topikal. (Codex, 161)

2.4 Bioavailabilitas mata


Bioavailabilitas obat yang dipakaikan pada mata merupakan suatu pertimbangan penting.
Ada faktor-faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat mata, mencakup
ikatan protein, metabolisme obat dan pengaliran mata. Obat yang mengikat protein tidak
sanggup menembus epitel kornea karena ukuran kompleks protein obat. Karena suatu larutan
untuk mata dapat tinggal berada dalam mata hanya untuk waktu yang singkat (karena
pengaliran air mata) maka ikatan protein suatu bahan obat dengan cepat dapat mengganggu
nilai terapeutiknya dengan cara hilang sebelum terjadi penyerapan. Biasanya air mata
mengandung sekitar 0,6 dan 2,0% protein, tetapi status penyakit (seperti uvetis) dapat
meningkatkan tingkat protein ini.
Air mata mengandung enzim-enzim (semacam lysozysme) yang sanggup untuk
mengadakan penguraian metabolism obat, sampai sejauh mana terjadinya metabolism obat
didaerah prakornea masih belum diketahui pasti sekarang ini.Tambahan atas faktor-faktor
fisiologis mempengaruhi bioavailabilitas mata ada beberapa lainnya seperti fisiko kimia,
karakteristik bahan-bahan obat dan formulasi produk yang penting. Karena kornea merupakan
membran penghalang yang mengandung lapisan lipofilik dan hidrofilik, maka ia akan
dirembesi atau ditembus secara sangat efektif oleh bahan-bahan obat yang memiliki ciri-ciri
keduanya. Hal yang menguntungkan untuk perembesan kornea jika mengadakan penyesuaian
pH larutan sehingga meningkat proporsi obat yang terionisasi dalam dosis yang dimasukkan.
Obat-obat yang sangat mudah larut dalam air tidak mudah merembes/menembus
kornea.Suspensi obat dan salep mata kurang mudah bercampur dibanding dengan cairan mata,
jadi untuk periode waktu yang lebih lama dan ini akan meningkatkan bioavailabilitas bahan
obat. Larutan untuk mata yang viskositasnya bertambah, juga tinggal lebih lama dari pada
larutan yang viskositasnya rendah.

12
Faktor yang Mempengaruhi Bioavailabilitas Intraocular:
1. Pemasukan dan pengeluaran dari Lacrimal fluids.
2. Efisiensi pengeringan naso-lacrimal.
3. Interaksi obat dengan protein dari Lacrimal fluid.
4. Pengenceran dengan air mata.

2.5 Mekanisme absorbsi obat mata


Obat dikelola berangsur-angsur harus menembus mata dan melakukannya terutama
melalui kornea diikuti oleh rute non-kornea. Rute non-kornea melibatkan difusi obat
dikonjungtiva dan sclera, tampaknya sangat penting untuk obat yang kurang terserap dikornea.
Berbagai hambatan penyerapan obat.
Dalam air mata berdampak langsung pada efisiensi penyerapan obat ke dalam penyerapan
produktif mata. Kebanyakan obat tetes mata hasil dari proses diffusional diefisiensi membrane.
Kornea proses penyerapan adalah fungsi dari tingkat dan tingkat di mana proses transportasi
mata. Fluks dari setiap molekul obat melintasi membran biologis tergantung pada sifat
fisikokimia molekul menyerap dan interaksi dengan membran.

2.6 Sistem perjalanan obat pada mata


Penyerahan obat yang berkenaan dengan mata ideal harus mampu mendukung
pelepasan/release obat dan dapat tinggal disekitar, hampiran medan mata untuk
memperpanjang periode waktu. Yang menjadi konsekwensi adalah sangat mendesak untuk
mengoptimalkan penyerahan obat berkenaan dengan mata, salah satu dari cara untuk
melakukannya adalah oleh penambahan polymers berbagai nilai/kelas, pengembangan tentang
'gel' agar-agar merekat, pengembangan pengasingan koloidal atau menggunakan erodible atau
bukan erodible memasukkan untuk memperpanjang precorneal obat retention.
Penyerahan obat secara ocular via selaput/membran mengangkut proses di dalam mata
untuk sistem administrasi obat; berkenaan dengan penglihatan iontophoresis, mucoadhesive
polymers untuk penyerahan obat dalam mata; perjalanan terapetik agen macromolecular;
perjalanan penglihatan dan terapetik dari peptides dan protein, pendekatan terapetik untuk
penyakit mundurnya fungsi retina.

