Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan Melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup
meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam
memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan
melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita
dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya,
keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang
bertentangan dengan ajarannya.

Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya pelayanan
kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu
sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam
keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat
manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari
dari berbagai penyakit dan kecacatan
Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
2
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1
sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu
untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun.

3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau


kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.

c. Upaya pengobatan penyakit


Nabi saw bersabda : Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-
Nya.Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat
mengenai hal tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi.
Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah
sesuatu/hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan
takdir/kehendak Allah. Pendapat/pandangan agama (agama Islam) dalam pemakaian IUD.
Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.

Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi


IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan
sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
3
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat
merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan memberikan
rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat
mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak
hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga.

Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD :


a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel
telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur
(masih ada kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat
lainnya.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang
memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum
(Islam) mengatakan Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan
alasan kesehatan/keselamatan jiwa
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk
kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.

4
Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan
yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.

b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat dan
berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain.
2.2 PENDEKATAN MELALUI KESENIAN TRADISIONAL
Bidan adalah seorang wanita yang tlah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. Lulus
dengan persyaratan yang ditelah ditetapkan dan memperoleh kualifikasi untuk registrasi dnn
memperole izin untuk melaksanakan praktik kebidanan.
Praktik Bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya.
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan saat ini dihadapkan pada masyarakat
yang lebih terdidik,dan mampu memberi pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau
dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah,
nyaman,sehingga memberi kepuasan ( sembuh dengan cepat dengan pelayanan yang baik ).
Rumah sakit perlu mengembangkan suatu sistem pelayanan yang didasarkan pada pelayanan
yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung jawabkan dan diberikan pada waktu
yang cepat dan tepat. Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam
memproduksi jasa pelayanan kesehatan ( pelayanan medis dan pelayanan kebidanan), untuk
masyarakat menggunakan berbagai sumber daya seperti ketenanagaan, mesin, bahan,
fasilitas, modal, energi dan waktu.

5
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan
rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan
kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki
keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya
dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani
pelayanannya kepada pasien.

Program pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga
bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanannya
berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti memiliki berbagai
pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para bidan dalam
melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat.

Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan


sosial dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan
atau diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada
masyarakat misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut
bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi
yang diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau
benar adanya.
6
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :
1. Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media Metode penyampaian, alat bantu,
sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan
instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung
kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi
kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya
promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya
tidak. Selain itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan dengan memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin
dikembangkan agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan
seyogyanya selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
2. Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan
balita di Posyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa
bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.
3. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit
terutama penyakit berat.
4. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama
bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang.

Serta seorang bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat khususnya,
berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan
usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan
kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya
pendekatan melalui kesenian tradisional.

7
pengertian dari seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya
kemahiran.Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan bahwa kata seni berasal dari bahasa
belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni sendiri dalam bahasa Indonesia
berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan atau persembahan. Namun dalam bahasa
tradisional jawa, seni mempunyai rti Rawit pekerjaan yang rumit rumit / kecil. Dibawah ini
terdapat beberapa hal tentang seni baik pendapat dari para ahli budaya,maupun arti kesenian
secara umum.
a. Seni menurut para ahli budaya
Drs. Popo Iskandar
Seni adalah suatu hasil dari ungkapan emosi yang ingin disampaikan
oleh seseorang kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok.
Ahdian karta miharja
Seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan suatu realitas dalam suatu karya
seni yang bentuk dan isinya, mempunyai kemampuan untuk membangkitkan pengalaman
tertentu dalam rohani penerimanya.Dan menurut beliau Kesenian Merupakan produk dari
manusia sebagai homeostetiskus. Setelah manusia merasa cukup atau dapat mencukupi
kebutuhan fisiknya, maka manusia tersebut perlu dan akan selalu mencari pemuas untuk
memenuhi kebutuhan psikisnya. Manusia semata-mata tidak hanya memenuhi isi perut, tetapi
perlu juga memenuhi pandangan indah serta suara merdu, semua kebutuhan manusia tersebut
dapat dipenuhi melalui kesenian.
b. Kesenian secara umum
Secara umum kesenian dikenal dengan suatu rasa keindahan karena diperuntukkan guna
melengkapi kesejahteraan hidup manusia. Rasa keindahan yang dirasakan oleh seseorang
tersebut, dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang ke orang lain lagi.
c. Kesenian tradisional
Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat
kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil dari pengembangan
kebudayaannya.

