Laporan Individu Dannu
Laporan Individu Dannu
1
Di Desa Petak Kaja, Kabupaten Gianyar yang terdiri dari 4 banjar dapat
dikatakan masih banyak terdapat keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-
sejahtera (pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertinggalan yang dapat
menjadi sasaran program ini. Pada KKN PPM XVV kali ini pembagian KK
dampingan di Desa Petak Kaja dibagi atas 4 banjar yang ada, yakni Br. Petak, Br.
Mantring, Br. Padpadan, dan Br. Panyembahan. Salah satu keluarga kurang mampu
yang penulis dapat ikuti dan dampingi kegiatannya selama 5 minggu adalah
keluarga Bapak I Ketut Laksana yang bertempat tinggal di Br. Petak, Desa Petak
Kaja.
Pada kesempatan ini penulis mendapatkan kesempatan untuk melakukan
pendampingan selama 5 minggu penuh. Keluarga Bapak I Ketut Laksana atau yang
lebih akrab dipanggil Bapak Laksana bertempat tinggal di Br. Petak, Desa Petak
Kaja, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Bapak Laksana kesehariannya
bekerja sebagai buruh lepas dengan menerima segala pekerjaan yang dimintakan
pada beliau setiap harinya oleh warga sekitar. Bapak Laksana memiliki satu orang
istri yang bernama Ibu Ni Wayan Juliani, dan memiliki dua orang anak yang berusia
16 tahun bernama I Putu Mahendra dan berusia 15 tahun bernama Ni Kadek
Puspawati.
2
6. Ni Made Kawin 62 th. Tidak/Blm Petani/Pekebun Orang Tua
Kantun Sekolah
7. I Made Belum 38 th. Tamat Wiraswasta Famili
Waneng Kawin SD/Sederajat Lain
A. Pendapatan Keluarga
Bapak I Ketut Laksana memiliki penghasilan rata-rata Rp. 45.000,- per
harinya. Sedangkan penghasilan dari Ibu Ni Wayan Juliani dari dari pekerjaannya
sebagai pembuat penek sekitar Rp. 50.000,- per harinya. Dari penghasilan tersebut
3
Bapak Laksana dan keluarga menggunakannya untuk keperluan sehari-hari dan
membiayai keperluan sekolah kedua anaknya.
B. Pengeluaran Keluarga
a. Pengeluaran Sehari-hari
Pengeluaran dari keluarga Bapak I Ketut Laksana sehari-harinya
biasanya digunakan untuk keperluan makan, bekal sekolah anak-anaknya,
uang bensin untuk bekerja, serta uang untuk perlengkapan mandi dan
perlengkapan lainnya. Pengeluaran Bapak Laksana perharinya untuk makan
kurang lebih sekitar Rp 60.000,- itu sudah termasuk sayur, lauk, dan nasi
untuk anggota keluarga. Bekal sekolah untuk anaknya Bapak Laksana biasa
memberi uang bekal sebesar Rp. 5.000 sampai Rp. 15.000,- untuk masing-
masing anaknya. Sedangkan uang bensin untuk bekerja kira-kira Rp 10.000,-
dan keperluan lainnya untuk mandi dan lain-lain sebagainya sekitar Rp
200.000,- per bulannya. Bapak Laksana tidak pernah bisa menyisihkan
uangnya setiap harinya karena untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya
pun masih kurang.
b. Listrik dan Air
Selain pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, penghasilan yang
didapatkan oleh keluarga Bapak I Ketut Laksana juga digunakan untuk
membayar tagihan listrik dan air tiap bulannya. Tiap bulannya, keluarga
Bapak Laksana membayar listrik kurang lebih sebesar Rp. 35.000,-.
Sedangkan untuk biaya air keluarga Bapak Laksana membayar air kurang
lebih Rp. 28.000,-. Sumber air dari keluarga Bapak Laksana adalah PAM
Swadaya yang dikelola oleh Desa Petak Kaja. PAM Swadaya pun baru
dipergunakan oleh keluarga Bapak Laksana, sebelumnya beliau
menggunakan air sungai yang ada di dekat rumah belau sebagai sumber mata
air keluarga .
c. Pendidikan
Bapak I Ketut Laksana tidak pernah mengenyam pendidikan dari kecil.
