Anda di halaman 1dari 6

VALIDASI METODE KUERSETIN DALAM EKSTRAK MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

AI SITI RIKA FAUZIAH (260110140084)

1. Tujuan
Melakukan validasi untuk metode penentuan kadar kuersetin dalam ekstrak dengan
spektrofotometer uv-vis.

2. Prinsip
a. Kuersetin
Kuersetin adalah salah satu senyawa golongan flavonoid dengan berbagai
aktivitas biologis serta dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit
(Aaron et al., 2016)..
b. Validasi
Validasi merupakan suatu metode untuk melakukan proses penetapan bukti
terdokumentasi yang memberikan jaminan tinggi bahwa suatu produk (peralatan)
akan memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk analisis (Tangri et al., 2012).
c. Spektrofotometer UV-Vis
Spektorfotometer Uv-vis adalah suatu instrument yang sering digunakan untuk
menentukan absorbansi dari sampel yang mempunyai panjang gelombang tertentu
yang dilengkapi dengan sumber cahaya monokromator, kuvet serta detektor (Liang
and Roy, 2014).

3. Reaksi

(Azizah et al., 2014).


4. Teori Dasar
Kuersetin (3,3',4',5,7-pentahidroksiflavon), C15H10O7 dengan berat molekul
302,23 Dalton, merupakan salah satu flavonol dari kelompok senyawa flavonoid
polifenol yang didapatkan pada hampir setiap jenis tanaman, terutama tanaman buah-
buahan. Umumnya didapatkan dalam bentuk glikosida (turunan gula), dimana kuersetin
merupakan aglikon dari molekul rutin tanpa glikosida. Kandungan tertinggi didapatkan
pada kulit buah apel, cukup tinggi pada bawang merah, buah anggur merah, dan teh
hijau (Herrmann, 1988).

Gambar 1. Struktur Kuersetin (Alrawaiq and Abdullah, 2014).


Secara sederhana, validasi adalah penetapan atau membenarkan atau suatu aksi
dari pembuktian suatu keefektifan metode. Dalam arti lain, validasi merupakan suatu
metode untuk melakukan proses penetapan bukti terdokumentasi yang memberikan
jaminan tinggi bahwa suatu produk (peralatan) akan memenuhi persyaratan yang
diperlukan untuk analisis (Tangri et al., 2012). Proses validasi terdiri dari identifikasi
dan pengujian semua aspek dari suatu proses yang dapat memberikan pengaruh pada
proses atau penetapan akhir. Sebelum suatu metode dilakukan, sistem atau metode
tersebut haruslah terkualifikasi terlebih dahulu. Kualifikasi meliputi Design
Qualification (DQ), Installation Qualification (IQ), Operational Qualification (OQ),
Performance Qualification (PQ), dan Component Qualification (CQ) (James and
Carleton, 2008). Validasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya validasi alat, validasi
proses, validasi metode analisis serta cleaning validation. Peralatan yang harus
divalidasi adalah IQ, OQ, dan PQ (Tangri et al., 2012).
Beberapa parameter yang harus dilakukan dalam proses validasi adalah sebagai
berikut akurasi, presisi, linearitas, rentang, Limit of detection (LOD), Limit of
quantification (LOQ). Selektivitas, robustness, ruggednessdan system suitability
studies (Lavanya et al., 2012).
Salah satu instrument yang digunakan untuk pengujian kadar kuersetin dalam
ekstrak adalah spektrofotometer uv-vis. Spektrofotometri serap merupakan pengukuran
interaksi antara radiasi elektromganetik panjang gelombang tertentu yang sempit dan
mendekati monokromatik dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Elektron
yang terlihat dan elektron yang tidak terikat akan tereksitasi pada suatu daerah frekuensi
sesuai dengan cahaya ultraviolet dan cahaya tampak. Spektrum absorbansi daerah
sekitar 220 nm sampai 800 nm dan dinyatakan sebagai spektrum elektron. Suatu
spektrum ultraviolet meliputi daerah bagian ultraviolet (190 380 nm), spektrum
visible bagian sinar tamoak (380 780 nm) (Roth et al., 1994).

5. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
- Beaker glass - AlCl3
- Gelas ukur - Asam asetat
- Labu ukur - Aquades
- Pipet - Ekstrak
- Spektrofotometer UV-Vis - Metanol

6. Data Pengamatan
6.1 Pembuatan Larutan Standar
No Perlakuan Hasil
1 Ditimbang 10 mg baku standar
kuersetin dan dilarutkan dalam
10 ml methanol (1000 ppm)
2 Dipipet 1 ml dan dilarutkan
dalam 10 ml methanol (100
ppm)
3 Dibuat beberapa konsentrasi
yaitu 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm
4 Masing-masing larutan
ditambahkan 3 ml methanol;
0,2 ml AlCl3 10%; 0,2 ml asam
asetat (pH 3,8) dan di add
dengan aquadest sampai 10 ml
5 Didiamkan selama 30 menit
pada suhu kamar
6 Diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 431 nm
7 Dibuat kurva kalibrasi dan
persamaan regresi liniernya

6.2 Preparasi Sampel


No Perlakuan Hasil
1 Sebanyak 0,1 gram ekstrak dan
dilarutkan dalam methanol
sampai 10 ml
2 Larutan ekstrak dipipet 1 ml ke
dalam labu ukur 10 ml lalu
ditambahkan 3 ml methanol 0,2
ml; 0,2 ml AlCl3 10%; 0,2 ml
asam asetat (pH 3,8) 1M dan
ditambahkan aquadest hingga
tanda batas (10 ml)
3 Dikocok homogen lalu diamkan
selama 30 menit
4 Serapan diukur pada panjang
gelombang maksimal (431 nm)
5 Absorban yang dihasilkan
dimasukkan ke dalam
persamaan regresi linier dari
kurva standar kuersetin
6 Dibuat blanko dengan tidak
menambahkan pereaksi warna
(AlCl3)
7 Dihitung kadar kuersetin dalam
ekstrak dengan menggunakan
spektrofotometer uv-vis
7 Simpulan

Daftar Pustaka

Aaron, J. S., J. Oertle, D. Warren, D. Prato. 2016. Quercetin: A Promising Flavonoid with a
Dynamic Ability to Treat Various Disease, Infections, and Cancers. Journal of Cancers
Therapy. 7: 83 95.

Azizah, D., Endan, K., & Fahrauk, P. 2014. Penelitian Kadar Flavonoid Metode AlCl3 pada
Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.). Kartika Jurnal Ilmiah
Farmasi, 45-49.

Alrawaiq, N.S., A. Abdullah. 2014. A Review of Flavonoid Quercetin: Metabolism,


Bioactivity and Antioxidant Properties. International Journal of PharmTech Research.
6(3): 933 941.

Herrmann K. 1988. On The Occurrence Of Flavonols And Flavone Glycosides In Vegetables.


Z Lebensm Unters Forsch. 186,1-5

James Agalloco, Frederick J. Carleton. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes, Third


Edition. New York: Informa Healthcare Inc.

Lavanya, G., M. Sunil, M.M. Eswarudu, M. C. Eswaraiah, K. Harisudha, and B.N. Spandana.
2013. Analytical Method Validation: An Update Review. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research. 4(4): 1280 1286.

Liang, T., R. Roy. 2014. Ultraviolet Visible Spectrophotometry (UV - Vis) and SALIgAE
Quantitative and Semi-quantitative Tools for The Analysis of Salivary Amylase. Journal
Forensic Research. 5: 247.

Roth et al. 1994. Analisis Farmasi, diterjemahkan oleh Sardjono Kisman dan Slamet Ibrahim.
Yogyakarta: UGM Press.

Tangri, P., R. P. Singh, J. Vikash. 2012. Validation: A Critical Parameter for Quality Control
Of Pharmaceuticals. Journal of Drug Delivery & Therapeutics. 2(3): 34-40

Anda mungkin juga menyukai