Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS EKONOMI PEMBANGUNAN KEHUTANAN

ACARA I

PENYUSUNAN CASH FLOW DENGAN ANALISIS FINANSIAL

Disusun Oleh :

Nama : Eko Widodo Saputro

NIM : 14/366446/KT/07771

Co-ass : Asti Aryudhea, Muthia Dary Sabrina, Farah Sentika

Shift : Selasa, 15.30 WIB

LABORATORIUM EKONOMI DAN SOSIAL KEHUTANAN

BAGIAN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015
ACARA I

PENYUSUNAN CASH FLOW DENGAN ANALISIS FINANSIAL

A. TUJUAN

1. Untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan data input (biaya) dan data output
(pendapatan) untuk penyusunan cashflow.
2. Untuk mengetahui kelayakan finansial suatu perusahaan berdasarkan perhitungan
NPV, BCR, dan IRR.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang petani
sebagai pemilik. Menurut Warsito (1995) aspek finansial adalah aspek yang berkenaan
dengan kepentingan pengusahaan dimana kegiatan pengusahaan dianggap layak apabila
investasi yang ditanamkan bisa memberikan keuntungan positif kepada pemilik modal.
Analisis finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash-flow yaitu perbandingan
antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan jumlah biaya-biaya
(total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau
keuntungan suatu proyek.
Kegiatan pembangunan hutan tanaman mempunyai jangka waktu pengusahaan
yang panjang. Oleh karenanya Fillius (1992) menganggap faktor waktu menjadi perhatian
dalam penilaian terhadap biaya dan pendapatan yang tidak begitu saja dapat
diperbandingkan. Oleh karena itu digunakan tingkat suku bunga diskonto sebagai
pembandingnya. Menurut Soemitro (1997) dasar utama adalah bahwa individu atau
masyarakat yang menghargai nilai sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang
akan datang dan masalah ketidakpastian terhadap peristiwa yang akan datang
menyebabkan nilai sekarang lebih dihargai. Apabila biaya dan pendapatan dari tahun ke
tahun selama investasi telah disesuaikan dengan nilai saat ini maka dapat diambil
keputusan apakah suatu investasi ditolak atau diterima.
Analisis ekonomi adalah analisis usahatani yang melihat dari sudut perekonomian
secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi yang diperhatikan ialah hasil total, atau
produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek
untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa melihat siapa yang
menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil
proyek tersebut (Soetriono, 2006).
Secara sederhana Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang
keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah
aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar
perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab
itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow).
c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan
peralatan proyek.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Data sekunder
3. Ms. Excel

D. CARA KERJA

Tabel physical flow


Discounted/comp
dengan tabel
Tabel harga/tabel ounded factor
harga/tabel
economic value per per tahun
economic value
satuan disusun untuk dihitung selama
persatuan dikalikan,
masing-masing pos periode analisis
untuk mendapatkan
biaya. pada interest rate
arus biaya dan
tertentu.
pendapatan.

Discounted/compo
Nilai NPV, BCR, dan
unded cost dan
IRR dihitung
benefit dihitung.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyusun tabel harga/tabel ekonomi value per
satuan untuk masng-masing pos biaya. Kemudian tabel physical flow dengan tabel
harga/tabel economic value persatuan dikalikan, untuk mendapatkan arus biaya dan
pendapatan. Lalu discounted/compounded factor per tahun dihitung selama periode analisis
pada interest rate tertentu. Discounted/compounded cost dan benefit dihitung. Serta
menghitung nila NPV, BCR, dan IRR

