Peralatan Proteksi Jaringan Transmisi
Peralatan Proteksi Jaringan Transmisi
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 500kV. Ini merupakan transmisi yang
sangat tinggi. Karena di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kV. Kategori yang
kedua adalah transmisi dengan tegangan sebesar 150 kV. Dan yang ketiga adalah
transmisi 75 kV. Untuk dibawah 75 kV selanjutnya dinamakan dengan distribusi
tenaga listrik.
Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system
tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman
sistem, sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat singkat
dapat diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang
terlalu lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh
manusia
2. Peralatan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :
a. Relay arus lebih
merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat
adanya gangguan phasa-phasa.
b. Relay hubung tanah
Merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.
c. Relay Diferensial
Relay diferensial ini berfungsi untuk mengamankan transformator tenaga terhadap
gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator, yang
disambung ke instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi
d. Relay jarak
a. Dapat menentukan arah letak gangguan
b. Gangguan didepan relai harus bekerja.
c. Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja
d. Dapat menentukan letak gangguan.
e. Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja.
f. Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh bekerja.
g. Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu.
Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
d. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele jarak
menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi saluran
yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena impedansi pada saluran besarnya
akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, rele jarak tidak tergantung
oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak gangguan
yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja
ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari
relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik
terjadinya gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Zf=Vf/If
Dimana:
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan
Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang
terukur dengan impedansi setting, dengan ketentuan:
a. Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka
relai akan trip.
b. Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai maka
relai akan tidak trip.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini
merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi sambaran
petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung ketanah. Sehingga
sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang memiliki
tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa
cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya flashover antara kawat
dasa dengan kawat tanah.
f. Pemutus tenaga (PMT)
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi
sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.
4. Penerapan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik.
Namun, untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada
saluran masuk ke gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika
jaringan transmisis terjadi gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan.
Jika terjadi kerusakan, maka kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat
tanah dipasang diatas kawat fasa yang berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari
sambaran petir. Sehingga pemasanggannya berada diseluruh jaringan transmisi tenaga
listrik.
Gambar pemasangan relai untuk memproteksi arus lebih pada jaringan transmisi
disebuah gardu induk