I. Konsep Teori
1.1 Definisi
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. (Obstetri Fisiologi dalam Nasrullah, 2015)
Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin difundus uteri.
(Manuaba C 2008 dalam Nasrullah, 2015). Letak sungsang adalah bila bayi letak
longitudinal dan bokong berada di bawah uterus ibu. (Chapman V 2006 dalam Nasrullah,
2015). Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.(Wiknjosastro
2006 dalam Nasrullah, 2015).
Jenis persalinan sungsang
a. Persalinan Pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan
pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan kekuatan dan
tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.
2. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin dilahirkan
sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga
penolong.
3. Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya dengan
memakai tenaga, penolong.
b. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).
Macam-Macam Letak Sungsang
a. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai kaki terangkat keatas, kadang kaki sampai
menyentuh telinga.
b. Letak bokong kaki sempurna (Complet Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak bokong kaki
sempurna/lipat kejang). Seakan posisi jongkok dengan bokong diatas mulut rahim,
lutut terangkat ke perut.
c. Letak bokong kaki tidak sempurna (Incomplete Breech)
Bila satu kaki diatas dan kaki yang lainnya dibawah, dalam dunia kedokteran disebut
presentase bokong kaki.
d. Letak kaki (Footling Presentation)
1.2 Etiologi
a. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air tuban masih banyak dan
kepala anak relatif besar.
b. Hydramnion karena anak mudah bergerak.
c. Placenta praevia karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
d. Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bicornis.
e. Panggul sempit; walaupun panggul sempit sebagai sebab letak sungsang masih
disangsikan oleh berbagai penulis.
f. Kelainan bentuk kepala: hydrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
g. Sudut Ibu
1. Keadaan Rahim
a) Rahim arkuatus
b) Septum pada rahim
c) Uterus dupleks
d) Mioma bersama kehamilan
2. Keadaan Plasenta
a. Plasenta letak rendah
b. Plasenta previa
3. Keadaan Jalan Lahir
a. Kesempitan rahim
b. Deformitas tulang panggul
c. Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
4. Sudut Janin
a. Tali pusat pendek/lilitan tali pusat
b. Hidrosefalus/anesefalus
c. Kehamilan gemelli (kembar)
d. Hidramnion atau oligohidramnion
1.4 Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan
demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian
dari mereka berada dalam posisi sungsang.
PATHWAY
Letak Sungsang
Sectio Caesarea
Perubahan fisiologis
MK :
Letak sungsang Resiko cedera pada janin Sectio cesaerea
Persalinan lama
Gangguan suplai O2 +
nutrisi ke plasenta
menurun
Hipoksia intra uteri
MK : Fetal distress
Resiko gawat janin
Kematian janin
1.5 Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan dalam,
sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau
MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk
konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta,
menemukan kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk
menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan
adanya kelainan bawaan anak.
1.6 Penatalaksanaan
a. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak sungsang
yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda,
kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest
position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi).Versi luar sebaiknya
dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu
ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar
sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin
sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum melakukan versi
luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam
keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit,
perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa.
1.7 Komplikasi
a. Dari faktor ibu:
a) Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
b) Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
c) Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
b. Dari faktor bayi:
a) Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahanalat-alat
vital intra-abdominal.
b) Infeksi karena manipulasi
c) Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian leher, rupture
alat-alat vital intra abdominal, kerusakan pleksus brachialis dan fasialis,
kerusakan pusat vital di medulla oblongata, trauma langsung alat-alat vital (mata,
telinga, mulut), asfiksisa sampai lahir mati.