Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik dari sebelumnya. Tak
lupa penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang diharapkan.
Pada dasarnya makalah ini saya sajikan untuk membahas tentang TERMODINAMIKA. Untuk
lebih jelas simak pembahasan dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan
pengetahuan yang mendalam tentang termodinamika kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk memperbaiki makalah
penulis selanjutnya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Bengkulu, 30 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ..
BAB I PENDAHULUAN ........
1.1 Latar Belakang .....
1.2 Rumusan Masalah ....
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat .
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Termodinamika ..
2.2 Bentuk-Bentuk Energi ...
2.3 Sistem, Proses & Siklus Termo ..
2.4 Hukum Termodinamika ..
2.4.1 Termodinamika I ...
2.4.2 Termodinamika II ...........
2.4.3 Termodinamika III ...........
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA .......
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Thermodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan piranti yang ada
didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi thermodinamika bercakupan jauh, dan
penerapannya membentang ke seluruh kegiatan manusia. Bersamaan dengan sejarah teknologi
kita, perkembangan sains telah memperkaya kemampuan kita untuk memanfaatkan energi dan
menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat. Kebanyakan kegiatan kita melibatkan
perpindahan energi dan perubahan energi.
Thermodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam
dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi
listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada
pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
Apa pengertian dari hukum-hukum Termodinamika?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan Makalah ini yaitu:
Dapat memahami bentuk-bentuk energi thermodinamika
Dapat mengetahui hukum-hukum dari Thermodinamika

1.4 Manfaat
Makalah ini dapat memberikan beberapa manfaat, diantarnya dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dasar Thermodinamika


Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam
dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi
listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada
pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.
Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam kehidupan
sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari matahari, dan di
bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, proses
pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri
manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam
makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat
bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk
mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi
darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi,
yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber. energi lain menjadi energi mekanis
dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa.
Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin
pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja. Untuk
kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin air conditioning, mesin pemanas, dan refrigerators
yang menggunakan prinsip dasar thermodinamila. Aplikasi thermodinamika yang begitu luas
dimungkinkan karena perkembangan ilmu thermodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan
penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti Willian
Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu
thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari
perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, yang disebut
pendekatan thermodinamika klasik.
Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan partikel-
partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu thermodinamika
modern, atau disebut thermodinamika statistik. Pendekatan thermodinamika statistik
dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam
menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.
2.2 Bentuk-Bentuk Energi
Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi thermal, mekanis, kinetis,
potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir.
Di dalam thermodinamika yang dipelajari adalah besarnya perubahan dari satu bentuk energi ke
bentuk lainnya, bukan menghitung jumlah anergi dari suatu sistem.
Bentuk energi dibagi menjadi dua kelompok:
1. Energi Makroskopik: Berhubungan dengan gerak dan pengaruh luar seperti gravitasi,
magnetik, elektrik dan tegangan permukaan.
Energi Makroskopik terdiri dari:
Energi Kinetik ( KE ): Energi yang disebabkan oleh gerakan relatif terhadap suatu referensi.
Adapun besarnya dalam berntuk energi per-satuan masa dengan: * m= satuan masa media
pembawa energi
* v= satuan kecepatan gerakan masa
Energi Potensial ( PE ): Energi yang disebabkan oleh elevasinya dalam medan gravitasi,
besarnya adalah:
PE= m.g.z
2. Energi Mikroskopik: Berhubungan dengan struktur molekul dan derajat aktivitas molekul.
Jumlah total energi mikroskopik disebut energi dalam (internal energy) , dengan simbol U.
Energi Mikroskopik terdiri dari:
Energi Sensibel : Berhubungan dengan energi kinetik dan gerakan (translasi, rotasi,
vibrasi) molekul sistem.
Energi Latent : Berhubungan dengan fasa dari sistem, mencair,
menguap dll.
Energi Kimia : Berhubungan dengan ikatan atm-atom dalam sistem.
Dengan demikian energi total suatu sistem hanya dipengaruhi oleh energi kinetik,energi
potensial dan energi dalam.
2.3 SISTEM, PROSES DAN SIKLUS TERMODINAMIKA
Suatu sistem thermodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk dijadikan
obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem
dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), dalam aplikasinya batas sistem merupakan
bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau
bergerak.Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari sistem
atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat-keluar masuk sistem
tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon
udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan
energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon. Dalam sistem terbuka, energi dan masa
dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati batas sistem. Sebagian besar mesin-
mesin konversi energi adalah sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam
silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas
buang keluar sistem. melalui knalpot.
Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem thermodinamika
terbuka, karena secara simultan ada energi dan masa keluar-masuk sistem tersebut. Karakteristik
yang menentukan sifat dari sistem disebut property dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T,
volume V, masa m, viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang
disefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-
lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing
jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya.
Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai
nilai property yang tetap. Apabila property nya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut
mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut
sistem dalam keadaan seimbnag (equilibrium). Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan
seimbang satu menjadi keadaan seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara
keadaan awal dan akhir disebut lintasan proses. Suatu sistem disebut menjalani suatu siklus,
apabila sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem kembali
ke keadaan awalnya.

