Anda di halaman 1dari 7

Peralatan Proteksi Jaringan Transmisi

1. Pengertian Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses
penyaluaran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga
Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai pada
konsumer pengguna listrik dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan
pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi gangguan peralatan yang berhubungan
dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat
terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi bekerja dengan baik, maka
pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi
bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka
pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja demi mengamankan sistem dan
manusia yang sedang melakukan perawatan.

Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 500kV. Ini merupakan transmisi yang
sangat tinggi. Karena di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kV. Kategori yang
kedua adalah transmisi dengan tegangan sebesar 150 kV. Dan yang ketiga adalah
transmisi 75 kV. Untuk dibawah 75 kV selanjutnya dinamakan dengan distribusi
tenaga listrik.
Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system
tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman
sistem, sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat singkat
dapat diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang
terlalu lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh
manusia
2. Peralatan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :
a. Relay arus lebih
merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat
adanya gangguan phasa-phasa.
b. Relay hubung tanah
Merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.
c. Relay Diferensial
Relay diferensial ini berfungsi untuk mengamankan transformator tenaga terhadap
gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator, yang
disambung ke instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi

d. Relay jarak
a. Dapat menentukan arah letak gangguan
b. Gangguan didepan relai harus bekerja.
c. Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja
d. Dapat menentukan letak gangguan.
e. Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja.
f. Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh bekerja.
g. Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu.
Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.

3. Cara Kerja Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


a. Relay arus lebih
Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih, maka dalam
waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan transmisi akan
tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka jaringan transmisi akan
terhubung kembali. Macam-macam karakteristik relay arus lebih :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi
nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 20 ms).
b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung
singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu
kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak
tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay.
c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara
terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik
ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-
beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
Standar invers, Very inverse, Extreemely inverse
b. Relay hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa dengan
tanah, maka relay hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang sangat
singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi kerusakan yang sangat
banyak.
c. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan sangat
selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang mengalir
pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam
kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan (generator,
transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus,
yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara
terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus Jika terjadi
gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external fault),
maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap
sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk
gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah
sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada
kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman
dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator arus
sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja
(operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah)
yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus
mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman akan bekerja
dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga
peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir. Adapun gambar kerja
dari relai differensial seperti gambar dibawah ini.

d. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele jarak
menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi saluran
yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena impedansi pada saluran besarnya
akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, rele jarak tidak tergantung
oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak gangguan
yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja
ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari
relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik
terjadinya gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Zf=Vf/If
Dimana:
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan
Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang
terukur dengan impedansi setting, dengan ketentuan:
a. Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka
relai akan trip.
b. Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai maka
relai akan tidak trip.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini
merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi sambaran
petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung ketanah. Sehingga
sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang memiliki
tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa
cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya flashover antara kawat
dasa dengan kawat tanah.
f. Pemutus tenaga (PMT)
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi
sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.
4. Penerapan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik.
Namun, untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada
saluran masuk ke gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika
jaringan transmisis terjadi gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan.
Jika terjadi kerusakan, maka kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat
tanah dipasang diatas kawat fasa yang berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari
sambaran petir. Sehingga pemasanggannya berada diseluruh jaringan transmisi tenaga
listrik.

Gambar pemasangan relai untuk memproteksi arus lebih pada jaringan transmisi
disebuah gardu induk

5. Pencegahan Gangguan Transmisi Tenaga Listrik


Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena
jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke
jaringan distribusi dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi
menyalurkan secara baik maka energi listrik tidak akan terputus-putus. Pencegahan
gangguan bertujuan untuk mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan
penyaluran energi listrik.
1. Usaha Memperkecil Terjadinya Gangguan
Cara yang ditempuh, antara lain:
a. Membuat alat proteksi sesuai dengan fungsinya masing-masing dan dapat bekerja
dengan cepat jika terjadi gangguan sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada
sistem jaringan.
b. Menyetting relay proteksi sesuai dengan waktu kerjanya. Arus atau tegangan kerja
relay harus lebih besar dari arus dan tegangan normal, sehingga relay dapat bekerja
sesuai fungsinya
c. Membuat isolasi yang baik untuk semua peralatan transmisi
d. Membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi peralatan transmisi
dan penangkal petir (arrester)
e. Memakai kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki menara sekecil
mungkin, serta selalu mengadakan pengecekan
f. Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh dan mengurangi atau
menghindarkan sebab-sebab gangguan karena hubungsingkat dan sambaran petir.
g. Pemasangan yang baik, artinya pada saat pemasangan harus mengikuti peraturan-
peraturan yang berlaku
h. Menghindari kemungkinan kesalahan operasi, yaitu dengan membuat prosedur tata
cara operasional (standing operational procedur) dan membuat jadwal pemeliharaan
yang rutin
i. Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap
sambaran petir
j. Memasang lightning arrester (penangkal petir) untuk mencegah kerusakan pada
peralatan akibat sambaran petir.

2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan


Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan, antara lain sebagai
berikut:
a. Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai pengaman
dan pemutus beban dengan kapasitas pemutusan yang memadai yang di perintah
otomatis oleh relay proteksi.
b. Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari sistem
tidak akan menganggu operasi sistem secara keseluruhan atau penyaluran tenaga
listrik ke jaringan distribusi tidak terganggu.
c. Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan, yaitu dengan memakai
pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan generator
memadai.

Anda mungkin juga menyukai