E. HASIL
(Terlampir)

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, yaitu mengenai penyusunan cash flow dengan analisis
finansial. Analisis finansial merupakan suatu analisis kelayakan yang melihat dari sudut
pandang petani sebagai pemilik.
Penyusunan analisis finansial dilakukan dengan menggunakan bentuk cash flow.
Cash flow (aliran kas) merupakan aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam
perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Cash
flow terdiri dari investasi langsung, investasi tetap dan biaya rutin. Investasi langsung
terdiri dari biaya penyiapan lahan,biaya tanaman, biaya perawatan tanaman. Investasi tetap
terdiri dari biaya pengadaan bangunan sipil, biaya pembuatan jalan,biaya perencanaan,
biaya pengadaan peralatan kantor, biaya pengadaan alat berat dan sarana mobilitas. Biaya
rutin terdiri dari gaji Pegawai, Pendidikan dan Pelatihan, Kewajiban terhadap lingkungan
dan sosial, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana, Umum dan Administrasi.
Pada penyusunan cash flow, data yang digunakan adalah data sekunder dari sebuah
perusahaan HTI. Tujuan utama pembuatan arus kas adalah menyediakan informasi yang
relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode.
Sebagai seorang manajer maka harus diketahui apakah suatu proyek layak berjalan atau
tidak dengan dilakukan analisis finansial. Jika tidak dilakukan analisis maka suatu proyek
menjadi tidak jelas outputnya dan arahnya. Dalam analisis finansial ini dapat diketahui
nilai NPV,BCR, dan IRR yang menjadi landasan berjalan atau tidaknya suatu proyek.
Praktikum ini menggunakan data sekunder dari sebuah perusahan dengan luas areal
12.500 ha. Luas efektif untuk kegiatan penanaman seluas 10.000 Ha sedangkan sisanya
seluas 2.500 ha dipergunakan untuk kawasan konservasi, dan lindung, prasarana jalan,
bangunan dan penggunaan lain. Jenis tanaman yang dipilih adalah jenis tanaman
eukaliptus dengan daur yang direncanakan yaitu 8 tahun. Data-data sekunder yang terdapat
pada perusahaan tersebut nantinya akan diolah dan dihitung untuk penyusunan cash flow.
Data-data sekunder untuk penyusunan cash flow tersebut antara lain adalah data
biaya dan pendapatan. Data biaya diperoleh dari:

INVESTASI LANGSUNG Biaya penyiapan lahan, Biaya tanaman, Biaya


perawatan tanaman.
INVESTASI TETAP Biaya Pengadaan Bangunan Sipil, Biaya Pembuatan Jalan,
Biaya Perencanaan, Biaya pengadaan peralatan kantor, Biaya Pengadaan Alat Berat dan
Sarana Mobilitas.
BIAYA OPERASIONAL Gaji Pegawai, Pendidikan dan Pelatihan, Kewajiban
terhadap lingkungan dan social, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana, Umum dan
administrasi.

Sedangkan pendapatan dari penyusunan cash flow didapat dari total pendapatan setelah
pungutan PSDH dari masing-masing sortimen. Berdasarkan perhitungan dalam penyusunan
cash flow maka diperoleh nilai total cost, total benefit, saldo tahunan, saldo kumulatif, DF,
DB (Discounted benefit), DC (Discounted Cost). Data-data tersebut akan digunakan dalam
perhitungan NPV, IRR dan BCR. Net Present Value atau biasa dikenal dengan NPV
merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan sosial opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain
merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada
saat ini. Benefit Cost Ratio (B/C ratio) adalah rasio anatara manfaat bersih yang bernilai
positif dengan manfaat bersih yang bernilai negative. Berdasarkan analisis finansial dalam
penyusunan cash flow yang dilakukan terhadap data-data sekunder tersebut, diperoleh total
cost sebesar Rp 18.008.499,03 , total pendapatan sebesar Rp 78.120.000 serta total benefit
sebesar Rp 60.111.500,97. Jumlah saldo tahunan dan jumlah saldo komulatif pada tahun ke-
8 sebesar Rp 59.973.559,75. Nilai total discount cost (DC) sebesar Rp 15.701.261,3 dan
nilai total discount benefit (DB) sebesar Rp 36.569.909,12. Serta diperoleh nilai NPV, BCR
dan IRR secara berturut turut sebesar Rp 21.137.046,42 ; 2,33 ; 25%.
Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah analisis ekonomi. Dalam Analisis
Ekonomi (Manfaat dan Biaya), terdapat 3 parameter utama, yaitu :