2.4 HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA


Energi Dalam
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam
gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun
gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak
tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan gerak
yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel yang
bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau
sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh
partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan perubahan
energi dalam gas.
Dimana U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta
umum gas (R = 8,31 J mol1 K1, dan T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka
ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari
suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke
dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi
dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan
bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda
berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

2.4.1 TERMODINAMIKA I
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan
terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume
dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi. Sistem
yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan
suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan
menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal
sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika.
Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai :
Q = W + U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah perubahan energi dalam. Secara
sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q, benda
(krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W dan
benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti
mengalami perubahan energi dalam U.

Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di
dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini
dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan
energi dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan
usaha yang dilakukan sistem
(Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem
dan kalor dapat dinyatakan sebagaiDimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan
proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (V = 0), gas tidak melakukan usaha
(W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.
QV = U

Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan
melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W
= pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya
telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume
konstan
QV =U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W = Qp QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).
Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh
sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi
dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1
dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan
V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan
dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 ( > 1). Proses adiabatik dapat
digambarkan dalam grafik p V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p V pada proses
isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal dari
kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan
energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas
yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap
lingkungannya.
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui eksperimen-
eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat dikonversikan.
Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi
keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang
dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."

2.4.2 TERMODINAMIKA II
Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap taat
azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum kedua termodinamika
seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, Untuk suatu mesin siklis maka tidak
mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari
sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi".
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses terbalikkan:
pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal
dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari setiap
lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah
nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan
tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut
keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan
keadaan akhir sistem tersebut.
Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses alami
yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu keadaan
kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan
lingkungannya semakin besar".
Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua
termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen dengan menyatakan,
kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin besar.
Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang kotak
adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul gas tersebut menempati setengah ruang
kotak. Jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T1 dan T2 berinteraksi, sehingga
mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut menjadi
lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan
temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam
benda A bersesuaian dengan temperatur T1 dan benda B bersesuaian dengan temperatur T2".
Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter kekacauan adalah, pers. (1):
S = k log w
dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah parameter kekacauan,
yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut relatif terhadap semua keadaan yang mungkin
ditempati.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal, dimana banyaknya
molekul dan temperatur tak berubah sedangkan volumenya semakin besar, maka kemungkinan
sebuah molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah sebanding dengan V;
yakni semakin besar V maka semakin besar pula peluang untuk menemukan molekul tersebut di
dalam V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam V adalah, pers. (2):
W1 = c V
dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara serempak di dalam
volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni, kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri
dari N molekul berada di dalam volume V adalah, pers.(3):
w = w1N = (cV)N.
Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka perbedaan entropi gas ideal dalam proses ekspansi
isotermal dimana temperatur dan banyaknya molekul tak berubah, adalah bernilai positip. Ini
berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal tersebut bertambah besar.
Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (1), menghubungkan gambaran
termodinamika dan gambaran mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum
kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana proses alami akan terjadi menuju
entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan yang
lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana entropi maksimum
secara termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan tetapi fluktuasi,
misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan.
Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar di dalam tiap-tiap
proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang
paling tidak mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu
hari musim panas yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu
ruangan.

2.4.3 TERMODINAMIKA III


Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa paramagnetikhingga
sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih rendah lagi dapat dicapai dengan
menerapkan efek magnetokalorik berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik semula
secara isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk menyiapkan
sejumlah besar bahan pada temperatur T, yang dapat dipakai sebagai tandon kalor untuk
menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah bahan yang lebih sedikit dari
bahan semula. Penurunan medan magnetik secara adiabat yang kedua dapat menghasilkan
temperatur yang lebih rendah lagi, T, dan seterusnya. Maka akan timbul pertanyaan apakah efek
magnetokalorik dapat dipakai untuk mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak.
Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah bahwa semakin
rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal yang sama berlaku juga untuk
efek magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan secara adiabat yang tak
trhingga banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol mutlak. Perampatan dari
pengalaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang banyaknya
terhingga.Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum
ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika adalahhasil percobaan
yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana ST berlaku ketika T mendekati nol. ST ialah
perubahan entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan.
Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ST berkurang jika sistem itu zat cair
atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima:
Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu sistem-
terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol. Pernyataan tersebut merupakan
hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan
entropi yang menyertai tiap proses reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati
nol. Perubahan yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau
secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel.
Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika dinyatakan sebagai :
Pada Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis 0, bukan hanya beda
entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zatsuhu T padat atau cair dalam keseimbangan dakhir pada
suhu nol. Dapat ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati St menurun.D0 K,
perubahan entropi transisi. Persamaan diatas dikenal sebagai hukum ketiga termodinamika.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa
entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
StD Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi yang berkaitan
dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0 K bernilai nol.
Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan ionik atau molekular
maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya
entropi, sama sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan derajat
ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu tidak akan ada perubahan
entropi.

