BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang memadai
mengenai kandungan (Cowan, 2004).
Jenis bakteri apakah yang terkarakterisasi dalam uji biokimia yang dilakukan
dalam praktikum ini ?
Manfaat yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah mahasiswa biologi
mampu melakukan teknik pewarnaan gram kemudian dilanjutkan dengan
identifikasi dan karakterisasi bakteri melalui uji biokimia. Selain itu uji biokimia
ini dapat digunakan untuk mencari bakteri yang mampu menguraikan misalnya
limbah urea, nitrat, asam-asam kuat dan basa kuat hal tersebut dapat dimanfaatkan
dalam bidang industri sebagai pengolahan limbah yang dihasilkan oleh pabrik.
3
BAB 2
Alat dan Bahan Pewarnaan Gram Alat dan Bahan Uji Biokimia Bakteri
Isolat bakteri Koloni Bakteri
Gelas obyek Media Pertumbuhan (TSIA,
Bunsen SIM, MRVP, Simon Sitrat)
Ose Osse
Sendeok Bengkok Needle
Mikroskop Tabung Reaksi
Aquades Bunsen
Iodine Inkubator
Pewarna Gram (kristal violet)
Alkohol
Safranin
Minyak emersi
A. Pewarnaan Gram
3
4
B. Uji Biokimia
- Sterilkan needle dengan bunsen
- Mengambil koloni bakteri menggunakan needle yang sudah steril.
- Menginokulasi secara tusuk tegak (stab) biakan bakteri pada medium
pertumbuhan sesuai pilihan.
- Menginkubasikan pada suhu 37 C selama 24-48 jam.
- Setelah inkubasi menambahkan tetes reagen yang sesuai dengan medium
pertumbuhan ke dalam tabung reaksi.
- Mengamati hasil yang didapat serta apa saja yang menjadi ciri khas dari
hasil medium tersebut.
6
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pewarnaan Gram
6
7
mikroskop akan tampak warna ungu. Gram positif mempunyai susunan dinding sel
yang kompak dengan lapisan peptidoglikan yang tebal. Hal itu menyebabkan
permeabilitas dinding sel kurang, sehingga zat warna kristal violet tidak dapat
keluar saat dicuci oleh alkohol. Selain itu, bakteri gram positif yang tidak memiliki
kadar lipid yang tinggi pada dinding selnya akan mengalami denaturasi protein pada
dinding selnya akibat pencucian dengan alkohol. Protein dinding sel menjadi keras
dan beku, pori-pori mengecil sehingga zat warna kristal violet yang berwarna ungu
dipertahankan dan bakteri akan tetap berwarna ungu.
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik bila digunakan biakan segar
yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan terjadi
penyimpangan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel yang mengalami
kerusakan pada dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat
warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol). Hal inilah
yang menyebabkan bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak dapat
mempertahankan zat warna kristal violet sehingga akan terlihat sebagai bakteri
gram negatif (Lay, 1994).
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pewarnaan gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang dapat
digunakan untuk membedakan dua tipe dinding sel bakteri. Setelah dilakukan
prosedur pewarnaan gram, hasil menunjukan bahwa warna ungu pada media
menandakan bakteri yang diuji bersifat gram positif. Karena memiliki lapisan
dinding sel dengan peptidoglikan yang tebal, bakteri gram positif tidak mengalami
peluruhan dan perubahan warna saat dicuci dengan alkohol. Zat warna kristal violet
tetap melekat pada dinding sel bakteri gram positif.
Karakterisasi dan klasifikasi bakteri dapat dilakukan dengan cara reaksi
enzimatik atau uji biokimia. Pada praktikum kali ini dilakukan tiga uji biokimia,
yaitu uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar), uji SCA (Simon Citrate Agar), dan uji
gula-gula. Pada uji TSIA bagian slant dan butt pada tabung berwarna kuning dengan
media yang terlihat pecah dan terangkat. Hal itu menunjukan bahwa bakteri tersebut
dapat memfermentasi glukosa, sukrosa, dan laktosa serta dapat menghasilkan gas
CO2. Pada uji SCA terlihat bahwa tabung reaksi tidak mengalami perubahan warna
media. Hal itu menunjukan bahwa bakteri yang diuji tidak membutuhkan sitrat
sebagai sumber karbonnya. Pada uji yang terakhir, yaitu uji gula-gula terlihat bahwa
terjadi perubahan warna media menjadi kuning serta terlihat gas pada media. Hal
ini menunjukan bahwa bakteri tersebut positif memfermentasi gula, membentuk
asam, terbentuk gas pada proses fermentasinya.
4.2 Saran
Sebaiknya untuk para praktikan lebih berhati-hati dalam penggoresan jarum
ose ke medium. Karena jika medium rusak, pada saat melakukan pengamatan akan
sulit untuk melihat pertumbuhan koloni bakteri tersebut. Selain itu, perlu dilakukan
praktikum lebih lanjut agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang
didapatkan dengan lebih baik sehingga tidak lagi terjadi kegagalan dalam
percobaan yang dilakukan.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. R. 2001. Microbiology of Fermented Food. Elsivier Applied Science
Publisher. New York.
Cowan, S.T. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge
University Press. London.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Erlangga: Jakarta.
Lehman, Donald. 2005. Triple Sugar Iron Agar Protocols. American Society For
Microbiology: 1-6.
Lowy, Frank. 2009. Bacterial Classification, Structure and Function. Columbia
University Press. New York.
Ratna, Siri. 2012. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. PT Gramedia: Jakarta.
Silhavy, T. J., Kahne, D., Walker, S. 2010. The Bacterial Cell Envelope. Cold
Spring Harbor Perspectives in Biology Vol 2: 1-13.
Yazdankhah, S. P., Sorum, H. Larsen, H. J. S., Gogstad, G. 2001. Rapid Method
for Detection of Gram-Positive and Gram-Negative Bacteria in Milk from
Cows with Moderate or Severe Clinical Mastitis. Journal of Clinical
Microbiology Vol. 39 (9): 3228-3229.