8
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan
kemauan secara naluriah. Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik
secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Maksud
dari menyatakan rasa seni secara aktif adalah seseorang jika memiliki suatu rasa seni, harus
dikembangkan atau diapresikan kepada orang lain agar bermanfaat bagi orang lain. Agar rasa
seni tersebut dapat disalurkan atau diberikan kepada orang lain supaya rasa seni yang dimiliki
dapat bermanfaat bagi orang lain.

Dalam kegiatan apresiatif, maksudnya yaitu mengadakan suatu pendekatan terhadap


kesenian seolah olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Kesenian sebagai
karya kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah seseorang dalam pembabaran
ide yang bersifat batiniah dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian seluruh panca
indera kita, khususnya penglihatan, perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan asiknya
terhadap bentuk kesenian itu yang terdiri dari aneka warna, garis, bidang, tekstur dan
sebagainya, yang bersifat lahiriah untuk lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya
kesenian itu, serta ide yang melatar belakangi kehadirannya.

Maka itu dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian, kita tidak cukup hanya
bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Empati berasal dari
kata yunani berarti merasa sama. Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara empati
berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.

2.2.1.Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan
untuk menghargai karya seni, seseorang yang memiliki rasa apresiasi seni berarti orang
tersebut memiliki kesadaran akan nilai dari sebuah karya seni sehingga orang tersebut mampu
menghargai karya seni tersebut.

9
Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah :
a. Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai
dengan lingkungan yang membinanya.
b. Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni,
perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan
usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan penemuan-
penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.

2.2.2. Peranan Seni


Seni memliki beberapa peranan, diantaranya :
a. Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan bagi
manusia yang perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi
dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk
penyempurnaan pekerjaannya.

b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi


1) Sebagai ungkapan gagasan
Seni sebagai gagasan berarti seni dapat digunakan untuk mengungkapkan buah pikiran
dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.

2) Alat komunikasi
Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk
buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik,
ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan
nyanyian dalam drama modern.

3) Kesenian Sebagai Pembentuk Peradaban Manusia


Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat menjadi
beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi
luhur.
10
Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya membentuk
sikap budi manusia. Karya-karya seni pada zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu
menimbulkan suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu itu.
Juga karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern,
kesemuanya memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia.
Secara keseluruhan kesenian hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia, baik
kebahagiaan manusia secara materi maupun spirituil. Kesenian diciptakan oleh manusia
untuk melengkapi kebahagiaan manusia seluruhnya. Ternyata seni mempunyai peranan
dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan
atau menyatakan perasaan pribadi mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari
tentang kelahiran, cinta, perkawinan, iri hati, kematian dan lain-lainnya.
Disamping memenuhi kebutuhan dalam hubungan kegiatan sosial kita mengenai situasi
politik, ekonomi, kepercayaan, menyatakan keinginan atau tujuan bersama, menyusun
komunikasi antar individu, mempengaruhi situasi masyarakat dan lain-lainnya. Juga
memenuhi kebutuhan fisik seperti gedung, alat pengangkutan, alat penyimpanan, bahan
pembungkus. Jadi peranan seni dalam kehidupan manusia merupakan suatu cara atau usaha
hasil budi manusia untuk mencapai tujuan, kebahagiaan atau kesejahteraan. Inilah kenyataan
tentang suatu gejala aktivitas manusia yang dinamakan SENI.