KESIMPULAN RUMUS-RUMUS TERMODINAMIKA


1. Hukum Termodinamika I
U = Q W
Keterangan :
U = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)

2. Proses-proses Termodinamika
Isobaris tekanan tetap
Isotermis suhu tetap U = 0
Isokhoris volume tetap (atau isovolumis atau isometric) W = 0
Adiabatis tidak terjadi pertukaran kalor Q = 0
Siklus daur U = 0

3. Persamaan Keadaan Gas


Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap V/T = Konstan V1/T1 = V2/T2

Hukum Charles
Volume tetap P/T = Konstan P1/T1 = P2/T2
Hukum Boyle
Suhu tetap PV = Konstan P1V1 = P2V2

P, V, T Berubah (non adiabatis)


(P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2)

Adiabatis
P1V1 = P2V2
T1V1 1= T2V2 1
= perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap = Cp/Cv

4. Usaha
W = P(V) Isobaris
W = 0 Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) Isotermis
W = 3/2 nRT Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 103m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693

5. Mesin Carnot
= ( 1 Tr / Tt ) x 100 %
= ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 Q2
Keterangan :
= efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)

CONTOH SOAL TERMODINAMIKA


1. Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga
volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar gas
tersebut!(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris Tekanan Tetap
2222W = P (V)
W = P(V2 V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 2,0) = 5,05 x 105 joule
2. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai 87oC. Jika
tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan usaha luar sebesar?
Pembahasan
V1 = 1,5 m3
T1 = 27oC = 300 K
T2 = 87oC = 360 K
P = 2 x 105 N/m2
W = PV
Mencari V2 :
V2/T2 = V1/T1
V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PV = 2 x 105(1,8 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 = 60 Kj
3. 2000/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan volume dari 2,5
liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan usaha yang
dilakukan gas helium!
Pembahasan
n = 2000/693 mol
V2 = 5 L
V1 = 2,5 L
T = 27oC = 300 K
Usaha yang dilakukan gas :
W = nRT ln (V2 / V1)
W = (2000/693 mol) ( 8,314 J/mol K)(300 K) ln ( 5 L / 2,5 L )
W = (2000/693) (8,314) (300) (0,693) = 4988,4 joule
4. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik. Jika
mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang dihasilkan
adalah...
5. Pembahasan
= ( 1 Tr / Tt ) x 100 %
Hilangkan saja 100% untuk memudahkan perhitungan :
= ( 1 400/600) = 1/3
= ( W / Q1 )
1/3 = W/600, W = 200 J
6. Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan mempunyai efisiensi
40%. Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K, efisiensinya.....%
Pembahasan
Data pertama:
= 40% = 4 / 10
Tt = 400 K
Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr) hilangkan 100 % untuk mempermudah perhitungan:
= 1 (Tr/Tt)
4 / 10 = 1 (Tr/400)
(Tr/400) = 6 / 10
Tr = 240 K
Data kedua :
Tt = 640 K
Tr = 240 K (dari hasil perhitungan pertama)
= ( 1 Tr/Tt) x 100%
= ( 1 240/640) x 100%
= ( 5 / 8 ) x 100% = 62,5%
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. BENTUK-BENTUK ENERGI
Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi thermal,mekanis, kinetis, potensial,
elektrik, magnetik, kimia dan nuklir.
2. SISTEM, PROSES DAN SIKLUS TERMODINAMIKA
Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Dalam
sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari sistem atau
masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat-keluar masuk sistem tertutup
adalah energi dalam bentuk panas atau kerja.
3. HUKUM TERMODINAMIKA I,II,III
a. Hukum Pertama Termodinamika: Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem.
b. Hukum kedua Termodinamika: Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya.
c. Hukum ketiga Termodinamika: Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur
nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.

B. SARAN
Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
http://www.cuacajateng.com/hukumpertamathermodinamika.html
http://www.forumsains.com/fisika-smu/bunyi-hukum-ke-2-thermodynamics/
http://adeputriprasetya.blogspot.com/2009/11/hukum-3-termodinamika.html
www.infofisioterapi.com/info/makalah-termodinamika.html
www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/.../0285%20Fis-1-5b.html
http://odimirakoyukieto.blogspot.com/2011/06/makalah-kimia-fisik-termodinamika.html
http://termodinamika1.wordpress.com/2007/12/08/materi-perkuliahan/
http://khairunnisa2.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-termodinamika.html
MAKALAH FISIKA DASAR
TERMODINAMIKA

DISUSUN OLEH :
1. Putri Widia Anggraini (G1B017016)
2. Elisa Rindu Pratiwi (G1B017052)
3. Aminah Zaldani (G1B017006)
4. Peti Purnama Sari (G1B017018)

DOSEN :
Besperi, S.T., M.T.

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai