Pendahuluan Bio Fuel Bahan Bakar Alternatif
Pendahuluan Bio Fuel Bahan Bakar Alternatif
yang dikenal dengan nama REPELITA. Ketika Indonesia memasuki tahap industri
ada bebarapa faktor yang harus dicermati dengan semakin meluasnya kegiatan-
kegiatan industri. Salah satu faktornya adalah masalah energi. Pada kebijakan
masalah energi ini ternyata mempunyai paradigma yang kurang tepat bahwa energi
sejak tahun 1970-an diskursus tentang pengembangan energi alternatif selain dari
minyak bumi sudah dimulai akan tetapi kurang mendapat tempat dalam kebijakan
energi.
Dekade tahun 1980an industri kita masih mengandalkan sektor migas yang
pada waktu tahun 1970-an mengalami booming sehingga sektor industri kita tidak
sadar bahwa minyak bumi ini merupakan sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui (Non Renewable). Hal ini menjadi awal suatu krisis energi karena
APBN termasuk sektor riil yang namanya industri. Titik kritis dari paradigma
berpikir inilah yang menjadi boomerang di dekade tahun 1990-an sampai industri
kita memasuki abad 21. Seharusnya yang perlu kita koreksi dari paradigma tersebut
bahwa energi minyak bumi tidak dapat diperbaharui sehingga suatu saat
Indonesia akan kehabisan sumber ini. Oleh karena itu ketika dunia industri
berproduksi secara kompetitif diakibatkan oleh adanya kenaikan harga minyak bumi
Melihat kondisi yang demikian perlu kiranya diambil satu langkah untuk
alternatif terutama dari kelapa dan sawit yang notabene Indonesia merupakan
produsen terbesar didunia dalam bidang kelapa dan sawit. Atas dasar kondisi inilah
maka PT. Sungai Taman Eden ikut ambil peranan dalam menyehatkan dunia
industri di Indonesia dengan cara memproduksi bahan baker alternatif berupa bio
fuel yang dapat digunakan sebagai energi alternatif di dunia industri akibat dari
kenaikan harga minyak bumi dunia cukup signifikan terhadap ekonomi secara
nasional. Disisi lain posisi Indonesia dalam percaturan bidang energi khususnya
minyak bumi telah berubah status dari eksportir menjadi net importir minyak bumi.
PT. Sungai Taman Eden akan merasa bangga apabila dari visi dan misi ini
mendapat respon dari dunia industri untuk secara kolektif ikut menyelamatkan
Indonesia. Selamat.
BAHAN BAKAR BIOFUEL
energi. biofuel merupakan jenis bahan bakar alternatif yang diproses melalui
hidrolisis sehingga didapatkan suatu hasil yang memenuhi standard bahan bakar
khususnya ,imyak bakar untuk Industri. Disisi lain biofuel merupakan bahan bakar
ramah lingkungan yang tentunya bahan bakar ini akan mempunyai kontribusi besar
dalam program langit biru. Biofuel yang diproduksi oleh PT. Sungai Taman
Adapun jenis-jenis bahan bakar yang diproduksi oleh PT. Sungai Taman
Eden dan diperdagangkan di Indonesia adalah biofuel adalah jenis bahan bakar
yang digunakan untuk dapur industri baik mesin burner maupun mesin boiler.
pencemaran udara sendiri terdiri dari CO2, CO, nitrogen dioksida, sulfur dioksida
dan Pb (Timah Hitam). Substansi yang tidak diinginkan inilah yang disebut polusi
udara atau pencemaran udara. Pencemaran udara yang diproduksi dan dihasilkan
dari pembakaran dan penguapan bahan bakar pada dapur dapur industri (bensin
dan bahan bakar mesin diesel). Pencemaran ini dapat dibagi menjadi tiga substansi
utama, yaitu CO, HC dan Nox. Gas-gas ini sangat tidak menyehatkan bagi
pernapasan dan dalam beberapa kasus membahayakan atau sangat berbahaya bagi
yang berbahaya baik bagi manusia maupun tumbuhan dan binatang karena biofuel
lingkungan.
KARAKTERISTIK BIOFUEL
untuk mesin burner atau boiler perlu diketahui terlebih dahulu karakteristiknya,
dengan maksud agar hasil pembakaran dapat tercapai secara optimal. Secara umum
Berat Jenis adalah suatu angka yang menyatakan perbandingan berat dari bahan
bakar minyak pada temperatur tertentu terhadap air pada volume dan temperatur
yang sama. Penggunaan Specific Gravity adalah untuk mengukur berat/massa
Gravity antara 0,89 dan 0,90 dengan kata lain biofuel lebih ringan daripada air.
Viskositas (viscosity)
perlawanan/hambatan dari suatu bahan cair untuk mengalir atau ukuran besarnya
tahanan geser dari bahan cair. Makin tinggi Viskositas minyak akan makin kental
dan lebih sulit mengalir, demikian sebaliknya makin rendah viskositas minyak
makin encer dan lebih mudah minyak itu mengalir. Cara mengukur besarnya
viskositas adalah tergantung pada alat viskometer yang digunakan, dan hasil
standard yang bisa digunakan untuk mengukur Viskositas adalah Kinematik diukur
Viskositas bahan bakar minyak sangat penting artinya, terutama bagi mesin-
mesin diesel maupun ketel-ketel uap, karena Viscositas minyak sangat berkaitan
dengan suplai konsumsi bahan bakar ke dalam ruang bakar dan juga sangat
melalui injector.
