Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama : Andri Hidayat

NRP : 1141500067

OPERASI TEKNIK KIMIA 2

TOPIK: ABSORPSI GAS-LIQUID

TEORI PENGANTAR

Absorpsi barangkali adalah teknologi purifikasi gas yang paling penting dan paling umum
digunakan di industri. Proses ini melibatkan perpindahan massa dari fasa gas ke fasa liquid ketika
kedua fasa ini dikontakkan. Perpindahan massa gas ke liquid bisa terjadi secara fisika, yaitu hanya
perpindahan saja yang terjadi, atau secara kimia, yaitu terjadi reaksi kimia antara salah satu atau
dua komponen gas dengan fasa liquid.

Desorpsi, atau stripping, adalah kebalikan dari absorpsi. Pada proses desorpsi gas meninggalkan
fasa liquid. Metode umum yang digunakan pada desorpsi adalah dengan memanaskan campuran
gas-liquid sehingga gas menguap dan meninggalkan liquid.

Purifikasi gas melibatkan kedua proses di atas. Proses absorpsi berfungsi untuk memisahkan satu
atau dua komponen dari suatu fasa gas dengan melarutkan komponen tersebut ke dalam suatu
fasa liquid yang dinamakan dengan solvent. Proses desorpsi berfungsi untuk menguapkan
komponen gas yang sudah terlarut ke dalam solvent sehingga solvent ini dapat digunakan kembali
untuk proses absorpsi. Proses absorpsi berlangsung dalam sebuah kolom absorber sementara
desorpsi atau stripping berlangsung pada sebuah kolom yang dinamakan regenerator atau
stripper.

LATIHAN 1. GAS SWEETENING UNIT DENGAN TIGA VARIASI SOLVENT

Setelah mengerjakan Latihan 1 ini kamu diharapkan dapat:


Memahami tujuan sebuah proses melalui observasi dan pengumpulan data dari simulasi
Pengaruh solvent dalam efektivitas pemurnian gas

1. Bukalah simulasi Hysys dengan nama file Simulasi H2S removal unit_MDEA-DIPA-WATER.hsc.
2. Dengan mengambil data dari simulasi tersebut, lengkapi dua tabel di bawah ini

Tabel 1. Kondisi operasi stream MDEA (solvent)

ABSORBER- MDEA ABSORBER-DIPA ABSORBER-WATER


LEAN LEAN RICH LEAN RICH
RICH MDEA
MDEA DIPA DIPA WATER WATER
T (oC) 30 45.57 30 41.20 30 29.62
P (kPa) 550 500 550 500 550 500
Mass flow
200000 208349.0801 200000 206900 200000 199300
(kg/h)
Mass frac
Methane 0 0 0 0.0001 0 0.0001
Ethane 0 0 0 0 0 0
Propane 0 0 0 0 0 0
n-Butane 0 0 0 0 0 0
n-Pentane 0 0 0 0 0 0
Benzene 0 0 0 0 0 0
Toluene 0 0 0 0 0 0
EBenzene 0 0 0 0 0 0
MDEAmine 0.45 0.4320 0.3 0.29 0 0
H2O 0.55 0.5245 0.7 0.6721 1 0.9991
H2S 0 0.0435 0 0.0379 0 0.0008

Tabel 2. Kondisi operasi stream fasa gas

ABSORBER- MDEA ABSORBER-DIPA ABSORBER-WATER


SOUR SWEET SOUR SWEET SOUR SWEET
GAS GAS GAS-2 GAS-2 GAS-3 GAS-3
T (oC) 38 30.4168 38 33.30 38 29.99
P (kPa) 6900 450 6900 450 6900 450
Mass flow 100000 91650.9199 100000 93080 100000 100700
(kg/h)
Mass frac
Methane 0.7557 0.8244 0.7557 0.8118 0.7557 0.7504
Ethane 0.0809 0.0883 0.0809 0.0869 0.0809 0.0804
Propane 0.0354 0.0386 0.0354 0.0380 0.0354 0.0351
n-Butane 0.0156 0.0171 0.0156 0.0168 0.0156 0.0155
n-Pentane 0.0194 0.0212 0.0194 0.0209 0.0194 0.0193
Benzene 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003
Toluene 0 0.0001 0 0.0001 0 0
EBenzene 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001
MDEAmine 0 0 0 0 0 0
H2O 0.001 0.0089 0.001 0.0110 0.001 0.0094
H2S 0.0916 0.0011 0.0916 0.0142 0.0916 0.0895

