1
Jacqueline J. Wakkary
2
Meilany Durry
2
Carla Kairupan
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: jacqueline_wakkary@yahoo.com
Abstract: Wound healing can be assisted by modern and traditional medicine. Banana stem sap is
often used as a herbal remedy for wounds. The sap of banana stem contains saponins, flavonoids,
anthraquinone, quinone, lectin, and tannins that are expected to promote wound healing. This study
was aimed to determine the effect of banana stem sap on incised wound of the skin of Wistar rats.
This was an experimental laboratory study. A total of 21 Wistar rats (Rattus norvegicus) were used
in this study; one was used to obtain a normal skin sample, and the others were divided into control
groups (A1 and B1) and treated groups (A2 and B2), five rats in each group. A 1-cm-skin incision
was made on the back of each rat in all groups. The wounds of group A1 and B1 were untreated. In
group A2 and B2, the wounds were applied with 0,5 ml of banana stem sap (Musa paradisiaca var.
sapientum L. Kuntze. AAB) twice a day. Macroscopic and microscopic examinations of the
wounds were performed on day-5 (group A1 and A2) and day-14 (group B1 and B2). The results
showed that, either macroscopically (wound area and crusting) or microscopically (crust,
reepithelization, angiogenesis, proliferation of fibrous tissue and inflammatory cells), group A2
and B2 exhibited better wound healing compared with group A1 and B1. Conclusion: Better
wound healing process in Wistar rats treated with banana stem sap on their insiced wounds
compared to those that were untreated indicates that banana stem sap play distinct roles in
promoting wound healing.
Keywords: wound healing, banana stem sap
Abstrak: Penyembuhan luka dapat dibantu dengan pengobatan modern ataupun teradisional.
Masyarakat awam sering menggunakan pengobatan tradisional salah satunya getah bonggol pisang
untuk mengobati luka. Getah bonggol pisang mengandung saponin, flavonoid, antrakuinon,
kuinon, laktin, dan tanin yang diduga dapat membantu penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian getah bonggol pisang terhadap penyembuhan luka sayat
pada kulit tikus wistar. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik dengan subjek 21 ekor tikus
Wistar (Rattus norvegicus) yang dibagi dalam: satu ekor tanpa perlakuan (sampel kulit normal) dan
empat kelompok perlakuan (lima ekor tiap kelompok). Kelompok A1 dan B1 dibuat luka sayat 1
cm pada daerah punggung tetapi tidak diolesi getah bonggol pisang (Musa paradisiaca var.
sapientum L. Kuntze. AAB). Kelompok A2 dan B2 dibuat luka sayat kemudian diolesi getah
bonggol pisang 0,5 ml dua kali sehari. Penilaian dan pengambilan sampel jaringan kulit luka
dilakukan pada hari ke-5 (kelompok A1 dan A2) dan hari ke-14 (kelompok B1 dan B2). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gambaran penyembuhan luka, baik secara makroskopik (area
permukaan luka dan kerak luka) maupun mikroskopik (krusta, reepitelisasi, angiogenesis,
proliferasi jaringan ikat dan sel-sel radang) pada kelompok A2 dan B2 lebih baik dibandingkan
dengan kelompok A1 dan B1. Simpulan: Ditemukan tanda-tanda penyembuhan luka yang lebih
baik pada kelompok tikus Wistar yang diberikan getah bonggol pisang pada luka sayatnya
dibandingkan dengan yang tidak diberikan, yang mengindikasikan bahwa getah bonggol pisang
berperan khusus dalam membantu proses penyembuhan luka.
Kata kunci: penyembuhan luka, getah bonggol pisang
Wakkary, Durry, Kairupan: Pengaruh pemberian getah bonggol pisang ...
Gambar 1. Luka yang tidak diberi getah Gambar 2. Luka yang diberi getah bonggol
bonggol pisang. Terlihat permukaan luka pisang. Terlihat permukaan luka kering
berwarna merah, terdapat bekuan darah, dan berwarna putih sedikit ditutupi bulu dan defek
defek luka yang lebar. luka yang sudah lebih mengecil.
Gambar 3. Luka yang tidak diberi getah Gambar 4. Luka yang diberi getah bonggol
bonggol pisang. Terlihat permukaan luka pisang. Terlihat permukaan luka sudah kering
berwarna sedikit kemerahan, terdapat sedikit berwarna putih dan defek luka yang sudah
bekuan darah dan tampak defek luka kecil. hilang.
