Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu anggota famili rumput-
rumputan (Garmineae) yang bernilai ekonomis cukup tinggi, karena tanaman ini merupakan
bahan baku utama dalam pembuatan gula putih.
Sari tebu merupakan hasil utama dari tebu yang kemudian dijadikan bahan utama dalam
pembuatan gula. Dalam skala besar, mayoritas penggunaan tebu adalah untuk pembuatan gula
di pabrik pabrik gula putih namun tak jarang ditemukan dalam skala kecil tebu juga digunakan
dalam pembuatan gula merah. Dalam proses produksinya, tebu menghasilkan 90% ampas tebu,
5% molase dan 5% air.
Limbah ampas tebu yang tidak dimanfaatkan biasanya ditumpuk di sekitaran penggilingan
atau dalam skala pabrik, ampas tersebut disusun berupa blok blok kubus. Dengan prosentase
jumlah ampas tebu yang mencapai 90% per batangnya, hal ini menjadi dampak negatif bagi
produsen gula jika tidak mampu mengelola limbah yang dihasilkan, seperti penutupan pabrik
karena permasalahan pengelolaan limbah, dan akan menjadi sarang tikus (hama) jika diiarkan
menumpuk.
Hingga sekarang pemanfaatan ampas tebu yang dihasilkan masih terbatas sebagai produk
produk yang kurang optimal dan bernilai ekonomi rendah. Optimalisasi produk limbah menjadi
krusial mengingat perekonomian masyarakat sekitar yang mayoritas petani tebu juga masih
sangat rendah. Kenaikan gula pada tahun 2010 menuai protes dari para petani tebu dengan
membakar lahan tebu sebanyak dua ribu hektar.
Melihat hal tersebut dirasa penting untuk mengembangkan material ampas tebu ini dalam
pengujian dengan arah yang tepat agar pemanfaatan material serat ampas tebu dapat maksimal.
Dengan begitu diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada masyarakat sekitar akan
potensi yang dimiliki daerahnya. Selain itu, pemanfaatan serat ampas tebu sebagai material yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menunjang perekonomian di sekitar material
tersebut berada.

Pada penelitian ini, kami ingin melakukan eksperimen untuk mendapatkan alternatif teknik
pengolahan agar ampas tebu dapat dimanfaatkan sebagai produk pakai, serta inovasi untuk
produk gaya hidup dengan pasar tertentu.. yaitu penggunaan ampas tebu sebagai bahan dasar
laminasi pada pembuatan kapal yang kami beri nama LASEBU
Luaran
1. bahan pembuatan meubel yang lebih murah
2. Bahan pembuatan meubel yang lebih kuat dan awet
Manfaat
1. Harga meubel yang lebih murang dan dapat bersaing dipasaran tanpa mengurangi kualitasnya.
2.

BAB 2

a) Kondisi Umum Lingkungan


setelah kami melihat salah satu pabrik gula di akjnacacbsjidca kami melihat banyak tumpukan
ampas tebu yang ditumpuk dengan kapasitas yang banyak.. kemudian ampas tersebut sudah tidak
digunakan lagi/ dibuang(dibakar begitu saja). Sehingga pengelolaan tebu tersebut tidak
maksimal.
b) Pangsa Pasar
Daya saing industri mebel Indonesia terletak pada sumber bahan baku
yang melimpah, keawetan bahan dan teknologi yang memadai. Produk mebel
Indonesia memiliki nilai keunggulan pada daya saing dalam diferensiasi maupun
Harga. Dalam hal laminasi, pembuatan laminsasi di Indonesia sangat diminati, karena adanya
keunggulan seperti kuat, mudah dibuat, dan tentunya harganya lebih murah.jika peroses laminasi
digunakan untuk usaha meubel. Oleh karena itu target pasar kami adalah para pengusaha dan
peminat meubel yang ingin adanya perubahan dan kemajuan serta ingin meminimalisir dana
karena produk kami menggunakan limbah ampas tebuh.

Anda mungkin juga menyukai