13
BAB III

PEMBAHASAN

Pemberian obat secara ocular melalui selaput/membran mengangkut proses di dalam mata
untuk sistem administrasi obat; berkenaan dengan penglihatan iontophoresis, mucoadhesiv
polymers untuk penyerahan obat dalam mata; perjalanan terapetik agen macromolecular;
perjalanan penglihatan dan terapetik dari peptides dan protein.
Karakteristik berikut diperlukan untuk mengoptimalkan sistem perjalanan obat pada
penglihatan :
1. Penetrasi corneal baik.
2. Memperpanjang waktu kontak dengan jaringan corneal.
3. Kesederhanaan pemanasan/penyulingan untuk pasien.
4. Bukan irritative dan format nyaman solusi merekat mestinya tidak menimbulkan refleks dan air
mata.
5. Rheological Konsentrasi Dan Kekayaan sesuai sistem yang merekat.

Tipe Sistem Pelepasan Obat Intraokular


1. Modifikasi sifat adesif (pelekatan)
Cara pertama untuk memperpanjang waktu kontak obat pada kornea mata adalah dengan
meningkatkan viskositas. Pengubah viskositas yang digunakan adalah polimer hidrofilik seperti
bahan kimia untuk cat / kertas, polivinilalkohol dan poliakrilik asetat. Polisakarida seperti
xanthun dapt digunakan untuk meningkatkan viskositas dan menghambat penguraian larutan
oleh air mata. Berbagai obat yang terlarut bersatu dengan polimer ini untuk membentuk gel.
Polimer ini memiliki berat molekul yang lebih tinggi dan tidak dapat melewati membran
biologis.

2. Polimer Mukoadesif
Polimer mukoadhesif memiliki banyak kelompok hidrofilik, seperti hidroksil, karboksil,
amida, dan sulfat. Kelompok-kelompok ini melekat pada mukus atau membran sel oleh
berbagai interaksi seperti ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik atau elektrostatik.
Kelompok-kelompok hidrofilik juga menyebabkan polimer membengkak dalam air dan
menunjukan jumlah maksimum situs perekat.

14
3. Pembentukan Gel pada tempat pemberian
Pada awal tahun delapan puluhan konsep in situ gelling existsnace datang sistem ini akan
memiliki viskositas rendah dan akan diinvestasikan seperti melihat tetesan dan akan berubah
menjadi 'gel' agar-agar ketika kontak dengan cairan kornea. Transisi sol menjadi gel dapat
ditingkatkan dengan tiga cara. Perubahan suhu, perubahan pH dan aktivasi ion.

4. Sistim koloidal
Objek utama dalam optimalisasi pengiriman obat adalah untuk meningkatkan waktu
kontak obat dengan konjungtiva. Pembawa koloid seperti liposom dan nanopartikel berguna
untuk memperpanjang waktu kontak kornea dan karenanya semakin banyak obat yang diuji
berkaitan dengan penyampaian obat. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa sifat fisiko
kimia obat memiliki pengaruh penting pada efek liposom. Obat hidrofilik menunjukan hasil
yang baik ketika diberikan dalam bentuk liposom. Karena obat hidrofilik terlepas dengan cepat
ke luar dari liposom dibandingkan dengan obat lipofilik. Liposom juga mempengaruhi
konsentrasi obat dalam jaringan yang berkaitan dengan penglihatan. Epitel kornea ditutupi oleh
musin bermuatan negatif dan liposom bermuatan positif meningkatkan konsentrasi obat / racun
dalam jaringan yang berkaitan .
Contoh sediaan yang digunakan pada intraokular
1. Retisert adalah implant yang berisi kortikosteroid, flucinolone acetonide (FA), untuk
pengobatan penyakit uveitis. Menggunakan suatu silicone-polvynyl kombinasi
alkohol polimer, dan suka vitasert sutured kedalam dinding mata untuk penghantaran
obat selama 30 bulan.
2. Ganciclovir ( vitrasert)
Implant-4,5mg, gel ophthalmic -0.15% (5g). retinitis CMV- implant ocular : 1 implant
intraveriteral dalam masa 5-8 bulan
Mekanisme kerja : di metabolism menjadi gansiklovir trifosfat yang menghambat
DNA polymerase viris menghambat replikasi DNA virus.
Sediaan dan dosis : untuk induksi diberikan IV 10mg/kg per hari ( 2x5mg/kg, setiap
12 jam) selama 14-21 hari, dilanjutkan dengan pemberian maintance peroral 3000 mg
per hari ( 3kali sehari 4 kapsl@250mg). implantasi intraocular (intraveritreal))4,5 mg
gansiklovir terapi lokal CMV retinitis. Soft contact lenses dan ocular insert, berfungsi
sebagai reservoir dalam penyaluran obat contohnya ocusert yang dapat melepaskan
pilokarpine 20, 40g/jam dalam seminggu untuk mengobati glaucoma kronis.
3. Ocusert mengandung pilocarpin
Lacriset : Alat berbentuk tangkai, steril
15
Komposisi: HPC tanpapreservatif.
Berat :5mg,
Dimension:Diameter:12.5mm, panjang :3.5mm
Penggunaan:Dry eye treatment, Keratitis Sicca.
4. SODI (Soluble Ocular Drug Insert) :
Alat yang larut air berbentuk oval kecil.
Komposisi : Acryl amide, Vinyl Pyrolidone, Ethylacrylate.
Berat : 15-16 mg.
Dalam 10 15 detik berbentuk Softens
Dalam 10 15 menit berubah menjadi Viscous Liquids
Setelah 30 35 menit menjadi larutan polimer.