3. Melalui pengamatan data di atas jawablah pertanyaan berikut ini.


a. Apakah fungsi MDEA, DIPA, dan WATER dalam proses absorpsi ini? Secara umum fungsi
ketiga senyawa ini adalah sebagai solvent (pelarut), tapi secara spesifik ketiga senyawa ini
berfungsi untuk melarutkan apa? Ketiklah jawaban kamu pada kotak di bawah ini.
Secara spesifik, ketiga pelarut yang digunakan berfungsi untuk mengabsorpsi atau
melarutkan gas H2S
b. Apakah perbedaan yang paling mencolok antara proses absorpsi menggunakan solvent
MDEA, DIPA dan WATER. Ketiklah jawaban kamu pada kotak di bawah ini.
1.Komposisi gas H2S di aliran RICH AMINE (RICH MDEA,RICH DIPA, RICH WATER)
yang juga dapat menunjukan kinerja absorpsi dari pelarut yang digunakan dan
komposisi H2S dialiran SWEET GAS
2.Temperatur Aliran Keluar Absorber (SWEET GAS & RICH AMINE)
3. Jumlah Tray yang digunakan
c. Perhatikan dengan seksama temperatur RICH MDEA, RICH DIPA dan RICH WATER.
Bisakah kamu menganalisa mengapa temperatur RICH MDEA dan RICH DIPA ketika
meninggalkan kolom menjadi lebih tinggi dari temperaturnya ketika memasuki kolom?
Lalu mengapa temperatur RICH WATER hampir sama dengan temperatur LEAN WATER?
Apakah penyebabnya? Petunjuk: proses kimia apa yang menghasilkan panas? Ketiklah
jawaban kamu pada kotak di bawah ini.
Karena reaksi pelarutan gas H2S yang terjadi di dalam absorber kedalam pelarut
MDEA dan DIPA merupakan pelarutan secara kimia dan terjadi reaksi kimia yang
bersifat eksotermis sehingga suhu LEAN AMINE naik karena menerima panas dari
reaksi yang terjadi, sedangkan pada pelarut air pelarutan yang terjadi hanya secara
fisik dan tidak terjadi reaksi sehingga secara garis besar tidak terjadi perubahan
suhu pada keluaran LEAN AMINE
d. Lakukanlah trial pada MASS FLOW stream LEAN DIPA sehingga MOLAR FLOW H2S di
stream RICH DIPA mencapai 268 kgmole/h. Berapakah mass flow LEAN DIPA yang
dibutuhkan? Ketiklah jawaban kamu pada kotak di bawah ini.
Mass Flow = 240000 kg/hr
e. Lakukanlah trial pada MASS FLOW stream LEAN WATER sehingga MOLAR FLOW H2S di
stream RICH WATER mencapai 268 kgmole/h. Berapakah mass flow LEAN WATER yang
dibutuhkan? Ketiklah jawaban kamu pada kotak di bawah ini.
Mass Flow = 13830000 kg/hr
f. Berdasarkan data dari simulasi, solvent manakah yang paling baik untuk proses ini?
Mengapa? Ketiklah jawaban kamu pada kotak di bawah ini.
MDEA merupakan solvent yang terbaik dalam mengabsopsi gas H2S karena dilihat
dari hasil simulasi antara tiga proses absorpsi gas H2S dengan jumlah gas H2S yang
diabsorpsi sama (268 kgmole/hr) ,jumlah solvent MDEA yang dibutuhkan
merupakan jumlah yang paling sedikit dibandingkan solvent yang lain, artinya
kinerja absorpsi dari MDEA lebih baik dibandingkan dengan solvent-solvent lain yang
disimulasikan.

LATIHAN 2. PENGARUH KONDISI OPERASI PADA EFEKTIVITAS ABSORPSI GAS KE


DALAM SOLVENT

Setelah mengerjakan latihan 2 ini kamu diharapkan dapat:

Memahami pengaruh temperatur lean solvent terhadap jumlah gas yang dapat terlarut ke
dalam solvent
Memahami pengaruh rasio laju alir massa solvent (L) terhadap laju alir massa gas (G)
terhadap efektivitas proses absorpsi dan jumlah tray yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk dengan spesifikasi yang diharapkan
Memahami pengaruh tekanan top dan bottom kolom absorbsi terhadap jumlah gas yang
dapat terlarut ke dalam solvent

1. Bukalah simulasi dengan nama file Simulasi complete H2S removal unit.hsc. Lakukan variasi
pada temperatur aliran 8 lalu lengkapi Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Efek variasi temperatur aliran 8 (lean solvent) terhadap beberapa variabel
proses di H2S removal unit

MAKE UP SWEET SWEET LEAN MDEA STRIPPED Reboiler (Qr)


WATER GAS GAS WARM H2S
Temp. Mass flow Mass Mass flow Mass flow Mass flow Duty (kJ/h)
aliran 8 total flow H2S total (kg/h) H2S (kg/h)
(kg/h) MDEA (kg/h)
(kg/h)
40oC 1826.3303 1.2488 817.5946 198173.6696 8346.5871 137166693.1501
30oC 968.6385 0.4338 216.0124 199031.3615 8946.1248 138013156.6992
20oC 579.6267 0.1674 4.4263 199420.3732 9156.7021 138317539.0848

2. Tuliskan kesimpulan kamu tentang data yang telah kamu isi di Tabel 3. Ketiklah jawaban
kamu pada kotak di bawah ini.
Semakin rendah suhu semakin banyak gas H2S yang terabsorpsi, semakin besar kebutuhan
energi reboiler, semakin banyak gas H2S yang di lepas di regenerator, dan semakin kecil
kebutuhan make-up water.

3. Masih di simulasi dengan nama file Simulasi complete H2S removal unit.hsc. KEMBALIKAN
TEMPERATUR ALIRAN 8 MENJADI 30oC. Lakukan variasi mass flow aliran 5 lalu lengkapi
Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Efek variasi mass flow aliran 5 (lean solvent) terhadap beberapa variabel
proses di H2S removal unit

MAKE UP SWEET SWEET LEAN MDEA STRIPPED


Reboiler (Qr)
Mass WATER GAS GAS WARM H2S
flow Mass
Mass flow Mass
stream 5 flow Mass flow Mass flow
total flow H2S Duty (kJ/h)
(kg/h) MDEA total (kg/h) H2S (kg/h)
(kg/h) (kg/h)
(kg/h)
2E5 1175.0081 0.6006 433.5178 198824.9919 8731.5559 137806338.5180
2.5E5 916.9929 0.3681 4.3436 249083.0071 8899.4890 128250000.0475
3E5 910.5753 0.2859 2.7369 299079.4247 8963.8073 123077363.8918
4. Tuliskan kesimpulan kamu tentang data yang telah kamu isi di Tabel 4. Ketiklah jawaban
kamu pada kotak di bawah ini.
Kesimpulannya, semakin besar laju alir stream 5 (lean amine) maka laju alir massa H2S dan
MDEA di aliran SWEET GAS serta laju alir massa total MAKE UP WATER semakin kecil,
sedangkan laju alir massa total aliran LEAN MDEA WARM dan laju alir massa H2S di aliran
STRIPPED H2S serta kebutuhan panas Reboiler semakin besar.

5. Masih di simulasi dengan nama file Simulasi complete H2S removal unit.hsc. KEMBALIKAN
MASS FLOW ALIRAN 5 MENJADI 2E5 kg/h. Lakukan variasi tekanan top dan bottom
kolom absorber lalu lengkapi Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Efek variasi tekanan top dan bottom kolom absorber terhadap beberapa
variabel proses di H2S removal unit

MAKE UP SWEET SWEET LEAN MDEA STRIPPED


Pressure Reboiler (Qr)
WATER GAS GAS WARM H2S
top &
Mass
bottom Mass flow Mass flow
flow Mass flow Mass flow
absorber total H2S Duty (kJ/h)
MDEA total (kg/h) H2S (kg/h)
(kPa) (kg/h) (kg/h)
(kg/h)
400/450 1352.0139 0.7180 632.2640 198647.9860 8524.4747 137476100.2160
450/500 1163.9686 0.6048 450.2592 198836.0314 8703.3297 137582307.9370
500/550 1023.1858 0.5126 231.9252 198976.8142 8923.0303 137985396.1738

Kesimpulannya, semakin besar tekanan operasi dari absorber maka laju alir massa H2S dan MDEA
di aliran SWEET GAS serta laju alir massa total MAKE UP WATER semakin kecil, sedangkan laju alir
massa total aliran LEAN MDEA WARM dan laju alir massa H2S di aliran STRIPPED H2S serta
kebutuhan panas Reboiler semakin besar.

Efektivitas proses absorpsi dipengaruhi oleh :


1. Tepat tidaknya penggunaan solvent yang dibutuhkan
2. Tekanan Operasi
3. Temperatur Solvent

Anda mungkin juga menyukai