Karena alasan tersebut Bapak Tomik dengan semangatnya menyekolahkan
kedua anaknya yang kini sedang mengenyam pendidikan di tingkat SMK dan
4
SMP atau sederajat. Penulis sendiri salut dengan perjuangan yang dilakukan
oleh Bapak Laksana untuk menyekolahkan anaknya sampai saat ini dan
memiliki kesadaran akan pentingnya Pendidikan bagi anak walaupun beliau
sendiri tidak pernah bersekolah. Masing-masing dari anak Bapak Laksana
sekarang bersekolah dengan mendapatkan beasiswa sebagai KK yang kurang
mampu.
d. Kesehatan
Di bidang kesehatan pengeluaran Bapak I Ketut Laksana sudah dibantu
oleh pemerintah berupa Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM). Program
bantuan pemerintah dari dinas kesehatan tersebut sangat membantu keluarga
Bapak Laksana untuk menutupi pengeluaran dalam bidang kesehatan berupa
penebusan obat setiap kali mendapat penyakit. Pengeluaran lainnya di bidang
kesehatan keluarga Bapak Laksana juga tidak terlalu rutin tiap bulannya,
jadinya hal ini tidak terlalu memberatkan perekonomian dari keluarga Bapak
Laksana.
e. Rohani dan Sosial
Pengeluaran Bapak I Ketut Laksana kesehariannya untuk sarana
persembahyangan kira-kira kurang lebih sebesar Rp 10.000,- pengeluarannya
ini digunakan untuk membeli bunga untuk canang, dupa, serta sarana
persembahyangan lainnya. Namun terkadang juga bisa lebih dari nominal
tersebut apalagi jika pada saat tertentu seperti Purnama, Tilem, Kajeng
Kliwon dan Rahinan lainnya. Sedangkan untuk keperluan Odalan dirumah
biaya yang dikeluarkannya adalah setiap 6 bulan sekali dan tidaklah menentu
tergantung dari harga dipasaran dimana kisarannya dari Rp 200.000,- hingga
Rp 250.000,-. Untuk biaya dimasyarakat untuk keperluan kerohanian dan
sosialnya Bapak Laksana membayar iuran Rp 30.000,- per bulannya yang
dibayarkan pada saat rapat banjar.
5
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
6
setiap hari pada jam tertentu yaitu pada pagi saat Bapak I Ketut Laksana bekerja
sebagai tukar ukir kayu dan juga di sore hari ketika Bapak Laksana sedang
berkumpul dirumah dengan keluarga. Penulis melakukan pendekatan secara
bertahap yaitu secara tidak langsung menanyakan masalah yang ada dan secara
langsung tetapi secara bertahap menanyakan masalah yang terdapat dalam
keluarga. Hal ini dilakukan agar keluarga dampingan tidak terkejut karena penulis
menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi dan intern. Dari hasil pendampingan
tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan permasalahan yang menjadi prioritas
yang dihadapi Bapak Laksana yaitu yang pertama tentang perekonomian dari
keluarga Bapak Laksana, sebab pendapatan yang diterima hanya dapat menutupi
kebutuhan sehari-hari saja, sehingga jika terdapat hari-hari besar keagamaan, belau
harus bekerja kesana kemari setiap harinya melakukan segala pekerjaan yang bisa
mendapangkan penghasilan. Masalah kedua yaitu tentang permasalahan
pengelohan lahan tegalan dari Bapak Laksana. Lahan yang dimiliki sebenarnya
cukup luas yang ada di belakang rumahnya, namun tidak dapat digarap dengan baik
karena masalah keengganan beliau untuk mengelolanya. Dan permasalahan yang
terakhir adalah dari segi Pendidikan bagi anak-anak beliau.
7
BAB III
SOLUSI PERMASALAHAN MASALAH
3.1. Program
Beberapa masalah yang telah diidentifikasi oleh penulis diatas, sebagai
mahasiswa pendamping, penulis mencoba mencarikan solusi atau jalan keluar dari
masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan. Pemecahan masalah dan motivasi
yang diajukan disesuaikan dengan kemampuan dari KK dampingan sehingga
diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan secara berkelanjutan, dengan
memberikan motivasi dan bantuan sesuai kemampuan. Permasalahan yang
dikemukanan diatas antaranya masalah perekonomian dari keluarga dampingan
diharapkan dapat diselesaikan dan mendapatkan solusi terbaik setelah dilakukan
pendampingan oleh penulis.
