Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik dari sebelumnya. Tak
lupa penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang diharapkan.
Pada dasarnya makalah ini saya sajikan untuk membahas tentang TERMODINAMIKA. Untuk
lebih jelas simak pembahasan dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan
pengetahuan yang mendalam tentang termodinamika kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk memperbaiki makalah
penulis selanjutnya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ..
BAB I PENDAHULUAN ........
1.1 Latar Belakang .....
1.2 Rumusan Masalah ....
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat .
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Termodinamika ..
2.2 Bentuk-Bentuk Energi ...
2.3 Sistem, Proses & Siklus Termo ..
2.4 Hukum Termodinamika ..
2.4.1 Termodinamika I ...
2.4.2 Termodinamika II ...........
2.4.3 Termodinamika III ...........
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA .......
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan Makalah ini yaitu:
Dapat memahami bentuk-bentuk energi thermodinamika
Dapat mengetahui hukum-hukum dari Thermodinamika
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat memberikan beberapa manfaat, diantarnya dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4.1 TERMODINAMIKA I
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan
terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume
dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi. Sistem
yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan
suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan
menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal
sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika.
Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai :
Q = W + U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah perubahan energi dalam. Secara
sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q, benda
(krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W dan
benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti
mengalami perubahan energi dalam U.
Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di
dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini
dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan
energi dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan
usaha yang dilakukan sistem
(Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem
dan kalor dapat dinyatakan sebagaiDimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.
Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan
proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (V = 0), gas tidak melakukan usaha
(W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.
QV = U
Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan
melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W
= pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya
telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume
konstan
QV =U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W = Qp QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).
Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh
sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi
dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1
dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan
V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan
dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 ( > 1). Proses adiabatik dapat
digambarkan dalam grafik p V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p V pada proses
isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal dari
kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan
energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas
yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap
lingkungannya.
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui eksperimen-
eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat dikonversikan.
Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi
keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang
dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
2.4.2 TERMODINAMIKA II
Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap taat
azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum kedua termodinamika
seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, Untuk suatu mesin siklis maka tidak
mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari
sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi".
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses terbalikkan:
pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal
dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari setiap
lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah
nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan
tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut
keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan
keadaan akhir sistem tersebut.
Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses alami
yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu keadaan
kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan
lingkungannya semakin besar".
Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua
termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen dengan menyatakan,
kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin besar.
Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang kotak
adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul gas tersebut menempati setengah ruang
kotak. Jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T1 dan T2 berinteraksi, sehingga
mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut menjadi
lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan
temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam
benda A bersesuaian dengan temperatur T1 dan benda B bersesuaian dengan temperatur T2".
Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter kekacauan adalah, pers. (1):
S = k log w
dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah parameter kekacauan,
yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut relatif terhadap semua keadaan yang mungkin
ditempati.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal, dimana banyaknya
molekul dan temperatur tak berubah sedangkan volumenya semakin besar, maka kemungkinan
sebuah molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah sebanding dengan V;
yakni semakin besar V maka semakin besar pula peluang untuk menemukan molekul tersebut di
dalam V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam V adalah, pers. (2):
W1 = c V
dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara serempak di dalam
volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni, kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri
dari N molekul berada di dalam volume V adalah, pers.(3):
w = w1N = (cV)N.
Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka perbedaan entropi gas ideal dalam proses ekspansi
isotermal dimana temperatur dan banyaknya molekul tak berubah, adalah bernilai positip. Ini
berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal tersebut bertambah besar.
Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (1), menghubungkan gambaran
termodinamika dan gambaran mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum
kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana proses alami akan terjadi menuju
entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan yang
lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana entropi maksimum
secara termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan tetapi fluktuasi,
misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan.
Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar di dalam tiap-tiap
proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang
paling tidak mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu
hari musim panas yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu
ruangan.
2. Proses-proses Termodinamika
Isobaris tekanan tetap
Isotermis suhu tetap U = 0
Isokhoris volume tetap (atau isovolumis atau isometric) W = 0
Adiabatis tidak terjadi pertukaran kalor Q = 0
Siklus daur U = 0
Hukum Charles
Volume tetap P/T = Konstan P1/T1 = P2/T2
Hukum Boyle
Suhu tetap PV = Konstan P1V1 = P2V2
Adiabatis
P1V1 = P2V2
T1V1 1= T2V2 1
= perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap = Cp/Cv
4. Usaha
W = P(V) Isobaris
W = 0 Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) Isotermis
W = 3/2 nRT Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 103m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693
5. Mesin Carnot
= ( 1 Tr / Tt ) x 100 %
= ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 Q2
Keterangan :
= efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)
A. KESIMPULAN
1. BENTUK-BENTUK ENERGI
Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi thermal,mekanis, kinetis, potensial,
elektrik, magnetik, kimia dan nuklir.
2. SISTEM, PROSES DAN SIKLUS TERMODINAMIKA
Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Dalam
sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari sistem atau
masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat-keluar masuk sistem tertutup
adalah energi dalam bentuk panas atau kerja.
3. HUKUM TERMODINAMIKA I,II,III
a. Hukum Pertama Termodinamika: Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem.
b. Hukum kedua Termodinamika: Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya.
c. Hukum ketiga Termodinamika: Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur
nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
B. SARAN
Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
http://www.cuacajateng.com/hukumpertamathermodinamika.html
http://www.forumsains.com/fisika-smu/bunyi-hukum-ke-2-thermodynamics/
http://adeputriprasetya.blogspot.com/2009/11/hukum-3-termodinamika.html
www.infofisioterapi.com/info/makalah-termodinamika.html
www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/.../0285%20Fis-1-5b.html
http://odimirakoyukieto.blogspot.com/2011/06/makalah-kimia-fisik-termodinamika.html
http://termodinamika1.wordpress.com/2007/12/08/materi-perkuliahan/
http://khairunnisa2.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-termodinamika.html
MAKALAH FISIKA DASAR
TERMODINAMIKA
DISUSUN OLEH :
1. Putri Widia Anggraini (G1B017016)
2. Elisa Rindu Pratiwi (G1B017052)
3. Aminah Zaldani (G1B017006)
4. Peti Purnama Sari (G1B017018)
DOSEN :
Besperi, S.T., M.T.