Anda di halaman 1dari 18

Program Studi Teknik Listrik

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan


peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan
dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup,
mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban
dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit /
hubung singkat. Dengan demikian maka suatu switchgear harus dilengkapi
dengan peralatan rele proteksi dan sistem interlock yang bisa membuka
secara otomatis saat terjadi gangguan sehingga kerusakan lebih lanjut dapat
dihindari.
MCB adalah kependekan dari miniature circuit breaker atau miniatur
pemutus sirkuit. MCB adalah sebuah perangkat elektromekanikal yang
dapat melindungi rangkaian listrik dari arus yang berlebihan dengan cara
memutuskan arus tersebut secara otomatis saat melewati batas tertentu.
Pengaman beban lebih atau over load yang digunakan pada instalasi
motor listrik adalah Thermal Over Load Relay (TOR/TOL). Jika arus yang
melalui penghantar yang menuju motor listrik melebihi kapasitas atau setting
TOR/TOL, maka TOR/TOL drop atau terputus sehingga rangkaian yang menuju
motor listrik terputus.
Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) biasanya digandengkan dengan
kontaktor, dipasaran ada juga pengaman beban lebih yang terintegrasi pada
Motor Circuit Breaker. Relay ini biasanya dihubungkan pada kontaktor ke
kontak utama 2, 4, dan 6 sebelum dihubungkan ke beban (motor). Gunanya
untuk memberikan perlindungan terhadap motor dari kerusakan akibat beban
lebih.

1
Program Studi Teknik Listrik

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul permasalahan sebagai berikut:


a. Bagaimana cara menjelaskan fungsi CB (Curcuit Breaker ) ,MCB (
Miniature Circuit Breaker ) dan TOR ( Thermal Over Load Relay ) ?
b. Apasaja macam-macam CB ( Curcuit Breaker ) ,MCB ( Miniature Circuit
Breaker ) dan TOR ( Thermal Over Load Relay ) ?
c. Bagaimana prinsip kerja dari CB (Curcuit Breaker ) ,MCB ( Miniature
Circuit Breaker ) dan TOR ( Thermal Over Load Relay ) ?
d. Apa saja klasifikasi pada CB (Curcuit Breaker ) ,MCB ( Miniature Circuit
Breaker ) dan TOR ( Thermal Over Load Relay ) ?
e. Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dari CB (Curcuit Breaker )
,MCB ( Miniature Circuit Breaker ) dan TOR ( Thermal Over Load Relay )?

3. Tujuan
Setelah mempelajari dan memahami diharapkan anda dapat :
a. Mengetahui macam-macam dari CB (Curcuit Breaker ) ,MCB ( Miniature
Circuit Breaker ) dan TOR ( Thermal Over Load Relay ).
b. Mengetahui dan menjelaskan fungsi dari CB (Curcuit Breaker ) ,MCB (
Miniature Circuit Breaker ) dan TOR ( Thermal Over Load Relay )
c. Memahami dan mengerti masing-masing prinsip kerja dari CB (Curcuit
Breaker ) ,MCB ( Miniature Circuit Breaker ) dan TOR ( Thermal Over
Load Relay ).
d. Mampu memahami klasifikasi masing-masing dari CB (Curcuit Breaker )
,MCB ( Miniature Circuit Breaker ) dan TOR ( Thermal Over Load Relay ).
e. Mengetahui syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi dari CB (Curcuit
Breaker ) ,MCB ( Miniature Circuit Breaker ) dan TOR ( Thermal Over
Load Relay ).

2
Program Studi Teknik Listrik

BAB II
PEMBAHASAN

A. CB (Curcuit Breaker )

1. Fungsi dari CB (Curcuit Breaker ) :


Circuit Breaker (CB) merupakan suatau alat listrik yang berfungsi
untuk melindungi sistem tenaga listrik apabila terjadi kesalahan atau
gangguan pada sistem tersebut, terjadinya kesalahan pada sistem akan
menimbulkan berbagai efek seperti efek termis, efek magnetis dan
dinamis stability.
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu
rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau
menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau
peralatann lain.
Fungsi Bagian Utama CB :
Ruangan pemutus tenaga ini berfungsi sebagai ruangan pemadam busur
api, yang terdiri dari :
a. Unit pemutus utama yang berfungsi sebagai pemutus utama

Unit pemutus utama ini berupa ruangan yang diselubungi


bagian luar oleh isolator dari porselen dan disebelah dalamnya
terdapat ruangan udara, kontak- kontak bergerak yang dilengkapi
oleh pegas penekan dan kontak tetap sebagai penghubung yang
terletak melekat pada isolator porselen.

b. Unit pemutus pembantu yang berfungsi sebagai pemutus arus yang


melalui tahanan.