1. Ratio Manfaat Biaya (BCR = Benefit Cost Ratio)

BCR adalah perbandingan antara nilai ekivalen dari Benefit (Manfaat) dengan nilai
Ekivalen dari Cost (Biaya) pada suatu titik waktu yang sama, misalnya Present Worth
(Sekarang), Future Worth (yang akan datang) ataupun Annual Worth. apabila :

BCR 1 maka proyek layak untuk dilaksanakan


BCR < 1 maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan
2. Net Present Value (NPV)
NPV adalah jumlah dari keseluruhan manfaat (Benefit) dikurangi dengan keseluruhan
biaya (cost) pada suatu titik waktu yang sama, misalkan Present Worth, Future Worth,
ataupun Annual Worth. apabila :
NPV positif atau > 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan
NPV negatif atau < 0, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan
3. Tingkat Pengembalian Internal (IRR = Internal Rate of Return)
IRR adalah merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika BCR bernilai sama dengan 1
atau nilai suku bunga yang diperoleh jika NPV bernilai sama dengan 0 (nol). IRR dihitung
atas dasar pendapatan pertahun bersih dan total investasi yang diperlukan.
IRR > suku bunga yang ditetapkan (maka proyek layak untuk dilaksanakan)
IRR < suku bunga yang ditetapkan (maka proyek tidak layak untuk
dilaksanakan)
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kegiatan perusahaan HTI tersebut,
maka diperoleh NPV > 0 (bernilai positif) yang artinya proyek layak untuk dilaksanakan,
BCR 1 yang artinya proyek layak untuk dilaksanakan dan nilai IRR > suku bunga yang
ditetapkan (maka proyek layak untuk dilaksanakan). Melihat beberapa parameter yang
telah dilakukan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan usaha HTI pada
perusahaan ini secara finansial layak untuk dilakukan.

G. KESIMPULAN
1. Biaya yang digunakan dalam penyusunan cash flow antara lain:
INVESTASI LANGSUNG Biaya penyiapan lahan, Biaya tanaman, Biaya
perawatan tanaman.
INVESTASI TETAP Biaya Pengadaan Bangunan Sipil, Biaya Pembuatan
Jalan, Biaya Perencanaan, Biaya pengadaan peralatan kantor, Biaya
Pengadaan Alat Berat dan Sarana Mobilitas.
BIAYA OPERASIONAL Gaji Pegawai, Pendidikan dan Pelatihan,
Kewajiban terhadap lingkungan dan social, Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana, Umum dan administrasi.
Sedangkan pendapatan dalam penyusunan cash flow didapat dari total pendapatan
setelah pungutan PSDH dari masing-masing sortimen.
2. Dari perhitungan yang dilakukan, diperoleh nilai:
a. Nilai Netto Sekarang (NPV = Net Present Value) Rp 21.137.046,42
b. Ratio Manfaat Biaya (BCR = Benefit Cost Ratio) 2,33
c. Tingkat Pengembalian Internal (IRR = Internal Rate of Return) 25%

H. DAFTAR PUSTAKA
Fillius, A. M. 1992. Invesment Analysis in Forest Management; Principes and
Applications. Agricultural University Departement of Forestry.Wageningean.
Gray, C., L. Karlina dan Kadariah. 1985. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Pertama
PT Gramedia. Jakarta.
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/05/24/manajemen-keuangancash-flow/
Soemitro, A. 2005. Analisis Kebijakan Revitalisasi Hutan di Indonesia. Debut
Press.Yogyakarta.
Soetriono. 2006. Daya Saing Dalam Tinjauan Analisis. Bayu Media. Malang

Anda mungkin juga menyukai