Gambar 5. Gambaran normal kulit tikus wistar (kelompok tanpa perlakuan 14 hari). Tampak epitel berlapis
gepeng (panah kuning), folikel rambut (panah hitam), kelenjar sebasea (panah hijau) dan pembuluh darah
(panah biru). 100x
Gambar 6a. Penyembuhan luka tanpa getah bonggol Gambar 6b. Penyembuhan luka tanpa getah bonggol
pisang hari ke-5. Terlihat adanya krusta atau kerak pisang hari ke-5. Terlihat adanya krusta atau kerak
luka (panah merah) dan terdapat sel radang (panah luka (panah merah), reepitelisasi (panah hitam) dan
hijau). 400x serat kolagen (panah biru). 400x
Gambar 7a. Penyembuhan luka yang diberi getah Gambar 7b. Penyembuhan luka yang diberi getah
bonggol pisang hari ke-5. Terlihat reepitelisasi bonggol pisang hari ke-5. Terlihat krusta (panah
sempurna/epitel yang sudah menutup (panah merah), merah), celah luka sudah terisi dengan jaringan
dan angiogenesis (panah biru). 400x granulasi yaitu fibroblas (panah hitam) dan jaringan
ikat kolagen (panah putih). 400x
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017
Gambar 8a. Penyembuhan luka yang tidak diberi Gambar 8b. Penyembuhan luka yang tidak diberi
getah bonggol pisang hari ke-14. Terlihat angiogenesis getah bonggol pisang hari ke-14. Terlihat sedikit sel
(panah hitam), fibroblas (panah biru). 400x radang (panah hijau) dan keratin yamg menebal
(panah merah). 400x
Gambar 9a. Penyembuhan luka yang diberi getah Gambar 9b. Penyembuhan luka yang diberi getah
bonggol pisang hari ke-14. Terlihat epitel menutup bonggol pisang hari ke-14. Terlihat penumpukan
sempurna (panah merah) dan serat kolagen (panah serat kolagen (panah hijau). 400x
hijau). 400x
dan jaringan ikat kolagen yang menjadi pada jaringan yang hidup seperti pada
padat serta mulai menyambung ditepi insisi permukaan kulit dan membran mukosa.11
(bandingkan Gambar 6a, 6b dan 7a, 7b). Efek pemberian getah bonggol pisang
Pada proses penyembuhan luka terhadap penyembuhan luka sayat pada
fisiologik, gambaran mikroskopik yang kulit tikus wistar juga jelas terlihat pada
dapat dilihat pada hari ke-5 yaitu ruang pemeriksaan hari ke-14 (perlakuan B1 dan
insisi terisi jaringan granulasi yang terdiri B2). Secara makroskopik, luka yang tidak
dari jaringan penunjang yang kaya diberi getah bonggol pisang (Gambar 4)
vaskuler, mengandung kapiler-kapiler baru, tampak sudah mengecil namun masih
kaya fibroblas dan berbagai sel radang.7 terlihat berwarna kemerahan dengan sedikit
Makrofag berfungsi membersihkan bekuan darah. Gambaran yang berbeda
jaringan-jaringan mati dan menyekresi terlihat pada luka yang diberi getah
faktor pertumbuhan seperti epidermal bonggol pisang (Gambar 5); penyembuhan
growth factor (EGF) yang merangsang luka sudah hampir sempurna, permukaan
pembelahan sel epitel dan fibroblast, luka yang sudah tampak kering berwarna
fibroblast growth factor (FGF) menstimu- putih, dan defek luka yang sudah hilang.
lasi pertumbuhan kapiler dan mitogenik Secara mikroskopik luka yang tidak diberi
untuk fibroblas, sel endotel dan sel otot getah bonggol pisang (Gambar 8a dan 8b)
polos, serta vascular endothelial growth menunjukkan epitel permukaan sudah
factor (VEGF) yang dapat meningkatkan menutup sempurna namun masih terdapat
angiogenesis pada penyembuhan luka. sedikit sel radang dan angiogenesis,
Hiperplasia epitel yang terlihat merupakan sedangkan pada luka yang diberi getah
hiperplasia fisiologik sebagai kompensasi bonggol pisang (Gambar 9a dan 9b)
saat sebagian jaringan yang dibuang, tampak epitel berlapis gepeng yang matang
terputus atau sakit. Hiperplasia juga dan sudah terbentuk sempurna menutupi
merupakan respon kritis sel jaringan ikat seluruh permukaan luka serta terdapat
padat penyembuhan luka, dimana pada penumpukkan kolagen; terlihat mirip
keadaan tersebut fibroblas yang distimulasi dengan kulit normal. Berdasarkan teori
faktor pertumbuhan dan pembuluh darah pada hari ke-14 proses penyembuhan luka,
berploriferasi untuk mempermudah proses memperlihatkan penumpukkan kolagen dan
perbaikan.8 Peningkatan fibroblas dan poliferasi fibroblas masih berlanjut.
angiogenesis yang terlihat pada luka sayat Adanya infiltrasi leukosit, edema dan
yang diberi getah bonggol pisang dalam vaskularisasi yang awalnya meningkat
penelitian ini dapat juga disebabkan oleh sebagian besar akan hilang, adanya prolife-
bahan yang terkandung dalam getah rasi fibroblas yang masih berlangsung, dan
bonggol pisang antara lain saponin. infiltrasi sel-sel radang sebagian besar
Saponin dapat memacu pembentukan menghilang.8
fibroblas untuk sintesis kolagen dan Penelitian ini menunjukkan bahwa
meningkatkan pembentukan pembuluh penggunaan getah bonggol pisang dapat
darah baru sehingga pasokan oksigen dan membantu penyembuhan luka mulai dari
nutrisi pada luka lebih banyak dan fase peradangan sampai fase remodeling.
penyembuhan dapat terjadi lebih cepat.9 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Disamping itu getah bonggol pisang juga Budi12 bahwa kandungan flavonoid,
mengandung flavonoid yang memiliki saponin dan tanin dalam getah bonggol
khasiat sebagai antioksidan dan antiflamasi pisang memiliki fungsi sebagai antioksidan,
sehingga dapat membantu proses penyem- proangiogenesis, serta dapat meningkatkan
buhan luka dan menghambat kerusakan pasokan oksigen dan juga nutrisi pada kulit
sel.10 Antrakuinon sebagai antibakteri dapat daerah perlukaan.
memusnahkan bakteri yang masuk kedalam Keterbatasan penelitian ini ialah
luka dengan cara membunuh atau jumlah subjek penelitian maupun referensi
menghambat pertumbuhan mikroorganisme mengenai kandungan farmakokinetik dan
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017