Keuntungan :
Menggantikan 4-12 kali pemberian obat tetes mata.
Menggantikan 3-6 kali pemakaian ointment.
pengobatan sehari pada Glaucoma dan Trachoma.
5. Bioadhesive ophthalmic insert (BODI) :
berbentuk batang dengan panjang 5 mm, diameter 2 mm dan berat 20,5 mg.
terbuat dari hydroxypropylcellulose (HPC), ethyl cellulose(EC), dan carbomer
(Carbopol 934P).
Molekul-molekul obat dapat dimodifikasi menjadi bentuk prodrug atau liposom.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ganciclovir ( vitrasert) adalah Implant dengan massa 4,5mg, gel ophthalmic 0.15% (5g).
retinitis CMV- implant ocular : 1 implant intraveriteral digunakan dalam masa 5-8 bulan.
Mekanisme kerja : di metabolisme menjadi gansiklovir trifosfat yang menghambat DNA
polymerase viris menghambat replikasi DNA virus.
Obat dikelola berangsur-angsur harus menembus mata dan melakukannya terutama
melalui kornea diikuti oleh rute non-kornea. Rute non-kornea melibatkan difusi obat dikonjungtiva
dan sclera, tampaknya sangat penting untuk obat yang kurang terserap dikornea. Berbagai
hambatan penyerapan obat.
Penyerahan obat yang berkenaan dengan mata ideal harus mampu mendukung
pelepasan/release obat dan dapat tinggal disekitar, hampiran medan mata untuk memperpanjang
periode waktu. Yang menjadi konsekwensi adalah sangat mendesak untuk mengoptimalkan
penyerahan obat berkenaan dengan mata, salah satu dari cara untuk melakukannya adalah oleh
penambahan polymers berbagai nilai/kelas, pengembangan tentang 'gel' agar-agar merekat,
pengembangan pengasingan koloidal atau menggunakan erodible atau bukan erodible
memasukkan untuk memperpanjang precorneal obat retention.
Penyerahan obat secara ocular via selaput/membran mengangkut proses di dalam mata
untuk sistem administrasi obat; berkenaan dengan penglihatan iontophoresis, mucoadhesive
polymers untuk penyerahan obat dalam mata; perjalanan terapetik agen macromolecular;
perjalanan penglihatan dan terapetik dari peptides dan protein, pendekatan terapetik untuk
penyakit mundurnya fungsi retina.

4.2 Saran
1. Sebaiknya tidak menggunakan sediaan injeksi Eylea jika anda alergi aflibercept.
2. Sebaiknya tidak menggunakan pada saat bengkak didalam mata,dan
3. Terdapat infeksi dari jenis bakteri,jamur dan virus di sekitar mata.
4. Sebaiknya beri informasi pada dokter apabila anda memiliki riwayat stroke, koagulasi,
glaukoma serta kondisi lain yang meningkatkan tekanan didalam mata anda.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ansel,H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Penerjemah: farida Ibrahim.Jakarta :
UI-Press. Hal 541-557.

Ansel HC- Introduction to Pharmaceutical dosage form. 4th ed. Philadelphia: Lea & Febiger, 1985: 321-
336.

Gaudana, Ripal. Et al. The American Association of Pharmaceutical Scientist Journal. Ocular
DrugDelivery. Vol 12. No. 3. September 2010

Malhorta, Manjusha and D. K. Majumdar. Indian Journal of Experimental Biology. PermeationThrough


Cornea. Vol. 39. January 2001, pp. 11-24

Michael J. Hogan, M.D. 1949. The Preparation and Sterilization of Ophthalmic Solution. Vol 71.San
Francisco.

18
R , Masteikova. Et al. Biological Availbility of Opthalmic Drugs. 1. Increasing Drug Permeabilityin The
Cornea.2004. Mar;53(2):73-9

www.pharmainfo.net/reviews/recent-advances-ophthalmic-drug-delivery-system
https://www.drugs.com/eylea.html
https://www.macular.org/eylea-injection-treatment

19

Anda mungkin juga menyukai