3.1.1. Solusi Masalah Perekonomian
Pendapatan keluarga Bapak I Ketut Laksana yang berasal dari pekerjaan
harian menjadi tukang ukir dan perkerjaan tambahan lainnya yang sewaktu-waktu
dikerjakan dan hasil pekerjaan sebagai pembuat penek dari Ibu Ni Wayan Juliani
sebenarnya sudah mencukupi untuk keperluan sehari-hari maupun tiap bulannya
dari keluarga Bapak Nyoman ini. Namun terkadang karena belum terbiasanya
dalam membuat skala prioritas dan melakukan manajemen keuangan keluarga
maka jika terdapat keperluan mendadak maka terkadang Bapak Nyoman akan
mengalami kesulitan. Oleh sebab itu penulis menyarankan diperlukannya adanya
pembuatan skala prioritas dan pembuatan manajemen keuangan yang baik. Penulis
juga menyarankan agar Bapak Nyoman membuat tabungan untuk keperluan
mendadak ataupun untuk keperluan masa depan nantinya. Apalagi Bapak Nyoman
saati ini memiliki anak yang sedang bersekolah di jenjang SMK dan SMP, tentu
saja akan memerlukan dana yang lumayan jika suatu saat kedua anak beliau ingin
melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi. Untuk istri dari Bapak
Nyoman, saat ini dapat dikatakan sudah dapat mambantu perekonomian keluarga.
Namun disini penulis memberikan saran ada baiknya Ibu Ni Wayan Juliani selain
sebagai pembuat penek dapat juga melakukan usaha lainnya.
8
3.1.2. Solusi Masalah Kesehatan
Terkait permasalahan keluarga di bidang kesehatan, Ibu Ni Wayan Juliani
berkeluh pada penulis bahwa beliau sampai saat ini belum mendapatkan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) dari pemerintah padahal sudah sejak lama sudah
mengusulkan kepada Keliahan Dinas Banjar Petak. Penulis juga sudah menanyakan
hal tersebut langsung ke Kelihan Dinas Banjar Petak dan beliau menyampaikan
bahwa KIS tersebut sudah dikirim dan diusulkan pada pemerintah namun memang
kartu tersebut belum keluar ataupun belum diberikan pada Kelihan Banjar Petak
tersebut.
3.2. Jadwal Kegaiatan
Berikut adalah kegiatan pendampingan keluarga Bapak I Ketut Laksana yang
sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh kelompok
mahasiswa KKN PPM UNUD 2017 Periode XV di Desa Petak Kaja, Kabupaten
Gianyar, yaitu kunjungan sudah memenuhi syarat kunjungan minimal dua hari
sekali atau minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan.
Terlampir
Nama KK Dampingan
Pertama : I Ketut Laksana
Desa : Br. Petak, Desa Petak Kaja, Kecamatan
Gianyar, Kabupaten Gianyar.
Nama Mahasiswa : Ketut Gde Dannu Mertha Wiguna
NIM : 1403005166
No. Hari/Tanggal Jenis Kegiatan
1. Kamis, 27 Agustus Bertemu Bapak Kelian Br. Petak untuk pembagian
2017 KK dampingan dan berkunjung ke KK dampingan
ditemani Bapak Kelian.
2. Sabtu, 29 Juli 2017 Berkunjung ke KK dampingan ditemani Bapak
Kelian sekaligus perkenalan awal dengan keluarga
Bapak I Ketut Laksana serta pemahaman mengenai
program KK Dampingan.
3. Kamis, 3 Agustus Diskusi ringan mengenai profil KK Dampingan dan
2017 melihat kegiatan keseharian keluarga.
9
4. Minggu, 6 Agustus Diskusi ringan dan sharing guna mengidentifikasi
2017 masalah yang dihadapi KK Dampingan.
5. Rabu, 9 Agustus Mengunjungi KK dampingan dan mendampingi
2017 keseharian keluarga.
6. Jumat, 11 Agustus Berkunjung ke rumah KK dampingan.
2017
7. Sabtu, 12 Agustus Berkunjung dan membantu mengerjakan kegiatan
2017 keseharian KK dampingan.
8. Minggu, 13 Agustus Berdiskusi dengan KK Dampingan mengenai profil
2017 yang belum terlengkapi dan diskusi ringan
mengenai masalah prioritas yang dihadapi KK
Dampingan.