Nilai kalori adalah suatu angka yang menyatakan jumlah panas/kalori yang
dihasilkan dan proses pembakaran sejumlah Bio oil dengan udara/oksigen. Nilai
Kalori biofuel atau 9.400-9.700 Kcal/kg. Nilai Kalori berbanding terbalik terhadap
Berat Jenis. Pada Volume yang sama, semakin besar berat jenis suatu minyak akan
semakin rendah nilai kalorinya, demikian sebaliknya semakin rendah berat Jenis
suatu minyak akan semakin besar nilai kalorinya. Nilai kalori diperlukan karena
dapat digunakan untuk menghitung jumlah konsumsi bahan bakar minyak yang
dibutuhkan untuk suatu mesin dalam suatu periode. Nilai Kalori umumnya
Berbeda dengan bahan bakar minyak dari fosil, biofuel tidak mengandung
belerang karena unsur belerang ini tidak diharapkan karena sifatnya merusak, maka
pembatasan dari jumlah kandungan belerang dalam bahan bakar minyak adalah
Hal ini disebabkan karena proses pembakaran, belerang ini teroksidasi oleh
oksigen menjadi belerang dioksida (SO 2) dan belerang trioksida (SO3). Oksida
belerang ini apabila kontak dengan air akan menjadi bahan-bahan yang
merusak/korosif terhadap logam-logam didalam ruang bakar dan sistem gas buang.
Titik tuang adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari biofuel
tersebut masih dapat mengalir karena gaya gravitasi. Titik tuang ini diperlukan
pemakaian dari biofuel. Hal ini dikarenakan bahan bakar minyak sering sulit untuk
Titik Nyala adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari biofuel
dimana akan timbul penyalaan api sesaat apabila pada permukaan biofuel tersebut
didekatkan pada nyala api. Titik Nyala ini diperlukan sehubungan dengan adanya
dan pengangkutan biofuel terhadap bahaya kebakaran. Titik Nyala ini tidak
pembakaran yang berasal dari biofuel tersebut, karena hal ini dapat menyebabkan
Kadar abu adalah jumlah sisa-sisa dari biofuel yang tertinggal, apabila suatu
minyak dibakar sampai habis. Kadar abu ini dapat berasal dari biofuel sendiri atau
akibat kontak didalam perpipaan dan penimbunan (adanya partikel metal yang
tidak terbakar yang terkandung dalam biofuel itu sendiri dan yang berasal dari
sistem penyaluran/penimbunan).
C. PENGGUNAAN
Dalam proses penggunaan ataupun penyaluran biofuel hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Fasilitas serta peralatan pendukung penyaluran diusahakan yang kedap
terhadap percikan listrik (Flame Proof), guna mencegah kemungkinan
kebakaran
2. Lakukanlah pencatatan terhadap pemakaian biofuel setiap harinya sehingga
dapat diperkirakan konsumsi setiap bulan serta waktu penyuplaian biofuel
3. Hindarai penyaluran paa saat yang sama dari tangki yang sama dengan
tangki penerimaan untuk menghindari kesalahan perhitungan
penerimaan/penyaluran.
4. Tekanan biofuel sebelum masuk ke burner berkisar antara 2,5 s.d. 2,6 bar yang
merupakan tekanan ideal
SISTEM PEMBAKARAN
Untuk industri yang cuukup besar diperlukan pula energi yang besar untuk
menjalankan produksinya. Oleh karena itu PT. ....................... membuat biofuel yang
merupakan bahan baker yang cukup murah dari aspek ekonomisnya maupun
penggunaaannya, sehinga perlu dijelaskan beberapa hal tebtang system
pembakaran. Proses pembakaran memerlukan proses pemanasan, demikian pula
dengan biofuel juga memerlukan proses pemanasan sehingga akan diperoleh
viskositas yang diinginkan dan dapat menghasilkan pemebakaran dengan baik.
Oleh kerena itu aaka perlu kami sampaikan beberpa jenis alat penyembur (Nozzle)
sebagai berikut :
a. Penyembur (Nozzle) dengan jenis hembusan (Bllast Type Atomizer), alat ini
menyemprotkan Bahan Bakar dengan cepat oleh adanya hembusan uap.
b. Penyembur (Nozzle) dengan jenis cawan berputar (Rotary Cup Atomizer), pada
alat ini minyak terbagi rata pada cawan yang berputar sehingga terjadi
pencampuran dengan baik antara minyak dan udara
c. Penyembur (Nozzle) dengan jenis tekanan (Pressure Jet Atomizer), pada alat ini
minyak dipompa dengan tekanan tinggi melewati pancaran minyak sehingg
minyak menjadi partikel-partikel kecil.