Unit pemutus pembantu ini berupa ruangan yang diselubungi


bagian luar oleh isolator dari porselen dan disebelah dalamnya
terdapat ruangan udara, kontak-kontak bergerak yang dilengkapi oleh
pegas penekan dan kontak tetap sebagai penghubung yang terletak
melekat pada porselen.

3
Program Studi Teknik Listrik

c. Katup kelambatan

Berfungsi sebagai pengatur udara bertekanan dari pemutus utama ke


unit pemutus pembantu, sehingga kontak pada unit pemutus pembantu
terbuka kurang dari 25 ms (micro detik) setelah kontak-kontak
pada pemutus utama terbuka. Katup kelambatan ini berupa bejana
berbentuk silinder yang berongga sebagi ruang udara dan juga terdapat
ruang pengatur, katup penahan, katup pengatur, rumah perapat, dan
tempat katup.

d. Tahanan.

Tahanan ini dipasang paralel dengan unit pemutus utama, yang


berfungsi untuk :
a. mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul
b. mengurangi arus pukulan pada waktu pemutusan

e. Kapasitor

Kapasitor ini dipasang pararel dengan tahanan, unit pemutus


utama dan unit pemutus pembantu, yang berfungsi untuk
mendapatkan pembagian tegangan yang sama pada setiap celah
kontak, sehingga kapasitas pemutusan pada setiap celah sama
besarnya.

f. Kontak-kontak

f1. Unit pemutus utama kontak bergerak dilapisi dengan perak terdiri
dari:
a. Kepala kontak bergerak
b. Silinder kontak
c. Jari-jari kontak
d. Batang kontak
e. Pegangan kontak kontak tetap, terdiri dari :
1. Kepala kontak
2. Pegangan kontak

4
Program Studi Teknik Listrik

2. Unit pemutus pembantu


a. Kontak bergerak
b. Kontak tetap, yang terdiri dari:
1. Jari-jari kontak
2. Pegangan kontak

2. Macam-macam CB (Curcuit Breaker )

PMT 20KV PMT 150KV PMT 500KV

Gambar-2.1. Macam-macam Circuit Breaker

3. Prinsip Keja CB (Curcuit Breaker )

Pemutus tenaga mempunyai dua posisi kerja, membuka dan


menutup. Selama operasi penutupan, kontak-kontak penutup menutup
melawan gaya-gaya saling berlawanan. Selama operasi pembukaan,
kontak-kontak tertutup terpisah sedini mungkin.
Mekanisme kerja pemutus tenaga harus melakukan gaya-gaya
yang besar pada kecepatan yang tinggi. Waktu operasi antara saat
penerimaan sinyal trip dan akhir pemisahan kontak dalam orde 0,03
detik (1,5 cycle) dalam pemutus tegangan tinggi. Pada pemutus lambat
yang digunakan dalam sistem distribusi, waktu ini sekitar 3 siklus.
Ketika menutup, penutupan kontak harus cepat dengan tekanan kontak
yang tepat pada akhir perjalanan kontak. Jika kondisi ini tidak terpenuhi,
pengelasan kontak dapat terjadi. Mekanisme harus mampu memberikan
tugas khusus pemutus tenaga, kerja pembukaan dan penutupan.

5
Program Studi Teknik Listrik

1. Pembukaan Jaringan
a. PMT dioperasikan (dilepas) lebih dahulu
b. Sebelum pemisah dioperasikan apakah PMT sudah terbuka
sempurna , apakah amperemeter menunjukan nol.
Urutan pembukaan jaringan :
1. PMT dibuka
2. PMS busbar dibuka
3. PMS line dibuka
4. PMS tanah ditutup
2. Penutupan Jaringan
a. PMT dioperasikan setelah pemisah-pemisah dihubungkan.
b. Setelah PMT dihubungkan diperiksa apakah terjadi kebocoran
isolasi pada PMT.
Urutan penutupan jaringan :
1. PMS tanah dibuka
2. PMS busabar ditutup
3. PMS line ditutup
4. PMT ditutup

4. Klasifikasi CB (Curcuit Breaker )

Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis,


antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik
penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api jenis gas
SF6.

4.1 Berdasarkan besar / kelas tegangan

PMT dapat dibedakan menjadi :

1. CB tegangan rendah (Low Voltage)


Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV ( SPLN 1.1995 - 3.3 ).
2. CB tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV ( SPLN 1.1995 3.4 ).