9. Selasa, 15 Agustus Berkunjung ke rumah KK dampingan dan melihat
2017 KK Dampingan mengerjakan pekerjaan.
10. Kamis, 17 Agustus Berkunjung ke rumah KK dampingan.
2017
11. Jumat, 18, Agustus Membantu Bapak I Ketut Laksana mengerjakan
2017 kegiatannya sebagai tukang ukir
12. Sabtu, 19 Agustus Berkunjung ke rumah KK dampingan.
2017
13. Minggu, 20 Agustus Berdiskusi dengan KK Dampingan mengenai
2017 pemecahan dan memberikan solusi dari
permasalahan yang ada.
14. Selasa, 22 Agustus Berkunjung ke rumah Bapak I Ketut Laksana untuk
2017 memberitahukan pentingnya pendidikan untuk
anaknya
15. Kamis, 24 Agustus Berkunjung ke rumah Bapak I Ketut Laksana untuk
2017 memberitahukan pentingnya mengelola keuangan
dengan membuat skala prioritas.
16. Sabtu, 26 Agustus Memberikan bantuan Sembako kepada Bapak I
2017 Ketut Laksana
10
17. Senin, 27 Agustus Melakukan Perpisahan dengan KK dampingan.
2017
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
2. Kurangnya kesadaran akan pentingnya menabung dan belum pahamnya
Bapak I Ketut Laksana tentang bagaimana membuat skala prioritas dan
melakukan manajemen dalam keuangan keluarga.
Secara garis besar tidak ada permasalahan yang terlalu serius yang dihadapi
oleh penulis karena keramahan dari keluarga Bapak I Ketut Laksana dan juga
kendala waktu sudah dapat diatasi dengan melakukan janji sebelumnya agar tidak
mengganggu aktivitas dari keluarga Bapak I Ketut Laksana.
4.5. Dampak
Secara umum dampak yang diinginkan oleh penulis adalah adanya perubahan
sikap dan perilaku keluarga dampingan sehingga mereka dapat memberdayakan
dirinya sendiri dan tentunya akan berdampak terhadap kesejahteraan keluarganya.
Terutama dengan memfokuskan pekerjaan yang akan dilakukan sehingga tidak lagi
bekerja secara serabutan, meningkatkan motivasi untuk menabung, membuat skala
prioritas dan membuat manajemen keuangan keluarga yang baik. Memanfaatkan
lahan sawah yang ada untuk lebih dimaksimalkan lagi sehingga dapat mengurangi
pengeluaran dan dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan taraf hidup dari
Bapak I Ketut Laksana.
13
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Simpulan
1. Dari segi ekonomi penghasilan Bapak I Ketut Laksana yang setiap
harinya tidak menentu sehingga bisa dikatakan tidak mencukupi untuk
keperluannya baik untuk makan, rohani, dan peralatan mandi.
Terkadang Bapak Laksana mengalami kesulitan jika dalam satu hari
beliau tidak dapat bekerja karena tuntutan sebagai warga banjar untuk
ngayah di banjar baik itu gotong royong di banjar maupun keperluan
rohani dan sosial lainnya.
2. Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Ketut
Laksana adalah tidak dimilikinya Kartu Indonesia Sehat yang menjadi
program Pemerintah saat ini.
3. Permasalahan Pendidikan yang dialami oleh keluarga Bapak I Ketut
Laksana adalah mengenai biaya menyekolahkan anaknya. Bapak
Laksana belum memperoleh Kartu Indonesia Pinter dimana kartu
tersebut dapat memberikan jaminan bahwa anak-anak beliau mendapat
jaminan Pendidikan gratis selama 9 tahun.
5.2. Rekomendasi
1. Saran untuk keluarga dampingan adalah agar dapat mengatur
pendapatan keluarga dengan sebaik-baiknya dan memfokuskan
pekerjaan yang dijalani oleh Bapak Laksana.
2. Saran untuk keluarga dampingan adalah agar menjaga kondisi
lingkungan rumah dan MCK agar tetap bersih sehingga anggota
keluarga dapat bekerja dengan baik untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Saran untuk keluarga dampingan adalah agar kedua anak beliau
diusulkan agar selalu mendapatkan beasiswa sebagai siswa kurang
mampu sehingga dapat bersekolah dengan baik dan menempuh
pendidikan setinggi-tingginya.
14
4. Saran untuk pemerintah adalah agar lebih cepat didalam memproses
program pemerintah terutama didalam pensejahteraan rakyat yang
diantaranya Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.
15
LAMPIRAN
PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA
16