Abstrak
Masa remaja adalah masa saat tingginya kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa mulai terjadi pengingkatan status
gizi yang mengarah kepada gizi lebih, tetapi gizi kurang juga masih ditemui pada beberapa
remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakor-faktor yang berhubungan
dengan indeks Massa Tubuh (IMT) siswa SMA Marsudirini Bekasi tahun 2013. Faktor-faktor
yang diteliti adalah citra tubuh, aktivitas fisik, kebiasaan makan, dan asupan zat gizi. Sampel
represenstatif (n= 154, pria= 76 wanita=78) diambil dengan cara purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata indeks massa tubuh (IMT) siswa adalah 0.56
SD. Hasil uji statistik menyebutkan terdapat hubungan yang signifikan antara citra tubuh ( r=
0.720) dan frekuensi jajan (r= 0.242) terhadap indeks massa tubuh (IMT) siswa. Edukasi
tentang citra tubuh dan pemilihan jajanan yang sehat perlu dilakukan untuk mendukung
terciptanya status gizi yang baik.
Kata kunci: indeks massa tubuh, citra tubuh, aktivitas fisik, kebiasaan makan, asupan zat gizi
Abstract
Adolescence needed more nutrition to support the physiology growth and development. Some
studies showed increasing prevalence of overweight in adolescence. The purpose of this study
was to examine factors related to body mass index among high school student in SMA
Marsudirini Bekasi. The factors were body image, physical activity, food habit, and nutrition
intakes. A representative sample (n= 154, Men=76, women= 78) was taken by purposive
sampling. Mean BMI was 0.56 SD. Factors related to BMI were body image (r =0.720) and
snacking frequency (r= 0.240). Adolescence health body image and health snacking education
to create a good nutrition.
Keyword: body mass index, body image, physical activity, food habit, nutrition intakes
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting
untuk mencapai pembangunan nasional. Tersedianya SDM tersebut didukung oleh sektor
kesehatan, seperti gizi yang baik. Permasalah gizi dapat terjadi pada semua kelompok umur
dan biasanya akan memengaruhi status gizi generasi berikutnya. Selain itu, permasalahan gizi
pada remaja dapat berpengaruh pada status gizi saat dewasa.
Status gizi remaja diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Data dari
NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) memperlihatkan adanya
TINJAUAN TEORITIS
1. Karakteristik Remaja
Masa remaja adalah periode dimana terjadi perubahan-perubahan secara dramatis.
Pertumbuhan yang cepat ini juga berhubungan dengan perubahan hormonal, kognitif, dan
emosional. Perubahan-perubahan ini menciptakan kebutuhan gizi yang spesial. Masa remaja
adalah masa yang rentan dengan permasalahan gizi. Hal ini disebabkan karena masa remaja
membutuhkan lebih banyak asupan giziakibat perumbuhan fisik dan pertumbuhan lainnya.
Selain itu, terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan yang dapat mempengaruhi asupan
gizi (Worthington-Roberts, 2000).
Komposisi tubuh berubah secara dramatis pada remaja putri saat pubertas. Rata-rata
lean body mass turun dari 80% menjadi 74% dari berat badan, dan lemak tubuh bertambah
dari 16% menjadi 27% saat sudah matang. Lemak tubuh pada remaja wanita mencapai
puncaknya pada usia antara 15 dan 16 tahun. Walaupun penambahan lemak pada wanita
adalah normal dan merupakan proses fisologis yang penting, remaja putri biasa memndangnya
secara negatif pada remaja laki-laki lemak tubuh berkurang saat pubertas dan menyisakan
12% pada akhir pubertas (Brown, 2005).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional.
Penggunaan desain studi ini dikarenakan pengambilan variabel bebas dan terikat dilakukan
dalam waktu yang bersamaan. Variabel bebas yang akan diteliti adalah aktivitas fisik (lama
menonton TV, dan kebiasaan memainkan gadget), kebiasaan makan (kebiasaan sarapan pagi
dan kebiasaan jajan), asupan zat gizi, dan persepsi diri terhadap citra tubuh, sedangkan
variabel terikatnya adalah IMT (Indeks massa Tubuh) remaja. Kegiatan penelitian akan
dimulai pada bulan Maret sampai bulan April 2013. Penelitian ini bertempat di SMA
Marsudirini Bekasi.