6
Program Studi Teknik Listrik

3. CB tegangan tinggi (High Voltage)


Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV ( SPLN 1.1995 3.5 ).
4. CB tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC ( SPLN
1.1995 3.6 ).
4.2 Berdasarkan jumlah mekanik penggerak (tripping coil)

PMT dapat dibedakan menjadi :

1. PMT Single Pole

PMT tipe ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-


masing pole, umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar
agar PMT bisa reclose satu fasa.

Keterangan .
1. Pondasi
6a 2. Kerangka (Struckture)
3. Mekanik penggerak
4. Isolator suport.
5 5. Ruang pemutus
6a. Terminal Utama atas
6b 6b. Terminal Utama bawah
7. Lemari control lokal
4 8. Pentanahan/Gorunding

3
7
2

1 8
Gambar-2.2. PMT Single Pole

2. PMT Three Pole

PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk


tiga fasa, guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di
lengkapi dengan kopel mekanik, umumnya PMT jenis ini di
pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV untuk
distribusi[6].

7
Program Studi Teknik Listrik

Gambar-2.3. PMT Three Pole

4.3 Berdasarkan jenis media isolasi

1. Pemutus Tenaga (PMT) Media Minyak.

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai


10 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV. Pada saat
kontak dipisahkan, busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga
minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas yang
menyelubungi busur api, karena panas yang ditimbulkan busur api,
minyak mengalami dekomposisi dan menghasilkan gas hydrogen yang
bersifat menghambat produksi pasangan ion. Oleh karena itu,
pemadaman busur api tergantung pada pemanjangan dan pendinginan
busur api dan juga tergantung pada jenis gas hasil dekomposisi
minyak.

8
Program Studi Teknik Listrik

Gambar-.4.1. Proses Pemadaman Busur Api Media Minyak

Gambar-4.2. Oil Circuit Breaker

Sakelar PMT minyak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Sakelar PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit


Breaker), pada tipe ini minyak berfungsi sebagai peredam loncatan bunga
api listrik selama terjadi pemutusan kontak dan sebagai isolator antara
bagian-bagian yang bertegangan dengan badan, jenis PMT ini juga ada
yang dilengkapi dengan alat pembatas busur api listrik

2. Sakelar PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil Content


Circuit Breaker), pada tipe ini minyak hanya dipergunakan Sakelar
sebagai peredam loncatan bunga api listrik, sedangkan sebagai bahan
isolator dari bagian-bagian yang bertegangan digunakan porselen atau
material isolasi dari jenis organik.

3. PMT Media Vakum (Vacuum Circuit Breaker)

Gambar-2.8. Proses Pemadaman Busur Api Media Vacuum

Prinsip kerjanya berbeda dengan dasar prinsip lain kerena tidak


terdapat gas yang dapat berionisasi bilamana kontak - kontak terbuka,
ketika kontak pemutus dibuka dalam ruang hampa maka akan timbul
percikan busur api, elektron dan ion saat pelepasan walaupun hanya
9
Program Studi Teknik Listrik

sesaat maka dengan cepat diredam karena percikan busur api, elektron
dan ion yang dihasilkan pada saat pemutusan akan segera mengembun
pada ruangan hampa, kemampuannya terbatas hingga kira-kira 30 kV.
untuk tegangan yang lebih tinggi pemutus ini dapat di pasang seri.

Gambar-2.9. Vacuum Circuit Breaker

5. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dari CB (Curcuit Breaker )


Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Circuit Breaker
(CB) agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban
maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada
pemutus tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi
agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem,
sehingga tidak membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak
pemutus tenaga itu sendiri.

B. MCB ( Miniature Circuit Breaker)


1. Fungsi dari MCB ( Miniature Circuit Breaker)

10
Program Studi Teknik Listrik

MCB memiliki fungsi memutus arus listrik secara otomatis, untuk


melindungi rangkaian listrik ketika arus yang melewati MCB melebihi nilai
yang ditentukan. Akan tetapi pada saat kondisi normal, MCB memiliki
fungsi sebagai saklar yang dapat menghubungkan dan memutuskan aliran
arus listrik secara manual.
Pada dasarnya MCB memiliki fungsi yang sama seperti sekering
(FUSE), yakni memutus aliran arus listrik rangkaian saat terjadi kelebihan
arus akibat hubung singkat (short circuit), atau akibat kelebihan beban
(overload). Saat setelah arus listrik sudah normal, MCB dapat dinyalakan
kembali, sedangkan sekering (FUSE) tidak.
2. Macam-macam MCB

Berdasarkan karakteristik dari pemutus sirkuit yang dimilikinya, MCB


dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni MCB tipe B, MCB tipe C, dan
MCB tipe D. Setelah mengetahui tiga jenis MCB tersebut, tentu anda penasaran
dan ingin tahu sebenarnya ada bedanya bukan? Jika iya, silahkan simak ulasan
jenis McB berikut ini :
1. MCB Tipe B
Jenis MCB yang pertama adalah MCB tipe B. MCB tipe B ini adalah
jenis MCB yang akan trip apabila arus beban lebih besar 3 hingga 5 kali dari
besar arus nominal alias arus maksimum yang tertulis pada MCB. Pada
umumnya MCB jenis ini digunakan untuk keperluan rumahan dan industri yang
punya skala kecil.