2.2.3. Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan


Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat digunakan
sebagai media dalm melakukan pendekatan kepada masyarakat, Seorang petugas bisa
menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
* Dengan Kesenian wayang kulit
Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal
pertunjukan dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan
prtanyaan yang diberikan oleh penonton.
* Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah
setempat.

11
2.2.4. Kesenian sebagai seni terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui kehidupan
zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai
batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak
positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan
menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll.

2.3.Pendekatan melalui Paguyuban dan sistem Banjar


2.3.1. Pendekatan dalam sistem Banjar
Bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan wilayah ialah,desa .
Kesatuan - kesatuan sosial yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara - upacara
keagamaan yang keramat.
Pada umum nya tampak beberapa perbedaan antara desa dipegunungan dan desa adat ditanah
datar . menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang
disebut Bale Agung, dan berhak mengikuti rapat - rapat desa yang diadakan secara teratur
pada hari tetap.

Cara Cara Pendekatan Bidan dalam wilayah Banjar Bali


Para bidan mempunyai berbagai cara untuk pendekatan diantara nya :
1. menggerakan dan membina peran serta masyarat dalam bidang kesehatan
dengan melakukan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan dan masalah kesehatan
setempat .
2. Pemerintah memberikan ,menerapkan dan menjalalnkan PosKesDes (pos
kesehatan Desa) yang ditujukan kepada seluruh masyarakat setempat sampai kedaerah
pedalaman.
3. Penyuluhan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4.Membina dan memberikan bimbingan (peran bidan sebagai pendidik).Bersama sampai
Kelas 3.

2.3.2.Pendekatan dalam sistem Paguyuban

Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai
dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan , bersifat batiniah dan kekal serta jauh
dan pamri- pamri ekonomi.

12

Pelayanan Kebidanan dengan pendekatan paguyuban

Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan -
pendekatan khususnya paguyuban. untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khusisnya calon
bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatan peran
aktif masyarakakt agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan. misalnya saja denagn
mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas .

Ciri - ciri Paguyuban


Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
Private : hubungan bersifat pribadi .
Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk "kita" saja dan tidak untuk
orang lain diluar kita.

Ciri - Ciri umum


1. adanya hubungan perasaan kasih sayang
2. adanya kenginan untuk meningkatkan kebersamaan
3. Hubungan kekeluargaan masih kental
4. sifat gotong royong masih kuat
Tipe Paguyuban

Memiliki tiga tipe di masyarakat yaitu :


1. Paguyuban karena ikatan darah Yaitu paguyuban berdasarkan keturunan.
contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besar.
2. Paguyuban karena tempat Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang berdekatan
tempat tinggal.Contoh arisan RT,RW,dan karang taruna.
3. Paguyuban karena jiwa pikiran Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang - orang yang
tidak punya hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdelatan tetapi mereka
mempunyai jiwa dan pikiran yang sama. contohnya organisasi.

Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan


pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan
khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk
meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya
saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas

13
POSYANDU

1.PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

2.MANFAAT POSYANDU
1.Sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh masyarakat
Setempat.
2.Sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi,masyarakat dalam pembentukan kader leader
dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
3.Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini.
4.Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan kesehatan.

3.PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN DI POSYANDU


Pelaksanaan system pelayanan di posyandu agar lebih teratur dan lebih terkoordinir maka
dilakukan dengan lima meja diantaranya:
1.Meja pertama pendaftaran
2.Meja kedua penimbangan
3.Meja ketiga pencatatan
4.Meja keempat penyuluhan
5.Meja kelima pelayanan

Selain diadakan posyandu dipuskesmas-puskesmas upaya untuk meningkatkan peran aktif


masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)Mengadakan pendekatan pendekatan dan menjalin kerja sama.
Petugas kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi masyarakat
yang ada di lingkungan tersebut seperti kader desa,tokoh masyarakat,kelompok
PKK,RT,RW,karang taruna,dll. Contohnya adalah petugas kesehatan atau bidan arus
mengadakan kerja sama dengan pamong desa yaitu mengajak masyarakat untuk
memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu baik menimbang
balita,imunisasi,KB,dll.selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah
penduduk yang memiliki balita untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin
mendatangi posyandu.