Populasi target dari penelitian ini adalah semua remaja di SMA di daerah Bekasi.
Populasi studi adalah semua siswa di SMA Marsudirini Bekasi. Kriteria inklusi dari penelitian
ini adalah siswa yang masih terdaftar sebagai siswa aktif, hadir pada saat pengambilan data,
HASIL PENELITIAN
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Univariat Siswa SMA Marsudirini Bekasi Tahun 2013
Pria Wanita Persentase
Variabel Kategori Jumlah
N % n % (%)
Kurus 2 2.6 2 2.6 4 2.6
IMT Normal 43 56.6 53 67.9 96 62.3
Overweight 31 40.8 23 29.5 54 35.1
Puas 19 25 14 17.9 33 21.4
Citra Tubuh
Tidak Puas 57 75 54 82.1 121 78.6
Kebiasaan Makan
5 kali 49 64.5 47 60.3 96 62.3
- Frekuensi Sarapan
< 5 kali 27 35.5 31 39.7 58 37.7
- Frekuensi Jajan 2 kali 54 71.1 61 78.2 115 74.7
PEMBAHASAN
1. Indeks Massa Tubuh
Hasil analisa data Indeks Massa Tubuh (IMT) responden menunjukan 2.6% siswa
memiliki status gizi kurang, 62.3% siswa termasuk gizi normal, dan 35.1% termasuk dalam
gizi lebih. Rata-rata indeks massa tubuh (IMT) adalah 0.56 SD dengan IMT terendah adalah -
2.90 SD dan IMT tertinggi adalah 5.36 SD. Dari rata-rata IMT dapat terlihat rata-rata status
gizi responden termasuk dalam status gizi normal.
Rata-rata IMT pada responden pria adalah 0.73 SD dengan nilai minimum dan
maksimum -2.49 dan 5.36, sedangkan rata-rata IMT pada responden wanita adalah 0.39
dengan nilai minimum dan maksimum sebesar -2.9 dan 3.36. Hasil analisa kategorik pada
IMT menurut jenis kelamin menunjukan hasil responden pria yang masuk ke dalam kategori
gizi normal adalah 56.6%, gizi kurang 2.6%, dan gizi lebih adalah 40.8%. Hasil pada
KESIMPULAN
1. Rata-rata IMT respondenmenunjukan bahwa status gizi siswa termasuk gizi normal.
Hasil ini juga didukung setelah data IMT dikategorikan, didapatkan hasil bahwa IMT
reponden lebih banyak termasuk dalam kategori gizi normal.
2. Rata-rata gambaran citra tubuh responden adalah 0.46. Setelah dikategorikan,
diketahui bahwa lebih dari setengah responden tidak puas dengan bentuk badannya.
Ketidakpuasan terhadap bentuk badan pada responden pria maupun wanita memiliki
jumlah yang hampir sama banyak.
3. Rata-rata dari asupan energi responden baik responden wanita dan pria menunjukan
bahwa asupan energi responden lebih banyak yang kurang dari AKG 2004. Rata-rata
asupan karbohidrat responden berada pada asupan yang termasuk dalam asupan
kurang. Rata-rata asupan protein responden termasuk ke dalam kategori asupan yang
kurang. Asupan lemak hampir dari separuh responden termasuk dalam kategori asupan
lebih
4. Terdapat hubungan antara citra tubuh dengan IMT pada remaja. hubungan ini berpola
positif dan memiliki hubungan yang kuat. Terdapat hubungan antara kebiasaan jajan
dan Indeks Massa Tubuh (IMT) responden. hubungan tersebut berpola positif dan
mempunyai kekuatan yang lemah.
5. Tidak terdapat hubungan antara Frekuensi sarapan, Aktivitas fisik, Frekuensi
menonton TV, Frekuensi memainkan gadget asupan energi, karbohidrat, lemak, dan
protein terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) remaja.
DAFTAR PUSTAKA