2. MCB Tipe C

Selanjutnya ada MCB tipe C. MCB jenis ini akan trip apabila arus beban
lebih besar 5 sampai 10 kali dari arus nominal alias arus maksimum yang tertulis
pada MCB. Pada umumnya MCB jenis ini digunakan untuk keperluan industri
dengan skala yang lebih tinggi seperti penerangan gedung dan lain sebagainya.

11
Program Studi Teknik Listrik

3. MCB Tipe D

Jenis MCB yang satu lagi adalah MCB tipe D. MCB jenis ini akan trip
apabila arus beban lebih besar dari 10 hingga 25 kali dari arus arus nominal alias
arus maksimum yang tertulis pada MCB. Jenis MCB ini biasa digunakan pada
peralatan yang menghasilkan lonjakan arus tinggi seperti mesin sinar X (X-Ray),
mesin las, dan mesin besar lainnya.

3. Prinsip Kerja MCB


Pada umumnya saat kondisi mati, MCB memiliki fungsi seperti halnya
saklar ON/OFF biasa, yakni menyambung dan memutus aliran arus listrik secara
manual. Namun pada saat kondisi tertentu seperti kelebihan beban atau hubung
singkat, MCB memiliki fungsi sebagai pemutus aliran arus listrik secara
otomatis.
Nah, dari dua kondisi tersebut kita bisa mengamati perpindahan knop
dari kondisi satu ke kondisi yang lain. Prinsip kerja otomatis PCB dapat dibagi
menjadi dua macam, yakni Magnetic Tripping alias pemutusan hubungan arus
listrik secara magnetik, dan Thermal Tripping atau pemutusan hubungan arus
listrik secara thermal.
1. Thermal Tripping

Thermal Tripping alias pemutusan hubungan arus listrik secara thermal


atau suhu ini cara kerjanya sama seperti halnya pada setrika. Saat kondisi
kelebihan beban atau overload, arus listrik yang mengalir melalui bimetal
menyebabkan suhu menjadi tinggi. Suhu yang terlalu tinggi tersebut membuat
bimetal jadi melengkung sehingga dapat memutus kontak MCB.

12
Program Studi Teknik Listrik

2. Magnetic Tripping

Prinsip kerja MCB pada Magnetic Tripping ini cukup sederhana. Saat
terjadi hubungan singkat atau overload, medan magnet yang terdapat pada
solenoid MCB akan menarik latch (palang), sehingga dapat memutuskan kontak
MCB. Kebanyakan MCB yang beredar di pasaran saat ini menggunakan dua
jenis pemutusan ini yakni thermal dan magnetic tripping.
Perlu diketahui bahwa arus nominal atau arus batas maksimum yang
tertera pada body MCB mulai dari 6 A, 10 A, 13 A, sampai dengan 125 A.

4. Karakteristik MCB ( Miniature Circuit Breaker)

5. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dari MCB ( Miniature Circuit


Breaker)

C. TOR ( Thermal Over Load Relay )


1. Fungsi TOR ( Thermal Over Load Relay )?
pengamanan motor akibat adanya arus lebih/beban lebih.
Pengaman beban lebih atau over load yang digunakan pada
instalasi motor listrik adalah Thermal Over Load Relay
(TOR/TOL). Jika arus yang melalui penghantar yang menuju
motor listrik melebihi kapasitas atau setting TOR/TOL, maka
TOR/TOL drop atau terputus sehingga rangkaian yang menuju
motor listrik terputus.
Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) biasanya
digandengkan dengan kontaktor, dipasaran ada juga pengaman
beban lebih yang terintegrasi pada Motor Circuit Breaker.