14
2)Teknik penggunaan ancaman
Disini petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun hukuman. Contohnya
petugas memberikan sangsi tertentu kepada masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor
KB,karena ingin menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang sifatnya
terpaksa. Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat
yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi
maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.

3)Teknik pemberian imbalan.


Disini petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin turut serta berperan
aktif , bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa materi,penghargaan ataupun hadiah hadiah
yang lainnya. Akan tetapi kelemahan dari teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang
bersifat materil sehingga memberitakan keadaan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini
serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga
peran serta yang ada tidak lestari.

4)Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada hal ini sangat penting karena
penggunaan salah satu teknik di atas mempunyai keterbatasan keterbatasan. Dengan cara memilah
maka kelemahan kelemahan teknik diatas dapat meminimalisasikan. Alasan lainnya karena adalah
karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda.sebagai contoh : upaya
imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pemong desa dapat memberikan pemerintah
bahwa semua bayi harus di imunisasi.para tooh masyarakat, pemimpin kader dan para kader selalu
mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi
bagi bayi. Hal ini dapat mengubah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya
terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi, maka masyarakat
tidak akan berperan serta lagi.

5) Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada, hal ini sangat penting karena
penggunaan salah satu teknik diatas mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Denga cara memilah
maka kelemahan-kelemahan teknik diatas dapat diminimalisasikan. Alasan lainnya adalah karena
masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda. Sebagai contoh: upaya imunisasi
untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pamong desa dapat memberikan perintah bahwa semua
bayi harus diimunisasi. Para tokoh masyarakat, pemimpin leader, dan para kader selalu mendatangi
rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal
ini dapat menggugah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.

15
2.4.Pendekatan Dalam Sistem Pesantren
2.4.1. PENGERTIAN
Pondok pesantren adalah lembaga Pendidikan Islam yang menggembangkan fungsi
pedalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia.

2.4.2. TUJUAN DAN SASARAN PONDOK PESANTREN


Bidan harus memiliki keterampilan professional agar dapat memberikan pelayanan kebidanan
yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan rasional, agar bidan dapat menjalankan
peran fungsiya dengan baik maka perlu adanya pendekatan social budaya yang dapat
menjembati pelayanan pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu adanya
tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan
kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang kuat,
menggunakan pendekatan asuhan kebidanan. Bidan dapat menunjukan otonominya dan
akuntabilitas profesi melalui pendekatan sosial dan budaya yang kuat. Bentuk-bentuk
pendekatan yang dapat digunakan oleh bidan dalam pelayanan kesehatan sebagai berikut

a.pendekatam sosial
b.survai mawas diri
c.musyawarah masyarakat pondok pesantren
d.pelatihan
e.pelaksanaan kegiatan
f.pembinaan

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang mengembangkan fungsi


pendalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia. Melalui pedidikan
agama, pendidikan formal, pendidikan kesenian.
Tujuan umum : tercapainya pengembangan dan pemantapan kemandirian pondok pesantren
dan masyrakat sekitar dalam bidang kesehatan.
Tujuan khusus : tercapainya pengertian positif pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya
tentang norma hidup sehat, meningkatkan peran serta pondok pesantren dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan, terwujudnya keteladanan hidup sehat di lingkungan
pondok pesantren.

16
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat,
mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya,
berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan
usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan
kebidanan dengan baik, hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya
pendekatan melalui kesenian tradisional.

3.2.Saran
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah kerjanya, yang meliputi
tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari,
pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
wilayah tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA
- George M. Foster dan Barbara Galatin Anderson. Antropologi Kesehatan. UI Press. Jakarta 1986
- Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes. Jakarta 1996.
- Nasrul Effendi. Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 19
- Sosial budaya dasar, Syafrudin, SKM,M.Kes
- www.google.com

Anda mungkin juga menyukai