13
Program Studi Teknik Listrik

Relay ini biasanya dihubungkan pada kontaktor ke kontak utama


2, 4, dan 6 sebelum dihubungkan ke beban (motor). Gunanya
untuk memberikan perlindungan terhadap motor dari kerusakan
akibat beban lebih.
2. Macam-macam TOR ( Thermal Over Load Relay )

3. Prinsip kerja TOR ( Thermal Over Load Relay )

Prinsip kerja Thermal Over Load Relay (TOR/TOL)


berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang
mengalir melalui elemen-elemen pemanas. bimetal, yang
mengakibatkan bimetal melengkung selanjutnya akan menggerakan
kontak-kontak mekanik pemutus rangkaian listrik kontak 95 96
membuka dan kontak 97 98 menutup.
TOR dipasang secara seri dengan kontak utama kontaktor
magnit. Pada gambar bimetal dialiri arus utama. Jika terjadi arus
lebih, maka bimetal akan membengkok dan secara mekanis akan
mendorong kontak bantu Normally Close (NC) 95-96. Oleh karena
dalam prakteknya kontak bantu NC 95-96 disambung seri pada
rangkaian koil kontaktor magnit, maka jika NC lepas, koil kontaktor
tidak ada arus, kontaktor magnit tidak aktif dan memutuskan kontak
utama.
Nilai pengaman arus lebih ini bisa diset dengan mengatur
jarak pendorong kontak. Dalam prakteknya pada permukaan rele
pengaman arus lebih terdapat bidang kecil yang berbentuk
lingkaran, yang tengahnya bisa diputar dengan obeng minus. Juga
terdapat tombol tekan untuk mereset. Contoh salah satu TOR
ditunjukkan pada Gambar 3.1.

14
Program Studi Teknik Listrik

Gambar 3.1 Contoh Salah Satu TOR


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 488)
Prinsip kerja dari bimetal pada TOR ditunjukkan pada Gambar
3.2 di bawah ini.

Bimetal

Logam tahan
Terkena panas

Gambar 3.2 Prinsip Kerja dari Bimetal


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 488) 2
Jika terjadi beban lebih maka arus menjadi besar dan
menyebabkan penghantar panas. Panas pada penghantar
melewati bimetal sehingga bimetal melengkung dan selanjutnya
aliran listrik yang menuju motor listrik terputus dan motor listrik
belitannya tidak sampai terbakar. Diagram hubungan kontak-
kontak pada TOR ditunjukkan pada Gambar 3.3.
95 97 95

96 98 96 98

Gambar 3.3 Diagram Kontak-Kontak pada TOR


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 489)
Diagram penyambungan kontak-kontak pada TOR pada
magnetic contactor ditunjukkan pada Gambar 3.4.

15
Program Studi Teknik Listrik

A
1 1 3 5

97 95
A2

2 4 6 98 96

Gambar 3.4 Diagram Penyambungan TOR pada Magnetic Contactor


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 489)

Gambar 3.5 Cara Mengatur TOR


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 489)
Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat
melewati TOR, dapat diatur dengan memutar penentu arus
dengan menggunakan obeng sampai diperoleh harga yang
diinginkan.

Gambar 3.6 TOR dalam keadaan normal


(Sumber: Amin, 2014: 56)

16
Program Studi Teknik Listrik

Gambar 3.7 TOR dalam keadaan beban lebih


(Sumber: Amin, 2014: 57)

Gambar 3.8 Konstruksi TOR


(Sumber: Amin, 2014: 57)

Perlengkapan lain dari thermal beban lebih adalah reset


mekanik yang fungsinya untuk mengembalikan kedudukan
kontak 95 96 pada posisi semula (menghubung dalam keadaan
normal) dan kontak 97 98 (membuka dalam keadaan normal).
Setelah tombol reset ditekan maka kontak 95 96 yang semula
membuka akibat beban lebih akan kembali menutup dan kontak
97 98 akan kembali membuka. Bagian lain dari thermal beban
lebih adalah pengatur batas arus.

17
Program Studi Teknik Listrik

4. Klasifikasi TOR ( Thermal Over Load Relay )


Arus yang terlalu besar pada beban atau motor listrik
akan mengalir pada belitan motor listrik dan dapat menyebabkan
kerusakan dan atau terbakarnya belitan motor listrik. Untuk
menghindari terjadinya panas yang berlebihan akibat beban
lebih maka harus dipasang Thermal Over Load Relay
(TOR/TOL) pada suatu rangkaian. Beberapa penyebab
terjadinya beban lebih antara lain adalah:
a. Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar;
b. Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai
atau motor listrik berhenti secara mendadak;
c. Terjadi hubung singkat pada motor listrik (antara phasa dengan
phasa atau antara phasa dengan body; dan
d. Motor listrik bekerja hanya dengan 2 phasa atau terbukanya salah
satu phasa dari motor listrik 3 phasa.
5. Syarat yang harus dipenuhi dari TOR ( Thermal Over Load Relay )

18

Anda mungkin juga menyukai